PROFIL PENEREPAN FARMASI KLINIK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LOMBOK

PROFIL PENEREPAN FARMASI KLINIK
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LOMBOK

Baiq Putri Sintia Wulandari 1), Pinasti Utami 1)
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Putrisintiabaiq@gmail.com

1)

INTISARI
Farmasi Klinik merupakan suatu disiplin ilmu dan profesi yang relatif
baru. Di Indonesia mulai berkembang tahun 2000, fungsi ini muncul berawal dari
ketidakpuasan atas norma praktek pelayanan kesehatan saat itu dan adanya
kebutuhan yang meningkat terhadap tenaga kesehatan profesional yang memiliki
pengetahuan komprehensif mengenai pengobatan. Untuk itu penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah Rumah Sakit Milik Pemerintah Daerah
Lombok sudah menerapkan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan No.58 tahun 2014 dalam memberikan pelayanan.
Metode penelitian menggunakan metode Deskriptif untuk gambaran
Pelayanan Farmasi dan uji Korelatif untuk melihat hubungan antara jumlah

apoteker dengan pelayanan kefarmasian.
Hasil uji Regresi dan Korelasi Linier Sederhana diketahui bahwa tidak
terdapat hubungan antara program dan penerapan diperoleh r yaitu 0,258, berarti
bersifat lemah hubungan korelasi pengaruh jumlah apoteker terhadap penerapan.
Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan farmasi klinik dengan jumlah ratarata 54,54% dan pelayanan farmasi klinik sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
No.58 tahun 2014 dengan jumlah apoteker yang ada di Rumah Sakit Umum
Daerah Lombok tidak ada pengaruh yang signifikan.

Kata Kunci: Farmasi Klinik, Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
No.58 Tahun 2014

[Type the company address]

1

ABSTRACT
Clinical pharmacy is a discipline and a profession is relatively new. This
function began to flourish since 2000 in Indonesian, originated from
dissaticfaction over the norm of health services practice at that time and the need
for the rise of health professionals that have comprehensive knowledge about the

treatment. Therefore this study aims to determine whether the Local Government
Owned Hospitals Lombok has adopted the appropriate Clinical Pharmaceutical
Services Ministry of Health Regulation 58 of 2014 of providing services.
This research using the descriptive method to represent the pharmaceutical
service and correlative test to see the relationship between the number of the
chemist with the pharmaceutical service.
The test results of the regression test and simple linear correlation known
that there is no correlation between the program and the obtained r that is 0,258, it
is means a weak correlation the number of the chemist to assembling. Conclusion:
Clinical Pharmacy Practice has been 54,54% applied in Hospitals at Lombok, as it
mentioned in Indonesian Regulation from the Minister of Health “ Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit No.58 Tahun 2014”, and there is no
significant effect between the number of Pharmacy existences and the Clinical
Pharmacy Practice.
Keywords: Clinical Pharmacy, Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
No.58 Tahun 2014

saat itu dan adanya kebutuhan yang

PENDAHULUAN

Farmasi Klinik mulai muncul

meningkat terhadap tenaga kesehatan

pada tahun 1960-an di Amerika,

profesional

dengan

pengetahuan komprehensif mengenai

farmasis

penekanan
yang

pada

bekerja


fungsi
langsung

pengobatan.

yang

memiliki

Gerakan

bersentuhan dengan pasien. Saat itu

Farmasi

Farmasi Klinik merupakan suatu

University


disiplin ilmu dan profesi yang relatif

University of Kentucky pada tahun

baru, di mana munculnya disiplin ini

1960-an (Miller, 1981).

berawal

dari

ketidakpuasan

atas

norma praktek pelayanan kesehatan

Klinik


Menurut

di

munculnya

of

mulai

Michigan

Europe

dari
dan

Science

Clinical Pharmacy (ESCP), Farmasi


[Type the company address]

2

Klinik merupakan pelayanan yang

apalagi

diberikan oleh Apoteker di Rumah

rekomendasi

Sakit, apotek, perawatan di rumah,

yang lazim terjadi di negara maju.

klinik dan di manapun, dimana

Farmasis selama ini terkesan kurang


terjadi peresepan dan penggunaan

meyakinkan untuk bisa memainkan

obat.

peran dalam pengobatan. Hal ini

Praktek

turut

memberikan

pengobatan,

seperti

Farmasi


kemungkinan besar disebabkan oleh

Klinik di Indonesia relatif baru

sejarah pendidikan farmasi yang

berkembang pada tahun 2000-an,

bersifat monovalen dengan muatan

dengan dimulainya Apoteker yang

sains

belajar farmasi klinik di berbagai

(sebelum tahun 2001), sementara

institusi


Belum

pendidikan ke arah klinik masih

konsep

sangat

di

sepenuhnya

pelayanan

jika

luar

negeri.


penerimaan

yang

masih

cukup

terbatas,

besar

sehingga

farmasi klinik oleh tenaga kesehatan

menyebabkan

di Rumah Sakit merupakan salah

gamang berbicara tentang penyakit

satu faktor lambatnya perkembangan

dan pengobatan (Permenkes, 2014).

pelayanan

di

Menurut Permenkes No.58 tahun

keganjilan

2014 tentang Standar Pelayanan

Indonesia.

farmasi
Merupakan

klinik

farmasis

merasa

jika apoteker yang semula berfungsi

Kefarmasian

menyiapkan obat di Instalasi Farmasi

merupakan

Rumah Sakit, kemudian ikut masuk

terpisahkan dari sistem pelayanan

ke bangsal perawatan dan memantau

kesehatan

perkembangan pengobatan pasien,

berorientasi

di

Rumah

Sakit

yang

tidak

bagian

Rumah

Sakit

kepada

[Type the company address]

yang

pelayanan

3

pasien, penyediaan Sediaan Farmasi,

Pekerjaan

Kefarmasian

Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

dinyatakan

bahwa

habis

menjalankan praktek Kefarmasian

pakai

terjangkau

yang
bagi

bermutu
semua

dan

lapisan

pada

fasilitas

termasuk

pelayanan

Kefarmasian,

farmasi

klinik.

Pelayanan

menerapkan

Standar

kegiatan

Kefarmasian

yang

yang

merupakan
bertujuan

mengidentifikasi,

untuk

mencegah,

dan

menyelesaikan masalah terkait obat.

untuk

harus

Pelayanan
diamanahkan

dengan

Peraturan

Menteri Kesehatan.
Berdasarkan
maka

peningkatan

perkembangan

Pelayanan

Apoteker

diatur

Tuntutan pasien dan masyarakat akan
mutu

dalam

Pelayanan

masyarakat

Kefarmasian

juga

perlu

latar

belakang

untuk

melihat

konsep

Pelayanan

Kefarmasian, mengharuskan adanya

Kefarmasian apakah konsep tersebut

perluasan dari paradigma lama yang

sudah di terapkan di Rumah Sakit

berorientasi kepada produk (drug

Umum Daerah milik pemerintah,

oriented) menjadi paradigma baru

karena rumah sakit umum daerah

yang

yang terbuka pada penelitian dalam

berorientasi

pada

pasien

(patient oriented) dengan filosofi

upaya

Pelayanan

kesehatan.

Kefarmasian

peningkatan

pelayanan

(pharmaceutical care) (Permenkes,

METODE PENELITIAN

2014).

Desain Penelitian. Jenis penelitian

Dalam

Peraturan

Pemerintah

Nomor 51 Tahun 2009 tentang

ini merupakan non eksperimental
dengan

rancangan

[Type the company address]

Survei

4

Cross

Sectional. Metode yang digunakan

Instalasi Farmasi

adalah metode deskriptif-korelatif

dipimpin oleh seorang Apoteker.

yang bertujuan untuk mendapatkan

Variabel Bebas. Jumlah Apoteker

gambaran

Variabel Tergantung. Respon atau

mengenai

pelayanan

yang langsung

farmasi klinik di Rumah Sakit dan

output,

dilanjutkan dengan uji korelasi untuk

dipengaruhi oleh variabel bebas.

melihat hubungan antara variabel

Alat. Perangkat lunak SPSS Release

independen

15 For Windows

dengan

variabel

dependen.
Tempat

yaitu

variabel

yang

Bahan. Data Rumah Sakit Milik
Dan Waktu. Penelitian

Pemerintah di daerah Lombok, data

dilakukan di 4 (empat) Rumah Sakit

konsep farmasi klinik di rumah sakit,

Umum Daerah Lombok dimulai

data tentang gambaran pelayanan

bulan Mei hingga bulan juli 2015.

farmasi klinik yang dilakukan di

Populasi

Dan

rumah sakit.

penelitian

ini

Sampel.
yang

Pada

digunakan

ANALISA DATA

populasi dan sampel adalah Rumah

Analisa Deskriptif. Metode Analisis

Sakit Umum Daerah Lombok.

Deskriptif

Kriteria

Eksklusi.

digunakan untuk menganalisis data

Kriteria inklusi dalam penelitian ini

dengan cara mendeskripsikan atau

adalah Rumah sakit umum daerah

menggambarkan data yang telah

milik Pemerintah daerah berlokasi di

terkumpul sebagaimana adanya tanpa

daerah Lombok dan mempunyai

bermaksud

Inklusi

dan

adalah

statistik

membuat

[Type the company address]

yang

kesimpulan

5

yang berlaku untuk umum atau

hubungan antar variabel semakin

generalisasi.

kuat.

Analisa Korelasi dan Persamaan

Berikut

ini

rumus

yang

Regresi. Studi korelasi ini pada

digunakan untuk melihat hubungan

hakekatnya

antara variabel dependen dengan

merupakan

penelitian

atau penelaahan hubungan antara dua
variabel pada suatu situasi atau
sekelompok subjek (Notoatmodjo,

variabel independen.
r =
nΣxy – (Σx) (Σy)
√{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}

2010). Analisis Regresi di gunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

untuk

prediksi,

Karakteristik Sampel. Penelitian ini

bagaimana perubahan nilai variabel

bertujuan untuk Rumah Sakit Umum

dependen

bila

variabel

Daerah

independen

di

atau

gambaran Penerapan Farmasi Klinik

melakukan

nilai
naikkan

di

turunkan nilainya.

Lombok

untuk

melihat

rumah sakit sesuai dengan Peraturan

Keeratan hubungan antara satu

Menteri Kesehatan tahun 2014. Pada

variabel dengan variabel lainnya

penelitian ini telah dilakukan di

biasanya disebut dengan koefisien

berbagai rumah sakit umum daerah

korelasi yang ditandai dengan “r”.

Lombok dengan tipe atau kelas

Koefisien “r” merupakan taksiran

rumah sakit yang berbeda. Hasil

dari korelasi populasi. Semakin besar

karakteristik dapat dilihat pada tabel.

nilai

“r”

yang

diperoleh

maka

[Type the company address]

6

Tabel 2. Nama Rumah Sakit dan Tingkatan Rumah Sakit
No

Nama Rumah Sakit

Kode
RS

Tipe
RS

Jumlah
Apt

1

RSUD Kota Mataram

A

B

11

2

RSUD Dr.R.Soedjono Selong Lombok Timur

B

C

11

3

RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat

C

C

11

4

RSUD Praya Lombok Tengah

D

C

3

Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan

RI

Untuk rumah sakit umum kelas C

Nomor

pada pasal 14 harus mempunyai

tentang

fasilitas dan kemampuan pelayanan

Klasifikasi Rumah Sakit pada pasal

medik paling sedikit 4 Pelayanan

10 tentang rumah sakit umum kelas

Medik

B ialah harus mempunyai fasilitas

Pelayanan

dan pelayanan medik paling sedikit 4

Medik. Pada pasal 16 rumah sakit

Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4

dengan kelas C jumlah tempat tidur

Pelayanan

Penunjang

minimal 100 buah. Pada penelitian

Medik, 8 Pelayanan Medik Spesialis

ini 4 Rumah Sakit Umum Daerah

Lainnya dan 2 Pelayanan Medik

Lombok sudah memenuhi standar

Subspesialis Dasar. Pada Pasal 12

klasifikasi

rumah sakit dengan kelas B jumlah

Peraturan Menteri Kesehatan RI.

340/Menkes/Per/III/2010

Spesialis

Spesialis

Dasar,

Spesialis

rumah

4

Penunjang

sakit

tempat tidur minimal 200 buah.

[Type the company address]

dan

7

sesuai

Tabel 3. Hasil Penerapan Farmasi Klinik Sesuai Permenkes
Nama
Jumlah
No
Kode
Persentase %
RS
Pelayanan
1 RSUD A
8
1,2,3,4,5,6,7,9
72,72%
2

RSUD B

3

1,4,5

27,27%

3

RSUD C

6

1,3,4,5,6,7

54,54%

4 RSUD D
7
1,2,4,5,6,8,9
Sumber: Data kuesioner penelitian, 2016
Dari

tabel

menunjukkan

3

di

jumlah

atas

pelayanan

63,63%

sebanyak 6 (enam) pelayanan dengan
jumlah

persentase

54,54%,

dan

farmasi klinik di rumah sakit umum

RSUD D atau Rumah Sakit Umum

daerah Lombok yang sesuai dengan

Daerah

Permenkes No.58 tahun 2014. Pada

sebanyak 7 (tujuh) pelayanan dengan

tabel tersebut menunjukan pelayanan

jumlah

persentase

yang dilakukan oleh RSUD A atau

Pelayanan

farmasi

Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Permenkes No.58 tahun 2014 yang

Mataram

(delapan)

paling banyak diterapkan di setiap

pelayanan dengan jumlah persentase

rumah sakit umum daerah Lombok

yakni 72,72%, RSUD B atau Rumah

adalah pada poin 1 (satu), 4 (empat),

Sakit Umum Daerah Dr.R.Soedjono

dan poin 5 (lima ) yakni Pengkajian

Selong Lombok Timur sebanyak 3

dan Pelayanan Resep, Pelayanan

(tiga )

Informasi

Obat

persentase yakni 27,27%, RSUD C

Konseling.

Dari

atau Rumah Sakit Umum Daerah

dapat diketahui bahwa keberadaan

Patut Patuh Patju Lombok Barat

pelayanan farmasi klinik di Rumah

sebanyak

pelayanan

8

dengan

jumlah

Praya

Lombok

[Type the company address]

Tengah

63,63%.

klinik

(PIO),
hasil

8

sesuai

dan

penelitian

Sakit Umum Daerah Lombok sesuai

rata 54,54%.

Permenkes No 58 tahun 2014 rataTabel 4. Hasil Penerapan Yang Tidak Terlaksana
Tidak
No Nama RS
Kode
Terlaksanan

Persentase %

1

RSUD A

3

8,10,11

27,27%

2

RSUD B

8

2,3,6,7,8,9,10,11

72,72%

3

RSUD C

5

2,8,9,10,11

45,45%

4
RSUD D
4
3,7,10,11
Sumber: Data Kuesioner Penelitian, 2016

36,36%

Berdasarkan tabel 4 dapat

Patuh Patju Lombok Barat terdapat 5

diketahui jumlah penerapan yang

(lima ) penerapan farmasi klinik yang

tidak terlaksana di setiap Rumah

tidak

Sakit Umum Daerah Lombok yaitu

persentase 45,45%, dan RSUD D

pada RSUD A atau Rumah Sakit

atau Rumah Sakit Umum Daerah

Umum

Mataram

Praya Lombok Tengah terdapat 4

terdapat 3 penerapan farmasi klinik

(empat) penerapan farmasi klinik

yang tidak terlaksana dengan jumlah

yang tidak terlaksana dengan jumlah

persentase 27,27%, RSUD B atau

persentase

Rumah

Daerah

penerapan farmasi klinik yang paling

Lombok

banyak tidak terlaksana yakni pada

(delapan)

poin 10 (sepuluh), dan poin 11

penerapan farmasi klinik rumah sakit

(sebelas) yaitu Dispensing Sediaan

yang tidak terlaksana dengan jumlah

Steril, dan Pemantauan Kadar Obat

persentase 72,72%, RSUD C atau

dalam Darah (PKOD).

Daerah

Sakit

Dr.R.Soedjono
Timur

terdapat

Kota

Umum
Selong
8

terlaksana

dengan

36,36%.

Pelayanan

Rumah Sakit Umum Daerah Patut

[Type the company address]

jumlah

9

Persamaan

Hasil Regresi Linier Sederhana.
Untuk

menguji

keterkaitan

atau

yang

didapatkan

dari Regresi Linier tersebut dapat

hubungan antara penerapan farmasi

digunakan

klinik sesuai Permenkes No.58 tahun

keterkaitan jumlah apoteker dan

2014 terhadap jumlah apoteker. Dari

penerapan

model persamaan regresi tersebut

Permenkes di 4 Rumah Sakit Umum

bahwa konstanta (a ) sebesar 5,75

Daerah Lombok.

artinya jika tidak ada variabel jumlah

Analisis Korelasi Pearson. Selain

apoteker (X), yang mempengaruhi

menggunakan analisis Regresi Linier

penerapan

penerapan

sederhana, keterkaitan atau korelasi

sebsesar 5,75 satuan. Hal ini berarti

antara jumlah apoteker (variabel

jika

tidak

bebas) terhadap penerapan farmasi

mempertimbangkan faktor jumlah

klinik sesuai Permenkes (variabel

apoteker (X) maka penerapan akan

tergantung) pada 4 rumah sakit

rendah. Sedangkan nilai b sebesar

umum daerah Lombok diketahui

0,083 artinya jika variabel jumlah

hasil

apoteker (X) meningkat sebesar satu

menunjukkan bahwa probabilitas r =

satuan maka penerapan (Y) akan

0,258 artinya memiliki kekuatan

meningkat sebesar 0,083. Hal ini

lemah.

menunjukkan semakin tinggi jumlah

membuktikan bahwa variabel jumlah

apoteker (X) maka penerapan juga

apoteker

semakin meningkat, demikian juga

secara signifikan terhadap variabel

sebaliknya.

penerapan (Y).

(Y),

rumah

maka

sakit

untuk

memperkirakan

farmasi

pengujian

Nilai

(X)

klinik

signifikansi

tersebut

tidak

[Type the company address]

sesuai

dapat

berpengaruh

10

ada di Rumah Sakit Umum

KESIMPULAN
Berdasarkan
telah

dilakukan

penelitian

yang

Daerah

maka

dapat

hasil r 0,258 yang menyatakan

Lombok

disimpulkan sebagai berikut:

hubungan

1.

lemah.

Penerapan Farmasi Klinik di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah Lombok yakni
dengan jumlah rata-rata 54,54%.

2.

Pelayanan farmasi klinik sesuai
Permenkes No 58 tahun 2014

didapatkan

korelasi

bersifat

SARAN
1.

Penelitian

ini

dikembangkan

untuk

kualitas

pelayanan

perlu
melihat
Farmasi

Klinik di Rumah Sakit.

dengan jumlah apoteker yang
Keputusan Menteri Kesehatan RI

DAFTAR PUSTAKA
Aslam, M., Tan, C,K., & Prayitno,

No.58

tahun

2014

tentang

A., 2003, Farmasi Klinis, Jakarta:

Standar Pelayanan Kefarmasian

Elex Media Komputindo.

di Rumah Sakit, Departemen

Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004
tentang
Farmasi

Standar
di

Direktorat

Pelayanan

Rumah

Jendral

Sakit,

Pelayanan

Kesehatan RI, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta
RSUD Dr.R.Soedjono’s, 2016, smart

Kefarmasian dan Alat Kesehatan,

rating

Departemen

FindTheBest Indonesia to be 98

Kesehatan

RI,

was

calculated

Jakarta.

[Type the company address]

11

by

in

March,

Departemen

Kesehatan Indonesia.
RSUD Praya’s, 2016, smart rating
was calculated by FindTheBest
Indonesia to be in 90 in March,

Departemen

Kesehatan

Indonesia.

Farmasi,

Minat

Farmasi,

Fakultas

Universitas

Manajemen
Farmasi,

Gadjah

Mada,

Yogyakarta.
Siregar, Charles J,P. & Amalia Lia.,
2004, Farmasi Rumah Sakit.
Jakarta: Buku Kedokteran ECG.

RSUD Patut Patuh Patju’s, 2016,

Sugiyono, 2012, Metode Penellitian

smart rating was calculated by

Kuantitatif Kualitatif dan R&D .

FindTheBest Indonesia to be 97

Bandung: Alfabeta.

in

Departemen

March,

Kesehatan Indonesia.

No.36

RSUD Kota Mataram’s, 2016, smart
rating

was

calculated

by

FindTheBest Indonesia to be 59
in

Departemen

March,

Kesehatan Indonesia.
Sidrotullah,

M.,

2012,

Undang-Undang Republik Indonesia

Kesehatan,

2009

tentang

Departemen

Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia
No.44

Evaluasi

tahun

Rumah

tahun
Sakit,

2009

tentang

Departemen

Pelaksanaan Standar Pelayanan

Kesehatan Republik Indonesia,

Farmasi di Rumah Sakit Umum

Jakarta.

Daerah kelas C di Provinsi Nusa

S-2,

Penerapan Farmasi Klinik di

Program Magister Manajemen

Rumah Sakit Umum Kotamadya

Tenggara

Barat,

Tesis

Zain, Moch, Yusuf, 2001, Profil

[Type the company address]

12

Yogyakarta,

Studi

Skripsi,

Farmasi,

Program

Gadjah Mada, Yogyakarta.

Universitas

[Type the company address]

13