berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi individu. Masih menurutnya ada tiga fungsi
motivasi yaitu: a Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c Menyelesaikan perbuatannya, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
Disamping itu masih ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi belajar yang baik. Intensitas motivasi individu akan sangat
menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Slameto 1995:2, belajar adalah:
Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interkasi dengan lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sementara menurut Winkel 1996:53, belajar adalah: Suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi yang
aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Prestasi belajar adalah istilah yang telah dicapai individu sebagai usaha yang dialami secara langsung serta merupakan aktifitas yang bertujuan
untuk memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, kecerdasan,
kecakapan, dalam kondisi serta situasi tertentu Depdikbud, 1994:298. Sementara Winkel 1996:162 mengatakan bahwa:
prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya
sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Sedangkan Nasution 1996:17, prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Menurut
Kamus Besar Indonesia 1997:787, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi
kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut Ridwan, 2008 dalam
http:ridwan202. Wordpress.com20080503ketercapaian-prestasi-belajar[03-05-2008].
2. Ranah Prestasi Belajar Di dalam pasal 1 butir 20 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lingkungan belajar. Di lingkungan pendidikan tinggi, interkasi tersebut terjadi antara mahasiswa dan dosen. Dalam interaksi tersebut berpusat
pada mahasiswa student centered learning tersebut terjadi proses perubahan yang dialami mahasiswa dalam empat ranah, yaitu ranah
pengetahuan kognitif, ranah perasaan afektif, ranah keterampilan psikomotorik, dan ranah kerjasama kooperatif Widanarto, 2007:27.
Salah satu perubahan aspek kognitif mahasiswa dapat dilihat dari indeks prestasi yang diperoleh. Indeks prestasi dijadikan sebagai tolak
ukur penguasaan akademik mahasiswa. Semakin baik penguasaan akademik mahasiswa maka prestasi yang diperoleh pun akan baik pula.
3. Fungsi Prestasi Belajar Fungsi utama dari prestasi belajar adalah Arifin, 1991:3:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya
menyebut hal ini sebagai tendesi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik
dalam suatu program pendidikan Abraham H. Maslow, 1984.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar yang dapat dijadikan pendorong
bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik feed back dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi
belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang
digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi
belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan
relevan pula dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap kecerdasan anak didik. Dalam proses belajar megajar anak didik
merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang
diprogramkan dalam kurikulum.
Fungsi hasil kegiatan pengukuran dan penilaian hasil belajar sebagai berikut Widanarto, 2007:53-54:
a. Untuk memilih dan membantu mahasiswa.
Berdasarkan informasi perolehan skor dan nilai prestasi belajar mahasiswa dalam penguasaan suatu mata kuliah, seorang dosen dapat
memilih mahasiswa yang bermutu yang memenuhi syarat-syarat tertentu untuk suatu program atau kegiatan. Tujuan selanjutnya adalah
membantu mahasiswa tersebut untuk dapat berkembang secara optimal dalam suatu program.
b. Usaha untuk menentukan perlakuan yang sesuai bagi masing-masing
mahasiswa sesuai dengan prestasi belajarnya. Seorang dosen dapat memahami prestasi belajar mahasiswanya dan
mampu menyadarkan mereka untuk memahami kemampuan mereka masing-masing, maka dosen akan mampu pula untuk menetukan
perilakunya yang sesuai bagi masing-masing mahasiswa.
c. Untuk keperluan penelitian
Berdasarkan informasi skor dan prestasi belajar mahasiswa dalam penguasaan suatu mata kuliah, maka seorang dosen dapat mencari
umpan balik tentang pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar dari setiap mata kuliah yang diampunya.
d. Untuk mengetahui sifat-sifat mahasiswa
Berdasarkan informasi perolehan skor dan nilai prestasi belajar mahasiswa dalam penguasaan suatu mata kuliah, seorang dosen
sampai batas tertentu dapat mengetahui sifat-sifat mahasiswanya.
Dalam pendidikan di Universitas Sanata Dharma kegiatan evaluasi hasil proses pembelajaran setiap mata kuliah dalam satu semester dapat
terdiri dari FKIP, 2007:37: 1
Evaluasi hasil pembelajaran harian yang dapat dilakukan antara lain melalui kuis.
2 Evaluasi hasil pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung
dengan Ujian Sisipan USIP. 3
Evaluasi hasil pembelajaran pada pertengahan semester yang dilakukan melalui pelaksanaan Ujian Tengan Semester UTS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Evaluasi hasil pembelajaran pada akhir semester yang dilakukan
melalui pelaksanaan Ujian Akhir Semester UAS.
Pengolahan nilai akhir evaluasi hasil proses pembelajaran setiap mata kuliah, dapat dilakukan dengan menggunakan metode Penilaian Acuan
Patokan PAP atau Penilaian Acuan Norma PAN. Menurut buku Pedoman FKIP 2007:55, nilai akhir keberhasilan belajar mahasiswa
Universitas Sanata Dharma dinyatakan dalam bentuk huruf sebagai berikut:
Tabel 2.1 Nilai Akhir Keberhasilan Belajar Mahasiswa
Huruf Arti
Angka Mutu
A Sangat Baik
4 B
Baik 3
C Cukup
2 D
Kurang 1
E Gagal
Penilaian dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan batas lulus yang merupakan batas minimum pencapaian kompetensi yang diperlukan.
Dengan mengguakan persentase sebagai pedoman, skor sebesar 56 ditetapkan sebagai batas bawah untuk lulus dengan nilai C, skor sebesar
50 ditetapkan sebagai batas bawah untuk nilai D. skor batas bawah untuk lulus dengan nilai B dan batas bawah untuk nilai A ditetapkan oleh
dosen yang bersangkutan. Dengan alasan yang kuat dan dengan persetujuan ketua program studi, dosen dapat menyimpang dari pedoman.
Dalam hal ini dosen wajib memberitahu kepada mahasiswa. Sistem penyelenggaraan pendidikan di Universitas Sanata Dharma
diselenggarakan dengan menggunakan Sistem Kredit Semester SKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut buku Pedoman FKIP 2007:11, Sistem Kredit Semester adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang menyatakan beban studi
mahasiswa dan beban penyelenggaraan pendidikan dengan satuan kredit semester atas dasar satuan waktu semester yang setara dengan sekurang-
kurangnya 16-19 minggu kerja. Sedangkan satuan kredit semester sks adalah takaran penghargaan untuk pengalaman belajar yang diperoleh
melalui satu jam kegiatan terstruktur maupun mandiri selama dua sampai empat jam per minggu dalam satu semester atau untuk pengalaman belajar
lain yang setara. Penerapan sistem kredit ini merupakan bahan belajar mahasiswa
dalam pencerminan perolehan pengetahuankecerdasan mahasiswa dalam mata kuliah tertentu dan waktu tertentu, serta pengakuan penyelesaian
suatu beban belajar yang tertera dalam kurikulum. Penilaian prestasi belajar akademik di perguruan tinggi dinyatakan dalam Indeks Prestasi
IP. Seperti halnya rapor di sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah, IP merupakan bentuk prestasi yang diperoleh selama satu
semester, yang dinyatakan dalam bentuk angka. Prestasi belajar ini diperoleh dari kegiatan yang dinilai oleh dosen yang terdiri dari nilai ujian
dan tugas-tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Lingkungan Tempat Tinggal Mahasiswa