17 Penelitian yang dilakukan Gita 2005 tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi proses keputusan pembelian pepaya eksotik Pepaya California dan Pepaya Hawai dibandingkan dengan pepaya lokal Pepaya Bangkok dengan
alat analisis yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis konjoin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses
keputusan pembelian pepaya eksotik adalah faktor promosi, alokasi dana, keluarga dan kualitas pepaya. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
keputusan pembelian pepaya lokal adalah faktor promosi, pengambilan keputusan, keluarga, pekerjaan dan ketersediaan pepaya jenis lain.
2.2.2 Studi Tentang Strategi Pengembangan
Penelitian yang dilakukan oleh Fauziah 2009 mengenai formulasi strategi bersaing usaha tanaman hias pada PT Istana Alam Dewi Tara, Depok.
Berdasarkan hasil identifikasi lingkungan eksternal menghasilkan enam faktor peluang dan lima faktor ancaman. Adapun peluang bagi perusahaan antara lain,
pertumbuhan ekonomi Kota Depok yang semakin meningkat, pengeluaran rata- rata per kapita Kota Depok untuk produk non makanan lebih besar daripada
produk makanan, ketersediaan tenaga kerja seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, perkembangan teknologi budidaya tanaman hias, perkembangan
teknologi komunikasi, komputerisasi dan informatika, serta produk tanaman hias yang tidak mempunyai produk substitusi dekat. Sedangkan yang menjadi ancaman
bagi perusahaan yaitu, kebijakan Departemen Pertanian mengenai larangan pemasukan dan pengeluaran benihbibit beberapa jenis tanaman hias, fluktuasi
kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika, tingkat inflasi yang fluktuatif, selera konsumen terhadap tren tanaman hias yang cepat berubah, dan persaingan industri
tanaman hias yang semakin ketat. Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan melalui
pendekatan fungsional, maka terdapat beberapa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Istana Alam Nursery. Adapun kekuatan yang dimiliki oleh Istana
Alam Nursery antara lain, lahan usaha yang luas sekitar 5 hektar, penggunaan berbagai macam teknik produksi untuk inovasi produk, produk yang dijual
beraneka ragam, program promo dan diskon yang diadakan setiap tiga bulan, dan
18 permodalan yang kuat dari pemilik. Sedangkan hal yang menjadi kelemahan bagi
perusahaan adalah adanya pengambilan keputusan yang masih terpusat, sebagian besar bahan baku bibit tanaman masih diimpor, serta cabang usaha masih sedikit
dan belum mempunyai agen penjualan. Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, diperoleh tujuh alternatif strategi bersaing yang dapat diterapkan oleh perusahaan
dalam menjalankan usahanya. Adapun urutan prioritas strategi berdasarkan hasil QSPM adalah 1 Meningkatkan keunggulan produk dengan diferensiasi produk,
2 Mengembangkan usaha dengan intensifikasi lahan, 3 Melakukan ekspektasi pasar dengan riset pemasaran, 4 Melakukan diversifikasi usaha, 5
Mengusahakan pasokan bibit lokal yang berkualitas, 6 Melakukan pengembangan pasar di beberapa wilayah dengan membuka cabang baru atau
agen, dan 7 Merestrukturisasi organisasi perusahaan untuk memperjelas spesialisasi pekerjaan dan otoritas .
Penelitian yang dilakukan oleh Suparwanti 2009 mengenai strategi pengembangan usaha manggis melalui pendekatan Participatory Action Research
pada Kelompok Tani Karya Mekar di Kawasan Agropolitan Desa Kracak, Kecamatan Leuwiliang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelompok Tani
Karya Mekar memiliki posisi internal yang lemah matriks IFE 0,2788 dan posisi eksternal yang berada pada posisi rata-rata, sudah cukup memanfaatkan peluang
yang ada dan menghindari ancaman terhadap usahanya matriks EFE 3,1253. Matriks SWOT menunjukkan lima alternatif strategi yaitu peningkatan hasil
produksi buah manggis segar dan hasil olahannya; perbaikan mental, sikap, dan perilaku petani; penguatan manajemen kelompok tani; penyebarluasan informasi
tata cara budidaya melalui kebun percontohan kepada seluruh anggota kelompok tani; dan seleksi sumberdaya genetis untuk varietas unggul manggis.
Prioritas strategi berdasarkan QSPM yaitu peningkatan hasil produksi buah manggis segar dan hasil olahannya, penyebarluasan informasi tata cara
budidaya melalui kebun percontohan kepada seluruh anggota kelompok tani, seleksi sumberdaya genetis untuk varietas unggul manggis, perbaikan mental
sikap dan perilaku petani, penguatan manajemen kelompok tani. Penelitian tentang strategi pengembangan usaha dilakukan oleh
Nursyamsyiah 2008 yang mengkaji tentang strategi pengembangan usaha
19 produk sayuran organik PT Amani Mastra Jakarta. Hasil analisis lingkungan
internal menunjukkan bahwa PT Amani Mastra memiliki kemampuan di atas rata- rata dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki
perusahaan dalam mencapai keberhasilan perusahaan. Sedangkan hasil analisis lingkungan eksternal menunjukkan perusahaan memiliki kemampuan di atas rata-
rata dalam merespon lingkungan eksternal baik peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
Strategi yang paling baik untuk diterapkan perusahaan adalah mengembangkan jenis produk organik yang belum dipasarkan oleh perusahaan.
Strategi lain yang dapat diterapkan perusahaan yaitu melakukan diversifikasi konsentris terhadap produk yang tidak terjual atau tidak layak jual, memperluas
area tanam dan meningkatkan kerjasama dengan petani mitra, melakukan diversifikasi horizontal, diversifikasi konglomerasi dengan memanfaatkan fasilitas
perkebunan yang ada, mempelajari perkembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi, melakukan riset pasar melalui asosiasi pertanian organik
yang ada, mencari dan mempelajari berbagai informasi tentang jenis hama dan penyakit tanaman serta menemukan tindakan pencegahan dan penyembuhannya,
memanfaatkan fasilitas litbang yang dimiliki pemerintah, memanfaatkan modal pinjaman yang ditawarkan pemerintah dan lembaga keuangan yang ada.
Penelitian tentang strategi bersaing dilakukan oleh Pusponingtyas 2008 yang mengkaji lingkungan usaha dan formulasi strategi bersaing perusahaan
dalam industri tanaman hias yang dilakukan di PT Godong Ijo Asri, Sawangan, Depok. Hasil analisis lingkungan eksternal menunjukkan bahwa Godongijo
memiliki tujuh peluang dan enam ancaman, dimana yang menjadi peluang utama adalah pecinta tanaman hias tidak mengenal status ekonomi, jenis kelamin dan
usia, serta adanya perkembangan komputer, komunikasi, informasi dan transportasi. Sedangkan yang menjadi ancaman utama adalah cuaca yang tidak
menentu. Analisis lingkungan internal menghasilkan tujuh kekuatan dan empat kelemahan. Kekuatan utama yang dimiliki Godong Ijo adalah inovasi dalam
budidaya dan peningkatan kualitas tanaman hias, sedangkan kelemahan utamanya adalah jarak yang jauh dengan Jakarta.
20 Setelah itu, Pusponingtyas 2008 melakukan perumusan strategi bersaing
dengan matriks SWOT dan menentukan prioritas strateginya dengan matriks QSPM. Berdasarkan hasil matriks SWOT, strategi bersaing yang dapat
dikembangkan oleh Godongijo secara umum adalah menjadi one stop shopping and experience nursery dengan konsep edukasi dan harga yang terjangkau.
Alternatif strategi terbaik yang dapat diimplementasikan oleh Godongijo berdasarkan analisis QSPM, antara lain: 1 meningkatkan produksi tanaman hias
non adenium dengan budidaya mandiri untuk menekan harga, 2 meningkatkan promosi produk cafe, restoran, dan salon adenium, 3 mengembangkan skema
diskon kuantitas pada hari-hari tertentu untuk meningkatkan penjualan, 4 membuat sistem keanggotaan untuk konsumen member dengan keuntungan
lebih member dibanding non member, 5 meningkatkan hubungan baik dan kinerja pelayanan kepada agen dan pemasok, 6 memperbaiki sistem manajemen
sumberdaya manusia dan mengadakan program pelatihan bagi karyawan, 7 memanfaatkan lahan tersisa untuk wahana rekreasi baru yaitu kolam
pemancingan. Berdasarkan hasil studi literatur dari penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh beberapa penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian yang dilakukan mengenai Strategi Pengembangan Usaha Pepaya California pada Mitra
Alam, Kabupaten Bogor, Jawa Barat memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu. Pada umumnya alat analisis yang digunakan sama namun
komoditi serta lokasi berbeda, demikian juga alat analisis berbeda namun komoditi sama Pada penelitian ini ingin melihat perkembangan lingkungan usaha
Pepaya California saat ini dan bertujuan memformulasikan strategi pengembangan pada usaha Pepaya California.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Pengembangan Usaha
Bagi wirausahawan sejati, pengembangan usaha mempunyai makna yang luhur dan tidak hanya sekedar mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya
motif ekonomi, tetapi juga dilakukan untuk keuntungan sosial motif sosial. Pengembangan usaha merupakan suatu kegiatan untuk mengembangkan usaha
yang dapat dilakukan dengan mengoptimalkan kapasitas produksi, pendirian pabrik baru investasi baru, ekspansi horizontal, ekspansi vertikal dan ekspansi
pada sektor usaha baru
6
. Menurut Pambudy 1999, salah satu komponen utama dalam
penyeimbang struktur usaha nasional adalah mengembangkan pengusaha kecil yang berorientasi produksi menjadi pengusaha-pengusaha kecil berorientasi bisnis
atau berwawasan wirausaha. Pengusaha-pengusaha kecil yang mampu mengikuti peluang dan perubahan situasi sebagai faktor penentu kegiatan usahanya, terutama
perubahan situasi pasar yang mengarah pada pasar global. Pengusaha kecil akan selalu dihadapkan pada berbagai kendala keterbatasan, khususnya keterbatasan
skala usaha, manajemen usaha, modal, teknologi, keterampilan berusaha, dan pemasaran produk.
Menurut Wibowo 2008, cara untuk memperluas dan memperbesar pasar yaitu dengan mengembangkan usaha yang ada atau membeli perusahaan lain.
Upaya-upaya tersebut harus dikaitkan dengan kemampuan perusahaan dan pengelola serta situasi pasar. Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan
beberapa cara diantaranya penetrasi pasar, perluasan pasar, pengembangan produk, dan diversifikasi produk.
a Penetrasi pasar
Penetrasi pasar dilakukan dengan menjual jenis produk lama dalam jumlah besar ke pasar yang lama, jika produksi ditingkatkan jumlahnya, produk tersebut
dapat diserap oleh pasar yang ada. Jika permintaan pasar yang diambil ternyata
6
Bambang Trisno M. 2008. Modul Kuliah Kewirausahaan Universitas Mercu Buana. Jakarta