i. Sektor Jasa-Jasa
Kontribusi sektor jasa-jasa terhadap PDRB di Pulau Jawa paling besar pada tahun 2004 yaitu sebesar 10,18 persen. Sedangkan kontribusi yang terkecil
pada tahun 2006 dan 2007 yaitu sebesar 9,79 persen. Rata-rata pertumbuhan sektor jasa-jasa sekitar 5,77 persen.
Sektor jasa-jasa terdiri dari sub sektor jasa pemerintahan umum dan sub sektor jasa swasta. Sub sektor pemerintahan umum mencakup administrasi
pemerintahan dan pertahanan serta jasa pemerintah lainnya seperti jasa pendidikan, jasa kesehatan dan jasa kemasyarakatan lainnya. Sub sektor jasa
swasta meliputi jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi, serta jasa perorangan dan rumah tangga. Secara sub sektor, kontribusi terbesar terhadap
PDRB diberikan oleh sub sektor jasa swasta yaitu sebesar 51,42 persen, kemudian sub sektor jasa pemerintahan umum sebesar 48,58 persen. Berdasarkan sub sektor,
kontribusi terbesar diberikan oleh sub sektor administrasi pemerintahan dan pertahanan 38,60 persen dan sub sektor jasa perorangan dan rumah tangga
32,79 persen. Ditinjau dari sisi volume produksi riil, peningkatan terus berlangsung
selama dekade lima tahun terakhir ini. Produksi tertinggi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp102.883,01 miliar dan terendah pada tahun 2003 yaitu sebesar
Rp83.311,41 miliar. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor jasa-jasa hanya mampu menyerap 12,32 persen dari angkatan kerja yang bekerja BPS, 2007.
Artinya sektor jasa-jasa bukan merupakan sektor unggulan di Pulau Jawa karena
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
disamping kecilnya tenaga kerja yang terserap di sektor ini, kontribusinya juga relatif kecil dalam perekonomian di Pulau Jawa.
5.3. Analisis Perubahan PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta dan PDRB Pulau
Jawa Tahun 2003-2007
Pertumbuhan ekonomi di Provinsi D.I. Yogyakarta ditunjukkan dengan data laju pertumbuhan PDRB. Selama tahun 2003 – 2007, pertumbuhan ekonomi
Provinsi D.I. Yogyakarta cukup berfluktuasi, tertinggi terjadi pada tahun 2004 5,12 persen dan terendah terjadi pada tahun 2006 3,70 persen.
Berdasarkan Tabel 5.5, dapat diketahui bahwa pada tahun 2003 dan 2007, sektor ekonomi yang paling besar kontribusinya terhadap PDRB atas dasar harga
konstan tahun 2000 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp3.097,88 miliar dan meningkat menjadi Rp3.750,36 miliar pada tahun 2007
atau meningkat sebesar 21,06 persen. Hal ini dikaitkan dengan dukungan sektor perdagangan, hotel dan restoran pada sektor pariwisata yang merupakan salah satu
sektor andalan bagi Provinsi D.I. Yogyakarta. Indikator yang dapat menunjukkan aktivitas kepariwisataan antara lain dapat dilihat dari jumlah kunjungan
wisatawan serta rata-rata lama menginap para wisatawan selama berkunjung di Provinsi D.I. Yogyakarta.
Pada tahun 2007, di Provinsi D.I. Yogyakarta tersedia 38 hotel bintang dengan 3.458 kamar dan 5.640 tempat tidur, serta 1.039 hotel melati dengan
11.307 kamar dan 17.459 tempat tidur. Jumlah wisatawan yang menggunakan fasilitas hotel tercatat sebanyak 2.203.831 orang, wisatawan domestik menginap
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
rata-rata 1,44 hari sedangkan wisatawan asing menginap rata-rata 2,67 hari. Kedatangan wisatawan tentu tidak terlepas dari kebutuhan untuk berbelanja, yang
secara langsung akan berpengaruh pada meningkatnya pendapatan melalui sektor perdagangan. Selain itu wisata kuliner juga banyak diburu oleh para wisatawan
sehingga sektor inipun akan terus berkembang BPS, 2008. Tabel 5.5. Perubahan PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta menurut Lapangan Usaha
Berdasarkan Harga Konstan 2000, Tahun 2003 dan 2007 Miliar Rupiah
Lapangan Usaha PDRB 2003
PDRB 2007 ?KPDRB
Pertanian 2.948,40
3.333,38 384,98
13,06 Pertambangan dan Penggalian
119,43 138,36
18,92 15,85
Industri Pengolahan 2.325,24
2.528,02 202,78
8,72 Listrik, Gas dan Air Bersih
135,38 165,77
30,39 22,45
Konstruksi 1.178,02
1.732,94 554,92
47,11 Perdagangan, Hotel dan
Restoran 3.097,88
3.750,36 652,48
21,06 Pengangkutan dan Komunikasi
1.437,07 1.875,31
438,23 30,49
Keuangan, Persewaaan Jasa Perusahaan
1.408,89 1.695,16
286,27 20,32
Jasa-jasa 2.710,09
3.072,20 362,11
13,36 Total
15.360,41 18.291,51
2.931,10 19,08
Sumber: Badan Pusat Statistik diolah, 2008. Laju pertumbuhan ekonomi terbesar adalah sektor konstruksi, yaitu
sebesar 47,11 persen. Nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 sektor ini adalah Rp1.178,02 miliar pada tahun 2003 dan meningkat menjadi Rp1.732,94
miliar pada tahun 2007. Pembangunan gedung-gedung perkantoran dan bangunan-bangunan tempat tinggal pasca gempa bumi menjadi salah satu
pendukung berkembangnya sektor konstruksi di Provinsi D.I. Yogyakarta. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi terendah terjadi di sektor industri
pengolahan. Meskipun
sektor ini pertumbuhannya
relatif rendah tetapi
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
perkembangannya diharapkan mampu menjadi sektor andalan di Provinsi D.I. Yogyakarta. Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki banyak komoditas unggulan yang
hampir seluruhnya dihasilkan oleh pelaku usaha kecil menengah. Komoditas unggulan di sana telah mengakar, berbasis bahan baku lokal, berorientasi ekspor,
dan berdampak luas bagi pengembangan sektor lainnya. Beberapa contoh industri unggulan tersebut antara lain:
1 Batik mulai berkembang dan mengalami kemajuan pada abad ke-15. Coraknya dipengaruhi budaya Hindu, Budha, dan Islam. Pada zaman itu,
batik dibuat hanya di lingkungan keraton. Perkembangan akhir-akhir ini, batik bukan melulu sebagai kain, namun juga untuk pakaian jadi, seprei,
sarung bantal, dan sebagainya. 2 Kerajinan perak yang dihasilkan Kota Gede termasuk komoditas yang
unggulan lain yang telah mendunia. Jenis kerajinan ini lahir pada zaman berdirinya Kesultanan Yogyakarta. Dewasa ini coraknya mengalami
perkembangan, bukan
hanya klasik,
namun juga
modern. Cara
pengerjaannya yang
masih memakai
peralatan tradisional
justru membuatnya langgeng hingga kini.
3 Wilayah ini juga memiliki potensi dalam industri kayu. Industri ini memiliki nilai dan volume ekspor yang setiap bulan meningkat. Produk
yang dihasilkan antara lain, topeng, wayang klitik, wayang golek, mainan anak-anak, alat peraga pendidikan, dan patung primitif. Di bidang industri
kayu, jumlah unit usaha sebanyak 3.143 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 15.202 orang. Sementara nilai invenstasinya
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
mencapai Rp39,429 miliar dengan nilai produksi sebesar Rp62,749 miliar. Sentranya terletak di Putat Kabupaten Gunungkidul dan Pajangan
Kabupaten Bantul. Mebel juga mengalami pengembangan yang pesat dan seolah tak mau kalah dengan perkembangan industri kerajinan kayu.
Mebel yang dihasilkan beragam bentuk. Pemasarannya sampai ke mancanegara. Hampir di setiap pelosok industri ini bisa dijumpai.
4 Berbagai bahan dari serat alam seperti mendong, gebang, serat agel, dan gedebok pelepah pisang bagi warga D.I. Yogyakarta sangat menarik
untuk dibuat produk kerajinan. Kerajinan yang dihasilkan dari bahan baku ini antara lain, berbagai tas, taplak meja, perlengkapan meja makan, dan
sebagainya. Jenis kerajinan berbahan baku serat alam ini berwarna alami dan memiliki konsumen menengah ke atas. Para perajinnya sebagian besar
berada di Kulon Progo, Sleman, dan Kota Yogyakarta. 5 Komoditas ekspor unggulan dari provinsi ini adalah industri barang kulit.
Komoditas ini menempati posisi tertinggi urutan ekspor. Komoditas ekspor dari sektor ini yang tertinggi adalah kulit lembar dan sarung tangan.
Jumlah unit usaha yang bergerak di sektor ini 644 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 4.650 orang. Nilai investasinya
mencapai Rp25,555 miliar dengan nilai produksi Rp19,620 miliar. 6 Produk yang juga populer adalah kerajinan gerabah. Semula produk yang
dihasilkan berupa peralatan dapur tungku, kuali, gentong, namun setelah melalui pembinaan yang gencar maka mulai tercipta berbagai model.
Upaya penganekaragaman produk berkembang pesat. Proses finishing
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
yang dilakukan kini sangat bervariasi, mulai dari warna asli terakota tanah sampai dengan pewarnaan yang memakai cat dan pelapis. Kini
jumlah perajinnya tercatat 1.160 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja 5.726 orang yang menelan investasi Rp6,609 miliar. Nilai
produksinya mencapai Rp44,188 miliar. Produk ini kini tak hanya sebatas penggunaan untuk rumah tangga, namun telah berkembang menjadi
produk dekoratif moderen yang bercorak tradisional. Contohnya vas bunga, asbak, patung, pot tanaman, meja kursi kebuin, dan guci. Sentra
kerajinan ini yang terkenal terletak di Kasongan dan Pundong di Kabupaten Bantul Irawan,2008.
Berdasarkan Tabel 5.6, laju pertumbuhan ekonomi bernilai positif di semua sektor, artinya semua sektor mengalami peningkatan pendapatan.
PDRB Pulau Jawa diberikan sumbangan terbesar oleh sektor industri pengolahan dengan
nilai sebesar Rp274.388,88 miliar pada tahun 2003 dan meningkat menjadi Rp339.957,31 miliar pada tahun 2007. Selain memberikan sumbangan terbesar,
sektor industri pengolahan juga memiliki nilai perubahan terbesar juga yaitu sebesar Rp65.568,43 miliar.
Sektor ekonomi yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 43,91 persen. Hal ini disebabkan
karena tingginya mobilitas penduduk dari daerah satu ke daerah lainnya, adanya pekerja ulang alik dari Jawa Barat Bogor, Bekasi, Tangerang ke Jakarta,
banyaknya angkatan kerja yang mengadu nasib dengan mencari kerja di Jakarta,
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
dan lain-lain yang tentunya semua itu akan membutuhkan sarana transportasi yang lebih banyak.
Tabel 5.6. Perubahan PDRB di Pulau Jawa menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000, Tahun 2003 dan 2007 Miliar Rupiah
Lapangan Usaha PDRB 2003
PDRB 2007 ?[PDRB
Pertanian 109.773,05
124.367,31 14.594,25
13,29 Pertambangan dan Penggalian
15.273,47 15.629,35
355,89 2,33
Industri Pengolahan 274.388,88
339.957,31 65.568,43
23,90 Listrik, Gas dan Air Bersih
13.695,59 17.225,22
3.529,63 25,77
Konstruksi 50.145,85
64.337,49 14.191,64
28,30 Perdagangan, Hotel dan
Restoran 200.307,65
266.059,41 65.751,76
32,83 Pengangkutan dan Komunikasi
52.385,65 75.387,12
23.001,47 43,91
Keuangan, Persewaaan Jasa Perusahaan
109.236,69 131.568,07
22.331,38 20,44
Jasa-jasa 83.311,41
102.883,01 19.571,59
23,49 Total
908.518,25 1.137.414,29
228.896,04 25,19
Sumber: Badan Pusat Statistik diolah, 2008. Sedangkan laju pertumbuhan di bidang komunikasi jelas di dukung oleh
kemajuan teknologi di bidang komunikasi. Salah satu contoh kemajuan sarana telekomunikasi adalah tersedianya telepon genggam handphone dari harga
tinggi hingga harga yang rendah, ini akan menarik minat masyarakat untuk menggunakan telepon genggam. Contoh lain dari kemajuan teknologi komunikasi
adalah kemudahan akses internet yang dapat memberikan banyak manfaat bagi penggunanya terutama dalam menambah ilmu pengetahuan dan memperluas
wawasan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
5.4. Rasio PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta dengan PDRB Pulau Jawa