Sedangkan Untuk jenis bahan bukan buku ini banyak dijumpai di perpustakaan sekolah adalah seperti: 1. Terbitan berkala seperti majalah
dan surat kabar, 2. Brosur 3. Pamflet 4. Guntingan surat kabar 5. Gambar atau lukisan 6. Globe 7. Koleksi Audio Visual seperti DVDCD audio
maupun video, 8 e-book atau buku elektronik.
43
Sesuai dengan kurikulum 2013, bahwa kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar dan gurupun juga bukan satu-satunya tempat sumber belajar.
Untuk itu diperlukan sumber-sumber belajar lainnya. Jenis-jenis koleksi perpustakaan sekolah yang telah disebutkan di atas, dapat dijadikan sebagai
sumber-sumber belajar siswa. Sehingga para siswa dan guru di dalam proses belajar mengajar tidak terfokus hanya 1 buku saja yang berasal dari
Pemerintah tetapi dapat memperoleh koleksi buku lainnya baik tercetak maupun elektronik di Perpustakaan sekolah yang telah disediakan.
Adapun jumlah pembaca dari segi pengguna perpustakaan adalah sebagai berikut:
44
a Perpustakaan Sekolah SD, setiap siswanya memerlukan 10 judul bahan
pustaka. b
Perpustakaan Sekolah SMP, setiap siswa nya memerlukan 15 judul bahan pustaka.
c Perpustakaan Sekolah SMA, setiap siswanya memerlukan 20 judul
bahan pustaka.
43
Pawit M yusuf dan yaya suhendar, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah, h. 21.
44
Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah, h. 26.
d Seorang guru memerlukan 30 judul bahan pustaka.
Kurikulum 2013 tidak hanya berfokus kepada satu sumber belajar saja, melainkan dengan mencari sumber lain. Ketentuan jumlah koleksi
perpustakaan ini bertujuan agar antara siswa satu dengan siswa lainnya tidak dapat mencari sumber informasi yang sama, sehingga setiap siswa memiliki
variasi judul disetiap koleksinya. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa peran koleksi perpustakaan
dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: 1
Koleksi perpustakaan harus mencerminkan isi dari kurikulum sekolah terutama untuk buku pelajaran pokok buku paket.
2 Seluruh jenis-jenis koleksi perpustakaan dapat dijadikan sebagai sumber
belajar siswa. 3
Variasi antara jumlah pembaca dengan koleksi perpustakaan sangat diperlukan karena bertujuan agar para pembaca tidak dapat memiliki
judul buku yang sama kecuali pada buku pelajaran buku paket.
3. Layanan Perpustakaan Sekolah
Koleksi perpustakaan harus digunakan secara optimal untuk mendukung proses belajar mengajar. Pendayagunaan koleksi perpustakaan
dapat dilakukan dengan melalui layanan perpustakaan kepada para pengguna perpustakaan, di lingkup sekolah maka yang menggunakannya
adalah seluruh warga sekolah yaitu guru, siswa, dan staf lainnya.
Secara umum, terdapat dua jenis sistem layanan perpustakaan yang dikenal, yaitu:
45
a Layanan Terbuka
Layanan terbuka merupakan layanan yang memberikan kebebasan kepada pengguna perpustakaan untuk memilih dan mengambil sendiri
bahan pustaka yang diinginkan dari ruangan koleksi. b
Layanan Tertutup Layanan tertutup merupakan jenis sistem layanan yang pengguan
perpustakaan tidak diperbolehkan masuk ke ruang koleksi, sehingga pengambilan bahan pustaka dilakukan oleh pustakawan.
Pada tujuan kurikulum 2013 bahwa menjadikan siswa sebagai insan yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan dan pengetahuan teritegrasi. Untuk menghasilkan tujuan kurikulum 2013 dengan baik, maka perpustakaan akan menggunakan
layanan dengan sistem layanan terbuka. Karena dengan sistem ini, memberikan kebebasan kepada pengguna perpustakaan terutama siswa
dalam mencari koleksi-koleksi perpustakaan yang ada selain koleksi dari pemerintah.
45
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah, h. 39.
Ada berbagai macam jenis layanan perpustakaan, tetapi layanan minimal yang harus diselenggarakan oleh perpustakaan sekolah adalah
layanan sirkulasi, layanan referensi dan layanan membaca.
46
1 Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi adalah layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka adalah satu kegiatan perpustakaan yang melayani peminjaman
dan pengembalian buku.
47
2 Layanan Referensi
Layanan referensi adalah layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan. Layanan referensi meliputi semua kegiatan yang ada
kaitannya dengan usaha pemanfaatan dan pendayagunaan bahan bahan referensi atau rujukan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menjawab
pertanyaan pengguna berdasarkan sumberkoleksi rujukan.
48
3 Layanan Membaca
49
Layanan membaca adalah layanan perpustakaan kepada pengguna perpustakaan dengan menyediakan ruang khusus untuk membaca
belajar yang dilengkapi dengan meja dan kursi baca. Kegiatan ini bisa juga dikenal dengan istilah study at library yang merupakan kerjasama
antara guru dan pustakawan yang memanfaatkan sumber-sumber
46
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah, h. 40
47
Darmono, Manajemen dan tata kerja perpustakaan sekolah Jakarta: Grasindo, 2014, h. 143.
48
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah, h. 42.
49
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah, h. 43.
informasi yang tersedia di perpustakaan sesuai dengan bidang studi masing-masing. Beberapa jenis layanan membaca diantaranya:
a Layanan Bercerita atau Storytelling
Layanan ini merupakan layanan yang memperkenalkan bahan perpustakaan yang ada di perpustakaan dengan menyajikan cerita.
Layanan bercerita diberikan oleh tenaga perpustakaan atau sekali waktu mengundang tokoh mendongeng dari luar sekolah.
b Layanan Pemutaran Film
Layanan ini berupa pemutaran film dan video dapat juga slide atau filmstrip. Film yang diputar berupa film cerita, film ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan studi, umum, maupun film dokumenter. Untuk melakukan pelayanan ini diperlukan ruangan
khusus serta penyediaan sarananya berupa film, video, VCD, DVD, slide, filmstrip dan alat pemutarnya.
c Layanan Wajib Kunjung Perpustakaan
Layanan wajib kunjung perpustakaan adalah waktu kegiatan perpustakaan yang disediakan bagi murid untuk mengintensifkan
penggunaan perpustakaan diluar jam istrihat sekolah. tujuan dari kegiatan ini agar siswa dapat membaca untuk belajar, memperoleh
informasi, kesenangan, dan rekreasi. Salah satu ciri pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah
pembelajaran yang diarahkan untuk melatih siswa berfikir analitis, tidak hanya mekanistis. Berfikir analistis akan mudah terbentuk jika siswa