BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian
yang akan dilakukan Notoatmodjo, 2002.
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian Variabel Bebas
Kontaminasi Telur Cacing pupuk kotoran manusia
Variabel Terikat
Higiene Sayuran
Variabel Pengganggu
Perlakuan Pasar Tradisional Pasar Modern
Universitas Sumatera Utara
3.2 DEFINISI OPERASIONAL
1. Sayuran adalah makanan yang kaya dengan manfaat. Sayuran terbagi dua
yaitu sayuran mentah lalapan dan sayuran matang sudah dimasak. Sayuran mentah memiliki nilai gizi yang lebih baik dari sayuran matang.
Tetapi lebih beresiko tertular telur dan larva cacing penyakit. Sewaktu membeli, pedagangnya telah diwawancara untuk mengetahui ada tidaknya
perlakuan pengolahan sebelum sayuran itu dijual. 2.
Sayuran dikatakan terkontaminasi cacing apabila ditemukan
telur dan larva cacing gelang, cacing cambuk, dan cacing tambang pada sayuran. Sampel
sayuran yang telah diguna pada penelitian ini adalah sayur selada. Pemeriksaan laboratorium yang telah digunakan untuk memeriksa
kontaminasi telur cacing parasit adalah dengan teknik senrifugasi Hadidjaja, 1994. Cara pemeriksaan sampel adalah seperti berikut:
a Merendam dan menyikat sayur selada ke dalam cairan NaOH 0,2
sebanyak 1liter dalam beker glass 1000 ml selama 30menit. b
Sayur selada dikeluarkan lembar demi lembar dari dalam larutan. c
Menyaring air rendaman, kemudian dimasukkan ke dalam beker glass lain dan didiamkan selama kurang lebih 1jam.
d Air yang ada di permukaan beker glass dibuang, air bagian bawah beker
glass beserta endapannya diambil dengan volume 10-15ml menggunakan pipet, dimasukkan ke dalam tabung ependorf.
e Air endapan disentrifugasi dengan kecepatan 1500 putaran per menit
selama 5menit. f
Air pada bagian atas ependorf dibuang, endapan diambil menggunakan pipet Pasteur dan teteskan di atas kaca objek yang sebelumnya diberi
lugol. g
Kaca objek ditutup dengan kaca penutup, kemudian diperiksa dibawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 40 kali.
Universitas Sumatera Utara
3. Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai
dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar; Terdiri dari kios-kios atau gerai yang dibuka oleh
penjual; Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari; Umumnya terletak dekat kawasan permukiman masyarakat agar memudahkan pembeli untuk
mencapai pasar; Para pedagang saling berebut dalam menarik perhatian para langganannya untuk mencari keuntungan sebanyak mungkin.
4. Pasar modern adalah tempat dimana penjual dan pembeli tidak bertransaksi
secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang sehingga tidak dapat ditawar lagi fixed price; Berada dalam suatu
bangunan modern; Barang yang dijual selalunya dapat bertahan lama dan bervariasi; Pelayanan dilakukan secara mandiri.
3.3 HIPOTESIS