1. 4 Pelaksanaan Kegiatan 1. 4. 1 Penanaman 1. 4. 2 Pemeliharaan

kompensasi berupa hasil yang menguntungkan dikemudian hari, jika mereka bersungguh-sungguh mengelola hutan rakyat yang dimilikinya. Sampai saat ini belum ada suatu program atau penawaran baik dari pemerintah maupun pihak swasta yang berminat untuk ber mitra dalam usaha kayu rakyat ini.

5. 1. 3 Sumberdaya Manusia

Yang dimaksud dalam sumberdaya manusia disini adalah para stakeholder yang terkait dengan kegiatan pengembangan usaha dibidang kayu rakyat seperti: Pemerintah tingkat pusat hingga daerah sebagai pencentus program, LSM sebagai tenaga pendamping, swastapengusaha industri kayu besarsedangkecil, material, meubeuler, sebagai konsumen kemudian masyarakat Desa Burat tengkulak,masyarakat tani hutan rakyat sebagai produsen juga bisa konsumen. Dalam pengelolaan hutan rakyat yang dilakukan di desa Burat, para stakeholder ini memiliki tugas masing-masing dalam menunjang kegiatan pengelolaan hutan rakyat. Pemerintah bertindak sebagai regulator dan pengawasan kegiatan yang dilakukan, sedangkan LSM tingkat kabupaten memastikan kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan, dimana swastapengusaha memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan nilai tambah kayu khususnya kayu jenis sengon agar memberikan kontribusi yang lebih nyata dan untuk masyarakat Desa Burat sendiri bertindak sebagai kunci dari pengelolaan hutan rakyat dengan berperan sebagai produsen penghasil kayu rakyat yang akan digunakan oleh berbagai pihak dengan berbagai pemanfaatan. 5. 1. 4 Pelaksanaan Kegiatan 5. 1. 4. 1 Penanaman Pembibitan Ketersediaan bibit untuk petani hutan rakyat di Desa Burat cukup baik, karena akses petani untuk mendapatkan bibit cukup mudah dan tersedia di Desa setempat. Bibit dapat dibeli di KWT Rahayu yang merupakan induk kelompok tani di Desa Burat atau di sekitar Wonosobo – Purworejo. Umumnya petani lebih memilih untuk membeli bibit di sekitar Wonosobo – Purworejo karena dirasakan secara ekonomi lebih murah. Petani yang telah mendapatkan pelatihan memiliki kecenderungan untuk melakukan pembibitan secara mandiri di lahan-lahan milik mereka masing- masing. Pembibitan juga dapat dilakukan dengan cara trubusan yaitu memelihara bekas tebangan pohon. Cara ini dinilai cukup sederhana dan lebih ekonomis karena tidak memerlukan pemeliharaan yang intensif. Umumnya bibit trubusan memiliki pertumbuhan lebih cepat dibandingkan bibit hasil pembibitan. Jarak tanam Secara garis besar jarak tanam yang digunakan petani hutan rakyat di Desa Burat cukup bervariasai, dari 1 x 1 m, 2 x 3 m sampai 4 x 4 m, yang didasarkan kondisi kelerengan, bahkan masih ada beberapa petani yang belum memperhatikan jarak tanam. Sebagian petani yang telah memperoleh penyuluhan kehutanan dari Dinas Kehutanan Kabupaten Wonosobo sebagai jarak tanam ideal untuk areal hutan rakyat, menggunakan jarak tanam 3 x 3 m dan 3 x 4 m. Dengan jarak tersebut petani masih bisa mempertahankan mata pencahariannya dari hasil pertanian yang berbentuk tanaman hortikultur dan tanaman pertanian. Penanaman Persiapan penanaman didahului dengan pembuatan lubang yang ukurannya diameter 10 – 20 cm dengan kedalaman 20 – 30 cm. Kemudian bibit yang telah mencapai tinggi kurang lebih 20 – 30 cm ditanamkan dan sekitar lokasi lubang tanam dibersihkan dari rumput liar.

5. 1. 4. 2 Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan meliputi pemupukan dan pendangiran. Kegiatan ini disesuaikan dengan usia pohon sengon yang terdapat di lahan masing-masing petani. Pemeliharaan dilakukan dalam 4 tahap: 1 Usia 0 – 2 tahun, dilakukan pemupukan awal dan pendangiran. Pemupukan awal dilakukan dengan memberikan pupuk UREA, pupuk NPK dan pupuk kandang dengan komposisi 1:1:2. Pendangiran pada tahap ini dilakukan dengan frekuensi 1-2 minggu sekali. Ini dilakukan karena pertumbuhan memiliki masa yang rentan pada saat-saat tersebut. 2 Usia 2 – 4 tahun, dilakukan pendangiran setiap 1 bulan sekali. Pemberian pupuk sesuai dosis saat penanaman sekali dalam dua tahun. 3 Usia 4 – 7 tahun, dilakukan pendangiran setiap 6 bulan sekali. 4 Usia 7 tahun - ditebang, dilakukan pendangiran setiap 6 bulan sekali.

5. 1. 4. 3 Pemanenan