Persepsi guru terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran pendidikan agama dan budi pekerti di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

PERSEPSI GURU TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN DAN BUDI
PEKERTI DI SMP NEGERI 3 TANGGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun oleh
Astri Puspita Sari
NIM 1111011000019

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1437 H

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi Berjudul Persepsi


Guru Terhadap Implementasi Kurikulum

2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan disusun Oleh Astri Puspita Sari,
Nim. 1111011000019, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah

yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.

Jakafia, 30 Novemb er 201

Yang mengesahkan,

19700727 1997032004

JIIRUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAI{

I.INIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

5

LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul "Persepsi Guru terhadap Implementasi Kurikulum 2013
pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di sMp Negeri 3 Tangerang
Selatan" disusrm oleh Astri Puspita Sari, NIM.1111011000019. Diajukan tepaoa
Fakultas Iknu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN syarif Hidayahrllah Jakarta.
Dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 0T Januari 2016 di depan
Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Islarn (S.Pd.I).
Jakarta, I 1 Jantari 201 6

Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program studi)Tanggal randa Tangan


Dr. Abdul Majid Khon" MA
NIP. 1958707 198703 I 005

It-- ot -wA

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Marhama Saleh. Lc.. MA.
NIP. 1 9720313 200801 2 010
Penguji I
Mahmudah. Fitriyah. ZA. M.Pd
NIP. 19640212199703 2 001
Pnguji II
Drs. Achmad Gholib. M.Ae
NIP. 19541015197902 | 001

Dekan Fakultas

NIP. 1955042


t

t

-t-lo

tl €,

//- /-20U

E -ryet

zb

W
7
Gwr|

SURAT PERNYATAAN KARYA


ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

Astri Puspita Sari

Nim

llll0ll0000l9

Jurusan

Pendidikan Agama Islam

Alamat

Citayam, Kp. Susukanrt.4 rw.2


MENYATAKAN DENGAN SESLINGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Persepsi Guru Terhadap Implementasi
Kurikulum 20 13 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti Di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah benar hasil karya sendiri di
bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing

Siti Khadijah,MA

Nip

19700727 199703 2004

Jurusan/Program Studi

Pendidikan Agama Islam .

Demikian surat pernyataan


ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 30 November 2015

Astii Puspita Sari

lll

ABSTRAK
Astri Puspita Sari (Nim: 1111011000019). Persepsi Guru terhadap
Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Pada SMP Negeri 3 Tanggerang
Selatan.
Kata Kunci: Implementasi, Kurikulum 2013.
Skripsi ini mengkaji tentang Persepsi Guru terhadap Implementasi
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui Implementasi Kurikulum

2013 pada Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan persepsi guru serta
faktor penghambat dan pendukung dalam Implementasi Kurikulum di sekolah.
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus-November 2015 di sekolah
SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan.
Metodologi penelitian pendidikan yang digunakan pada skripsi ini adalah
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan secara
sistematis, faktual, dan akurat, sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan pada skripsi ini dilakukan dengan
cara: 1) wawancara, 2) observasi, 3) dokumentasi. Dalam hal ini, penulis
melakukan wawancara dengan beberapa narasumber yakni kepala sekolah, dan
guru-guru PAI. Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan pada penelitian
ini, penulis mengamati Impementasi Kurikulum 2013 dengan cara observasi
langsung ke sekolah. Selain itu penulis terlibat langsung dalam Implementasi
Kurikulum 2013 untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumetasi hasil penelitian
yang telah dianalisis, menunjukan bahwa Persepsi Guru terhadap Implementasi
Kurikulum 2013 di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan berjalan dengan
baik, dan juga mendapat dukungan yang baik dari masyarakat sekolah (kepala
sekolah, guru, dan siswa). Sedangkan kendala yang dihadapi ialah kurangnya

pemahaman tentang penerapan Kurikulum 2013.

iv

ABSTRACT
Astri Puspita Sari (Nim: 1111011000019). Teachers Perception On
Curriculum Implementation 2013 in Islamic Education and
Mannerly Subject at SMP Negeri 3 South Tanggerang
Key Words: Implementation, Curriculum 2013.
This thesis examines how the Teachers Perception On Curriculum
implementation 2013 in the subject of Islamic Education. Thesis is intended to
determine the implementation of Curriculum 2013 at the Islamic Education
related to the perception of teachers as well as inhibiting factors and supporting
the implementation of curriculum in schools. This research was conducted in
August-November 2015 at SMP Negeri 3 South Tangerang.
Educational research methodology used in this thesis is a qualitative
research approach by using descriptive method that aims to describe or represent a
systematic, factual, and accurate, in accordance with the field facts. Data
collection techniques used in this thesis is: 1) interview, 2) observation, 3)
documentation. In this case, the author conducted interviews with several sources,

likes principals and PAI teacher’s. To get the required information on this
research, the authors observed how Impementation of Curriculum 2013 with
observations directly to the school. Moreover, the author was directly involved in
the implementation of Curriculum 2013, to obtain more accurate information.
Based on interviews, observation, and documentation of research results
that were analyzed, showing that the implementation of Curriculum 2013 at SMP
Negeri 3 South Tangerang goes well, and also received good support from the
school community (principals, teachers, and students). Meanwhile the constraints
faced is the lack of understanding of Curiculum 2013 implementation.

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Al-Hamdalah kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, karena atas Rahmat, Reski dan HidayahNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini, Shalawat serta Salam semoga Allah SWT selalau
limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw serta para pengikutnya.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak sekali
kesulitan dan hambatan yang didapati baik dari segi moril maupun materil. Namun

berkat pertolongan Allah SWT berupa kesungguhan dan bantuan dari berbagai pihak
yang akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Abdul Majid Khon, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Marhama Saleh, Lc. MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Siti Khadijah, MA., pembimbing skripsi yang dengan kesabaran dan
keikhlasan meluangkan waktu dan pikiran, perhatian serta arahan untuk
membimbing penyusunan skripsi ini.
5. Yudi Munadi M,Ag, penasehat akademik yang telah membantu penulis baik
berupa motivasi dan arahan dalam konsultasi kelancaran perkuliahan.
6. Seluruh Dosen, Staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis selama perkuliahan.
7. Kepala SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Bapak Maryono. SE M.Pd, Waka
kurikulum, Waka kesiswaan, Staf T.U, para dewan guru Pendidikan Agama

vi

vii

Islam yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini (Bpk Soleh, Bpk
Anwar, Bpk Rendra, Bpk Nazir Rinun dan Ibu Khairunnisa).
8. Pimpinan dan seluruh staf administrasi Perpustakaan Utama, Perpustakaan
FITK yang telah memberikan layanan kepada penulis untuk peminjaman
buku-buku yang penulis butuhkan sebagai referensi yang berkaitan dengan
skripsi ini.
9. Ayah Ali Umar dan Ibu Sarimah tercinta yang tak henti-hentinya mendoakan,
memberi limpahan kasih sayang sejak penulis lahir hingga sekarang dan
motivasi baik secara moril mapun materil, semoga Allah SWT memberikan
kebahagiaan dunia dan akhirat atas seluruh perjuangan yang Ayah dan Ibu
lakukan.
10. Kakak ku tercinta (Almarhumah. Astri Fitriani) dan Adik ku tersayang (Astri
Sulistia Waty), serta Abang ku (Dede Munandar) yang selalu memberikan
semangat dan inspirasi untuk berhasil sukses dan hari-hari yang bahagia.
11. Sahabat-Sahabat aku ( Jenny Amelia, Yumna Hidayatin, Rachma Alfiah, Nila
Siska Sari), terimakasih karena kalian telah menjadi salah satu inspirasi bagi
penulis khususnya selama proses penyusunan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan PAI A angkatan 2011 yang menjadi partner
selama perkuliahan.
13. Ulfah Qori Khairunnisa, Mentari Nun Rezki, Isnawati, Robiatul Adawiyah,
yang menjadi partner diskusi selama proses penulisan skripsi.
14. Widia Wisdiarti Apardini, Enong Eha H.S, Zahra Hayatinnufus, Amini
Rahman, Robiatul Adawiyah, Haeriyah Rahman, dan anak kosan pelangi
lainnya yang telah memberi semangat dalam penulisan skripsi ini.
15. Serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini.
Semoga segala perhatian, partisipasi dibalas oleh Allah SWT dan mudahmudahan skripsi ini bermanfaat dan sekaligus dapat menambah ilmu kita
semua.

viii

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, setiap saran dan kritik konstruktif selalu disambut dengan
tangan terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

Jakarta, 30 Desember 2015

Astri Puspita Sari

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI ....................................................... i
LEMBAR PEGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI................................................................. iii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................................... iv
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ..................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................. xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................................. 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................... 6
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori .................................................................................................. 8
1. Implementasi Kurikulum 2013 ............................................................... 8
a. Pengertian Kurikulum ....................................................................... 8
b. Model Pembelajaran Saintifik dalam Konteks Kurikulum 2013....13
2. Hakikat RPP menurut kurikulum 2013 ................................................. 19
a. Penyusunan RPP dalam Konteks Kurikulum 2013 ........................ 20
b. Langkah-Langkah Pengembangan RPP .......................................... 26
3. Penilaian dalam Kurikulum 2013 ...... .................................................. 27
4. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ...... ................................... 33
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam............................................ 35
b. Pengertian Budi Pekerti........................................................ 36
5. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 37

ix

x

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 40
B. Metode Penelitian ......................................................................................... 40
C. Unit Analisis ................................................................................................ 42
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................................. 42
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 43
F. Analisis Data ................................................................................................. 44
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Profil Sekolah ............................................................................................... 46
1. Sejarah SMPN 3 Tangerang Selatan ...................................................... 47
2. Visi, Misi Dan Tujuan SMPN 3 Tangerang Selatan .............................. 48
3. Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 3 Tangerang Selatan ................ 49
4. Sarana dan Prasarana SMPN 3 Tangerang Selatan ................................ 50
5. Kurikulum Sistem Belajar Mengajar SMPN 3 Tangerang Selatan ........ 51
B. Deskripsi Data ............................................................................................. 51
C. Pembahasan................................................................................................. 47
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 70
B. Saran ............................................................................................................ 71
C. Implikasi ...................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 73
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Uji Referensi
2. Lampiran Hasil Observasi
3. Lampiran Hasil Wawancara
4. Lampiran Foto-foto Penelitian
5. Lampiran Surat Bimbingan Skripsi
6. Lampiran Surat Bukti Penelitian
7. Lampiran Surat Izin Penelitian

xi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan perkembangan peserta didik, kebutuhan pembangunan nasional,
serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.Perubahan
kurikulum dilakukan pemerintah lewat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(Depdikbud), selanjutnya merencanakan perubahan kurikulum mulai tahun ajaran
2013/2014. Tepatnya pada bulan Juli 2013 yang diberlakukan secara bertahap di
sekolah. Kurikulum 2013 ini juga tidak lepas dari pro dan kontra dari seluruh
masyarakat Indonesia karena menimbulkan beberapa masalah.
Muhammad Nuh sebagai Menteri Pendidikan sejak tahun 2009-2014
menegaskan bahwa Kurikulum 2013 dirancang sebagai upaya mempersiapkan
generasi Indonesia 2045 yaitu tepatnya 100 tahun Indonesia merdeka, sekaligus
memanfaatkan populasi usia produktif yang jumlahnya sangat melimpah agar
menjadi bonus demografi dan tidak menjadi bencana demografi.1 Namun dengan
banyaknya lembaga, organisasi maupun perseorangan yang terlibat dalam
perubahan Kurikulum 2013 ini, belum ada jaminan bahwa Kurikulum tersebut
mampu membawa bangsa dan negara ini ke arah kemajuan.2
Terbitnya Kurikulum 2013 untuk semua satuan pendidikan dasar dan
menengah, merupakan salah satu langkah sentral dan strategis dalam kerangka
penguatan karakter menuju bangsa Indonesia yang madani. Kurikulum 2013
1

Mida Latifatul Muzamiroh, Kupas Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangan
Kurikulum 2013, (Kata Pena, 2013), h. 111-112.
2
Enco Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 37.

1

2

dikembangkan secara komprehensif, integratif, dinamis, akomodatif, dan
antisipatif terhadap berbagai tantangan pada masa yang akan datang. Kurikulum
2013 didesain berdasarkan pada budaya dan karakter bangsa, berbasis peradaban,
dan berbasis pada kompetensi. Dengan demikian, Kurikulum 2013 diyakini
mampu mendorong terwujudnya manusia Indonesia yang bermartabat, beradab,
berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, bertanggung jawab, serta mampu menghadapi berbagai
tantangan yang muncul di masa depan.3
Pemerintah menganggap kurikulum ini lebih berat dari pada kurikulumkurikulum sebelumnya. Guru sebagai ujung tombak implementasi Kurikulum
2013 sedangkan guru yang tidak profesional hanya dilatih beberapa bulan saja
untuk mengubah pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013.4 Selain penguatan
dan pendampingan terhadap guru, siswa juga membutuhkan penguatan dan
pendampingan dalam mengembangkan sikap dan karakter siswa yang ditekankan
dalam Kurikulum 2013.
Perubahan yang terdapat pada Kurikulum 2013 salah satunya adalah
penggabungan mata pelajaran. Selain itu pemerintah juga berencana menambah
jam pelajaran agar pembelajaran lebih mengedepankan karakter siswa. Adanya
pendekatan dan penilaian baru yaitu pendekatan saintifik dan penilaian autentik
menuntut persiapan guru untuk menerapkannya secara konsisten dalam
pembelajaran.
Pendekatan model pembelajaran saintifik proses dapat dikatakan sebagai
proses pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui
kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis
data yang teliti untuk menghasilkan sebuah simpulan.5Jadi, pada konteks desain
pembelajaran Kurikulum 2013 guru harus mampu mendesain pembelajaran yang
3

Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:
Mendikbud, 2013), h. 3.
5

Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), h. 125.

3

efektif dengan tujuan utama agar siswa memperoleh kompetensi-kompetensi yang
dibutuhkan untuk hidup dan kehidupan di dalam masyarakat abad ke-21. Oleh
sebab itu, pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013 dilakukan dengan dengan
berdasar pada pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan
perubahan pada sistem pembelajaran ini, sistem penilaian pun diubah menjadi
penilaian yang bersifat autentik. Penilaian autentik diharapkan mampu digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa sesuai dengan performa yang dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari. Lebih jauh, optimalisasi penggunaan penilaian
otentik akan berdampak pula pada peningkatan kualitas pembelajaran karena
ragam

penilaian ini

dapat

digunakan sebagai

landasan pengembangan

pembelajaran selain sebagai alat penilaian hasil belajar.
Secara filosofis Kurikulum 2013 mengembangkan kehidupan individu
peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai
dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan umat manusia. Sehingga pendidikan agama di sini
berperan penting dalam implementasi kurikulum. Pendidikan Agama Islam dalam
Kurikulum 2013 kini berubah menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran wajib. Berbeda dengan kurikulum
sebelumnya, mata pelajaran tersebut kini memiliki alokasi waktu 3 jam per
minggu.6
SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan merupakan salah satu sekolah yang
sudah melakukan beberapa persiapan untuk mengimplementasikan Kurikulum
2013. Hal ini bisa dilihat dari sarana prasarana, fasilitas pembelajaran, dan
beberapa usaha yang dilakukan guru-guru.7
Sejauh ini, berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti
guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan,
mampu melakukan usaha mempersiapkan hal-hal

yang terkait dengan

implmentasi Kurikulum 2013. Seperti diklat-diklat kurikulum, karena banyak
6

Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs,...,h. 7.
Hasil Observasi Penelitian Pada Tanggal 10 OKtober 2014.

7

4

sekali persiapan-persiapan yang harus dilakukan terkait dengan implementasi
Kurikulum 2013 khususnya Kurikulum 2013 untuk persiapan administrasi
pembelajaran seperti, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen
penilaian . Dalam mendukung rangka implementasi Kurikulum 2013 sekolah
mengikuti sosialisasi Kurikulum 2013 yang diikuti guru PAI, yang dilaksanakan
oleh Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
Namun kesemuanya itu tidak lepas dari hambatan-hambatan. Salah satu
hambatan tersebut adalah tidak adanya buku pegangan bagi siswa dan guru,
sehingga dalam melaksanakan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti guru masih
mencari-cari dengan internet.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin meneliti mengenai
bagaimana implementasi Kurikulum 2013 di sekolah, dan di kemas dalam judul
penelitian “Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan”. Sebagai
tugas akhir dibangku perkuliahan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti menemukan
beberapa masalah yang terkait dengan focus penelitian sebagai berikut:
1. Kurang mampunya guru dalam berinovasi, berkreatif dan menerapkan ideide dalam pendekatan sistem pembelajaran saintifik, yang menjadi
penekanan pada Kurikulum 2013.
2. Guru belum mampu melaksanakan penilaian autentik, karena dalam konteks
Kurikulum 2013 adanya penilaian baru pada sistem pembelajaran yaitu
penilaian autentik, yang menuntut guru untuk menilai siswa secara
komprehensif dalam pembelajaran.

5

C. Pembatas Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, ada beberapa kendala atau masalah yang
terjadi dalam implementasi Kurikulum 2013. Namun mengingat keterbatasan
penelitian ini, hanya dibatasi pada implementasi Kurikulum 2013 hanya pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti. Adapun
implementasi Kurikulum 2013
mempersiapkan

administrasi

yang di maksud disini adalah guru mampu
pembelajaran

seperti,

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan Instrumen Penilaian serta pelaksanaan kelas. Penelitian
ini dilakukan pada bulan Agustus 2014 sampai bulan November 2014, di SMP
Negeri 3 Tanggerang Selatan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan indentifikasi masalah dalam
penelitian ini akan mengacu pada rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 pada mata pelajaran
PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang selatan?
2. Bagaimana implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan
Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan?
3. Apa saja faktor pendukung dan hambatan yang ada dalam implementasi
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3
Tanggerang Selatan?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana persepsi guru terhadap Kurikulum 2013
pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang
Selatan.
b. Mengetahui proses implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran
PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan.

6

c. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat yang ada
dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan.
2. ManfaatPenelitian
Adapun manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
a. Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang Kurikulum 2013,
baik yang berkaitan dengan aspek kesiapan manajemen sekolah,
pelaksanaan, keunggulan dan probelematika dalam pelaksanaanya.
b. Bagi lembaga pendidikan terkait, sebagai bahan pertimbangan masukan
dalam melakukan pembenahan sehingga tercipta suasana pembelajaran yang
lebih kondusif.
c. Bagi mahasiswa program study ilmu pendidikan yaitu sebagai sumber
reverensi awal bagi mahasiswa ilmu tarbiyah dan keguruan yang akan
meneliti lebih lanjut mengenai Kurikulum 2013.
d. Penelitian in diharapkan dapat memberikan khazanah keilmuan kepada
peneliti pribadi tentang implementasi Kurikulum 2013 pada tingkat satuan
pendidikan.

F. Kegunaan Penelitian
a. Aspek Teoretis
Pada tataran teoretis penelitian ini diharapkan memberikan manfaatmanfaat sebagai berikut:
1) Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang kurikulum 2013, baik yang
berkaitan

dengan

aspek

kesiapan

pelaksanaan,

keunggulan,

dan

kemungkinan problema pelaksanaannya.
2) Memberikan informasi berkaitan dengan upaya-upaya, kemungkinan faktorfaktor pendukung dan penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013
khususnya bagi guru Pendidikan Agama Islam.
b. Aspek Praktis

7

Pada tataran praktis penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat
yang besar bagi
1) Kepala sekolah/bidang kesiswaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
masukan dalam melakukan pembenahan sehingga tercipta suasana baru
yang lebih kondusif.
2) Pendidik dan insan pendidik khususnya Pendidikan Agama Islam,
mengetahui usaha-usaha yang perlu/dapat dilakukan dalam penerapan
konsep Kurikulum 2013.
3) Penulis

dan pembaca,

dapat

mengetahui

bagaimana implementasi

Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan agama Islam dan Budi
Pekerti.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Implementasi Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum
Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh
pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai
dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang
lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar yang
bersangkutan. Menurut Oemar Hamalik

istilah “kurikulum berasal dari

bahas latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu
pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk
memperoleh ijazah”.1Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat
memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu
bukti , bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana
pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak
antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish.2
Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang
sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai
oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
Menurut Sholeh Hidayat baru pada tahun 1855, istilah kurikulum
dipakai dalam bidang pendidikan yang mengandung arti sejumlah mata
pelajaran pada perguruan tinggi. Dalam pandangan klasik, kurikulum
dipandang

sebagai

rencana

pelajaran

1

di

suatu

sekolah

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,(Jakarta : Bumi Aksara , 2007), h. 16.
Ibid, h. 16.

2

8

atau

9

madrasah.3Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013
TentangSistem Pendidikan Nasional, mendefinikan Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.4 Dari pengertian
tersebut, kurikulum didefinisikan sebagai suatu bahan tertulis yang berisi
uraian

tentang

program

pendidikan

suatu

sekolah

yang

harus

dilaksanakandari tahun ke tahun.
Menurut para ahli kurikulum berarti:
a. Ronald C Doll mengatakan kurikulum sekolah adalah isi dan proses
formal maupun nonformal yang mengantarkan peserta didik memperoleh
pengetahuan dan pemahaman. Selain itu, peserta didik mengalami
perkembangan keterampilan, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan
nilai-nilai di bawah lembaga pendidikan.
b. J Galen, William M Alexander, dan Arthur J Lewis menyimpulkan,
kurikulum merupakan perencanaan untuk memperbaiki seperangkat
pembelajaran agar seseorang menjadi lebih terdidik.
c. Danniel Tanner mengatakan, kurikulum merupakan rekonstruksi dari
pengetahuan dan pengalaman secara sistematik yang dikembangkan
sekolah atau perguruan tinggi. Tujuannya, peserta didik dapat
meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya.5
Dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah kumpulan pelajaran yang
diberikan kepada peserta didik secara teoritis maupun praktik selama
mengikuti suatu proses pendidikan. Di sini, kurikulum lebih bersifat
pragmatis karena hanya menyediakan bekal pengetahuan dan keterampilan
agar peserta didik dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Dari beberapa pengertian kurikulum diatas,penulis dapat menarik
garis besar pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan
3

Sholeh Hidayat,Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2013),
h.19.
4
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS.
5
Sholeh Hidayat, op.cit., h.13.

10

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada
dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan
mengenai tujuan,isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah
carayang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
2. Implementasi Kurikulum
Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan,
atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak,
baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai, dan sikap.
Secara sederhana implementasi kurikulum dapat diartikan sebagai
aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran.6
Implementasi kurikulum adalah upaya pelaksanaan atau penerapan
kurikulum yang telah dirancang/didesain. Dalam implementasi kurikulum,
dituntut upaya sepenuh hati dan keinginan kuat dalam pelaksanaanya,
permasalahan besar akan terjadi apabila yang dilaksanakan bertolak
belakang atau menyimpang dari yang telah dirancang.7
Ruang lingkup implementasi kurikulum lebih lengkap adalah
penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan
dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan
pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi
lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual,
emosional, serta fisiknya.

3. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi

6

Kusnandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 211.
7
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013; Memahami
Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Kata Pena, 2014), h. 5.

11

(competency-based curriculum).8 Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,standar
pendidik

dan

tenaga

kependidikan,

standar

sarana

dan

prasarana,

standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Menurut Ahmad Yani berpendapat kurikulum 2013 adalah kurikulum
yang sarat dengan pendidikan karakter. Mindset ini yang harus disadari sejak
awal sebelum memahami teknis pelaksanaan kurikulum 2013.9 Kurikulum
2013

menganut:

(1)

pembelajaran

yang

dilakukan

guru (taught

curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.10 Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya,
sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

a. Landasan Filosofis Kurikulum 2013
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan
kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum,sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil
belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di
sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik

8

Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:
Mendikbud, 2013), h. 5.
9
Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 54.
10
Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:
Mendikbud, 2013), h. 6.

12

menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional.11
b. Landasan Yuridis Kurikulum 2013
Landasan yuridis Kurikulum2013 adalah:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3) Undang undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
4) Peraturan Pemerintah Nomor 19Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas
Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.12
Jadi secara sederhana dari landasan yuridis di atas, dapat penulis
simpulkan secara sederhana yaitu kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
c. Karakteristik kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum KTSP
Tahun 2006. Pada kurikulum 2013 pengembangan karakter siswa
berlangsung disemua sisi kehidupan yang dijalaninya di rumah, sekolah,
dan lingkungan masyarakat terdekatnya. Sehingga Kurikulum 2013
dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.
1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual
dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik;
2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
11

Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:
Mendikbud, 2013), h. 4-5.
12
Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:
Mendikbud, 2013), h. 5.

13

sebagai sumber belajar;
3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
6) Kompetensi
inti
kelas
menjadi
unsur
pengorganisasi
(organizingelements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar
dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarn
mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).13

4. Model Pembelajaran Saintifik Dalam Konteks Kurikulum 2013
Model pembelajaran proses santifik dapat dikatakan sebagai proses
pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui
kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan
analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah simpulan. Guna mampu
melaksanakan kegiatan ini, siswa harus dibina kepekaannya terhadap
fenomena, ditingkatkan kemampuannya dalam mengajukan pertanyaan, dilatih
ketelitiannya dalam mengumpulkan data, dikembangkan kecermatannya
dalam mengolah data untuk menjawab pertanyaan, serta dipandu dalam
membuat simpulan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukannya.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Imas Kurniasih
berpendapat bahwa.
“Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikan rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis
data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau

13

Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:
Mendikbud, 2013), h. 3.

14

prinsip yang “ditemukan”.”14
Pendekatan yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan
tercipta diarahkan untuk mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai
sumber.
Dalam pandangan Barringer bahwasanya pembelajaran proses santifik
merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir sistematis dan kritis
dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah
dilihat.15 Sederhananya dengan hal tersebut, pembelajaran ini akan melibatkan
siswa dalam kegiatan pemecahan masalah kompleks melalui kegiatan curah
pendapat, berpikir kreatif, melakukan aktivitas penelitian, dan membangun
konseptualitas pengetahuan.
Berdasarkan pengertian di atas, model pembelajaran santifik proses
dikembangkan degan berdasar pada konsep penelitian ilmiah. Hal ini berarti
proses pembelajaran harus berisi serangkaian aktivitas penelitian yang
dilakukan siswa dalam upaya membangun pengetahuan.
Model pembelajaran saintifik memiliki beberapa karakteristik khusus
dalam penerapannya. Karakteristik tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Objektif artinya pembelajaran senantiasa dilakukan atas objek tertentu dan
siswa dibiasakan memberikan penilaian secara objektif terhadap objek
tersebut.
b. Faktual artinya pembelajaran senantiasa dilakukan terhadap masalahmasalah faktual yang terjadi di sekitar siswa sehingga siswa dibiasakan
untuk menemukan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
c. Sistematis artinya pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang
sistematis dan tahapan belajar ini berfungsi sebagai panduan pelaksanaan
pembelajaran.
d. Bermetode artinya dilaksanakan berdasarkan metode pembelajaran ilmiah
tertentu yang sudah teruji keefektifannya.
e. Cermat dan tepat artinya pembelajaran dilakukan untuk membina
kecermatan dan ketepatan siswa dalam mengkaji sebuah fenomena atau
14

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013; Memahami
Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Kata Pena, 2014), h. 29.
15
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), h. 125.

15

objek belajar tertentu.
f. Logis artinya pembelajaran senantiasa mengangkat hal masuk akal.
g. Aktual yakni bahwa pembelajaran senantiasa melibatkan konteks kehidupan
anak sebagai sumber belajar yang bermakna.
h. Disinterested artinya pembelajaran harus dilakukan dengan tidak memihak
melainkan benar-benar didasarkan atas capaian belajar siswa yang
sebenarnya.
i. Unsupported opinion artinya pembelajaran tidak dilakukan untuk
menumbuhkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-bukti nyata.
j. Verikatif artinya hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diverifikasi
kebenarannya dalam arti dikonfirmasikan, direvisi, dan diulang dengan cara
yang sama atau berbeda.16
Berikut adalah contoh kegiatan dalam model pembelajaran dikaitkan
dengan pendekatan saintifik
a. Inquiry Learning
b. Discovery learning
c. Problem based learning
d. Project based learning.17
e. Langkah Implementasi Saintifik Dalam Pembelajaran
Model pembelajaran saintifik proes diartikan sebagai model
pembelajaran yang dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran. Bertemali dengan definisi ini, sebelum menguraikan
komponen model pembelajaran saintifik proses perlu dipahami dulu konsep
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran dikemukakan Kemendikbud sebagai asumsi atau aksioma
ilmiah yang melandasi proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian
pendekatan ini, Kemendikbud (2013b) menyajikan pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran secara visual sebagai berikut.

1) Mengamati
Metode

mengamati

mengutamakan

kebermaknaan

proses

pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan objek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati
dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan

16

Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), h. 129-130.
17
E. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Rosda Karya 2014),
h.143.

16

yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak
terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.18
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan
yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
a) Menempuh objek apa yang akan diobservasi.
b) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi.
c) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder.19
2) Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia
membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik.
Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia
mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang
baik.Aktivitas bertanya memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.
a) Membangkitkan rasa ingin yahu, minat, dan perhatian peserta didik
tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
c) Mendiagnosis

kesulitan

belajar

peserta

menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya.

didik

sekaligus

20

3) Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk
18

Yunus Abidin, Op.,cit., h. 133.
Ibid., h. 134.
20
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), h. 136-137.
19

17

menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus
lebih aktif dari pada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis
dan sistematis atas fakta kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran

dimaksud

merupakan

penalaran

ilmiah,

meski

penakaran non-ilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di
sini merupakan padanan associating; bukan merupakan terjemahan dari
reasioning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran.21
Bagaimana

aplikasinya

dalam

proses

pembelajaran?

Aplikasi

pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya
menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
a) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap
sesuai dengan tuntutan kurikulum.
b) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah.
Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan
disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara
simulasi.
c) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang ata hierarkis, dimulai
dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks
(persyaratn tinggi).22
4) Mencoba
Untuk memperoleh hasil yang nyata atau otentik, peserta didik
harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau
substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan
proses untuk mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk
mengembangkan berbagi ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan,
21

Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), h. 139.
22
Ibid., h. 139.

18

dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah:
(1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar
menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat
dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari dasar
teoretis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4)
melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang
terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik simpulan atas
hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan simpulan dan
mengomunikasikan hasil percobaan.23
5) Menganalisis Data dan Menyimpulkan
Kemampuan menganalisis data adalah kemampuan mengkaji data
yang telah dihasilkan. Berdasarkan pengkajian ini, data tersebut
selanjutnya

dimaknai.

Proses

pemaknaan

data

ini

melibatkan

penggunaan sumber-sumber penelitian lain atau pengetahuan yang
sudah ada.24 Kemampuan menyimpulkan merupakan kemampuan
membuat intisari atas seluruh proses kegiatan penelitian yang telah
dilaksanakan. Simpulan biasanya harus menjawab rumusan masalah
yang dijadikan sebelumnya.
6) Mengomunikasikan
Kemampuan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan
yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan.25Pada
pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Dalam hal
ini, siswa haru mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan
efektif.
Kegiatan

ini

dapat

dilakukan

melalui

menuliskan

dan

menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi.

23

Ibid., h. 140.
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), h. 141.
25
Ibid., h. 141.
24

19

Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil
belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.
Berdasarkan Permendikbud

Nomor 81a Tahun 2013, adalah

menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya.26

Berdasarkan penjelasan berkaitan tentang penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran di atas, menurut hemat penulis tentu saja
masih dapat dikembangkan sesuai dengan cakupan materi, mata
pelajaran, dan situasi tertentu. Dengan demikian, tahapan model ini
dapat dimodifikasi dengan model pembelajaran yang telah ada misalnya
inkuiri, pembelajaran berbasis masalah. Yang terpenting adalah bahwa
pada kondisi seperti ini proses pembelajaran harus menerapkan nilainilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai non ilmiah. Selain
itu menurut penulis hal lain yang perlu ditekankan adalah bahwa
implementasi model ini menuntut proses penilaian komprehensif baik
proses maupun hasil sehingga kinerja pendekatan model pembelajaran
saintifik ini akan lebih berperan dalam mengembangkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran.
f. Hakikat RPP Menurut Kurikulum 2013
Dalam dunia pendidikan, istilah RPP sudah tidak asing lagi, bahkan
RPP adalah sebuah kewajiban yang harus dibuat oleh setiap guru yang
mengampu atau mengajari mata pelajaran. RPP adalah singkatan dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam pedoman umum pembelajaran
Kurikulum 2013 disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebgai pedoman atau
pegangan pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. RPP
dikembangkan melalui silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
dalam upaya mencapai kompetensi yang diinginkan.
Adapun manfaat menyusun RPP adalah:
26

Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013.

20

1) Sebagai panduan dan arahan proses pembelajaran
2) Untuk memprediksi keberhasilan yang akan dicapai dalam proses
pembelajaran
3) Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi
4) Untuk memanfaatkan sumber belajar secara optimal
5) Untuk mengorganisir kegiatan pembelajaran secara sistematis.27
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya adalah tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumbr belajar, dan penilaian
hasil belajar. Tanpa adanya komponen tersebut proses pembelajaran tidak
bisa tercapai dengan baik. Dengan adanya tujuan pembelajaran guru dapat
membuat siswa mampu mencapai pelajaran yang akan disampaikan.28

g. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dalam
Konteks Kurikulum 2013
Proses pembelajaran merupakan aktivitas terencana yang disusun
guru agar siswa mampu belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan.
Perencanaan pembelajaran ini