CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Capaian Indikator Kinerja Utama Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan tingkat pencapaian hasil dari pengukuran kinerja yang disertai dengan evaluasi setiap SKPD dalam 1 (satu) tahun anggaran yang memuat tolok ukur indikator masukan (input), keluaran (output), hasil (outcomes), berdasarkan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2017. Program dan kegiatan yang dilaksanakan merupakan implementasi dan tindak lanjut dari visi, misi Capaian Indikator Kinerja Utama Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan tingkat pencapaian hasil dari pengukuran kinerja yang disertai dengan evaluasi setiap SKPD dalam 1 (satu) tahun anggaran yang memuat tolok ukur indikator masukan (input), keluaran (output), hasil (outcomes), berdasarkan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2017. Program dan kegiatan yang dilaksanakan merupakan implementasi dan tindak lanjut dari visi, misi

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan target dan realisasi. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik atau semakin rendah realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin jelek, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Capaian Indikator Kinerja = ( Realisasi/Rencana ) x 100 %

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja

Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakanuntuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehinggakeberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat denganjelas. Selain itu, untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator autcomes atau minimal output dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan.

Kemudian nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut :

X > 85

Sangat Berhasil

Cukup Berhasil

X < 55

Tidak Berhasil

1. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2017 Perbandingan antara target dan Realisasi kinerja Tahun Anggaran 2017 adalah untuk mengetahui apakah sasaran strategis SKPD Kantor Camat Kubu Kabupaten Kubu Raya Tahun bersangkutan telah sesuai dengan target yang telah direncanakan sebelumnya sesuai dengan target yang telah direncanakan sebelumnya. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Analisis Capaian Kinerja Tahun 2017 Kantor Camat Kubu

Sasaran No.

Realisasi % Strategis

Indikator Kinerja

1. Nilai Indek

Kepuasan

pelayanan publik

2. Jumlah Desa

Dengan data perbandingan antara target dan realisasi tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata pencapaian Sasaran Kinerja (Sasaran Strategis) Kantor Camat Kubu dapat tercapai sebesar 50%, sesuai dengan penilaian tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa pencapaian Kinerja Kantor Camat Kubu kabupaten Kubu Raya adalah Cukup Berhasil. Namun untuk capaian kinerja pada Indikator Kinerja Jumlah Desa Swakarya yang realisasi adalah 0 Desa dari target sebanyak 2 Desa untuk Tahun 2017 dari jumlah yang ada sebanyak 20 Desa dalam Kecamatan yang telah direncanakan dalam perjanjian Perjanjian Kinerja 2017 dengan persentase capaian kinerjanya adalah 0% (Tidak Berhasil). Ketidakberhasilan kinerja ini dikarenakan belum ada data terbaru untuk perhitungan/penilaian jumlah indek kategori dari instansi terkait tentang jumlah Desa dalam kategori Desa Swakarya di Kecamatan Kubu untuk tahun 2017.

Adapun dari capaian kinerja SKPD Kantor Camat Kubu yang diperoleh Tahun 2017, tidak lepas dari beberapa hal yang mendukungnya, antara lain :

a. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Efisiensi (daya guna) mempunyai pengertian

yang berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan mengunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisiensi apabila suatu hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan yang berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan mengunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisiensi apabila suatu hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan

Tingkat Efisiensi = % Capaian Kineja - % Realisasi Anggaran

Adaupun Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya pada Kantor Camat Kubu dapat di lihat pada table berikut ini :

Tabel 3.1.1

Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Anggaran

Sasaran Capaian Tingkat No.

Program/Kegiatan

Stategis Kinerja Efisiensi

Program Pembinaan

kualitas

dan pengembangan

publik tingkat

Ketatalaksanaan dan

Kecamatan

Aparatur pemerintah Daerah

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Penyusunan Survei Kepuasan

Masyarakat (SKM)

Program Pemberdayaan

Pembinaan Pemerintahan Desa

Pembinaan Sosial Kemasyarakatan

Pembinaan dan Koordinasi

Pelaksanaan Pembangunan Pembinaan Ketentraman dan

ketertiban

Fasilitasi Peningkatan

53,35% 89% - Pelayanan

10.000.000,00

5.335.000,00

Kependudukan Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pembangunan

87,11% 100% 12,89% Tingkat Kecamatan Fasilitasi

36.000.000,00

31.360.000,00

89,22% 149% 59,48% Pelayanan Perizinan

Kecamatan dibandingkan antara persentase realisasi anggaran sebesar 72,45% dan realisasi capaian kinerja sasaran sebesar 105%, maka pada sasaran ini tingkat efisiensi penggunaan sumber dayanya sebesar 32,93%. Sedangkan untuk Program Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan, Ketatalaksana dan Aparatur Pemerintah Daerah dibandingkan antara persentase realisasi anggaran sebesar 0% dan realisasi capaian kinerja sebesar 100%, maka pada sasaran ini tingkat efisiensi penggunaan sumber dayanya sebesar 100%.

Pengembangan Kelembagaan, Ketatalaksana dan Aparatur Pemerintah Daerah dengan tingkat realisasi 0% namun capaian kinerja 100%. Adanya ketimpangan hal seperti ini disebabkan oleh anggaran yang ada tidak terealisasi tepat waktu, namun kegiatan tetap berjalan menggunakan dana dari kegiatan sekretariat yang lain untuk sementara. Tetapi ketika akan merealisasikan anggaran untuk kegiatan tersebut, masa pengajuan realisasi anggaran tidak memungkinkan untuk direalisasikan dikarenakan waktu realisasi anggaran telah mencapai batas pengajuan. Hal ini juga dikarenakan kurang dalam melakukan kontrol penjadwalan anggaran pelaksanaan kegiatan dengan pelaksanaan kegiatan itu sendiri. Selain itu, kurangnya jumlah pegawai yang ditempatkan pada sekretariat, khususnya bagian Tata Usaha, Kepegawaian, Perlengkapan dan Umum, sehingga keselarasan antara capaian kinerja dan realisasi anggaran tidak begitu optimal.

Adapun

Program

Pembinaan

dan

b. Analisis Program Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Kinerja. Secara umum Program/Kegiatan Kantor Camat Kubu menunjang keberhasilan dalam pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya. Pada Tahun 2017 ada beberapa kegiatan yang menjadikan Capaian Kinerja mengalami kegagalan yaitu dalam menrealisasikan anggaran, sebagian penanggung jawab kegiatan mengalami keterlambatan dalam merealisasikan anggaran bahkan ada anggaran kegiatan yang tidak terserap. Namun tingkat capaian kinerja tetap bisa di wujudkan dalam bentuk pembinaan dan koordinasi yang dilakukan kecamatan.

2. Perbandingan antara Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun 2015, Tahun 2016 dan Tahun 2017 Perbandingan antara Realisasi Kinerja serta capaian kinerja Tahun 2017 dengan tahun lalu ataupun tahun terakhir adalah untuk mengetahui realisasi kinerja tahun bersangkutan dengan tahun-tahun yang lalu apakah mengalami peningkatan atau penurunan dalam setiap tahunnnya. Berikut ini disajikan perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 sampai dengan tahun 2017, dapat dilihat seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.2

Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Kantor Camat Kubu Tahun 2015, Tahun 2016 dan Tahun 2017

Realisasi (%) No

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

1. Nilai Indek Kepuasan

kualitas pelayanan

Masyarakat (IKM)

100% 100% publik tingkat

Kecamatan

2. Jumlah Desa Swakarya

Untuk mengetahui perkembangan Realiasi Kinerja pada Kantor Camat Kubu Kabupaten Kubu Raya dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 disajikan pada grafik berikut ini :

60% Capaian Rata-Rata

Pada tahun 2015 dan tahun 2016 rata realisasi capaian kinerja Kantor Camat Kubu Kabupaten Kubu Raya sebesar 100% (Seratus Persen) dari target kinerja yang telah direncanakan, sedangkan pada tahun 2017 hanya mencapai 50% (Lima Puluh Persen), sehingga pada tahun 2017 Realisasi Capaian Sasaran pada Kantor Camat Kubu Kabupaten Kubu Raya mengalami Penurunan 50% (Lima Puluh Persen). Penurunan realisasi capaian kinerja tersebut dikarenakan dikarenakan belum ada data terbaru untuk perhitungan/penilaian jumlah indek kategori dari instansi terkait tentang jumlah Desa dalam kategori Desa Swakarya di Kecamatan Kubu untuk tahun 2017.

3. Perbandingan antara realisasi Kinerja tahun 2015, 2016 dan tahun 2017 dan Target Jangka Menengah Setelah mengetahui secara jelas dan sistematis Indikator Kinerja Utama dan Evaluasi dan Analisis Kinerja Sasaran Kecamatan Kubu

Kabupaten Kubu Raya Tahun Anggaran 2017, kemudian untuk dilakukan perbandingan antara realisasi Kinerja tahun 2015, 2016 dan tahun 2017 dan Target Jangka Menengah dalam dokumen Rencana Strategis Perubahan (RENSTRA-P) Kecamatan Kubu dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.3

Perbandingan Realisasi Kinerja 2015- 2017 dan Target 2019 Sasaran Stategis 1 Kecamatan Kubu

TARGET NO

SASARAN

REALISASI

INDIKATOR KINERJA

1. Nilai Indek

kualitas pelayanan

80 80 80 80 publik tingkat

Kepuasan

Masyarakat (IKM)

Kecamatan

2. Jumlah Desa Swakarya

2 Desa

3 Desa

0 Desa 1 Desa

Realisasi kinerja tahun 2015 s/d 2017 dibandingkan dengan target jangka menengah dalam RENSTRA-P Kecamatan Kubu untuk Sasaran 1 sebagian sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Salah satu indikator kinerja tentang nilai indek kepuasan masyarakat (IKM) terhadap pelayanan Kantor Camat Kubu menunjukan nilai yang diperoleh stabil. Namun dalam indikator, Jumlah Desa Swadaya yang diperoleh mengalami penurunan pada tahun 2017 yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnnya, dan target tahun 2015 dan 2016 lebih tinggi dibandingkan dengan Jangka Menengah Kecamatan Kubu .

4. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.

o Hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini

adalah sebagai berikut : Belum adanya sosialisasi terkait masalah pengaduan masyarakat mengenai pelayanan publik yang diberikan oleh Kantor Camat Kubu, maka untuk meperoleh feedback mengenai pelayanan yang diberikan secara langsung harus menunggu

Quisioner yang di rangkum dan telah diberikan penilaian dalam Indek Kepuasan Masyarakat. Selain itu Kompetensi SDM belum sesuai kebutuhan layanan. Keberadaan aparatur merupakan faktor penting dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pemberian pelayanan masyarakat. Sebagai faktor penting, maka aparatur yang ada harus mencukupi dalam jumlah dan memiliki persyaratan secara kualitas.

o Upaya Pemecahan dalam mengantisipasi hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

Agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal dan Standar Pelayanan Publik, maka Kantor Camat Kubu membuat alur kebutuhan pelayanan Masyarakat terhadap Kantor Camat Kubu, selain itu mempublikasikan persyaratan dokumen yang harus dilengkapi dari jenis-jenis pelayanan yang akan diberikan oleh Kantor Camat Kubu serta indikator masa waktu lamanya proses dari jenis pelayanan yang diberikan. Selain Meningkatkan mutu pelayanan yang ada, mulai alur sampai tahapan dan jangka waktu proses pelayanan yang

diberikan, perlu adanya usaha dalam meningkatkan kemampuan sumber daya aparatur dan penambahan jumlah aparatur, agar pelayanan yang diberikan lebih maksimal dan tepat waktu. Pembinaan ke Desa yang dilakukan Kecamatan juga perlu ditingkatkan dan Optimalisasi partisipasi masyarakat dan pemerintahan desa serta kalangan dunia usaha di wilayah. Kecamatan harus terus memacu partisipasi masyarakat dan pemerintahan desa serta kalangan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan, terlebih pada pembangunan peningkatan