yang masing masing ditunjukkan oleh peubah curah hujan, limpasan permukaan dan evapotranspirasi. Wilayah DAS Cisangkuy mempunyai rata rata status
cadangan air yang defisit baik pada musim hujan maupun musim kemarau, nilai defisit air pada bulan bulan basah November April berkisar antara 2 15
mmbulan, sedangkan pada bulan bulan kering Mei Oktober berkisar antara 26 68 mmbulan BPDAS Citarum Ciliwung 2009.
2.2 Curah Hujan dan Intensitas Hujan
Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan yang jatuh ke tanah dalam rangkaian proses siklus hidrologi. Jumlah presipitasi selalu dinyatakan
dengan mm Mori 2006 , berbeda dengan presipitasi non cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat
menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan bumi. Di bumi hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup
berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu
pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Curah hujan tahunan di wilayah Sub DAS Cisangkuy berkisar antara
1900 2500 mmtahun dengan rata rata jumlah bulan kering adalah empat bulan Juni September, dua bulan lembab Mei dan Oktober dan enam bulan basah
Januari April dan November Desember BPDAS Citarum Ciliwung 2009.
2.3 Erosi dan Sedimentasi
Faktor faktor yang mempengaruhi erosi tanah meliputi hujan, angin, limpasan permukaan, jenis tanah, kemiringan lereng, penutupan tanah baik oleh
vegetasi atau lainnya serta ada tidaknya tindakan konservasi. Faktor faktor tersebut tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya, artinya bekerja secara
simultan. Tanah kering yang rentan terhadap erosi terutama adalah tanah podsolik merah kuning yang menempati areal terluas di Indonesia, kemudian disusul oleh
tanah Latosol yang dengan kemiringan lereng agak curam sampai curam, terutama tanah tanah yang tidak tertutup tanaman Suripin 2004.
Hujan merupakan salah satu faktor utama penyebab erosi tanah. Tetesan air hujan yang menghantam muka bumi menyebabkan terlemparnya partikel tanah
ke udara. Karena gravitasi bumi, partikel tersebut jatuh kembali ke bumi dan sebagian partikel halus menutup pori pori tanah sehingga porositas tanah
menurun, tetesan air hujan juga dapat menimbulkan pembentukan lapisan tanah keras
pada lapisan permukaan , sebagai faktor
penyebab terjadinya erosi oleh aliran air akan bertambah besar. Dengan tertutupnya pori pori tanah maka laju kapasitas infiltrasi bekurang sehingga
akan semakin besar dan mengikis dan membawa tanah secara terus menerus . proses pengangkutan tanah ini akan terhenti baik untuk sementara atau tetap ,
sebagai pengendapan atau sedimentasi. Pengendapan akhir atau sedimentasi terjadi pada kaki bukit yang relatif datar, sungai atau waduk. Pada daearah aliran
sungai partikel dan unsur hara yang larut dalam aliran permukaan akan mengalir ke sungai atau waduk sehingga terjadi pendakalan pada tempat tersebut. Keadaan
ini menurut Soemarwoto 1978, dalam Suripin 2004 akan mengakibatkan daya tampung sungai dan waduk menjadi turun sehingga timbul bahaya banjir dan
eutrofikasi berlebihan. Erosi merupakan penyebab utama menurunnya produktivitas lahan
pertanian, menurunnya kualitas air, membawa bahan bahan kimia pencemaran dan mengurangi kapasitas sungai saluran air dan waduk. Erosi tanah tidak hanya
berpengaruh negatif terhadap lahan dimana terjadi erosi tetapi juga pada di daerah hilirnya dimana material sedimen diendapkan. Banyak bangunan
bangunan sipil di daerah hilir akan terganggu, saluran saluran, jalur air, waduk waduk akan mengalami pengendapan sedimen. Disamping itu kandungan sedimen
yang tinggi pada air sungai juga akan merugikan pada penyediaan air bersih yang bersumber dari air permukaan , biaya pengelolaan akan semakin mahal. Salah satu
keuntungannya mungkin adalah penyuburan tanah jika sumber sedimen berasal dari tanah yang subur Suripin 2004.
2.4 Debit Aliran