Observasi Teknik Pengumpulan Data
“Wawancaran bukan sekedar alat dan kaji studi, wawancara merupakan seni kemampuan sosial, peran yang kita mainkan,
memberi kenikmatan dan kepuasan. Hubungan yang langsung dan terus menerus memberi keasyikan, maka dominan yang terkuasai
akanmembangkitkan semangat untuk berlangsungnya wawancara.” Tujuan adanya wawancara sebagai deskripsi yaitu penggambaran realitas
sosial yang diteliti sehingga data wawancara sangat berguna untuk mengurangi suatu peristiwa dan memperluas wawancara sosiologis terhadap fakta-fakta yang
ada. Melalui metode wawancara ini peneliti akan mendapatkan data informasi secara mendalam, sehingga akan memperoleh data lengkap hingga data jenuh.
Esterberg dalam Sugiyono, 2012 mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu :
1. Wawancara Terstruktur Structured Interview
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabanya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini
setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
2. Wawancara Semiterstruktur Semistructure Interview
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in- dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan
wawancara terstruktur. Tujuan dari jenis wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat dan ide- idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan
mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. 3.
Wawancara tak berstruktur unstructured interview Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan. Berdasarkan pendapat diatas maka dalam penelitian ini peneliti
menggunakan tekhnik wawancara tak berstruktur dengan alasan memberikan kebebasan terhadap informan agar lebih rileks dalam memberikan keterangan
seperti percakapan yang dilakukan sehari-hari. Dalam teknik wawancara ini peneliti melakukan wawancara dengan perempuan pelaku pernikahan dini dan
informan tambahan di Desa Rejoagung Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi. Pertama-tama informan akan mengajukan pertanyaan kepada
informan layaknya sedang memperkenalkan diri dimulai dari menanyakan nama lengkap, umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, perkerjaan dan lain-lain.
setelah dirasa cukup membaur dengan informan, baru peneliti mulai menggiring pertanyaan kepada informan terkait dengan apa yang dibutuhkan oleh peneliti.