yang berlaku. Dengan adanya ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku maka dapat diukur sejauh mana kesalahan yang telah dilakukan,
dan berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaiki kesalahan.
Dalam menjalankan tugas pengawasan demi tercapainya tujuan pengawasan ketenagakerjaan, pengawas ketenagakerjaan memiliki
kendala-kendala yang harus dihadapi baik itu yang disebabkan faktor internal maupun faktor eksternal.
Sebagai lembaga yang berada dibawah Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi maka pengawas ketenagakerjaan harus selalu
berkoordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sehingga efektifitas dari pengawasan ketenagakerjaan di daerah sangat
tergantung dengan kebijakan pemerintah pusat. Pemerintah pusat harus mengerti kebutuhan setiap pengawas ketenagakerjaan di semua daerah
agar koordinasi antara pusat dan daerah dapat berjalan dengan baik. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan yang memiliki
wewenang pengawasan ketenagakerjaan di kota Medan juga tidak luput dari permasalahan-permasalahan internal dalam melaksanakan fungsi
pengawasannya. Dra. Akrida
41
sebagai salah satu pengawas ketenagakerjaan di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja mengemukakan
permasalahan internal yang saat ini menjadi kendala terbesar dapat dirinci sebagai berikut :
41
Wawancara dengan Dra. Akrida; pengawas ketenagakerjaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan
1. Kelembagaan
Pengawas ketenagakerjaan menjadi wewenang pemerintah pusat yang mana dalam pelaksanaan wewenang tersebut di delegasikan
kepada pengawas ketenagakerjaan yang ada di Pemerintah Daerah tingkat Provinsi dan Pemerintah Daerah tingkat KabupatenKota
sehingga dalam melaksanakan fungsi pengawasan tersebut pengawas ketenagakerjaan harus berkoordinasi dengan pemerintah
pusat sesuai dengan hierarki kelembagaan. Namun koordianasi antara lembaga ini tidak berjalan efektif dan efesien sehingga
pengawas ketenagakerjaan tidak dapat melakukan hal-hal yang inovatif dalam menjalankan tugasnya dan kurang baiknya
koordinasi ini menyebabkan kurang diperhatikannya pengawas ketenagakerjaan didaerah, akibat lain dari lemahnya koordinasi
tersebut juga menghambat pelaksanaan dan penentuan program kerja nasional bagi pengawasan ketenagakerjaan
2. Peraturan
Pengawasan Ketenagakerjaan telah diatur dalam berbagai peraturan yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dari
fungsi pengawasan. Namun walaupun demikian tetap saja ada kendala yang dihadapi pengawas ketenagakerjaan dalam
menghadapi tugasnya yang disebabkan oleh masih lemahnya peraturan-peraturan tersebut sehingga masih ada celah yang dapat
digunakan pelanggar ketenagakerjaan untuk mengantisipasi pengawasan yang dilakukan petugas.
3. Sumber Daya Manusia
Inilah kendala internal terbesar yang dihadapi pengawas ketenagakerjaan dalam menjalankan tugasnya. Minimnya jumlah
petugas pengawas ketenagakerjaan yang ada didaerah tidak sebanding dengan jumlah perusahaan yang harus diawasi,
Pengawas Ketenagakerjaan yang ada di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan hanya memiliki 15 orang petugas pengawas
sementara jumlah perusahaan yang menjadi objek pengawasan adalah berjumlah 15.000 lebih perusahaan. Selain permasalahan
kuantitas petugas tadi, kualitas dan skill petugas pengawas ketenagakerjaan juga masih perlu untuk ditingkatkan karena tidak
sedikit petugas pengawas yang kurang memahami tugasnya sebagai pengawas ketenagakerjaan khususnya dalam hal
pengawasan pelaksanaan Jamsostek.
B. Faktor Eksternal
Selain kendala internal, pengawas ketenagakerjaan juga menghadapi kendala yang timbul diluar dari lembaga tersebut atau kendala
eksternal. Kendala eksternal biasanya kendala yang dihadapi pada saat melakukan pengawasan ketenagakerjaan yang dijumpai di lapangan.
Dalam hal ini kendala biasanya datang dari pihak pengusaha maupun pekerjaburuh.
1. Kendala dari Pengusaha
Pengusaha sebagai pihak yang paling sering berurusan dengan pengawas ketenagakerjaan biasanya sering mempersulit jalannya
fungsi pengawasan. Pengusaha tidak jarang memanipulasi laporan ketenagakerjaan guna mengelabui petugas pengawas
ketenagakerjaan khususnya dalam hal pelaksanaan Jamsostek, sebagai contoh pengusaha sering membuat laporan tentang upah
yang tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya untuk menghindari dari kewajiban pelaksanaan Jamsostek
2. Kendala dari PekerjaBuruh
Pekerjaburuh sebagai pihak yang diperhatikan nasibnya dalam jalannya fungsi pengawasan juga jarang bersifat pro aktif,
pekerjaburuh lebih sering melaporkan permasalahan-permasalahan yang hanya berkaitan dengan pemecatan dan masalah pembayaran
gaji semantara permasalahan-permasalahan ketenagakerjaan lain yang bersifat normatif sering tidak diperhatikan pekerjaburuh.
Pekerjaburuh juga lebih sering melaporkan permasalahan- permasalahan ketenagakerjaan yang menimpa mereka kepada
lembaga hukum yang lain tanpa melalui pengawas ketenagakerjaan terlebih dahulu.