2.1.2 Jenis – Jenis Modal Kerja
Taylor dalam Sawir 2005 : 132 menyatakan modal kerja dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
1 Modal kerja permanen permanent working capital
Modal kerja permanen merupakan modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau
dengan kata lain modal kerja harus terus menerus dierlukan untuk kelancaran usaha
2 Modal kerja variabel variable working capital
Modal kerja variable merupakan jumlah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
2.1.3 Sumber – Sumber Modal Kerja
Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan perusahaan dalam bentuk apapun. Oleh itu, untuk memenuhi bebutuhan tersebut
diperlukan sumber-sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang tersedia. Namun, dalam pemilihan sumber modal perlu
diperhatikan untung ruginya sumber modal tersebut. Pertimbangan ini perlu dilakukan agar tidak menjadi beban perusahaan ke depan atau
akan menimbulkan masalah yang tidak diinginkan. Sumber modal kerja menurut Tunggal 2000:104 meliputi hal-hal
sebagai berikut: 1
Operasi rutin perusahaan 2
Laba yang diperoleh dari penjualan surat-surat berharga 3
Penjualan aktiva tetap, penanaman jangka panjang aktiva tak lancar dan lain-lain
4 Pengembalian pajak dan keuntungan luar biasa lainnya
5 Penerimaan yang diperoleh dari penjualan obligasi saham dan
penyetoran dana oleh para pemilik perusahaan 6
Penerimaan pinjaman jangka panjang dan jangka pendek yang diperoleh dari bank atau pihak lain
7 Pinjaman yang dijamin dengan hipotek atas aktiva tetap atau aktiva
tak lancar
Universitas Sumatera Utara
8 Penjualan piutang dengan jalan penjualan biasadengan factoring
penjualan dengan cara penjualan faktur, pemberian kredit, diserahkan pada lembaga keuangan
9 Kredit perdagangan kredit biasa, promes,wesel
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namun, terkadang untuk memenuhi
kebutuhan modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu tersedia. Hal ini disebabkan terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat
tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, pihak manajemen dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan
terutama kebijakan dalam upaya pemenuhan modal kerja harus segera memperhatikan faktor-faktor tersebut.
Faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja yaitu Djarwanto, 2001:89:
1 Sifat umum atau tipe perusahaan, modal kerja yang dibutuhkan
perusahaan jasa relative rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadi kas relatif cepat. Proporsi
modal kerja dari total aktiva pada perusahaan jasa relatif kecil. Berbeda dengan perusahaan industri, investasi dalam aktiva lancar
cukup besar dengan tingkat perputaran persediaan dan piutang yang relatif rendah. Perusahaan industri memerlukan modal kerja
yang cukup besar yakni untuk melakukan investasi dalam bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
2 Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan
barang dan ongkos perunit harga beli per unit barang itu. Jumlah modal kerja berkaitan langsung dengan waktu yang
dibutuhkan mulai dari bahan baku atau barang jadi dibeli sampai dengan barang-barang tersebut dijual kepada langganan. Makin
panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang makin besar kebutuhan akan modal
kerja.
3 Syarat pembelian dan penjualan
Universitas Sumatera Utara
Syarat kredit pembelian barang dagangan akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja. Syarat pembelian kredit yang
menguntungkan akan memperkecil kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan. Sebaliknya jika pembayaran harus
dilakukan segera setelah barang diterima maka kebutuhan akan uang kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi lebih
besar. Disamping itu modal kerja juga dipengaruhi oleh syarat kredit penjualan barang dagangan. Semakin lunak kredit yang
diberikan kepada pelanggan akan semakin besar kebutuhan modal kerja yang harus ditanamkan dalam piutang.
4 Tingkat perputaran persediaan
Semakin sering persediaan diganti, maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan akan semakin rendah.
Untuk mencapai tingkat perputaran persediaan yang tinggi diperlukan perencanaan dan pengawasan persediaan yang efisien.
5 Tingkat perputaran piutang
Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas. Bila
piutang terkumpul daln jangka waktu pendek berarti kebutuhan akan modal kerja menjadi semakin rendah.
6 Pengaruh konjungtur business cycle
Pada periode makmur prosperity aktivitas perusahaan meningkat dan cenderung membeli barang-barang lebih banyak
memanfaatkan harga yang masih rendah. Ini berarti perusahaan memperbesar tingkat persediaan. Memperbesar tingkat persediaan
membutuhkan modal kerja yang lebih banyak
7 Derajat resiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka
pendek.Menurunnya nilai riil dibanding harga buku dari surat- surat berharga, persediaan barang, dan piutang akan menurunkan
modal kerja. Bila resiko ini semakin besar berarti diperlukan tambahan modal kerja untuk membayar bunga atau melunasi
hutang jangka pendek.
8 Pengaruh musim
Banyak perusahaan dimana penjualannya hanya terpusat pada beberapa bulan saja. Perusahaan yang dipengaruhi oleh musim
membutuhkan jumlah maksimum modal kerja untuk periode yang relatif pendek. Modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk
persediaaan barang berangsur-angsur meningkat dalam bulan- bulan menjelang puncak penjualan
9 Credit rating dari perusahaan
Jumlah kredit modal kerja dalam bentuk kas termasuk surat-surat berharga yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai
operasinya tergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang kas yang tergantung pada credit rating dari perusahaan, perputaran
persediaan dan piutang serta kesempatan mendapatkan potongan harga dalam pembelian.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Penggunaan Modal Kerja