Analisa Termal Sampel HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar. 4.6 Grafik Kuat Impak

4.3. Analisa Termal Sampel

Analisa termal dilakukan untuk mengetahui intensitas tahanan termal papan komposit dengan cara mengukur perbedaan temperature di antara specimen dan bahan pembanding yang stabil terhadap perubahan panas. Dengan mengubah temperature suuatu bahan uji, maka berbagai perubahan akan di alami oleh bahan tersebut. Selain itu pengujian termal ini di lakukan dengan tujuan untuk menentukan besarnya temperature kritis suatu specimen Pengujian dengan DTA merupakan metode karakterisasi sifat termal suatu sampel untuk menentukan temperature kritis dan juga menghitung perubahan temperature ∆T, yang menggunakan alat thermal Analyzer DT930 Shimadzu. Pengujian ini dilakukan pada tiga jenis sampel yaitu: sampel Silika murni, sampel campuran polyester dan silica dan serat batang kecombrang,serta serat batang kecombrang. Dibawah akan di tunjukkan Alat untuk pengujian DTA. Gambar 4.7. Alat DTA Universitas Sumatera Utara Teknik analisa termal diguanakan untuk mendeteksi perubahan fisika penguapan atau kimia dekomposisi atau suatu bahan yang di tunjukkan dengan penyerapan panas endotermik dan pengeluaran panas eksotermik. Secara umum proses termal meliputi antara lain proses perubahan fase transisi gelas, pelunakan, pelelehan, oksida, dan dekomposisi Riefvan,2010 Gambar 4.8. Grafik DTA Silica Murni 100 Dari pengujian termogram untuk Silica murni 100 terjadi perubahan suhu pada temperature 300 C endoterm dan terjadi penkristalan pada suhu 350 C endoterm, sehingga meleleh pada suhu 490 C eksoterm dan teroksidasi pada suhu 500 C eksoterm, sehingga akhirnya polyester murni terdekomposisi keseluruhannya. Gambar 4.9. Grafik DTA papan Komposit variasi berat serat 15 susunan acak Universitas Sumatera Utara Dari hasil analisa DTA pada persentase berat serat 5,10,15,20, dan 25,terdapat semakin melengkungnya puncak endoterm penurunan suhu bahan komposit pada persentase serat 25. Hal ini terjadi karena semakin besar persentase serat, maka bahann komposit yang dihasilkan lebih banyak mengandung kadar air, sehingga lebih lama terbakar dan lebih tahan terhadap perubahan temperatur. Gambar 4.10. Grafik DTA Papan Komposit variasi berat serat 20 susunan acak Dari pengujian termogram polyester dengan serat batang kecombrang memperlihatkan adanya puncak pada temperature rata9rata masing9masing memperlihatkan adanya puncak pada temperature rata9rata masing9masing variasi berat serat pada temperature 80 C endoterm, 140 C endoterm, 315 C exoterm, 380 C exoterm, dan 480 C exoterm. Puncak – puncak ini di identifikasi sbagai perubahan serat batang kecombrang mulai dari penurunan kadar air hingga habis terbakar menjadi abu. Pada variasi berat serat batang kecombrang suhu rata9rata 80 C terjadai penurunan temperature endoterm, dan terdekomosisi pada suhu rata9rata setiap variasi serat 480 C dengan terjadi kenaikkan temperature Exoterm Universitas Sumatera Utara

4.4. Hasil Perangkingan Kualitas Papan Partikel