Teamwork Pada Perawat Rumah Sakit Umum Daerah X

TEAMWORK PADA PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH X (Teamwork Among Nurses in RSUD X)
TESIS
MARINTAN OCTARINA B 097029019
PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
Universitas Sumatera Utara

TEAMWORK PADA PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH X (Teamwork Among Nurses in RSUD X)
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Psikologi Profesi dalam Program Pendidikan Magister Psikologi Profesi Universitas Sumatera Utara
MARINTAN OCTARINA B 097029019
PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
i
Universitas Sumatera Utara

Abstrak RSUD X memiliki visi dan misi menjadi Rumah Sakit Umum yang diminati oleh masyarakat dan mewujudkan pelayanan kesehatan secara profesional dalam mewujudkan pengelolaan rumah sakit umum yang transparan dan akuntabel. Namun berbagai keluhan mengenai pelayanan yang disampaikan oleh masyarakat yang pernah menjadi pasien di rumah sakit ini menjadi bukti bahwa tujuan RSUD X tersebut belum dapat tercapai. Penelitian awal menunjukkan kondisi kerja tim di RSUD X mengalami berbagai masalah yaitu sikap tidak peduli dan saling menyalahkan antar perawat, kurang adanya keinginan dan kesadaran untuk menyelesaikan konflik, kurang adanya kesadaran para perawat akan pentingnya kerjasama dan komunikasi sehingga sering menimbulkan konflik, hubungan antar perawat yang dirasakan kurang harmonis dan perawat kurang mengetahui visi dan misi rumah sakit. Secara umum masalah-masalah tersebut mengindikasikan teamwork yang kurang efektif. Dalam upaya membangun teamwork yang efektif maka seluruh perawat perlu untuk mengevaluasi diri. Penelitian ini menggunakan teori Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996), bahwa ada 9 dimensi yang dapat digunakan untuk mengavaluasi efektivitas teamwork yaitu (1) dimensi pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan, (2) dimensi komunikasi mengenai ide dan perasaan, (3) dimensi kepemimpinan yang berpartisipasi, (4) dimensi fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan, (5) dimensi manajemen konflik yang konstruktif, (6) dimensi kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi, (7) dimensi kohesi tim, (8) dimensi strategi pemecahan masalah, dan (9) dimensi efektivitas interpersonal. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas teamwork pada perawat RSUD X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 133 orang perawat RSUD X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan efektivitas teamwork pada perawat RSUD X tergolong rendah. Oleh karena itu, perlu dirancang sebuah program pelatihan yang difokuskan pada dimensi-dimensi efektifitas teamwork dalam upaya untuk meningkatkan efektifitas teamwork pada perawat RSUD X. Kata kunci: efektifitas teamwork, pelatihan teamwork
i
Universitas Sumatera Utara

Abstract RSUD X has a vision and mission to be Public Hospital of the demand by the public and professionals achieve health care in the management of public hospitals realize a transparant and accountable. However, various customer’s complaints about hospital’s services becoming evidences of vision’s hospital unreachable. Early research shows the teamwork conditions in RSUD X experience various problems. The problems are members of team doesn’t care about other’s, blaming others, lack of awareness and desire to resolve the conflict, lack of awareness among nurse about the importance of cooperation and communication that often lead to conflict, the relationship between the nurse or the perceived lack of harmony and lack of knowing the vision and mission of the organization. In general, these problems indicate a lack of effective teamwork. In an effort to build effective teamwork, all nurse need to evaluate themselves. This research is based on theory of Johnson dan Johnson (in Smither, Houston, dan Mclntire, 1996), that describes there are nine dimensions that can be used to evaluate the teamwork, they are : (1) dimension of understanding, relevance, and commitment to goals, (2)-dimensional communication of ideas and feelings, (3) the leadership dimensions of participation, (4) the dimensions of flexibility in decision-making procedures, (5) dimensions of constructive conflict management, (6) the dimensions of power based on skills, abilities, and information, (7) the dimensions of team cohesion, (8) dimensional problem-solving strategies, and (9) the dimensions of interpersonal effectiveness. The purpose of this research is to describe the nurses’s effectiveness of teamwork in RSUD X. This research use a descriptive quantitative approach. Samples used in this research were 133 nurses consisting of RSUD X. The results showed that the overall nurses’s effectiveness of teamwork at RSUD X in low categories. Therefore, it is necessary to design a training program that focused on the dimensions of the effectiveness of teamwork in an effort to improve the nurses’s effectiveness of teamwork in RSUD X.
Keywords: effective teamwork, teamwork training
i

Universitas Sumatera Utara

UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Pengasih, Yesus Kristus atas berkat dan anugerah yang berkelimpahan yang tercurah tidak berkesudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Teamwork Pada Perawat Rumah Sakit Umum Daerah X” ini. Tesis ini diajukan untuk memperoleh gelar Magister Psikologi Profesi di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua, Ayahanda H.R. Batubara dan Ibunda Dra. Marlianita Gultom yang telah memberikan cinta, pengorbanan, motivasi dan perhatian yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Terima kasih kepada Briptu Ricky Herman Sahala Tua Batubara, SH., Lettu Yanuar Felix Andreas Batubara dan Sonya Airini Batubara, SH., sebagai saudara penulis yang selalu mendukung, menghibur, memberikan semangat serta motivasi selama penulis mengerjakan tesis ini.
Ucapan terima kasih setulusnya penulis haturkan kepada semua pihak yang telah memberi petunjuk, dukungan serta bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian tesis ini, khususnya kepada: 1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara dan dosen pembimbing penulis yang secara tulus dan ikhlas memberikan dorongan dan bimbingan selama penyusunan tesis ini. Terima kasih kepada ibu yang tetap memberikan motivasi dan arahan sampai detik terakhir kepada penulis saat penulis banyak menemui kesulitan selama proses pengerjaan tesis ini. 2. Ibu Gustiarti Leila, M.Psi, M.Kes, psikolog selaku dosen penguji penulis. Terima kasih telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan masukan, saran dan ilmunya yang sangat berarti bagi penulis demi penyempurnaan tesis ini.
i
Universitas Sumatera Utara

3. Ahmad Afif Nasution, ST sebagai sahabat yang selalu ada saat penulis mengalami suka duka selama proses pembimbingan. Akan menghabiskan banyak lembaran kertas jika harus diuraikan satu per satu cerita kita. Penulis akan terus mendukung dan mendoakan sampai gelar M.Si yang dicita-citakan dapat diraih.
4. Siti Annisa Rizki, M.Psi, psikolog sebagai golden key penulis selama menjalani pendidikan di Magister Psikologi Profesi ini. Terima kasih untuk setiap detik yang kita lalui bersama. Penulis merasakan banyak hal luar biasa dalam kebersamaan ini.
5. Shirley Melita Meliala, M.Psi, psikolog, Frandawati, M.Psi, psikolog, Fahmi Ananda, M.Psi, psikolog, dan Suryati Sianipar, M.Psi, psikolog sebagai rekan seperjuangan penulis dalam mengerjakan berbagai tugas menakjubkan selama menjalani masa pendidikan profesi ini.
6. Farhah Meuthia, Laila Maya, Kerry Desiana, Dian Siska dan Fauzi Kurniawan sebagai supporter luar biasa yang mendukung penulis sepanjang pengerjaan tesis ini. Kita semua percaya, badai pasti berlalu dan kita akan selamat.
7. Keluarga Besar Opung Ridwan Gultom sebagai tim sukses penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Sungguh suatu kebanggaan luar biasa saat semuanya berakhir dengan indah.
8. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah X yang telah memberikan ijin pengambilan data dan telah memberikan bantuan yang sangat berharga bagi penyelesaian tesis ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga tesis ini bermanfaat.

Medan, Oktober 2012


Penulis

i
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ 0 LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. 0 LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................................. 0 ABSTRAK ......................................................................................................................... i UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................................. v DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ vii DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 15 C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 16 D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 16 1.Manfaat Praktis ..................................................................................................... 16 2.Manfaat Teoritis .................................................................................................. 16 E. Sistematika Penulisan .............................................................................................. 16
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 18 A. Teamwork................................................................................................................ 18 A.1. Pengertian teamwork....................................................................................... 18 i
Universitas Sumatera Utara

A.2. Jenis teamwork ................................................................................................ 20 A.3. Tahap perkembangan teamwork ..................................................................... 22 A.4. Peranan anggota tim........................................................................................ 23 A.5. Dimensi tim yang efektif................................................................................. 24 A.6. Manfaat dan fungsi tim kerja .......................................................................... 28 B. Deskripsi Rumah Sakit Umum Daerah X............................................................... 28 B.1. Sejarah ............................................................................................................. 28 B.2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah X ....................................... 30 B.3. Daftar Ketenagakerjaan Rumah Sakit Umum Daerah X................................. 32 C. Teamwork Perawat Rumah Sakit Umum Daerah X ............................................... 34 D. Kerangka Konsep Permasalahan ............................................................................ 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 39 A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional......................................................... 40 A.1. Variabel Penelitian.......................................................................................... 40 A.2. Definisi operasional ........................................................................................ 40 B. Populasi dan Sampel Penelitan ............................................................................... 43 C. Instrumen Penelitian ............................................................................................... 44 D. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ..................................................................... 46 D.1. Validitas alat ukur ........................................................................................... 46 D.2. Reliabilitas alat ukur ....................................................................................... 47 D.3. Daya beda aitem .............................................................................................. 47 E. Hasil Uji Coba Alat Ukur ....................................................................................... 48 F. Metode Analisis ...................................................................................................... 50 G. Prosedur penelitian ................................................................................................. 50
i
Universitas Sumatera Utara

G.1. Tahap persiapan ............................................................................................... 51 G.2. Tahap pelaksanaan........................................................................................... 52 G.3. Tahap pencatatan data...................................................................................... 52
BAB IV ANALISA DATA ............................................................................................... 53 A. Hasil Penelitian ...................................................................................................... 53 A.1. Gambaran umum............................................................................................. 54 A.2. Gambaran dimensi efektivitas teamwork pada perawat Rumah Sakit Umum Daerah X ............................................................................................. 55 B. Pembahasan ............................................................................................................ 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 73 A. Kesimpulan ............................................................................................................. 73 B. Saran ....................................................................................................................... 75 B.1. Saran metodologis........................................................................................... 75 B.2. Saran praktis untuk Rumah Sakit Umum Daerah X ....................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
i
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data/Statistik Pelayanan Rawat Inap ............................................................... 4 Tabel 1.2 Data/Statistik Pelayanan Rawat Jalan .............................................................. 5 Tabel 1.3 Indikator Permasalahan.................................................................................... 10 Tabel 2.1 Daftar Ketenagakerjaan Rumah Sakit Umum Daerah X
sampai dengan Tahun 2011 ............................................................................ 32 Tabel 3.1 Definisi operasional dimensi teamwork yang efektif....................................... 41 Tabel 3.2 Gambaran penilaian Skala efektifitas teamwork pada penelitian .................... 45 Tabel 3.3 Blue print distribusi aitem-aitem dalam skala teamwork sebelum uji coba..... 45 Tabel 3.4 Blue Print Distribusi aitem-aitem dalam skala teamwork setelah uji coba ..... 49
Tabel 3.5 Kategorisasi Norma Gambaran Teamwork pada Perawat Rumah Sakit Umum Daerah X .............................................................................................. 50
Tabel 4.1 Pengkategorisasian teamwork pada perawat di RSUD X ................................ 53 Tabel 4.2 Uji normalitas teamwork pada perawat di RSUD X ........................................ 54 Tabel 4.3 Skor empirik dan hipotetik teamwork pada perawat di RSUD X .................... 54 Tabel 4.4 Kriteria kategorisasi teamwork pada perawat di RSUD X .............................. 55 Tabel 4.5 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi pemahaman,
relevansi, dan komitmen pada tujuan pada perawat di RSUD X.................... 56 Tabel 4.6 Kriteria kategorisasi teamwork berdasarkan dimensi pemahaman,
relevansi, dan komitmen pada tujuan pada perawat di RSUD X..................... 57 Tabel 4.7 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi komunikasi
mengenai ide dan perasaan pada perawat di RSUD X .................................... 58 Tabel 4.8 Kriteria kategorisasi teamwork berdasarkan dimensi komunikasi mengenai
i
Universitas Sumatera Utara

ide dan perasaan pada perawat di RSUD X ..................................................... 58 Tabel 4.9 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi
kepemimpinan yang berpartisipasi pada perawat di RSUD X ................................................. 59 Tabel 4.10 Kriteria kategorisasi teamwork pada perawat di RSUD X berdasarkan dimensi kepemimpinan yang berpartisipasi..................................................... 60 Tabel 4.11 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan pada perawat di RSUD X....................................................................................................................... 61 Tabel 4.12 Kriteria kategorisasi teamwork berdasarkan dimensi fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan pada perawat di RSUD X ...... 61 Tabel 4.13 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi manajemen konflik yang konstruktif pada perawat di RSUD X......................................... 62 Tabel 4.14 Kriteria kategorisasi teamwork dimensi manajemen konflik yang konstruktif pada perawat di RSUD X................................................................................. 63 Tabel 4.15 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi pada perawat di RSUD X ........................................................................................................... 64 Tabel 4.16 Kriteria kategorisasi komunikasi teamwork berdasarkan dimensi kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi pada perawat di RSUD X ........................................................................................................... 65 Tabel 4.17 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi kohesi tim pada perawat di RSUD X................................................................................. 66 Tabel 4.18 Kriteria kategorisasi teamwork berdasarkan dimensi kohesi tim pada perawat di RSUD X ......................................................................................... 66
i
Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.19 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi strategi pemecahan masalah pada perawat di RSUD X................................................ 67
Tabel 4.20 Kriteria kategorisasi teamwork berdasarkan dimensi strategi pemecahan masalah pada perawat di RSUD X.................................................................. 68
Tabel 4.21 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi efektivitas interpersonal pada perawat di RSUD X........................................................... 68
Tabel 4.22 Kriteria kategorisasi teamwork berdasarkan dimensi efektivitas interpersonal pada perawat di RSUD X................................................................................. 69
Tabel 4.23 Skor masing-masing dimensi pada efektivitas teamwork perawat RSUD X ........................................................................................................... 70
i
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah X ........................................ 31
i
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR DIAGRAM Diagram 1 Diagram hasil survey ...................................................................................... 13
i
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A : Rancangan Pelatihan Lampiran B : Data Skala TryOut Lampiran C : Hasil Analisa Data Skala TryOut Lampiran D : Skala Penelitian Lampiran E : Data Skala Penelitian Lampiran F: Hasil Analisa Skala Data Penelitian
i
Universitas Sumatera Utara


Abstrak RSUD X memiliki visi dan misi menjadi Rumah Sakit Umum yang diminati oleh masyarakat dan mewujudkan pelayanan kesehatan secara profesional dalam mewujudkan pengelolaan rumah sakit umum yang transparan dan akuntabel. Namun berbagai keluhan mengenai pelayanan yang disampaikan oleh masyarakat yang pernah menjadi pasien di rumah sakit ini menjadi bukti bahwa tujuan RSUD X tersebut belum dapat tercapai. Penelitian awal menunjukkan kondisi kerja tim di RSUD X mengalami berbagai masalah yaitu sikap tidak peduli dan saling menyalahkan antar perawat, kurang adanya keinginan dan kesadaran untuk menyelesaikan konflik, kurang adanya kesadaran para perawat akan pentingnya kerjasama dan komunikasi sehingga sering menimbulkan konflik, hubungan antar perawat yang dirasakan kurang harmonis dan perawat kurang mengetahui visi dan misi rumah sakit. Secara umum masalah-masalah tersebut mengindikasikan teamwork yang kurang efektif. Dalam upaya membangun teamwork yang efektif maka seluruh perawat perlu untuk mengevaluasi diri. Penelitian ini menggunakan teori Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996), bahwa ada 9 dimensi yang dapat digunakan untuk mengavaluasi efektivitas teamwork yaitu (1) dimensi pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan, (2) dimensi komunikasi mengenai ide dan perasaan, (3) dimensi kepemimpinan yang berpartisipasi, (4) dimensi fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan, (5) dimensi manajemen konflik yang konstruktif, (6) dimensi kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi, (7) dimensi kohesi tim, (8) dimensi strategi pemecahan masalah, dan (9) dimensi efektivitas interpersonal. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas teamwork pada perawat RSUD X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 133 orang perawat RSUD X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan efektivitas teamwork pada perawat RSUD X tergolong rendah. Oleh karena itu, perlu dirancang sebuah program pelatihan yang difokuskan pada dimensi-dimensi efektifitas teamwork dalam upaya untuk meningkatkan efektifitas teamwork pada perawat RSUD X. Kata kunci: efektifitas teamwork, pelatihan teamwork
i
Universitas Sumatera Utara

Abstract RSUD X has a vision and mission to be Public Hospital of the demand by the public and professionals achieve health care in the management of public hospitals realize a transparant and accountable. However, various customer’s complaints about hospital’s services becoming evidences of vision’s hospital unreachable. Early research shows the teamwork conditions in RSUD X experience various problems. The problems are members of team doesn’t care about other’s, blaming others, lack of awareness and desire to resolve the conflict, lack of awareness among nurse about the importance of cooperation and communication that often lead to conflict, the relationship between the nurse or the perceived lack of harmony and lack of knowing the vision and mission of the organization. In general, these problems indicate a lack of effective teamwork. In an effort to build effective teamwork, all nurse need to evaluate themselves. This research is based on theory of Johnson dan Johnson (in Smither, Houston, dan Mclntire, 1996), that describes there are nine dimensions that can be used to evaluate the teamwork, they are : (1) dimension of understanding, relevance, and commitment to goals, (2)-dimensional communication of ideas and feelings, (3) the leadership dimensions of participation, (4) the dimensions of flexibility in decision-making procedures, (5) dimensions of constructive conflict management, (6) the dimensions of power based on skills, abilities, and information, (7) the dimensions of team cohesion, (8) dimensional problem-solving strategies, and (9) the dimensions of interpersonal effectiveness. The purpose of this research is to describe the nurses’s effectiveness of teamwork in RSUD X. This research use a descriptive quantitative approach. Samples used in this research were 133 nurses consisting of RSUD X. The results showed that the overall nurses’s effectiveness of teamwork at RSUD X in low categories. Therefore, it is necessary to design a training program that focused on the dimensions of the effectiveness of teamwork in an effort to improve the nurses’s effectiveness of teamwork in RSUD X.
Keywords: effective teamwork, teamwork training
i
Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Umum Daerah X adalah rumah sakit milik pemerintah yang
diklasifikasikan sebagai Rumah Sakit Umum kelas B. Rumah Sakit Umum Daerah X didirikan pada tahun 1937. Seiring dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota X, maka Rumah Sakit Umum Daerah X menjadi Lembaga Teknis Daerah berbentuk Badan milik Pemerintah Kota X, sesuai dengan Peraturan Daerah Kota X No. 05 Tahun 2003.
RSUD X memiliki Visi menjadi Rumah Sakit Umum yang diminati oleh masyarakat, sedangkan misinya adalah mewujudkan pelayanan kesehatan secara profesional dan mewujudkan pengelolaan Rumah Sakit Umum yang transparan dan akuntabel. Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh RSUD X adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas aparatur, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana, meningkatkan akreditasi dan tercapainya pengelolaan administrasi dan keuangan yang akuntabel (Profil RSUD X Tahun 2011).
Organisasi RSUD X terdiri dari bidang Administrasi dan Keuangan, bidang Pelayanan Medis, serta Komite Klinik dan Diklat dengan jumlah keseluruhan pegawai 322 orang (Rekam Medik RSUD X Tahun 2011). Adapun pelayanan medis yang diberikan oleh RSUD X adalah medical check up, dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis/sub-spesialis (anak, bedah, kebidanan dan kandungan, penyakit dalam, syaraf, THT, mata, paru). Sedangkan pelayanan penunjang yang diberikan adalah Laboratorium Patologi klinik, X-Ray, USG, Endoskopi, ECG,
i
Universitas Sumatera Utara

Echocardiografi, EEG, EMG, Laparoskopi, Konsultan Gizi, Farmasi dan Fisioterapi.
RSUD X menyediakan fasilitas UGD 24 jam, Rawat Jalan, Rawat Inap, Kamar

Bedah dan ICU.
Perbaikan di berbagai bidang dan bagian telah dilakukan untuk mewujudkan
visi dan misi RSUD X, misalnya di bagian bedah telah dilengkapi dengan peralatan
bedah baru, bagian IGD telah ditambah dengan peralatan-peralatan yang baru dan
untuk bagian administrasi setiap persyaratan untuk rujukan pasien telah
disederhanakan. Ternyata usaha tersebut belum menunjukkan dampak yang
maksimal dalam usaha mewujudkan visi dan misi RSUD X, masih ada hal lain yang
harus dibenahi dalam organisasi RSUD X, sebagaimana disampaikan oleh Staf
Bagian Perencanaan dan Evaluasi di RSUD X (Komunikasi personal, 4 November
2011) : “...kita sudah buat berbagai usaha dek untuk dapat mencapai visi dan misi rumah sakit ini. Tapi ya gitulah... Contoh ya, bagian bedah kan sudah ditambah alat-alat yang baru untuk bedah, terus ya di bagian Instalasi Gawat Darurat itu sudah banyak ditambah lagi alat-alatnya, alat-alat baru pula. Tapi hasilnya juga belum kelihatan. Kalau sarananya sudah lengkap setidaknya ini kan bisa meningkatkan kualitas pelayanan disini, tapi gak tau jugalah ya... Untuk ngurus rujukan pasien saja administrasi dan persyaratannya sudah kita sederhanakan, tapi itu pun belum juga dek. Masih saja belum bisa mencapai yang diinginkan…” (R1.W1/k.54-68/hal.1)
Rumah Sakit Umum Daerah X memiliki tujuan menjadi rumah sakit yang
diminati oleh masyarakat, namun berbagai keluhan mengenai pelayanan yang
disampaikan oleh masyarakat yang pernah menjadi pasien di rumah sakit ini menjadi
bukti bahwa tujuan RSUD X tersebut belum dapat tercapai.
Keluhan pasien mengenai pelayan disampaikan oleh seorang pasien rawat jalan
di RSUD X. Hal ini dikemukakannya sebagai berikut (Komunikasi personal, 2
Desember 2011):
i
Universitas Sumatera Utara


“…disini semua lama bu. Dokternya kadang gak di tempat, nebus obat lama kali baru siap. Nggak ngerti kita entah apa yang dikerjakan orang disini. Kuranglah bu pelayanannya… Disini pun bu, karna murahnya…” (R2.W1/k.12-16/hal.4)
Ketidakpuasan terhadap pelayanan RSUD X juga disampaikan oleh pasien lainnya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh seorang pasien rawat inap di RSUD X (Komunikasi personal, 2 Desember 2011):
“…pokoknya dek, pelayanan rumah sakit ini kuranglah. Mau ngurus administrasi saja lama kali. Mau minta tolong sama perawatnya pun, udah dipanggil lama datang…” (R3.W1/k.24-67/hal.7)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, diperoleh informasi mengenai ketidakpuasan pasien terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSUD X. Di rumah sakit, sumber daya yang paling banyak menyumbang sebagai pendukung kepuasan kepada pasien adalah perawat. Perawat memberikan pengaruh besar untuk menentukan kualitas pelayanan. Perawat merupakan ujung tombak pelayanan terhadap pasien dan keluarganya di rumah sakit karena frekwensi pertemuannya dengan pasien yang paling sering (Anjaryani, 2009). Sejalan dengan hal tersebut, DepKes RI (2000) mengemukakan bahwa pada organisasi rumah sakit, perawat adalah salah satu pemegang peran utama dalam penentuan keberhasilan organisasi. Keberhasilan pelayanan rumah sakit akan ditentukan oleh kualitas pelayanan perawat yang merupakan faktor penentu keberhasilan akhir dari pelayanan yang diterima oleh pasien. Oleh karena itu perawat harus benar-benar dikelola dengan baik karena pelayanan yang diberikan oleh perawat terhadap pasien sangat menentukan mutu dan citra rumah sakit atau dapat juga dikatakan perawat merupakan barometer mutu pelayanan rumah sakit.
i
Universitas Sumatera Utara

Pada kenyataannya, pelayanan yang diberikan oleh perawat RSUD X kepada
para pasien dinilai kurang memuaskan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh
seorang pasien yang sedang menjalani rawat inap di RSUD X (Komunikasi personal,
2 Desember 2011):
“ ...gak ngertilah gimana kerjanya disini, banyak kali pun alasan orang ini... kayak gak mau kerja saja... Kalau ditanya sakit apa, dibilangnya nanti tunggu datang dokter... Kalau orang mau minta tolong, lama kali baru datang... Terus kan nanti beda-beda informasinya, yang jaga pagi bilang A, yang jaga malam gak itu lagi dibilangnya... kita kan bingung siapa mau dipercaya... Sesama orang itupun gak saling tahu... Nanti kalau udah salah, orang itu malah tuduhtuduhan...” (R4.W1/k.22-30/hal.9)
Hal senada juga disampaikan oleh keluarga penjaga pasien yang sedang di
rawat di RSUD X (Komunikasi personal, 2 Desember 2011):
“...apa ya bu, kayaknya kan orang ini bisa gak tau kondisi pasien yang dijaganya. Gak saling komunikasi gitu... bayangkan sajalah, manalah mungkin bisa gak tau perawat jaga ruangan kayak mana perkembangan kondisi pasiennya. Memang dia jaga malam, tapi dikasih tahunyalah infonya sama yang gantikan dia jaga, jadi informasinya kan jelas. Gak ada memang kerjasama orang ini, tapi kalo dibilang gitu dipikir nanti kita sok tahu...” (R5.W1/k.27-42/hal.11)
Adanya konflik antar perawat serta kurangnya kerjasama merupakan masalah
lain yang menjadi penyebab tidak terwujudnya visi misi RSUD X. Hal ini sejalan
dengan pernyataan salah seorang Staf Bidang Pelayanan Medis (Komunikasi
personal, 4 November 2011):
“… terus sering ada masalah antar perawat. Itu pun kurang banyak yang sadar untuk cepat-cepat menyelesaikannya. Jaranglah... Jadinya diam-diaman.. Tugasnya pun jadi gak siap-siap... kayak mana mau disuruh kerjasama kalau keadaannya kayak gini... Entahlah, gak tau lagi gimana caranya... Walaupun alat-alat baru ditambah, bangunannya dibagusi tapi kalau orang-orangnya gak bisa kompak mana mungkin bisa kerjanya bagus...” (R6.W1/k.34-41/hal.7)

i
Universitas Sumatera Utara

Lebih lanjut disampaikan bahwa perawat dalam organisasi ini juga merasakan
kurang adanya saling kerjasama antar sesama perawat. Kurangnya komunikasi dan
keinginan untuk saling terbuka sering kali menimbulkan konflik antar perawat. Hal
ini seperti yang disampaikan oleh seorang Staf Bagian Pelayanan Keperawatan di
RSUD X (komunikasi interpersonal, 4 November 2011):
“...sistemnya kan ada shift-shiftan, jadi ada kerja malam ada yang dapat shift pagi. Dalam satu ruangan perawat yang jaga bisa bergantian. Disini sering juga timbul masalah. Gimanalah mau dibilang, sebelum shift habis kadang ada perawat yang sudah pulang padahal kawan gantinya belum datang. Ada juga yang memang nunggu kawannya, tapi yang ditunggu terlambat datang... Hahaha... Disini kan butuh tukar informasi, misalnya tentang kondisi pasienlah, keluhan pasien, perkembangan pasienlah bilang, yang harus diketahui oleh perawat jaga dalam ruangan. Kalau kayak gini keadaannya gimana mau tukar informasi. Harusnya mereka bisa saling ngerti kondisi masing-masing, kalau mau pulang agak lebih cepat bisa nelpon teman tukar shiftnya supaya lebih cepat datang atau yang terlambat harusnya kasih kabar biar ditunggu. Ya kerjasamalah, saling pengertian...“ (R7.W1/k.54-66/hal.12)
Permasalahan lain yang juga dialami oleh perawat adalah kurangnya
kepedulian dengan sesama, merasa perawat di satu unit lebih penting dari unit yang
lain. Hal ini seperti yang disampaikan oleh salah satu Staf Bagian Kepegawaian
(komunikasi personal, 5 November 2011):
“...disini lain dek, kalau ada orang yang berbuat salah, banyak yang senang... Hahaha... Aneh kan? Ada bahan cerita jadinya. Kalau dia memang menganggap kita sama-sama disini, ya kalau ada yang salah harusnya ditegurlah, dinasehati, dikasih masukan. Ini gak dek, malah jadi topik. Gosip. Ini cepat nyebarnya. Baru dari unit ini kejadiannya eh...sudah satu rumah sakit tahu. Jadi kan yang gini ini gak sehat. Jadi gimana mau kerja sama kalau kondisinya gini..” (R8.W1/k.37-45/hal.14)
Dari hasil komunikasi personal di atas dapat dipaparkan secara ringkas
indikator-indikator permasalahan di RSUD X yang dapat dilihat pada Tabel 1.3
berikut:
i
Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.3. Indikator Permasalahan

No. Pernyataan

Indikator

1 …Sesama orang itupun gak saling tahu... Nanti kalau udah Sikap tidak

salah, orang itu malah tuduh-tuduhan...

peduli dan

(R4.W1/k.28-30/hal.9)

saling

menyalahkan

…Kayaknya kan orang ini bisa gak tau kondisi pasien yang


dijaganya. Gak saling komunikasi gitu...

(R5.W1/k.27-28/hal.11)

… Memang dia jaga malam, tapi dikasih tahunyalah infonya

sama yang gantikan dia jaga, jadi informasinya kan jelas.

Gak ada memang kerjasama orang ini…

(R5.W1/k.30-31/hal.11)

2 …Sering ada masalah antar perawat. Itu pun kurang banyak Kurang adanya

yang sadar untuk cepat-cepat menyelesaikannya. Jaranglah... keinginan dan

Jadinya diam-diaman.. Tugasnya pun jadi gak siap-siap... kesadaran untuk

kayak mana mau disuruh kerjasama kalau keadaannya kayak menyelesaikan


gini...

konflik

(R6.W1/k.34-39/hal.13)

3 ...Gimanalah mau dibilang, sebelum shift habis kadang ada Kurang adanya

perawat yang sudah pulang padahal kawan gantinya belum kesadaran para

datang...

perawat akan

(R7.W1/k.57/hal.14)

pentingnya

kerjasama dan

...Ada juga yang memang nunggu kawannya, tapi yang komunikasi

ditunggu terlambat datang...

sehingga sering

(R7.W1/k.58/hal.14)

menimbulkan

konflik

...Disini kan butuh tukar informasi, yang harus diketahui

oleh perawat jaga dalam ruangan. Kalau kayak gini

keadaannya gimana mau tukar informasi.

(R7.W1/k.59-60/hal.14)

Ya kerjasamalah, saling pengertian...

(R7.W1/k.65/hal.14)

4 …kalau dia memang menganggap kita sama-sama disini, ya Hubungan antar

kalau ada yang salah harusnya ditegurlah, dinasehati, dikasih perawat yang

masukan. Ini gak dek, malah jadi topik. Gosip.

dirasakan

(R8.W1/k.39-40/hal.16)

kurang harmonis

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa RSUD X mengalami permasalahan kerjasama di dalam organisasinya. Permasalahanpermasalahan tersebut bersumber dari para perawat yang bekerja pada rumah sakit,
i
Universitas Sumatera Utara

yaitu adanya sikap tidak peduli dan saling menyalahkan antar perawat, kurang adanya keinginan dan kesadaran untuk menyelesaikan konflik, kurang adanya kesadaran para perawat akan pentingnya kerjasama dan komunikasi sehingga sering menimbulkan konflik serta hubungan antar perawat yang dirasakan kurang harmonis.
Berbagai indikasi masalah yang telah ditemukan dan dipaparkan di atas, mengindikasikan adanya permasalahan yang berkaitan dengan kerjasama antar perawat di RSUD X. Soekanto (1990) menyatakan bahwa kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama. Pernyataan tersebut didukung oleh Smith (1995) yang menyatakan bahwa kerjasama adalah interaksi yang dilakukan oleh individu, kelompok dan organisasi untuk mencapai manfaat bersama. Para ahli berpendapat keberadaan dari kerjasama tidak ditentukan oleh keberadaan atas sebuah aktivitas secara bersama-sama, tetapi oleh interaksi yang dinamis di dalam sebuah organisasi (Das dan Teng, 1998).
Selain data di atas, penulis melakukan survei kepada 57 orang perawat di RSUD X. Survei dilakukan pada tanggal 11 November 2011. Survei terdiri atas lima (5) pertanyaan yaitu (1) Menurut anda apakah sesama perawat saling bekerja sama? (2) Menurut anda apakah komunikasi antar perawat sudah terjalin dengan baik? (3) Menurut anda apakah sesama perawat saling mempercayai dan saling mendukung? (4) Menurut anda apakah setiap perawat mengetahui visi dan misi rumah sakit? (5) Menurut anda apakah teamwork di Rumah Sakit sudah bekerja dengan efektif? Hasil survei menunjukkan bahwa dari 57 orang perawat yang menjawab pertanyaan survei mayoritas memilih jawaban tidak untuk lima (5) pertanyaan yang diberikan, sebagaimana terlihat pada diagram 1 berikut:
i
Universitas Sumatera Utara

Diagram 1. Diagram Hasil Survei

70
J
60um
l
50a
h
40
R
30e
s p
20o
n
10d
e n
0
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5

TIDAK YA

Keterangan: - Pertanyaan 1 : Menurut anda apakah sesama perawat saling bekerja sama? - Pertanyaan 2 : Menurut anda apakah komunikasi antar perawat sudah terjalin dengan baik? - Pertanyaan 3 : Menurut anda apakah sesama perawat saling mempercayai dan saling mendukung? - Pertanyaan 4 : Menurut anda apakah setiap perawat mengetahui visi dan misi rumah sakit? - Pertanyaan 5 : Menurut anda apakah teamwork di Rumah Sakit sudah bekerja dengan efektif?
Diagram hasil survey yang disajikan pada Diagram 1 di atas menunjukkan
bahwa dari 57 orang perawat yang menjadi peserta survey awal, mayoritas perawat
menilai bahwa kurang adanya kerja sama antar perawat di RSUD X, komunikasi
yang terjalin antar perawat kurang baik, perawat tidak saling percaya dan kurang
mendukung satu sama lain, perawat banyak yang tidak mengetahui visi dan misi
rumah sakit dan teamwork di RSUD X belum berjalan secara efektif.
Dari data rekam medik RSUD X dan hasil wawancara serta hasil survei pada
perawat RSUD X diperoleh informasi bahwa teamwork di RSUD X belum efektif.
Teamwork dalam suatu organisasi jika tidak bekerja secara efektif maka akan
menghambat organisasi tersebut dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan West (2002) yang menyatakan

i
Universitas Sumatera Utara

bahwa setiap organisasi membutuhkan tim kerja yang efektif untuk mencapai targettarget dan tujuan organisasinya.
Dalam upaya membangun teamwork yang efektif pada perawat di RSUD X idealnya semua perawat memiliki pemahaman yang sama mengenai karakteristik utama yang menyebabkan teamwork menjadi efektif sehingga mampu mencapai tujuan organisasi. Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996), menyatakan bahwa ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat digunakan untuk mengevaluasi anggota tim dan mengidentifikasikan kekuatan serta kelemahan yang ada di dalam tim, yaitu (1) pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan, (2) komunikasi mengenai ide dan perasaan, (3) kepemimpinan yang berpartisipasi, (4) fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan, (5) manajemen konflik yang konstruktif, (6) kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi, (7) kohesi tim, (8) strategi pemecahan masalah, dan (9) efektivitas interpersonal. Dengan adanya teamwork yang efektif memungkinkan organisasi untuk mencapai target dan tujuan-tujuannya (West, 2002).
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin meneliti efektifitas teamwork
yang diindikasikan kurang berjalan efektif di Rumah Sakit Umum Daerah X. Perumusan masalah yang hendak dianalisa dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana gambaran efektifitas teamwork perawat di Rumah Sakit Umum Daerah X?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi efektifitas
teamwork di RSUD X.
i
Universitas Sumatera Utara

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Tesis ini bermanfaat sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak manajemen RSUD X tentang efektifitas teamwork pada perawat RSUD X. Apabila hasil penelitian terhadap efektifitas teamwork kurang optimal, maka dapat diusulkan strategi untuk mengatasi hal tersebut. 2. Manfaat Teoritis Tesis ini bermanfaat sebagai bahan referensi bagi penelitian teamwork selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

Bab I

: Pendahuluan

Bab ini memuat latar belakang masalah yang diteliti, kerangka berfikir,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini memuat tinjauan teoritis tentang teamwork dan profil RSUD X.

Bab III : Metodologi Penelitian

Bab ini memuat tentang pendekatan penelitian, metode pengumpulan

data, subjek penelitian, dan tahapan penelitian.

Bab IV : Analisa Data

Bab ini memuat deskripsi analisa data hasil penelitian kuantitatif

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian ini.

i
Universitas Sumatera Utara

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teamwork
A.1. Pengertian Teamwork
Penyelenggaraan teamwork dilakukan karena pada saat ini tekanan persaingan semakin meningkat, para ahli menyatakan bahwa keberhasilan organisasi akan semakin bergantung pada teamwork daripada bergantung pada individu-individu yang menonjol. Konsep tim maknanya terletak pada ekspresi yang menggambarkan munculnya sinergi pada orang-orang yang mengikatkan diri dalam kelompok yang disebut dengan tim.
Tracy (2006) menyatakan bahwa teamwork merupakan kegiatan yang dikelola dan dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi. Teamwork dapat meningkatkan kerja sama dan komunikasi di dalam dan di antara bagianbagian perusahaan. Biasanya teamwork beranggotakan orang-orang yang memiliki perbedaan keahlian sehingga dijadikan kekuatan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Pernyataan di atas diperkuat Dewi (2007) kerja tim (teamwork) adalah bentuk kerja dalam kelompok yang harus diorganisasi dan dikelola dengan baik. Tim beranggotakan orang-orang yang memiliki keahlian yang berbeda-beda dan dikoordinasikan untuk bekerja sama dengan pimpinan. Terjadi saling ketergantungan yang kuat satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan atau menyelesaikan sebuah tugas. Dengan melakukan teamwork diharapkan hasilnya melebihi jika dikerjakan secara perorangan.
i
Universitas Sumatera Utara

Stephen dan Timothy (2008) menyatakan teamwork adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Teamwork menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu di suatu organisasi ataupun suatu perusahaan.
Teori yang dikemukakan oleh Stephen dan Timothy (2008) senada dengan teori tim yang efektif yang dikemukakan oleh Smither, Houston, McIntire (1996). Manurut Smither, Houston, McIntire (1996), tim yang efektif adalah sebuah tim yang memungkinkan anggotanya untuk bisa menghasilkan penyelesaian tugas yang lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan hasil kerja perorangan karena hasil kerjanya merupakan hasil dari kontribusi anggota-anggota tim secara bersama-sama.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh Burn (2004), yang menyatakan bahwa efektifitas tim atau tim yang efektif merupakan tim kerja yang anggota-anggotanya saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama dan memiliki sikap yang saling mendukung dalam kerjasama tim.
A.2. Jenis Teamwork
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari 6 (enam) jenis, yaitu:
1. Tim Formal Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi formal.
2. Tim Vertikal Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal i
Universitas Sumatera Utara

3. Tim Horizontal Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat hirarki yang hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk diluar organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus.
5. Tim Mandiri Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah Tim pemecahan masalah adalah biasanya terdiri dari 5 hingga 12 karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
Sedangkan menurut Hariandja (2006) ada 3 (tiga) tipe tim, yaitu: 1. Problem solving team
Sebuah tim yang dibentuik untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam upaya memperbaiki produktivitas. Pada dasarnya, kegiatan tim ini adalah mengidentifikasikan berbagai masalah, mendiskusikan bagaimana memecahkan masalah tersebut dan melakukan tindakan untuk memperbaiki. Anggota tim biasanya berasal dari satu departemen yang beranggotakan kurang lebih sepuluh orang yang melakukan pertemuan rutin setiap minggu.
i
Universitas Sumatera Utara

2. Self managed team Sebuah tim yang dimaksudkan untuk memperbaiki produktivitas dengan
memberikan kewenangan pada kelompok untuk mengatur kerja mereka, misalnya menjadwal kerja, menentukan metode kerja, mengawasi anggota, memberi reward dan hukuman bagi anggota dan merekrut anggota. Keanggotaan ini biasanya berasal dari satu departemen yang melakukan tugas yang sama. 3. Cross functional team
Sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus, misalnya pengembangan produk baru atau perencanaan dan perubahan sistem kompensasi. Anggota tim ini berasal dari berbagai departemen yang memiliki keahlian dan orientasi yang berbeda yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
A.3. Tahap Perkembangan Teamwork
Hal yang sangat mendasar dalam mewujudkan keutuhan sebuah tim agar dapat berkinerja dan berdaya guna adalah dengan melakukan perancangan tim yang baik. Pentingnya perancangan tim yang baik diuraikan Griffin (2004) dengan membagi ke dalam 4 (empat) tahap perkembangan, yaitu: 1. Forming (pembentukan), adalah tahapan di mana para anggota setuju untuk
bergabung dalam suatu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali ada anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih dahulu). 2. Storming (merebut hati), adalah tahapan di mana kekacauan mulai timbul di dalam tim. Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai
i
Universitas Sumatera Utara

tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena masalahmasalah pribadi, semua bersikeras dengan pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang tidak mau lagi menjadi pendengar. 3. Norming (pengaturan norma), adalah tahapan di mana individu-individu dan subgroup yang ada dalam tim mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untu