apabila kondisi didalam pot kurang baik, sehingga ada pengikisan atau ikut larutnya dinding pot pada saat proses elektrolisa berlangsung.
Jika kadar besi dalam aluminium cair yang akan dicetak masih terlalu tinggi, maka aluminium yang dihasilkan akan lebih mudah terkorosi dan mudah berubah
menjadi warna kuning. Sebaliknya, jika kadar silikon didalam aluminium terlalu tinggi, maka akan menyebabkan aluminium batangan ingot yang dihasilkan akan
menjadi keras, rapuh dan susah ditempah. Itulah beberapa pengaruh ketika kadar besi dan silikon didalam aluminium berlebih atau tidak sesuai dengan standar yang ada.
2.8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Aluminium Batangan Ingot dan Cara Penanggulangannya
Faktor yang mempengaruhi kualitas ingot antara lain :
1. Kadar Fe dan Si
Kadar Fe dan Si dapat berpengaruh terhadap kualitas produk, karena merupakan faktor utama penentu mutu grade yang dihasilkan. Kemurnian dari
aluminium ingot yang dihasilkan dilihat dari kadar besi Fe dan silikon Si. Maka kadar zat pengotor yang terkandung dalam aluminium cair harus dijaga
sesuai dengan grade produk yang diinginkan. Apabila kadar Fe dan Si masih banyak terkandung didalam aluminium maka haruslah dikendalikan.
2. Flux Treatment
Universitas Sumatera Utara
Pemberian flux pada aluminium cair di furnace dapur harus sesuai dengan jumlah molten aluminium sehingga pemisahan oksida-oksida yang terkandung
dalam molten tersebut dapat terpisah secara sempurna, agar aluminium ingot yang dihasilkan lebih murni.
2.9. Standar Pengendalian Grade Produk
Pengendalian grade produk dilakukan agar ada kesesuaian antara kadar Fe dan Si terhadap produk, sehingga produk yang dihasilkan bisa mencapai target yang telah
ditetapkan di PT INALUM. Standar pengendalian grade produk berpatokan pada Quality Standard of Aluminium Ingot
QSAI. QSAI merupakan variabel-variabel yang ditetapkan agar produk yang dihasilkan tidak menyimpang dari jadwal operasi
pencetakan.
Tabel 2.3.
Standar Kualitas Aluminium Batangan Ingot
Grade Tingkat Komposisi Kimia
PT Inalum Class
Al Fe
Si S1-A
- 99,92 min
0,04 maks 0,04 maks
S1-B -
99,90 min 0,06 maks
0,04 maks S1
Special Class 1 99,90 min
0,07 maks 0,05 maks
S2 Special Class 2
99,85 min 0,12 maks
0,08 maks G1
Class 1 99,70 min
0,20 maks 0,15 maks
G2 Class 2
99,50 min 0,40 maks
0,25 maks G3
Class 3 99,00 min
0,80 maks 0,50 maks
Catatan : min = minimal, maks = maksimal
Universitas Sumatera Utara
Aluminium ingot yang dihasilkan PT INALUM sekarang ini adalah grade S1-B dan G1, yaitu dengan kemurnian aluminium, S1-B 99,90 dan G1 99,70.
Apabila masih tetap tidak sesuai dengan standarisasi di PT INALUM, maka dapat dilakukan dengan beberapa cara :
a. Pengadukan ulang
Pengadukan ulang aluminium cair molten, yang bertujuan agar molten dapat bercampur secara homogen. Setelah dilakukan pengadukan, lalu dilakukan
pengambilan sampel dan dibawa ke Smelter Quality Assurance SQA untuk dianalisa kembali. Apabila hasil dari Test Product Metal TPM menyatakan
kadar Fe dan Si didalam molten masih tinggi dari standar yang diinginkan, maka dilakukan pengurangan atau penambahan molten.
b. Pengurangan dan penambahan aluminium cair molten
Pengurangan molten yang berkadar Fe dan Si yang tinggi kemudian ditambahkan molten yang memiliki kadar Fe dan Si yang rendah. Sehingga
akan dicapai keseimbangan diantara keduanya. Apabila penambahan dan pengurangan molten tidak dapat menurunkan kadar Fe dan Si sesuai yang
diinginkan, maka dapat dilakukan cara brikutnya, yaitu pencetakan sebagian molten
.
c. Pencetakan sebagian molten
Dicetak sebagian molten yang berkadar Fe dan Si tinggi sebanyak 13 bagian dari banyaknya molten yang tersedia didapur. Jika 13 bagian yang telah
Universitas Sumatera Utara
dicetak, maka molten yang tersisa didalam dapur ditambahkan molten yang berkadar Fe dan Si yang rendah. Apabila masih tidak dapat memenuhi standar
yang ada, maka dilakukan perubahan grade. Misalnya dari grade S1-B menjadi grade G1.
Dalam pengambilan sampel produk dapat dilakukan dalam 3 tahap, yaitu : - Sampel yang pertama diambil pada awal pencetakan, yaitu setelah mencetak
30 ton. - Sampel yang kedua diambil pada pertengahan pencetakan, yaitu setelah
mencetak 15 ton. - Sampel ketiga diambil pada akhir pencetakan, yaitu 3 ton terakhir
PT.INALUM,2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1. Bahan