a
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh kecukupan dana terhadap pengembangan desa siaga.
Kecukupan dana desa siaga adalah besar dana yang tersedia yang digambarkan oleh penilaian pihak yang terlibat untuk pengembangan desa siaga
meliputi: dana untuk pemilihan kader, pertemuan sosialisasi di desa, pembentukan musyawarah masyarakat desa MMD, pembentukan dana sehat, dan pembahasan
hasil survey mawas diri, dan dana operasional desa siaga. Menurut Azwar 1996 syarat utama dari biaya kesehatan adalah harus
tersedia dana dalam jumlah yang cukup dalam arti dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang
ingin memanfaatkannya, namun terdapat faktor lain yang tidak kalah pentingnya yaitu faktor penyebaran dan pemanfaatan. Syarat lain yang harus dipenuhi ialah
penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika dana yang tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan menyulitkan penyelenggaraan setiap
upaya kesehatan, sementara itu dari aspek pemanfaatan dapat djelaskan bahwa jika pemanfaatan dana tidak mendapatkan pengaturan yang seksama, niscaya akan banyak
menimbulkan masalah berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan.
Analisis bivariat terhadap korelasi r antara kecukupan dana desa siaga dengan pengembangan desa siaga dengan signifikan p 0,05. Ini menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
a bahwa tidak ada hubungan antara kecukupan dana desa siaga dengan pengembangan
desa siaga. Bila dihubungkan dengan yang dikemukakan oleh Azwar 1996 maka
kemungkinan penyebab adalah adanya anggapan masyarakat bahwa program desa siaga akan menyulitkan masyarakat, masyarakat tidak memahami cara pengalokasian
dana dengan baik atau penggunaanya tidak dapat diatur dengan seksama. Kemungkinan lain adalah persepsi masyarakat bahwa desa siaga adalah
program pelayanan kesehatan yang merupakan tugas dan wewenang sektor kesehatan. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdus 2007 tentang
partisipasi masyarakat terhadap kegiatan desa siaga dimana diperoleh hasil bahwa masyarakat masih menganggap bahwa desa siaga merupakan program yang bersifat
top-down dan masyarakat berpartisipasi pasif. Anggapan bahwa desa siaga merupakan program top-down dan sikap pasif masyarakat kemungkinan dapat
menyebabkan pemikiran bahwa berapapun dana yang diberikan oleh pemerintah maka jumlahnya akan selalu cukup.
Wawancara peneliti memperlihatkan bahwa besar dana desa siaga untuk masing-masing desa adalah sama dan seuruhnya berasal dari pemerintah. Perbedaan
terletak pada besarnya dana sehat yang dikumpulkan dari masyarakat. Namum, dana sehat ini sering dipersepsikan sebagai kutipan yang merupakan pengeluaran tambahan
rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara
a
5.2 Pengaruh mekanisme pengelolaan dana terhadap pengembangan desa