NYANYIAN IO-IO PADA MASYARAKAT KARO SINGALUR LAU (STUDI TERHADAP BENTUK MUSIK, FUNGSI DAN MAKNA.

(1)

BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA NYANYIAN IO-IO PADA

MASYARAKAT KARO SINGALUR LAU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Jhon Christanto Pranata Sembiring

2103340032

PRODI PENDIDIKAN MUSIK

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

ABSTRAK

Jhon Christanto Pranata Sembiring. NIM 2103340032. Nyanyian Io-io Pada Masyarakat Karo Singalur Lau (Studi Terhadap Bentuk Musik, Fungsi dan Makna). Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian BentukMusik, Fungsi dan Makna Nyanyian io-io pada masyarakat Karo Singalur Lau. Io-io merupakan nyanyian dari etnik Karo yang sudah sangat jarang sekali terdengar lagi ketenarannya. Sampai saat ini generasi muda khususnya sudah tidak mengenal lagi nyanyian ini akibat perkembangan zaman dan populernya lagu-lagu pop dari pada lagu tradisional. Hal ini mendorong penulis untuk mengangkat ini dan menjadikannya topik penelitian. Teori yang digunakan adalah teori bentuk musik, teori fungsi dan teori makna. Bentuk musik merupakan susunan yang utuh dari beberapa frase nyanyian io-io. Fungsi merupakan kegunaan dari nyanyian io-io pada aktivitas sehari-hari di Desa Juhar. Makna adalah maksud yang tersimpul dari hal yang ingin ditunjukkan atau ingin diungkapkan,

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah penyanyi io-io (perio-io), seniman Karo, keluarga yang mengetahui io-io terkhusus pada masyarakat Desa Juhar. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, metode wawancara, metode dokumentasi yang dilakukan langsung terhadap objek yang akan diteliti.

Adapun hasil penelitian yang menunjukan bahwa. Hasil dari penelitian dan wawancara menunjukan bahwa bentuk musik nyanyian io-io terdiri dari 35 birama, dan terdapat 4 motif dalam 8 frase, yaitu 4 frase antecedent (pertanyaan) dan 4 frase consequent (jawaban) dan terdapat 1 kalimat dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Fungsi nyanyian io-io adalah fungsi pengungkapan emosional atau sarana ekspresi diri, dan fungsi hiburan. Dan adapun makna yang terkandung dalam nyanyian io-io adalah makna perasaan, makna religius, danmaknakepercayaan.


(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Bentuk, Fungsi dan Makna Nyanyian Io-io Pada Masyarakat Singalur Lau”.

Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terimakasih yang tiada terhingga kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum.Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Uyuni Widiastuti,M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik,FakultasBahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

4. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn, M.Sn. Ketua Prodi Pendidikan Musik dan sekaligus Pembimbing Skripsi I.

5. Muklis Hasabullah, M.Sn sebagai Pebimbing Skripsi II.

6. Dra.Pita HD Silitonga, M.Pd sebagai Pembimbing Akademik dan sekaligus Dosen Penguji I.

7. Lamhot Sihombing,M.Pd sebagai Dosen Penguji II

8. Seluruh Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan.

9. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda Drs. Mail Sembiring dan Ibunda Dra. Juniaty Ginting, M.Pd yang selalu mendidik, memberikan kasih sayang yang tak terhingga mendukung baik secara moril maupun materil, memberikan motivasi, semangat dan doa yang tulus yang tiada hentinya demi kesuksesan penulis.

10.Freddy Erta Sembiring dan Ferry Agina Lewis Sembiring, kedua adik tersayang yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.


(8)

iii

11.Terimakasih kepada Aksi Pinem dan Edianta Pinem yang telah memberi semangat dan memberikan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini.

12.Teman-teman terbaik penulis Anton Darco Hutasohit, Yehezkiel Tarigan, Franky Sinsuko Ginting, EkoSuheri, Redy Kusuma, Afri Ketaren, Andre Dwi Cahya, teman-temandari group musik Otalah „n Friends dan teman-teman Pendidikan Musik dan Tari Stambuk 2010dan 2011 yang telah memberikan doa, motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini. Teman-teman Permata GBKP Runggun RBM yang terbaik, terimakasih atas doa dan motivasi kepada penulis.

Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan baik dari segi kalimat, isi dan juga teknik penguraiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan Skripsi ini.Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan, khususnya dibidang pendidikan musik.

Medan, April 2016 Penulis,

Jhon Christanto Pranata Sembiring NIM. 2103340032


(9)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 4

C.Pembatasan Masalah ... 5

D.Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A.Landasan Teoritis ... 8

1. Teori Musik ... 9

a. Tempo ... 10

b. Dinamika ... 12

c. Irama ... 13

d. Melodi ... 13

2. Teori Bentuk ... 14

a. Motif ... 14

b. Frase ... 15

c. Kalimat ... 16

3. Teori Fungsi ... 17

4. Teori Makna ... 18

5. Pengertian Musik Tradisional Karo ... 19

6. Masyarakat Karo Singalur Lau ... 22


(10)

v

a. Nyanyian ... 29

b. Io-io ... 30

B. Kerangka Konseptual ... 31

BAB III METODELOGI PENELITIAN A.Metodelogi Penelitian ... 35

B.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

1. Populasi ... 36

2. Sampel ... 36

C.Teknik Pengumpulan Data ... 37

1. Observasi ... 37

2. Studi Kepustakaan ... 38

3. Wawancara ... 39

4. Dokumentasi ... 40

5. Kerja Laboratorium ... 41

D.Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 43

A.Gambaran Desa Juhar ... 43

B.Keberadaan Nyanyian io-io... 48

C.Bentuk Musik Nyanyian io-io ... 52

D.Fungsi Nyanyian io-io ... 58

1. Fungsi Sarana Ekspresi Diri ... 59

2. Fungsi Sarana Hiburan ... 62

E. Makna Nyanyian io-io... 64

1. Makna Perasaan ... 64

2. Makna Religius ... 65

3. Makna Kepercayaan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69


(11)

vi

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN


(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 4.1 ( Tugu Selamat Datang Desa Juhar ) ... 43

2. Gambar 4.2 ( Diskusi dengan tokoh adat Desa Juhar ) ... 44

3. Gambar 4.3 ( Silahturahmi dengan warga Desa Juhar )... 47

4. Gambar 4.4 ( Meri br. Tarigan/perio-io ) ... 49

5. Gambar 4.5 ( Lestari br. Ginting/perio-io )... 49

6. Gambar 4.6 ( Diskusi dengan Meri br.Tarigan) ... 50

7. Gambar 4.7 ( Tiaman br. Sembiring/perio-io ) ... 51

8. Gambar 4.8 ( perio-io ras si erjabaten ) ... 52


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia atau disebut dengan Nusantara adalah sebuah Negara yang terdiri dari banyak Pulau dan sebuah Bangsa yang memiliki berbagai kebudayaan etnik, agama, bahasa, dan lainnya. Sumatra merupakan salah satu Pulau yang mediami Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sumatra sendiri memiliki Provinsi yang bernama Sumatra Utara. Sumatra Utara sendiri terbagi atas beberapa Kabupaten. Karo merupakan sebuah Kabupaten yang mendiami kawasan Sumatra Utara.

Karo menjadi nama Kabupaten juga sebagai nama sebuah etnik yang berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak Karo. Karo memiliki adat istiadat dan berbagai kebudayaan yang diturunkan secara turun temurun oleh nenek moyang etnik Karo, baik itu dari upacara kebudayaan, kesenian, arsitektur, musik, dan yang lainnya. Tatanan adat istiadat dalam etnik karo adalah seperti merga silima, tutur siwaluh dan rakut sitelu. Tidak hanya itu, etnik Karo juga memiliki bahasa atau dialek sendiri yang disebut dengan Cakap Karo. Etnik Karo sangat menghargai warisan kebudayaan yang diturunkan secara turun menurun oleh nenek moyang mereka, terutama pada musik.

Musik memiliki perananan yang sangat penting bagi etnik Karo dalam menjalankan segala kegiatan kebudayaan maupun kehidupan sehari-hari. Musik


(14)

2

yang terdapat pada etnik Karo terdiri dari berbagai instrument musik dan komposisi. Instrument musik yang terdapat pada etnik Karo adalah antara lain seperti : kulcapi, gendang, penganak, surdam, balobat, gong, keteng-keteng dan sebagainya. Dan secara komposisi musik pada etnik karo terdiri dari gendang lima sedalanen dan gendang telu sedalanen.

Tidak hanya itu, etnik karo juga memiliki seni suara atau musik vokal yang sangat khas. Rengget dalam bahasa etnik karo merupakan tehnik vokal yang khas dari etnik Karo yang membedakan seni suara etnik Karo berbeda dari etnis lain yang ada di Sumatra Utara. Menurut Perikuten Tarigan (2004 : 118-119) musik vokal atau nyanyian dalam kebudayaan masyarakat karo terdiri dari beberapa jenis, yaitu katoneng-katoneng, tangis-tangis, io-io, didong doah, dan nyanyian percintaan muda-mudi dalam etnik karo.

Secara komposisi, katoneng-katoneng telah memiliki garis melodi yang baku, namun lirik atau teks dari komposisi tersebut senantiasa berubah disesuaikan dengan satu konteks upacara. Katoneng-katoneng dapat juga disebut dengan pemasu-masun. Tangis-tangis adalah nyayian yang berisi tentang kesedihan atau penderitaan seseorang. Contoh tangis-tangis pada etnik karo dapat dilihat pada upacara kemalangan. Isi dari tema lagu adalah berupa ungkapan kesedihan karena salah satu anggota keluarga telah meninggal dunia. Didong doah adalah rangkaian kata yang disajikan bibi sirembah ku lau (saudara perempuan ayah pengantin wanita) pada saat pesta perkawinan permen na (anak perempuan saudara laki-laki) dengan cara bernyanyi. Disamping itu, etnik Karo memiliki nyanyian jenis lain yaitu io-io. Io-io merupakan nyanyian tentang ungkapan rasa


(15)

3

rindu seseorang kepada seseorang kekasih, orang tua atau kerabat yang sedang dirindukan.

Dari uraian di atas penulis akan mengangkat io-io yang merupakan salah satu nyanyian tradisional etnik Karo sebagai bahan penelitian. Io-io terdiri dari beberapa jenis yaitu seperti io-io Pagar Batu dan io-io Singalur Lau. Singalur Lau dalam etnik Karo juga memiliki arti sebagai sebutan untuk kelompok etnik Karo yang mendiami daerah tertentu. Etnik Karo yang mendiami daerah tersebut adalah seperti di daerah : Kecamatan Tiga Binanga, Kecematan Juhar, dan Kecamatan Munte. Adapun lokasi penelitian yang akan dituju penulis adalah Kecamatan Juhar. Alasan penulis memilih nyayian io-io sebagai bahan penelitian adalah karena seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan io-io tersebut sudah mengalami banyak perubahan, begitu pula dengan komposisi musik atau lagunya. Minat etnik Karo lebih tinggi terhadap lagu-lagu pop dibandingkan dengan lagu-lagu tradisi. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya beredar lewat rekaman kaset komersial, sedangkan untuk lagu-lagu tradisi sangat minim persentase penyajiannya, khususnya io-io.

Sehubungan dengan itu, sebagai salah satu anggota dari masyarakat terlebih-lebih sebagai Mahasiswa Unimed Prodi Seni Musik, penulis ingin meneliti ataupun mengupas tentang Bentuk, Fungsi dan Makna Nyanyian Io-io Pada Masyarakat Karo Singalur Lau . Sekalipun tujuan penulisan ini bukan untuk pelestarian, namun hasil dari penelitian dan tulisan tentang nyanyian io-io ini diharapkan dapat menjadi bahan dokumentasi yang berharga mengenai musik tradisional Karo.


(16)

4

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan yang lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa pernyataan. Sesuai dengan pendapat Hadeli (2006 : 23).

Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang meimbulkan tanda-tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sesuatu jawaban. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas maka didapati beberapa hasil identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk komposisi nyanyian io-io pada masyarakat Karo Singalur Lau?

2. Apa fungsi dari nyanyian io-io bagi masyarakat Karo Singalur Lau?

3. Bagaimana apresiasi masyarakat Karo Singalur Lau terhadap nyanyian io-io ditengah perkembangan zaman terlebih-lebih terhadap generasi muda?

4. Apa makna dari nyanyian io-io bagi masyarakat Karo Singalur Lau?

5. Instrument musik apa saja yang digunakan dalam nyanyian io-io pada masyarakat Karo Singalur Lau?


(17)

5

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah yang akan diteliti. Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah untuk mempersingkat cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana, kemampuan menulis, maka peneliti mengadakan pembatasan masalah untuk mempermudah pemecahan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008 : 286) mengatakan bahwa pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi, serta faktor keterbatasan tenaga, dana, dan waktu. Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana bentuk komposisi nyanyian io-io pada masyarakat Karo Singalur Lau? 2. Apa fungsi nyanyian io-io bagi masyarakat Karo Singalur Lau?

3. Apa makna dari nyanyian io-io bagi masyarakat Karo Singalur Lau?

D. Rumusan Masalah

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan segala topik penelitian ditemukan, kemudian peneliti merumuskan masalah apa yang dipermasalakan. Menurut pendapat Sugiono (2010 : 35) Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.

Berdasarkan pendapat tersebut serta uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka dapat disimpulkan suatu pertanyaan : “Bagaimana Bentuk, Fungsi, dan Makna Nyanyian Io-io Pada Masyarakat Karo Singalur Lau?


(18)

6

E. Tujuan Penelitian

V. Wiratna Sujarweni (2014 : 55) mengatakan bahwa, Tujuan penelitian mengenai apa saja yang akan dicapai dalam penelitian tersebut dan selalu menuliskan apa yang ingin dicapai dalam rumusan masalah. Tujuan penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti sebelum melakukan penelitian. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang dilakukan tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai penulis adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan bentuk komposisi nyanyian io-io pada masyarakat Karo Singalur Lau.

2. Mendeskripsikan fungsi nyanyian io-io pada masyarakat Karo Singalur Lau. 3. Mendeskripsikan makna nyanyian io-io bagi masyarakat Karo Singalur Lau.

F. Manfaat Penelitian

Selain tujuan penelitian, setiap penelitian juga harus memiliki manfaat, sehingga penelitian tersebut tidak hanya teori semata tetapi dapat dipakai oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Menurut V. Wiratna Sujarweni (2014 : 56) yang mengatakan bahwa manfaat penelitian berkenaan dengan manfaat yang ilmiah dan praktis berkenaan dengan hasil dari penelitian. Penulis berharap hasil dari penelitian ini nantinya dapat bermanfaat sebagai :

1. Sebagai bahan pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai bentuk, fungsi, dan makna nyanyian io-io pada masyarakat Karo Singalur Lau.


(19)

7

2. Sebagai bahan refrensi bagi peneliti berikutnya yang memiliki keterkaitan tentang topik penelitian ini.

3. Sebagai bahan skripsi sarjana yang diwajibkan bagi setiap Mahasiswa Universitas Negeri Medan Fak. Bahasa dan Seni Jurusan Sendratasik Prodi. Seni Musik. 4. Sebagai kepustakaan di Prodi. Pendidikan Seni Musik Jurusan Sendratasik


(20)

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Nyanyian io-io di Desa Juhar umumnya dilakukan oleh para wanita Karo yang sedang bekerja di ladang atau sawah. Mereka bernyanyi untuk melepaskan penat tentang kerinduan yang mereka rasakan, mereka percaya syair-syair dan alunan musik yang mereka buat dapat menjadi sebuah doa yang besar untuk sebuah pengharapan kepada yang dirindukan. Tetapi dengan perkembangan zaman nyanyian ini beralih ke sarana hiburan dan mengalami perubahan pada konsep pertunjukkan dan juga penambahan pada alat musik yang digunakan untuk mengiringi nyanyian tersebut. Tradisi yang biasanya dimainkan pada saat sambil bekerja di lading atau sawah kini berubah menjadi seni pertunjukkan dalam acara kesenian lainnya.

2. Nyanyian io-io ini memiliki bentuk musik yang terdiri dari 35 birama, dan terdapat 4 motif dalam 8 frase, yaitu 4 frase antecedent (pertanyaan) dan 4 frase consequent (jawaban) dan terdapat 1 kalimat dengan 3 aksen atau pengulangan sebanyak 3 kali. 3. Nyanyian io io ini juga memiliki fungsi pengungkapan emosional atau saran ekspresi

diri, dan fungsi hiburan. Fungsi pengungkapan emosional dapat dilihat pada syair senandung yang dapat mempengaruhi emosional para wanita Karo yang melakukan nyanyian tersebut, banyaknya harapan yang dipanjatkan kedalam doa yang terkandung pada syair tersebut tersebut. Sehingga dalam doa orang yang dirindukan tetap dalam diberkati, dan berharap dapat bisa bertemu kembali.


(21)

70

4. Fungsi hiburan pada nyanyian io-io ini memasuki psikologi kegembiraan masa sehingga mampu menghilangkan perasaan jenuh dan penyemangat dalam kehidupan sehari-hari. Melalui lirik yang terdapat di dalam nyanyian serta alunan musik tradisional Karo yang dimainkan dalam mengiringi nyanyian tersebut, penonton dapat menikmati keindahannya. Para warga dan masyarakat tidak hanya dapat menikmati kesenian nyanyian saja, tetapi mereka juga memiliki kesempatan untuk berkumpul dan saling bercengkrama.

5. Nyanyian io-io ini memiliki beberapa makna diantaranya makna perasaan, makna nada dan makna tujuan. Dalam makna perasaan menceritakan tentang rasa syukur dan semangat dalam melakukan aktivitas. Makna nada yang dalam nyanyian ini menceritakan lagu yang ada di dalam nyanyian io-io ini merupakan syair-syair yang di gabungkan menjadi satu dengan menggunakan instrumen yang ada. Makna tujuan dari nyanyian io-io tersebut menceritakan tentang tujuan untuk memanjat doa kepada Tuhan agar orang yang dirindukan selalu dalam perlindunganNya dan dapat segera bertemu lagi.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan diatas, peneliti mengajukan beberapa saran antara lain :

1. Hendaknya pemerintah khususnya pemerintahan Kabupaten Karo lebih memperhatikan lagi kesenian vokal dengan menyertakan dalam berbagai pementasan kesenian serta mendokumentasikannya dalam bentuk audio maupun audiovisual agar mempunyai bukti fisik yang otentik sehingga hak kepemilikannya resmi dan bukan hanya sekedar pengakuan saja tanpa mempunyai bukti hak milik kesenian vokal tersebut.


(22)

71

2. Hendaknya kesenian vokal tradisional tetap dilestarikan dan diajarkan kepada generasi penerus karena semakin begitu sedikitnya seniman vokal tradisional yang ada sekarang ini, serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari karena sangat berpengaruh positif dalam menjalin silaturahmi dan berbagi pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini belumlah mampu dikatakan sebagai tulisan yang baik. Penulis sangat mengharapkan partisipasi dari rekan-rekan pecinta budaya, khususnya budaya Karo demi memperbaiki tulisan ini. Tulisan ini hanyalah sebuah awal dari tujuan untuk menjaga eksistensi kebudayaan Nusantara, terkhususnya budaya etnik Karo.


(23)

72

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2009.” Apresiasi Karya Seni Musik Daerah Nusantara “. Bandung : Sarana Ilmu

Aswita, Effi & Thamrin. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Medan : Diktat Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

Bangun, Tridah. 1986. Manusia Batak Karo. Jakarta : Inti Idayu Press Budilinggono, (1993).Bentuk dan Analisis Musik.Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

Barus, Elieser, 2013. “ Fungsi dan Makna Gendang Lima Sedalanen pada

Upacara Muncang di Dusun III Namo Rindang Desa Mbaruai Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang “. Etnomusikologi USU

Corazon, CD. 2007. Traditional Musical Instrument of The Philippines Nevada : FMA digest

Daminto. 2004. “Kerangka teoritis Penelitian”, Jakarta : Gramedia Pustaka Djelantik, A.A.M. 2000. ESTETIKA Sebuah Pengantar. Bandung : Masyarakat

Seni Pertunjukkan Indonesia.

Fatimah Djajasudarmah, T,(2013). SEMANTIK 2, Relasi

MaknaParadigmatiksintagmatik-derivasional. Bandung: PT Refika

Aditama

Hadelli, 2006. “ Metode Penelitian Kependidikan”, Padang : Quantum

Hasibuan, Melayu S. P, (2006). Manajemen Sumber Daya Manusi, Edisi Revisi I. Jakarta: Bumi Aksara

Kaban, Lidya Natalina. 2011.“ Gendang lima Sedalanen pada upacara Mbuah

Page Kerja Tahun Di desa Barus jahe Kecamatan Barus Jahe tanah Karo, Medan : Skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan Unimed. Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Kartika


(24)

73

Miller, Michael. 2002. The Complete Idiot’s Guide to Music Theorg” Indianapolis : Pearson Education,Inc.

Prins, Darwan. 2008. Adat Karo. Medan : Bina Media Perintis

Purba, Prawika Lestari. 2014. ” Kajian Bentuk Dan Makna Lagu Juma Tidahan

Di Desa Sarima Tondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun “.

Universitas Negeri Medan : Skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan Unimed.

Sihombing, Lamhot 2013. “Vokal”. Medan : Universitas Negri Medan. : Buku diktat vokal wajib

Sitepu, Cynthia. 2013. ”Peranan Gendang Sarune Dalam Tari Topeng Gundala-

Gundala Seberaya di Desa Tiga Panah Kabupaten Karo”. Skripsi Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan : Skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan Unimed.

Setyadin, 2005. “ Metode Penelitian Kualitatif ” : Teori dan Praktik, Jakarta : Bumi Aksara

Sugiyono, 2008. “ Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaif dan R&D “. Bandung : Alfabetha.

Sitohang, Lerin, 2014. “ Bentuk Dan Penyajian Gondang Mangaliat Dalam

Upacara Panangok Saring-saring Di desa Sabulan Samosir ”.

Universitas Negeri Medan : Skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan Unimed.

Suroso, Panji, 2012. “ Ketoprak Door Di Helvetia “. Medan : Unimed Press Subagyo, B. Andreas. 2001. Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:

Yayasan Kalam Hidup.

Silitonga, Pita Hotma Dameria, (2014). Teori Musik. Medan : Unimed Prees Tarigan, Sarjani. 2008. “Dinamika Orang Karo, Budaya, dan Modernasime”.

Medan


(25)

74

Tarigan, Perikuten. 2004. Musik Tradisional Karo. Dalam Pluralitas Musik Etnik Batak Toba, Mandailing, Melayu, Pakpak-Dairi, Angola, Karo, Simalungun, Pusat Dokumentasi, dan Pengkajian Kebudayaan Batak, Medan: Universitas HKBP Nomensen.

Wahyuni Suryanita, (2012). Fungsi dan Manfaat Laboratorium Sebagai Sumber Belajar. Artikel. http://wahyunisuryanita.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-manfaat-laboratorium-sebagai.htm

https://id.wikipedia.org/wiki/Makna

https://www.youtube.com/watch?v=MyCGONbBgHM (The 6th Unimed Greenland International Expo - io-io)


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Nyanyian io-io di Desa Juhar umumnya dilakukan oleh para wanita Karo yang sedang bekerja di ladang atau sawah. Mereka bernyanyi untuk melepaskan penat tentang kerinduan yang mereka rasakan, mereka percaya syair-syair dan alunan musik yang mereka buat dapat menjadi sebuah doa yang besar untuk sebuah pengharapan kepada yang dirindukan. Tetapi dengan perkembangan zaman nyanyian ini beralih ke sarana hiburan dan mengalami perubahan pada konsep pertunjukkan dan juga penambahan pada alat musik yang digunakan untuk mengiringi nyanyian tersebut. Tradisi yang biasanya dimainkan pada saat sambil bekerja di lading atau sawah kini berubah menjadi seni pertunjukkan dalam acara kesenian lainnya.

2. Nyanyian io-io ini memiliki bentuk musik yang terdiri dari 35 birama, dan terdapat 4 motif dalam 8 frase, yaitu 4 frase antecedent (pertanyaan) dan 4 frase consequent (jawaban) dan terdapat 1 kalimat dengan 3 aksen atau pengulangan sebanyak 3 kali. 3. Nyanyian io io ini juga memiliki fungsi pengungkapan emosional atau saran ekspresi

diri, dan fungsi hiburan. Fungsi pengungkapan emosional dapat dilihat pada syair senandung yang dapat mempengaruhi emosional para wanita Karo yang melakukan nyanyian tersebut, banyaknya harapan yang dipanjatkan kedalam doa yang terkandung pada syair tersebut tersebut. Sehingga dalam doa orang yang dirindukan tetap dalam diberkati, dan berharap dapat bisa bertemu kembali.


(2)

4. Fungsi hiburan pada nyanyian io-io ini memasuki psikologi kegembiraan masa sehingga mampu menghilangkan perasaan jenuh dan penyemangat dalam kehidupan sehari-hari. Melalui lirik yang terdapat di dalam nyanyian serta alunan musik tradisional Karo yang dimainkan dalam mengiringi nyanyian tersebut, penonton dapat menikmati keindahannya. Para warga dan masyarakat tidak hanya dapat menikmati kesenian nyanyian saja, tetapi mereka juga memiliki kesempatan untuk berkumpul dan saling bercengkrama.

5. Nyanyian io-io ini memiliki beberapa makna diantaranya makna perasaan, makna nada dan makna tujuan. Dalam makna perasaan menceritakan tentang rasa syukur dan semangat dalam melakukan aktivitas. Makna nada yang dalam nyanyian ini menceritakan lagu yang ada di dalam nyanyian io-io ini merupakan syair-syair yang di gabungkan menjadi satu dengan menggunakan instrumen yang ada. Makna tujuan dari nyanyian io-io tersebut menceritakan tentang tujuan untuk memanjat doa kepada Tuhan agar orang yang dirindukan selalu dalam perlindunganNya dan dapat segera bertemu lagi.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan diatas, peneliti mengajukan beberapa saran antara lain :

1. Hendaknya pemerintah khususnya pemerintahan Kabupaten Karo lebih memperhatikan lagi kesenian vokal dengan menyertakan dalam berbagai pementasan kesenian serta mendokumentasikannya dalam bentuk audio maupun audiovisual agar mempunyai bukti fisik yang otentik sehingga hak kepemilikannya resmi dan bukan hanya sekedar pengakuan saja tanpa mempunyai bukti hak milik kesenian vokal tersebut.


(3)

2. Hendaknya kesenian vokal tradisional tetap dilestarikan dan diajarkan kepada generasi penerus karena semakin begitu sedikitnya seniman vokal tradisional yang ada sekarang ini, serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari karena sangat berpengaruh positif dalam menjalin silaturahmi dan berbagi pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini belumlah mampu dikatakan sebagai tulisan yang baik. Penulis sangat mengharapkan partisipasi dari rekan-rekan pecinta budaya, khususnya budaya Karo demi memperbaiki tulisan ini. Tulisan ini hanyalah sebuah awal dari tujuan untuk menjaga eksistensi kebudayaan Nusantara, terkhususnya budaya etnik Karo.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2009.” Apresiasi Karya Seni Musik Daerah Nusantara “. Bandung : Sarana Ilmu

Aswita, Effi & Thamrin. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Medan : Diktat Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

Bangun, Tridah. 1986. Manusia Batak Karo. Jakarta : Inti Idayu Press Budilinggono, (1993).Bentuk dan Analisis Musik.Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

Barus, Elieser, 2013. “ Fungsi dan Makna Gendang Lima Sedalanen pada

Upacara Muncang di Dusun III Namo Rindang Desa Mbaruai Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang “. Etnomusikologi USU

Corazon, CD. 2007. Traditional Musical Instrument of The Philippines Nevada : FMA digest

Daminto. 2004. “Kerangka teoritis Penelitian”, Jakarta : Gramedia Pustaka Djelantik, A.A.M. 2000. ESTETIKA Sebuah Pengantar. Bandung : Masyarakat

Seni Pertunjukkan Indonesia.

Fatimah Djajasudarmah, T,(2013). SEMANTIK 2, Relasi

MaknaParadigmatiksintagmatik-derivasional. Bandung: PT Refika Aditama

Hadelli, 2006. “ Metode Penelitian Kependidikan”, Padang : Quantum

Hasibuan, Melayu S. P, (2006). Manajemen Sumber Daya Manusi, Edisi Revisi I. Jakarta: Bumi Aksara

Kaban, Lidya Natalina. 2011.“ Gendang lima Sedalanen pada upacara Mbuah

Page Kerja Tahun Di desa Barus jahe Kecamatan Barus Jahe tanah Karo, Medan : Skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan Unimed. Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Kartika


(5)

Miller, Michael. 2002. The Complete Idiot’s Guide to Music Theorg” Indianapolis : Pearson Education,Inc.

Prins, Darwan. 2008. Adat Karo. Medan : Bina Media Perintis

Purba, Prawika Lestari. 2014. ” Kajian Bentuk Dan Makna Lagu Juma Tidahan Di Desa Sarima Tondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun “. Universitas Negeri Medan : Skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan Unimed.

Sihombing, Lamhot 2013. “Vokal”. Medan : Universitas Negri Medan. : Buku diktat vokal wajib

Sitepu, Cynthia. 2013. ”Peranan Gendang Sarune Dalam Tari Topeng Gundala-

Gundala Seberaya di Desa Tiga Panah Kabupaten Karo”. Skripsi Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan : Skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan Unimed.

Setyadin, 2005. “ Metode Penelitian Kualitatif ” : Teori dan Praktik, Jakarta : Bumi Aksara

Sugiyono, 2008. “ Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaif dan R&D “. Bandung : Alfabetha.

Sitohang, Lerin, 2014. “ Bentuk Dan Penyajian Gondang Mangaliat Dalam Upacara Panangok Saring-saring Di desa Sabulan Samosir ”. Universitas Negeri Medan : Skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan Unimed.

Suroso, Panji, 2012. “ Ketoprak Door Di Helvetia “. Medan : Unimed Press Subagyo, B. Andreas. 2001. Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:

Yayasan Kalam Hidup.

Silitonga, Pita Hotma Dameria, (2014). Teori Musik. Medan : Unimed Prees Tarigan, Sarjani. 2008. “Dinamika Orang Karo, Budaya, dan Modernasime”.

Medan


(6)

Tarigan, Perikuten. 2004. Musik Tradisional Karo. Dalam Pluralitas Musik Etnik Batak Toba, Mandailing, Melayu, Pakpak-Dairi, Angola, Karo, Simalungun, Pusat Dokumentasi, dan Pengkajian Kebudayaan Batak, Medan: Universitas HKBP Nomensen.

Wahyuni Suryanita, (2012). Fungsi dan Manfaat Laboratorium Sebagai Sumber Belajar. Artikel. http://wahyunisuryanita.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-manfaat-laboratorium-sebagai.htm

https://id.wikipedia.org/wiki/Makna

https://www.youtube.com/watch?v=MyCGONbBgHM (The 6th Unimed Greenland International Expo - io-io)