16
BAB II URAIAN TENTANG IDIOM DAN MAJAS
2.1 Jenis Makna
Jika didefinisikan, makna adalah suatu kata yang memiliki maksud atau mengandung arti yang paling dalam, menerangkan maksud atau arti dari kata itu
Djajasudarma, 1999:7. Sedangkan menurut Ferdinand de saussure dalam Chaer 1994:87 mengatakan makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki atau
terdapat pada sebuah tanda-tanda linguistik. Misalnya pada morfem, leksem dan sebagainya. Dengan mengutip pendapat para ahli seperti Bloomfield 193,
Palmer 19730, Verhaar 1981, dari kamus, a. l Kridalaksana 1984 atau Ullman 1962, maka Djajasudarma mengklasifikasikan jenis makna sebagai berikut.
1. Makna sempit
Adalah makna yang lebih sempit dari keseluruhan ujaran. Makna yang asalnya lebih luas dapat menyempit karena dibatasi. Misalnya:
§ Pakaian dengan pakaian wanita
§ Saudara dengan saudara kandung, saudara tiri atau sepupu
2. Makna luas
Adalah makna yang terkandung dalam sebuah kata lebih luas dari yang diperkirakan. Kata-kata yang berkonsep memiliki makna luas dapat muncul dari
makna yang sempit, bandingkanlah contoh berikut. §
Pakaian dalam dengan pakaian §
Kursi roda dengan kursi
Universitas Sumatera Utara
17 §
Mencicipi dengan makan
3. Makna kognitif
Adalah makna lugas, makna apa adanya. Makna kognitif disebut juga makna deskriptif atau denotatif adalah makna yang menunjukkan hubungan antara
konsep dengan dunia kenyataan. Misalnya: §
Hei Mana matamu ? §
Laki-laki itu mata keranjang tidak disukai perempuan
4. Makna konotatif dan emotif
Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap apa yang diucapkan ataupun yang didengar. Makna emotif cenderung mengacu
kepada hal-hal makna yang positif, sedangkan makna konotatif cenderung mengacu kepada hal-hal makna negatif. Makna konotatif dan emotif dapat
dibedakan berdasarkan masyarakat yang yang menciptakan atau individu yang menciptakannya dan menghasilkannya, dan dapat dibedakan berdasarkan media
yang digunakan lisan atau tulisan, serta menurut bidang yang menjadi isinya. Makna kokotatif berubah dari zaman ke zaman. Sedangkan makna emotif adalah
makna yang melibaatkan perasaan pembicara dan pendengar; penulis dan pembaca ke arah yang positif. Misalnya:
§ Rini adalah bunga di kampung itu makna emotif
§ Bicaranya berbunga-bunga sampai tidak tahu lagi maksudnya makna
konotatif
Universitas Sumatera Utara
18
5. Makna referensial
Adalah makna yang berhubungan langsung dengan kenyataan atau referen acuan, makna referensial disebut juga makna kognitif karena memiliki acuan.
Misalnya: §
Orang itu menampar orang §
Orang itu menampar dirinya Pada 1 orang1 dibedakan maknanya dari orang2 karena orang1 sebagai
pelaku agentif dan orang 2 sebagai pengalam yang mengalami makna yang diungkapkan verba, hal tersebut menunjukkan makna kategori yang berbeda,
tetapi makna referensial mengacu kepada konsep yang sama orang = manusia.
6. Makna leksikal
Makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa, dan lain-lain; makna leksikal ini dimiliki unsur-unsur bahasa secara
tersendiri, lepas dari konteks. Dengan kata lain semua makna baik bentuk dasar maupun bentuk turunan yang ada di dalam kamus disebut makna leksikal.
Misalnya: §
Meja, buku §
Polisi memasang belenggu pada kaki dan tangan pencuri yang baru tertangkap itu
7. Makna gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang berkaitan dengan intra bahan, atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat.
Universitas Sumatera Utara
19 Misalnya:
§ Polisi memasang belenggu pada kaki dan tangan pencuri yang baru
tertangkap itu §
Anak itu ingin telur mata sapi
8. Makna idesional
Adalah makna yang muncul sebagai akibat penggunaan kata yang berkonsep. Kata yang dapat dicari konsepnya atau ide yang terkandung di dalam
kata- kata, baik bentuk dasar ataupun turunan. Misalnya : Demokrasi, kita mengerti ide yang terkandung di dalam kata demokrasi,
yakni istilah politik, 1 bentuk atau sistem pemerintahan, segenap rakyat turut serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya; pemerintahan rakyat; 2
gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.
9. Makna preposisi
Adalah makna yang muncul bila kita membatasi pengetian tentang sesuatu. Kita sering menemukannya dalam bidang matematika atau eksakta.
Makna preposisi mengandung pula saran, hal, rencana, yang dapat dipahami melalui konteks. Misalnya:
§ Satu tahun sama dengan dua belas bulan
§ Makhluk hidup akan mati
Universitas Sumatera Utara
20
10. Makna pusat
Adalah makna yang dimiliki setiap kata yang menjadi inti ujaran. Setiap ujaran kalimat, kalusa, wacana memiliki makna yang menjadi pusat inti
pembicaraan. Misalnya:
§ Meja itu bundar
§ Harga-harga semakin memuncak
11. Makna piktorial
Adalah makna sebuah kata yang berhubungan dengan perasaan pendengar atau pembaca. Misalnya, pada situasi makan kita berbicara tentang suatu hal yang
menjijikkan dan menimbulkan perasaan jijik bagi si pendengar, sehingga ia menghentikan kegiatan aktivitas makan. Misalnya:
§ Kakus itu kotor sekali
§ Ia tinggal di gang yang becek itu
12. Makna kontruksi
Adalah makna yang terdapat di dalam kontruksi. Misalnya, makna milik yang diungkapkan dengan urutan kata di dalam bahasa Indonesia. Selain itu
makna milik dapat diungkapkan melalui enklitik sebagi akhiran yang menunjukkan kepunyaan. Misalnya:
§ Itu bukuku
§ Rumahnya jauh dari sini
Universitas Sumatera Utara
21
13. Makna idiomatik
Adalah makna leksikal yang terbentuk dari beberapa kata-kata yang disusun dengan kombinasi kata lain dapat pula menghasilkan kata yang berlainan.
Makna idiomatik didapatkan di dalam ungkapan dalam pribahasa. Misalnya: §
Ia bekerja membanting tulang bertahun-tahun §
Aku tidak akan bertekuk lutut di hadapan dia Sudarma dan Chaer 1994:285 mempunyai pengertian yang sama tentang
jenis makna. Chaer menambahkan jenis makna sebagai berikut. 1.
Makna konseptual 2.
Makna asosiatif 3.
Makna kontektual 4.
Makna istilah 5.
Makna nonreferensial 6.
Makna peribahasa 7.
Makna kata 8.
Makna idiom Dalam buku bahasa Jepang, Sutedi 2003:106 membagi jenis makna sebagai
berikut.
1. Jishoteki- imi atau makna leksikal
Makna leksikal dalam bahasa Jepang disebut dengan [ 辞書的, Jishoteki-
imi] atau [語彙的意味, Goiteki – imi]. Makna leksikal adalah makna kata yang sesungguhnya sesuai dengan referensinya sebagai hasil pengamatan indera dan
Universitas Sumatera Utara
22 terlepas dari unsur gramatikalnya, atau bisa juga dikatakan sebagai makna asli
suatu kata. Misalnya, kata [猫, Neko] dan [ 学校, Gakkou] memiliki makna
leksikal kucing dan sekolah.
2. Bunpouteki – imi atau makna gramatikal
Makna gramatikal dalam bahasa Jepang disebut [文法的意味 Bunpouteki – imi] yaitu makna yang muncul akibat proses gramatikalnya. Dalam
bahasa Jepang, [助詞, Joshi] partikel dan [ 助動詞, Jodoushi] kopula tidak memiliki makna leksikal, tetapi memiliki makna gramatikal, sebab baru jelas
maknanya bila digunakan dalam kalimat. Misalnya, 忙しい isogashii
adjektiva dan 食べる taberu verbal, bagian gokan dasar kata: isogashi dan tabe bermakna leksikal sibuk dan memakan sedangkan gobi akhir kata
nya いi dan るru sebagai makna gramatikal, karena akan sesuai dengan konteks gramatikalnya.
3. Meijiteki - imi atau makna denotatif
Makna denotatif dalam bahasa Jepang disebut [明示的意味 Meijiteki – imi] atau
[外延 Gaien], adalah makna yang berkaitan dengan dunia luar biasa seperti suatu objek atau gagasan dan bisa dijelaskan dengan analisis komponen makna.
Misalnya, pada kata 父 chichi dan 親父 oyaji kedua-duanya memiliki makna
Universitas Sumatera Utara
23 yang sama, yaitu ayah dan bisa dijelaskan dengan komponen makna sebagai
berikut.
= 親父 : 人間 +男性 + 一世代上
Chichi = Oyaji : ningen +dansei + ichi sedai ue insan +jantan +satu generasi di atas
Makna denotatif dari kedua kata di atas tersebut sama, karena merujuk kepada referen yang sama, tetapi nilai rasa berbeda. Kata chichi digunakan lebih
formal dan lebih halus, sedangkan kata terkesan lebih dekat dan akrab.
4. Anjiteki – imi Nahou atau Makna konotatif
Makna konotatif disebut [暗示的 Anjiteki - imi] atau [ 内包 Nahou] yaitu
makna yang ditimbulkan karena perasaan atau pikiran pembicara dan lawan bicaranya. Misalnya, kata [化粧室 Keshousitsu] dan [ 便所 Benjo] merujuk pada
hal yang sama yaitu kamar kecil. Tetapi kesan dan nilai rasanya berbeda, keishoushitsu terkesan bersih, sedangkan benjo terkesan kotor dan bau Machida
dkk dalam Sutedi, 2003:129.
5. Kihon - gi atau makna dasar
Makna dasar disebut juga dengan [基本儀 Kihon – gi] merupakan makna asli yang dimiliki oleh suatu kata. Makna asli yang dimaksud yaitu makna bahasa
yang digunakan pada masa sekarang. Hal ini perlu ditegaskan karena berbeda
Universitas Sumatera Utara
24 dengan makna asal, mengingat dalam bahasa Jepang modern banyak sekali makna
asal suatu kata yang sudah berubah dan tidak digunakan lagi. Contoh makna dasar:
§ Tabemasu
§ Kakimasu
6. Tan - gi atau makna perluasan
Makna perluasan [ 伝義 Ten – gi] merupakan makna yang muncul
sebagai hasil perluasan dari makna dasar, diantaranya akibat penggunaan secara kiasan majashiyu. Untuk perluasan makna, akan dibahas lebih lanjut pada
bagian berikutnya.
2.2 Perubahan Makna