Pernyataan Informan tentang Pemberian Informasi Penyakit TB Pernyataan Informan tentang Pelatihan Petugas dalam Program

provinsi yang membuat pelatihannya. Pelatihannya itu semua mulai memfiksasi slide. Informan 2 Kepala Puskesmas Ada. Tapi petugas kami belum mendapat giliran karena petugas yang lama sudah pindah. Ini dia baru menjabat disitu. Kalau petugas yang lama sudah dapat pelatihan, saya pun sudah pernah pelatihan. Ini mau diusulkan biar tahun depan dia pelatihan ke Medan. Informan 3 Petugas TB Kita memang harus ada pelatihan, tapi kakak belum pelatihan. Biasanya dinas provinsi yang mengadakan. Kalau dinas kota cuma sosialisasi saja, dikasih secarik kertas. Kertas itu tentang petunjuk pemeriksaan mikroskopnya, fiksasinya biar kita tahu caranya. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui informan 1 mengatakan bahwa pelatihan selalu dilakukan jika terdapat pergantian petugas. Pelatihan terhadap petugas TB paru diberikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi. Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan juga mengadakan pelatihan terhadap petugas TB apabila petugas TB paru belum pernah mendapatkan pelatihan. Informan 2 mengatakan bahwa petugas TB belum mendapatkan pelatihan karena petugas baru menjabat di bagian TB paru. Dan informan 3 mengatakan belum mendapatkan pelatihan, namun ada kertas yang berisi petunjuk mengenai pemeriksaan mikroskopis dan fiksasi. 4.3.15 Pernyataan Informan tentang Alur Pemeriksaan Penderita TB Paru dalam Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling Tabel 4.19 Matriks Pernyataan Informan tentang Alur Pemeriksaan Penderita TB Paru di Puskesmas Pijorkoling Informan Pernyataan Informan 3 Petugas TB Pertama dilihat dari anamesenya, terus kita periksa laboratorium. Kalau dia positif, kita kasih penyuluhan, lalu kita kasih obat. Informan 5 Penderita TB Pertama diperiksa tensi, baru berat badan terus diperiksa dahak. Informan 6 PMO Diperiksa sama dokter, terus diambil dahaknya. Sesudah itu disuruh mengkonsumsi obat. Tapi sebelum dikasih obat yang berpaket, dianjurkan minum vitamin dan puding. Cuma sekali itu dia diperiksa dokter. Selanjutnya sudah dapat hasilnya, terus obatnya inilah yang dikonsumsi. Sudah sebulan dia gak diperiksa sama dokter lagi, cuma ditimbang berat badannya. Beratnya naik sekitar 8 kg dalam jangka waktu 1 bulan. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa pemeriksaan terhadap penderita TB paru berdasarkan anamese lalu dilakukan pemeriksaan dahak. Jika hasilnya positif maka diberikan penyuluhan terlebih dahulu dan diberikan pengobatan. 4.3.16 Pernyataan Informan tentang Prosedur Diagnosis TB Paru dalam Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling Tabel 4.20 Matriks Pernyataan Informan tentang Prosedur Diagnosis TB Paru dalam Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling Informan Pernyataan Informan 2 Kepala Puskesmas Mulai dari periksa BTAnya. Fiksasi dulu disini dibawa ke PRM, keluar hasilnya saya diagnosa apa dia penderita atau bukan. Kalau dia positif diberikan obat secara gratis baik kategori 1, kategori 2, tergantung dia pernah gak jadi penderita. Informan 3 Petugas TB Dari anamnesenya. Kita lihat kondisi tubuh juga. Misalnya ada gejala batuk beberapa minggu, nafsu makannya turun, malam hari menggigil, berkeringat dingin. Itukan salah satu faktornya. Kita lihat dari kriteria dahaknya, kemungkinan positif. Tapi tiba-tiba dia diperiksa negatif, terus kita tanya apa dia minum antibiotik. Kita suruh periksa lagi. Kalau dia mau periksa lagi, kita kasih potnya. Tapi terkadang mereka gak mau, bahkan sudah dibujuk juga gak mau. Mereka juga gak datang buat ngantar pot dahak. Itu satu kendalanya. Informan 4 Petugas Analis Pertama mendaftar kartu baru dilakukan pemeriksaan dahak. Baru sesudah dapat hasilnya, terus hasilnya negatif kita lihat dari foto rontgen, itu prosedurnya. Tanpa pemeriksaan BTA laboratorium, gak bisa diobati. Walaupun ada hasil rontgen positif misalnya ada kiriman dari rumah sakit, kami gak bisa terima kalau cuma hasil foto rontgen saja. Seandainya hasil rontgen positif harus ada pemeriksaan dahak disini. Prosedur disini seperti itu. Kalau semua negatif, disuruh ulang 2 minggu kemudian. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa prosedur diagnosis dilihat dari anamese dan gejala-gejala yang terdapat pada penderita. Diagnosis dimulai dengan pemeriksaan dahak dan didukung juga dengan pemeriksaan rontgen. Diagnosis TB paru lebih diutamakan pemeriksaan BTA secara laboratorium dan bila semua hasil pemeriksaan negatif maka dilakukan pemeriksaan ulang 2 minggu kemudian.

4.3.17 Pernyataan Informan tentang Lama Hasil Diagnosis dalam Program

Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling Tabel 4.21 Matriks Pernyataan Informan tentang Lama Hasil Diagnosis dalam Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling Informan Pernyataan Informan 3 Petugas TB Kita ada jadwal ke PRM sekali seminggu, jadi dalam seminggu ini kita kumpul, berapa slide yang ada dibawa kesana. Hari apa jadwalnya kita kesana, kita bawa. Jadi hari itu pasti kita dapatkan hasilnya. Informan 4 Petugas Analis Kurang lebih 1 jam setengah. Informan 5 Penderita TB Kira-kira 1 harilah. Informan 6 PMO Menurut ibu, hasilnya sekitar kelang dua hari. Gak lama lah. Hasilnya ditunggu dari puskesmas padangmatinggi, kata mereka gitu. Misalnya ibu ke puskesmas hari Sabtu, jadi mereka nyuruh datang lagi hari selasa. Senin sama selasa, jadi 2 hari. Informan 7 Penderita Sembuh Agak lama memang, 2 hari. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa informan petugas TB menyampaikan hasil diagnosis bergantung pada jadwal puskesmas ke PRM. Lama hasil diagnosis yang disampaikan penderita dan PMO berkisar 2 hari, berbeda dengan yang disampaikan petugas analis bahwa hasil diagnosis kurang lebih 1 setengah jam.

4.3.18 Pernyataan Informan tentang Pelayanan TB Paru dalam Program

Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling Tabel 4.22 Matriks Pernyataan Informan tentang Pelayanan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling Informan Pernyataan Informan 5 Penderita TB Memuaskan, karena pengobatannya bagus, gratis. Petugas ramah, baik juga. Informan 6 PMO Pelayanannya sudah bagus. Petugasnya ramah, pasien diladeni, didengar keluhannya. Informan 7 Penderita Sembuh Pelayanannya bagus karena semenjak sampai disana, mereka pasti nanya mau ngapain. Sudah tahu orang itu langsung, ini pasien kita, ke ruangan saja langsung. Terus ambil obatnya dan dikawani juga. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa terdapat kesamaan pendapat bahwa pelayanan yang diberikan memuaskan dan sudah bagus, baik dilihat dari segi pengobatan dan petugas kesehatan. 4.3.19 Pernyataan Informan tentang Pencatatan dan Pelaporan dalam Program Penanggulangan TB paru Tabel 4.23 Matriks Pernyataan Informan tentang Pencatatan dan Pelaporan dalam Program Penanggulangan TB Paru Informan Pernyataan Informan 1 Dinas Kesehatan Kalau pencatatan terkadang lama karena ada puskesmas yang melaporkan tepat waktu. Puskesmas juga harus melapor ke puskesmas PRM. Baru dari PRM kita ambil laporannya. Ada juga yang pencatatan dan pelaporannya belum lengkap. Terus ada juga yang terlambat, belum tepat waktu. Terlambatnya itu kadang-kadang ada yang sampai 1 bulan. Jadi gak secepat itu melaporkannya. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa adanya keterlambatan dalam pelaporan yang diberikan oleh puskesmas. Keterlambatan terjadi karena puskesmas harus melapor ke PRM, sehingga Dinas Kesehatan mengambil laporan ke PRM.