Antioksidan Cu,Zn-SOD TINJAUAN PUSTAKA

didalamnya adalah triplet 3O 2 , tunggal O 2 , anion superoksida O 2 - , radikal hidroksil -OH, nitrit oksida NO-, peroksinitrit ONOO - , asam hipoklorus HOCl, hidrogen peroksida H 2 O 2 , radikal alkoksil LO-, dan radikal peroksil LO -2 . Radikal bebas yang mengandung karbon CCL 3- yang berasal dari oksidasi radikal molekul organik. Radikal yang mengandung hidrogen hasil dari penyerangan atom H H-. Bentuk lain adalah radikal yang mengandung sulfur yang diproduksi pada oksidasi glutation menghasilkan radikal thiyl R-S-. Radikal yang mengandung nitrogen juga ditemukan, misalnya radikal fenyldiazine Arief 2006, Rahman 2007 . Menurut Gitawati 1995, salah satu radikal bebas yang banyak dipelajari dan dikenal bersifat toksik bagi sel hidup adalah radikal bebas oksigen superoksida dan derivatnya radikal hidroksil. Peningkatan radikal bebas akan menimbulkan stres oksidatif sehingga kejadian ini akan menyebabkan terjadinya penurunan antioksidan. Telah dilaporkan bahwa keadaan stres menimbulkan penurunan kandungan antioksidan copper,zinc-superoxide dismutase Cu,Zn-SOD pada hati dan ginjal tikus Wresdiyati et al. 2002. Menurut Freisleben 2001, beberapa biomolekul yang dapat diserang radikal bebas adalah DNARNA, protein dan lipid membran, dan lain-lain. Bila perubahan DNA tidak terlalu parah, maka masih bisa diperbaiki. Namun proses perbaikan DNA ini justru sering menimbulkan mutasi. Mutasi tersebut selanjutnya dapat menimbulkan kanker.

2.6 Antioksidan Cu,Zn-SOD

Antioksidan adalah senyawa atau bahan bioaktif yang dapat berfungsi untuk mencegah, menurunkan reaksi-reaksi oksidasi, memutus, menghambat, menghentikan, dan menstabilisasi radikal bebas. Antioksidan sebagai sistem perlindungan tubuh dapat dibedakan sebagai antioksidan endogen yang terdiri atas enzim-enzim seperti superoxide dismutase SOD, katalase, dan glutation peroksidase serta antioksidan eksogen yang diperoleh dari bahan makanan seperti vitamin E dan C, thiol antioksidan glutation, thioredoksin, dan asam lipoid, melatonin, karoten, flavonoid, dan berbagai bahan alami lain yang dapat mendetoksikasi radikal bebas Nayak et al. 2001, Rahman 2007. Superoxide dismutase SOD merupakan antioksidan endogen enzimatik yang paling efektif dalam mengkatalisis dan mengkonversi radikal bebas anion superoksida menjadi molekul oksigen dan hidrogen peroksida. SOD bekerja melalui sistem pertahanan preventif, menghambat, atau merusak proses pembentukan radikal bebas Gurer Ercal 2000. Dalam cairan intraseluler, SOD berperan dalam proses degradasi senyawa spesies oksigen reaktif ROS. Spesies oksigen reaktif adalah suatu senyawa yang mempunyai bentuk dan aktivitas sebagai radikal bebas yang terdapat dalam bentuk radikal bebas maupun molekul non-radikal bebas yang mempunyai gugus oksigen reaktif. Senyawa ini cenderung menyumbangkan atom oksigen atau elektron pada senyawa lainnya. SOD ada dalam beberapa isoform, yang berbeda dalam sifat logam aktif, komposisi asam amino, kofaktor, dan faktor penting lainnya. SOD menurut distribusinya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sitosol Cu,Zn-SOD, mitokondria Mn-SOD, dan ekstra seluler EC-SOD Landis Tower 2005. Cu,Zn-SOD termasuk ke dalam jenis antioksidan primer yang berfungsi mencegah pembentukan radikal-radikal baru. Antioksidan ini mengubah radikal bebas sebelum bereaksi dengan molekul organik yang merupakan penyusun atau komponen sel menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnya. Halliwell dan Gutteridge 1999 menyatakan bahwa Cu,Zn-SOD merupakan salah satu antioksidan endogen yang sangat berperan dalam mengkatalisasi radikal bebas anion superoksida menjadi hidrogen peroksida dan molekul oksigen. Dalam beberapa jaringan tubuh Cu,Zn-SOD berfungsi sebagai bagian dari mekanisme pertahanan tubuh terhadap pengaruh buruk beberapa metabolisme oksigen Fridovich 1995. Pada ginjal tikus Cu,Zn-SOD lebih banyak ditemukan pada bagian inti dan sitoplasma sel-sel tubuli renalis tubuli distalis dan proksimalis. Tingginya kandungan Cu,Zn-SOD pada jaringan ginjal membuktikan bahwa ginjal mempunyai tingkat konsumsi oksigen yang sangat tinggi dan sangat rentan terkena dampak langsung dari radikal-radikal bebas yang terbentuk dari metabolisme parsial oksigen. Tingginya kandungan Cu,Zn-SOD pada ginjal juga merupakan indikasi tingginya kemampuan sistem pertahanan untuk tetap mempertahankan kapasitas antioksidan agar tetap mampu mengatasi oksidan-oksidan yang terbentuk selama proses metabolisme yang berlangsung di dalamnya maupun yang terbentuk dari luar ginjal Wresdiyati et al. 2002.

2.7 Imunohistokimia

Dokumen yang terkait

Pengaruh Stres Terhadap Gambaran Imunohistokimia Antioksidan Copper,Zinc Superoxide Dismutase (Cu,Zn-Sod) Pada Ginjal Tikus

0 7 62

Deteksi Secara Imunohistokimia Antioksidan Copper,Zinc-Superoxide Dismutase (Cu,Zn-Sod) Pada Hati Tikus Di Bawah Kondisi Stres

0 5 69

Deteksi secara imunohistokimia antioksidan superoxide dismutase (sod) pada jaringan tikus hiperkolesterolemia

0 7 2

Profil Imunohistokimia Antioksidan Copper, Zinc-Superoxide Dismutase (Cu,Zn-SOD) pada Jaringan Ginjal Tikus dengan Perlakuan Stres dan Pemberian a[alfa]-Tokoferol

0 9 10

Dampak pemberian tepung buah pare terhadap profil imunohistokimia antioksidan Copper, Zinc-Superoxide dismutase (Cu, Zn-SOD) pada jaringan ginjal tikus diabetes mellitus

0 8 49

Pengaruh pemberian isoflavon kedelai, mineral Zn dan vitamin E terhadap profil imunohistokimia antioksidan Cooper, Zinc-Superoxide Dismutase (Cu,Zn-SOD) pada jaringan hati tikus

0 11 64

Profil Imunohistokimia Antioksidan Cu,Zn SOD pada Jaringan Ginjal Tikus dengan Pemberian Isoflavon Kedelai, Vitamin E dan Mineral Zn

0 16 61

Profil imunohistokimia antioksidan superoksida dismutase (SOD) pada usus halus tikus yang diberi probiotik dan enteropathogenic e. coli (EPEC)

2 8 165

Efek probiotik indigenus pada profil imunohistokimia antioksidan superoksida dismutase (SOD) di hati tikus yang dipapar enteropathogenic Escherichia coli (EPEC)

0 8 146

Efek Pemberian Teripang Pasir (Holothuria scabra J) terhadap Profil Imunohistokimia Antioksidan Dismutase (SOD) pada Pankreas Tikus Diabetes

0 3 35