13
2.3 Ranah
Bourdieu dalam Harker 2009:10 menyatakan ranah merupakan ranah kekuatan yang secara parsial bersifat otonom dan juga merupakan suatu ranah yang di
dalamnya berlangsung perjuangan posisi-posisi. Perjuangan ini dipandang mentransformasi atau mempertahankan ranah kekuatan. Posisi-posisi ditentukan oleh
pembagian modal khusus para aktor yang beralokasi di dalam ranah tersebut. Ketika posisi-posisi dicapai, mereka dapat berinteraksi dengan habitus, untuk menghasilkan
postur-postur sikap-badan,’prises de position’ berbeda yang memiliki suatu efek tersendiri pada ekonomi ‘pengambilan posisi’ di dalam ranah tersebut.”
Petani ngalas melakukan usaha bertani dan melangsungkan kehidupan ngalas di alas brambang untuk memperjuangkan dan mendapatkan posisi dalam lingkungan
sosial di Desa Brambang Darussalam,. Perjuangan posisi ini ditentukan oleh modal yang dimiliki petani ngalas. Petani ngalas sebagai masyarakat yang memiliki
keterbatasan modal melakukan perjuangan modal di alas brambang untuk mencapai posisi dalam lingkungan sosial masyarakat di Desa Brambang Darussalam,
Kecamatan Tlogosari,
Kabupaten Bondowoso.
Adanya keterbatasan
dan berlangsungnya perjuangan modal dalam ranah alas brambang menuntut petani
ngalas melakukan usaha untuk lebih produktif dengan harapan dapat memperoleh posisi yang diperjuangkan. Dimana posisi yang diperjuangkan bukan posisi teratas
dalam kelas sosial di Desa Brambang Darussalam melainkan eksistensi sebagai anggota masyarakat di Desa Brambang Darussalam dan dapat mengikuti
perkembangan masyarakat di Desa Brambang Darussalam. Ranah alas brambang membentuk adanya modal tenaga karena ranah tersebut menuntu masyarakat untuk
melakukan aktivitas bertani sendiri tanpa kegotong-royongan. Sikap baru dalam penggunaan modal tenaga pada ranah alas brambang inilah yang disebut sebagai
praktik.
14
2.4 Praktik
Dalam Harker 2009:19-20 bagi Bourdieu, seluruh praktik memiliki sisi ekonomi jika praktik-praktik tersebut melibatkan benda-benda material ataupun
simbolik, yang ‘merepresentasikan dirinya sebagai sesuatu yang jarang dan layak untuk dicari’. Pandangan Bourdieu tersebut di dasarkan pada masyarakat arkais.
Dimana, dalam masyarakat arkais tidak ada perbedaan praktik-praktik. Artinya, struktur objektifnya sangat stabil dan struktur mentalnya diproduksi hampir secara
utuh, sehingga walaupun struktur-struktur tersebut berubah-ubah arbitrary, keberubahan tersebut tidak dikenali dan disalahtafsirkan sebagai hal yang benar
dengan sendirinya. Dalam masyarakat ini, dominasi bersifat langsung dan diperbarui secara konstan, sebab kekuasaan berasal dari relasi-relasi fisik yang bersifat langsung.
Petani ngalas di Desa Brambang Darussalam menjalani kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Petani ngalas mengalami disposisi atau ketidaksesuaian dalam
ranah Desa Brambang. Disposisi atau ketidaksesuaian dalam ranah Desa Brambang dipengaruhi oleh sejarah personal petani ngalas yang memposisikan petani ngalas
dalam lingkungan sosial Desa Brambang Draussalam. Posisi sosial sebagai buruh tani menyebabkan petani ngalas mengalami keterbatasan modal yang mengakibatkan
petani ngalas kesulitan memenuhi kebutuhan pangan harian. Sehingga petani ngalas memisahkan diri dari lingkungan masyarakat.
Disposisi atau ketidaksesuaian petani ngalas dalam ranah Desa Brambang Darussalam dipengaruhi oleh keterbatasan modal, menuntut petani ngalas untuk
melakukan usaha tani dan melangsungkan kehidupan ngalas. Hal tersebut mengharuskan petani ngalas beradaptasi dengan ranah baru yaitu alas brambang.
Kebiasaan yang sebelumnya selalu dilakukan selama melangsungkan kehidupan di Desa Brambang sebenarnya tertanam dalam pikiran yang mengakibatkan petani
ngalas melakukan kebiasaan yang selalu dilakukan sebelumnya dalam ranah Desa Brambang. Tetapi,alas brambang yang merupakan ranah baru memberikan
pengalaman baru dan membentuk sikap baru dengan penyesuaian dalam ranah baru
15
tersebut. Sikap baru atau tindakan dari hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh habitus, modal dan ranah ini membentuk tindakan yang disebut praktik.
Penelitian ini fokus pada kehidupan sosial petani ngalas. Dimana, habitus, modal dan ranah alas brambang membentuk praktik sosial yang menyebabkan
adanya keterbatasan kehidupan sosial petani ngalas.
2.5 Manusia Sebagai Makhluk Sosial