Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Pemberian Audit (Studi Kasus PT. BPR Trisurya Marga Artha, Bandung).

(1)

ABSTRAK

“PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PEMBERIAN KREDIT ”

(Studi Kasus PT. BPR Trisurya Marga Artha, Bandung)

Kegiatan perkreditan merupakan kegiatan utama pada PT BPR Trisurya Marga Artha. Pemberian kredit harus sesuai dengan prosedur perkreditan sehingga dapat meminimalisasi risiko yang terjadi yaitu kredit macet. Risiko dapat dihindari dengan melakukan pengendalian internal terhadap pemberian kredit. Pengendalian internal memiliki keterbatasan seperti kelemahan manusia dalam melaksanakan prosedur,dan tindakan kerja sama untuk maksud negatif, oleh karena itu pengendalian internal perlu diperiksa, dikaji dan dinilai oleh bagian audit internal. Bagian audit internal berfungsi untuk memberikan analisis, penilaian, saran, dan informasi mengenai kegiatan yang diperiksanya. Berdasarkan uraian diatas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : “terdapat Peranan Audit internal dengan Efektivitas Pengendalian Interen Pemberian Kredit.” yang berarti audit internal yang memadai mempunyai peranan dalam meningkatkan efektivitas pengendalian internal pemberian kredit.

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini yaitu metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Penulis mencari, mengumpulkan, menyajikan, menginterprestasikan, serta menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan dengan membandingkan antara teori dan praktek yang sebenarnya.Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan pengujian hipotesis, diperoleh nilai koefisien korelasi pearson sebesar 0.891, artinya antara audit internal dan pengendalian internal persediaan terdapat hubungan yang cukup tinggi sebesar 0.891 atau 89% sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan hasil sebesar 0.000 < 0.05 menunjukan penolakan Ho atau H1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis menarik kesimpulan bahwa audit internal di PT. BPR Trisurya Marga Artha telah memadai dan berperan dalam meningkatkan efektifitas pengendalian intern pemberian kredit.

Universitas Kristen Maranatha vii


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………....….i

HALAMAN PENGESAHAN………..…ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……….…..iii

KATA PENGANTAR……….…iv

ABSTRAK……….…....….vii

DAFTAR ISI……….……....viii

DAFTAR TABEL………..……....…xii

DAFTAR LAMPIRAN………....….xiii

BAB I PENDAHULUAN……….…..1

1.1 Latar belakang penelitian……….……..1

1.2 Identifikasi Masalah……….……..4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……….……..5

1.3.1 Maksud Penelitian……….………5

1.3.2 Tujuan Penelitian………..……….5

1.4 Kegunaan Penelitian……….….……….5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS...7

2.1 Kajian Pustaka………..…………...7

2.1.1 Audit Internal………...7

2.1.1.1 Pengertian Audit Internal………...…..7


(3)

2.1.1.3 Pentingnya Audit Internal ………....8

2.1.1.4 Tanggung Jawab Audit Internal………....9

2.1.1.5 Pelaksanaan Audit Internal……….10

2.1.1.6 Independensi Audit Internal………11

2.1.1.7 Kompetensi Audit Internal………..12

2.1.1.8 Program Audit Internal………...13

2.1.1.9 Laporan Hasil Audit Internal………..14

2.1.1.10 Tindak Lanjut Audit Internal………15

2.1.2 Efektivitas... ...16

2.1.3 Pengendalian Internal………...16

2.1.3.1 Pengertian Pengendalian Internal………...16

2.1.3.2 Tujuan Pengendalian Internal……….17

2.1.3.3 Komponen-komponen Pengendalian Internal ………18

2.1.3.4 Objek Pengendalian Internal ………..20

2.1.3.5 Petugas Pengawasan Interen………...21

2.1.3.6 Unsur-unsur Pengendalian di Bank pada Umumnya………..22

2.1.4 Kredit………...23

2.1.4.1 Pengertian Kredit………23

2.1.4.2 Unsur-unsur Kredit ………24

2.1.4.3 Manfaat Perkreditan ………...…...26

2.1.4.4 Jenis-jenis Kredit………28

2.1.4.5 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit………...32

2.1.4.6 Penggolongan Kredit………..36

2.1.4.7 Prosedur Pemberian Kredit……….36

Universitas Kristen Maranatha ix


(4)

2.1.4.8 Risiko Kredit………...39

2.1.4.9 Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Pemberian Kredit…….….42

2.2 Kerangka Pemikiran……….44

2.3 Pengembangan Hipotesis...48

BAB III METODE PENELITIAN……….………49

3.1 Metode Penelitian………....49

3.1.1 Objek Penelitian………49

3.1.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...49

3.1.1.2 Sejarah Singkat PT BPR Trisurya Marga Artha………….……..49

3.1.1.3 Visi dan Misi BPR Trisurya Marga Artha……….…...52

3.1.1.4 Struktur Organisasi……….…..53

3.1.1.5 Uraian Tugas……….…53

3.1.2 Jenis Penelitian...61

3.1.3 Populasi dan Sampel...62

3.1.3.1 Populasi………....62

3.1.3.2 Sampel……….………62

3.1.4 Teknik Pengumpulan Data………...63

3.1.5 Teknik Pengembangan Instrumen………....64

3.1.6 Operasionalisasi Variabel……….………65

3.1.7 Variabel dan Skala Pengukuran……….…...66

3.1.8 Pengujian Data………..…67

3.1.8.1 Uji Validitas ……….……68


(5)

3.1.8.3 Pengujian Hipotesis……….…….69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….…...72

4.1 Hasil Penelitian………72

4.1.1 Pengujian Validitas ……….…72

4.1.1.1 Variabel X ……….…72

4.1.1.2 Variabel Y ……….…………74

4.1.2 Pengujian Realibilitas………..75

4.1.3 Pengujian Hipotesis ……….…76

4.2 Pembahasan………..77

4.2.1 Pembahasan Audit Internal Kredit………...………77

4.2.2 Pembahasan Efektivitas Pengendalian Interen Pemberian Kredit...79

4.2.3 Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Interen Pemberian Kredit………...……..81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….87

5.1 Kesimpulan ……….87

5.2 Saran ………...89

DAFTAR PUSTAKA……….90

LAMPIRAN………92

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS………..98

Universitas Kristen Maranatha xi


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Variabel X : Audit Internal

Tabel 3.2 Variabel Y : Efektivitas Pengendalian Internal Pemberian Kredit Tabel 4.1 Uji Validitas Variabel X

Tabel 4.2 Uji Validitas Variabel Y Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Variabel X Tabel 4.4 Uji Realibilitas Variabel Y Tabel 4.5 Korelasi Pearson


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Struktur Organisasi Lampiran B Kuesioner

Universitas Kristen Maranatha xiii


(8)

Bab I : Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Masyarakat pada umumnya telah mengetahui bahwa bank adalah tempat menabung, menyimpan uang ataupun meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan. Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dengan jalan memperedarkan alat penukar baru berupa uang giral (Stuart :2008)

Semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian atau perkembangan suatu kegiatan usaha dari suatu perusahaan, maka dirasakan perlu adanya sumber-sumber untuk penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang. Hubungan antara pertumbuhan suatu kegiatan perekonomian ataupun pertumbuhan dengan suatu kegiatan usaha dari perusahaan dengan eksistensi perkreditan mempunyai hubungan yang sangat erat. Sektor perkreditan merupakan kegiatan yang penting dari suatu industri perbankan baik di negara-negara berkembang ataupun di negara yang telah maju, karena kredit sebagai salah satu sumber dana yang penting dari setiap jenis kegiatan usaha yang dapat diibaratkan sebagai darah bagi makhluk hidup. (Muljono:2001)

Perbankan memiliki kedudukan yang penting dalam memberikan pelayanan di bidang perkreditan. Seorang sarjana yang ahli di bidang perkreditan mengemukakan :


(9)

Bab I : Pendahuluan 2

“kredit adalah dalam pengertian ekonomi diartikan sebagai penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang baik dalam bentuk uang , barang maupun jasa” (Djumhana:1993).

Apabila debitur dengan sengaja tidak melunasi hutangnya maupun tidak menepati batas waktu pengembalian hutang , maka jaminan dapat digunakan untuk mengganti hutang. Di dalam prakteknya sering debitur mengalami kegagalan dalam menjalankan usahanya. Kegagalan tersebut menjadikan debitur tidak dapat mengembalikan pinjaman kredit tepat pada waktunya. Hutang kepada kreditur yang tidak dibayar akan menyebabkan kredit macet. Debitur yang tidak dapat melunasi hutangnya setelah jangka waktunya habis adalah wan prestasi , karena kredit merupakan perjanjian pinjam meminjam uang. (Supramono:1995)

Kegiatan menghimpun dana dari masyarakat oleh siapapun pada dasarnya merupakan kegiatan yang perlu diawasi, mengingat dalam kegiatan itu terkait kepentingan masyarakat yang dananya disimpan pada pihak yang menghimpun dana tersebut. Kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan hanya dapat dilakukan oleh pihak yang telah memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau sebagai Bank Perkreditan Rakyat. (UU Perbankan 1998 pasal 16 ayat 1)

Berikut ini merupakan cuplikan contoh kasus kredit bermasalah : Hasil Audit Bank Century

Tujuh Kesalahan Robert Atas Kredit Century

Prosedur pemberian kredit sesuai ketentuan sehingga berpotensi menjadi kredit bermasalah.

Kamis, 9 Juli 2009, 08:09 WIB Heri Susanto, Nur Farida Ahniar


(10)

Bab I : Pendahuluan 3

VIVAnews - Pemberian kredit PT Bank Century Tbk selama dikendalikan oleh Robert

Tantular tidak dilakukan dengan prosedur yang benar sehingga berpotensi menjadi kredit bermasalah. Dari hasil audit, NPL Gross Bank Century mencapai 35,17 persen dan NPL nett 10,42 persen per Desember 2008. Hal itu terungkap dari hasil pemeriksaan audit intern Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Tahun 2008 yang dikutip VIVAnews dari Keterbukaan Informasi di Bursa Efek Indonesia.

Laporan itu menyatakan terdapat temuan yang menunjukkan belum dilaksanakannya prosedur pemberian kredit sesuai ketentuan sehingga berpotensi menjadi kredit bermasalah dan memiliki risiko kredit dan risiko hukum yang tinggi.

Di bawah ini contoh dari kesalahan pemberian kredit Bank Century:

1 Realisasi fasilitas kredit sebelum dilakukan pengikatan kredit secara sempurna. 2 Realisasi pemberian fasilitas kredit tidak dilengkapi dengan dokumen jaminan. 3 Penggantian jaminan belum dilengkapi dengan persetujuan komite kredit dan tidak

dilakukan pengikatan jaminan dengan sempurna.

4 Terdapat perubahan margin deposit belum mendapat persetujan dari komite kredit. 5 Jaminan fixed asset belum dibebankan hak tanggungan untuk kepentingan Bank

Century.

6 Pengurusan dokumen jaminan kredit oleh kantor notaries dalam waktu cukup lama belum terselesaikan.

7 Jaminan kredit berupa saham (scriples) belum dipastikan kepemilikannya dan tidak dilakukan konfirmasi pemblokiran secara langsung oleh Bank kepada perusahaan kustodi.

Bank Century telah melakukan Audit Intern yang dilakukan oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI). Pada semester II/2008, SKAI melakukan pemeriksaan terhadap 23 obyek pemeriksaan yang terdiri dari 10 Kantor Cabang, 6 kantor Cabang Pembantu dan 7 Divisi Kantor Pusat. Untuk menjaga independensi, fungsi audit intern, divisi SKAI ditempatkan di bawah supervisi Direktur Utama.

• VIVAnews

http://bisnis.vivanews.com/news/read/73600-tujuh_kesalahan_robert_atas_kredit_century

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini karena kredit pemberian kredit mengandung suatu resiko tertentu dimana ada kemungkinan kredit yang tidak dapat


(11)

Bab I : Pendahuluan 4

ditagih. Untuk menghindari atau memperkecil resiko tersebut, maka permohonan kredit harus dinilai oleh bank dengan sebaik – baiknya misalnya dengan menyeleksi data calon nasabah yang layak dan meminimalisasi kemungkinan adanya kredit macet. Risiko perkreditan yang tinggi tersebut menyebabkan pihak manajemen bank perlu menerapkan suatu pengendalian internal yang memadai. Adanya pengendalian internal yang memadai tersebut diharapkan dapat menjamin proses pemberian kredit tersebut akan dapat terhindar dari kesalahan – kesalahan dan penyelewengan – penyelewengan yang akan terjadi. Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui bagaimana audit internal berfungsi dalam menunjang efektivitas pengendalian intern atas pemberian kredit yang akan disajikan dalam skripsi ini dengan judul

“Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Intern Pemberian kredit” (Studi Kasus PT. BPR Trisurya Marga Artha, Bandung)

1.2Identifikasi Masalah

Dalam skripsi ini, pembahasan dibatasi pada ausit internal salah satu fungsi masalah yang akan diteliti adalah:

1. Apakah audit intenal atas pemberian kredit telah dilaksanakan dengan memadai? 2. Apakah pelaksanaan pengendalian internal atas pemberian kredit sudah efektif? 3. Seberapa besar peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian

internal atas pemberian kredit?


(12)

Bab I : Pendahuluan 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui apakah pengendalian internal atas pemberian kredit telah memadai dan mengetahui peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal pemberian kredit.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui apakah audit internal dalam bank telah dilaksanakan secara memadai.

2. Untuk mengetahui efektivitas pengendalian internal pemberian kredit.

3. Untuk mengetahui peranan audit internal yang dapat menunjang efektivitas pengendalian internal atas pemberian kredit.

1.4Kegunaan Penelitian

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi perusahaan dalam mengawasi pemberian kredit , melakukan perbaikan, dan pengelolaan perusahaan agar terciptanya efektivitas dalam pemberian kredit serta mencegah dan mengurangi kemungkinan adanya kredit macet dengan penerapan audit internal yang baik.


(13)

Bab I : Pendahuluan 6

2. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk menambah pengetahuan terapan dan bahan kepustakaan dalam hal pengendalian pemberian kredit pada bank terutama pada bank yang memfokuskan kegiatannya pada pengkreditan.


(14)

Bab V : Kesimpulan dan Saran

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian pada PT BPR Trisurya Marga Artha mengenai “Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Pemberian Kredit “ serta pembahasan yang berlandaskan referensi-referensi yang ada , maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Audit internal pemberian kredit yang dilaksanakan PT BPR Trisurya Marga Artha telah memadai. hal ini didukung oleh hasil pengujian hipotesis yang mempunyai nilai sebesar 0.000 yaitu lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan yaitu sebesar 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peranan audit internal dengan efektivitas pengendalian interen pemberian kredit, artinya semakin baik seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya maka efektivitas pengendalian interen pemberian kredit juga semakin baik. Koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang cukup erat antara audit internal dengan efektivitas pengendalian internal pemberian kredit.

Hal ini didukung dengan adanya :

• Adanya struktur organisasi dan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari bagian audit internal.

• Audit internal pada PT BPR Trisurya mencerminkan sikap independensi, objektivitas dan profesionalisme.


(15)

Bab V : Kesimpulan dan Saran 87

• Dokumen dan cacatan diotorisasi oleh pihak yang berwenang dan disimpan dengan baik.

• Tersedianya laporan audit yang menunjukkan apa yang telah dicapai bank dalam pemberian kredit.

• Hasil audit ditanggapi oleh pimpinan dan mendapatkan tindak lanjut sampai tujuan audit tersebut tercapai.

2. Pengendalian Internal pemberian kredit pada PT BPR Trisurya dapat dikatakan efektif karena telah sesuai dengan :

• Personil yang kompeten dan dapat dipercaya

Personel pemberian kredit pada PT BPR Trisurya mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup sehingga dapat dikatakan kompeten dan juga memiliki pengetahuan di bidang kredit yang cukup baik. Pelatihan-pelatihan juga menambah kemampuan dan kompetensi para personel perusahaan. Personel audit internal adalah seorang yang profesional di bidangnya yaitu memiliki latar belakang pendidikan yang menunjang pekerjaannya.

• Pemisahan tugas

Dalam struktur organisasi tergambar adanya pemisahan tugas yang memadai. hal ini sangat penting dilakukan pada awal permohonan kredit. Setiap proses penarikan kredit melewati langkah maker, checker dan approval oleh personel yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa pemisahan tugas telah dilaksanakan dengan baik pada PT BPR Trisurya.


(16)

Bab V : Kesimpulan dan Saran 88

• Prosedur otorisasi yang tepat

PT BPR Trisurya telah melaksanakan proses pemberian kredit sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam buku Pedoman Kredit. Hal ini dapat dilihat dari kelengkapan data nasabah sesuai prosedurnya dan hanya pejabat yang ditetapkan berwenang yang dapat melakukan otorisasi dalam penarikan kredit nasabah.

• Dokumen dan cacatan yang memadai

Pada prosedur permohonan kredit, nasabah diminta untuk melengkapi semua data yang diperlukan. Dokumen-dokumen ini yang kemudian akan diproses dan diteliti lebih jauh, kemudian dokumen tersebut akan diarsip oleh bagian administrasi kredit sampai batas waktu kredit berakhir.

• Kontrol fisik aktiva dan catatan

Pencegahan kemungkinan adanya kehilangan dokumen asli, maka dokumen tersebut dipisahkan dari catatan kredit harian. Dokumen asli tersebut dimasukkan ke dalam folder dan disimpan dalam filling cabinet yang tahan api serta dimasukkan ke dalam lemari besi milik perusahaan. 3. Peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian interen atas

pemberian kredit dapat dikatakan sebesar 89,1%. Hal ini dapat dilihat dari keterkaitan korelasi atau peranan yang menpunyai nilai sebesar 0.891 pada hasil uji hipotesis, sedangkan sisanya 10,9% dipengaruhi oleh faktor lain.


(17)

Bab V : Kesimpulan dan Saran 89

5.2Saran

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin dapat digunakan sebagai masukan bagi PT BPR Trisurya Marga Artha :

1. Perusahaan dalam pelaksanaan audit sebaiknya dilakukan dengan cara inspeksi mendadak sehingga pengendalian internal yang sebenarnya terjadi dapat terlihat apakah telah sesuai dengan prosedur yang ada.

2. Personel yang menangani pemberian kredit ditunjang dengan pelatihan yang memadai. Berkembangnya perusahaan menuntut untuk ditambahnya personel baru,namun seringkali personel baru kurang memahami proses pemberian kredit, adanya pelatihan akan meningkatkan efektivitas perusahaan dalam pemberian kredit.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arens et al.. (2006). Auditing and Integrated Approach, 11th. New Jersey : Prenhall. Brink,Victor Z. & Herbert Witt .(1991). Modern Internal Auditing. Jakarta : Salemba

Empat.

Committee of Sponsoring Organization of Treadway Commission (COSO). (2001). Test

of Internal Control.

Djumhana, Mohammad .(1993) . Hukum Perbankan di Indonesia . Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta : Bumi Aksara.

Hasan,Iqbal .(2002). Pokok-Pokok Materi Statisitik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta : Bumi Aksara.

Indrianto.(1999).Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE Yogjakarta.

Kasmir. (2002). Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Komaruddin. (1996). Ensiklopedia Manajemen. Edisi ke-2. Jakarta : Bina Aksara. Kuncoro, Mudrajad .(2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:

Erlangga.

Muljono, Teguh Pudjo.(2001). Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. Edisi 4. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.

Santoso, Singgih. (2004). Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS 11.5 . Jakarta : Elex Media komputindo.

Sawyer B Lawrence. (2005). Internal Audit. Jakarta : Salemba Empat.

Setyawan, M. Budi .(2009). Modul Pelatihan Satuan Pengawasan Interen khusus


(19)

SK direksi BI No 23/68/KEP/DIR serta SEBI NO se 23/12/BPPP bertanggal 28 Februari 1991 tentang penggolongan kolektibitas aktiva produktif, dan pembentukan cadangan atas aktiva.

Stuart, Prof. G.M Verryn. (2008). Bank dan Non Bank, www.perekonomianindonesiaraya.blogspot.com/2008/11/ekonomi.html , 24 september 2009.

Sugiono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Supramono, Gatot .(1995).Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis. Jakarta : Djambatan.

Tugiman, Hiro. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Yogyakarta: Kanisius Tugiman, Hiro. (2002). Pandangan Baru Internal Auditing. Yogyakarta : Kanisius. Tunggal , Amin Widjaja. (2000). Auditing Suatu Pengantar. Jakarta : Penerbit Rineka

Cipta.

Undang-undang No. 10 tahun 1998, Tentang Perbankan, Jakarta:Sinar Grafika. Undang-undang No. 7 tahun 1992, Tentang Pokok-pokok Usaha Perbankan, Jakarta :

Sinar Grafika.

Universitas Kristen Maranatha 91


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian pada PT BPR Trisurya Marga Artha mengenai “Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Pemberian Kredit “ serta pembahasan yang berlandaskan referensi-referensi yang ada , maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Audit internal pemberian kredit yang dilaksanakan PT BPR Trisurya Marga Artha telah memadai. hal ini didukung oleh hasil pengujian hipotesis yang mempunyai nilai sebesar 0.000 yaitu lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan yaitu sebesar 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peranan audit internal dengan efektivitas pengendalian interen pemberian kredit, artinya semakin baik seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya maka efektivitas pengendalian interen pemberian kredit juga semakin baik. Koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang cukup erat antara audit internal dengan efektivitas pengendalian internal pemberian kredit.

Hal ini didukung dengan adanya :

• Adanya struktur organisasi dan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari bagian audit internal.

• Audit internal pada PT BPR Trisurya mencerminkan sikap independensi, objektivitas dan profesionalisme.


(2)

Bab V : Kesimpulan dan Saran 87

• Dokumen dan cacatan diotorisasi oleh pihak yang berwenang dan disimpan dengan baik.

• Tersedianya laporan audit yang menunjukkan apa yang telah dicapai bank dalam pemberian kredit.

• Hasil audit ditanggapi oleh pimpinan dan mendapatkan tindak lanjut sampai tujuan audit tersebut tercapai.

2. Pengendalian Internal pemberian kredit pada PT BPR Trisurya dapat dikatakan efektif karena telah sesuai dengan :

• Personil yang kompeten dan dapat dipercaya

Personel pemberian kredit pada PT BPR Trisurya mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup sehingga dapat dikatakan kompeten dan juga memiliki pengetahuan di bidang kredit yang cukup baik. Pelatihan-pelatihan juga menambah kemampuan dan kompetensi para personel perusahaan. Personel audit internal adalah seorang yang profesional di bidangnya yaitu memiliki latar belakang pendidikan yang menunjang pekerjaannya.

• Pemisahan tugas

Dalam struktur organisasi tergambar adanya pemisahan tugas yang memadai. hal ini sangat penting dilakukan pada awal permohonan kredit. Setiap proses penarikan kredit melewati langkah maker, checker dan approval oleh personel yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa pemisahan tugas telah dilaksanakan dengan baik pada PT BPR Trisurya.


(3)

• Prosedur otorisasi yang tepat

PT BPR Trisurya telah melaksanakan proses pemberian kredit sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam buku Pedoman Kredit. Hal ini dapat dilihat dari kelengkapan data nasabah sesuai prosedurnya dan hanya pejabat yang ditetapkan berwenang yang dapat melakukan otorisasi dalam penarikan kredit nasabah.

• Dokumen dan cacatan yang memadai

Pada prosedur permohonan kredit, nasabah diminta untuk melengkapi semua data yang diperlukan. Dokumen-dokumen ini yang kemudian akan diproses dan diteliti lebih jauh, kemudian dokumen tersebut akan diarsip oleh bagian administrasi kredit sampai batas waktu kredit berakhir.

• Kontrol fisik aktiva dan catatan

Pencegahan kemungkinan adanya kehilangan dokumen asli, maka dokumen tersebut dipisahkan dari catatan kredit harian. Dokumen asli tersebut dimasukkan ke dalam folder dan disimpan dalam filling cabinet yang tahan api serta dimasukkan ke dalam lemari besi milik perusahaan. 3. Peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian interen atas

pemberian kredit dapat dikatakan sebesar 89,1%. Hal ini dapat dilihat dari keterkaitan korelasi atau peranan yang menpunyai nilai sebesar 0.891 pada hasil uji hipotesis, sedangkan sisanya 10,9% dipengaruhi oleh faktor lain.


(4)

Bab V : Kesimpulan dan Saran 89

5.2Saran

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin dapat digunakan sebagai masukan bagi PT BPR Trisurya Marga Artha :

1. Perusahaan dalam pelaksanaan audit sebaiknya dilakukan dengan cara inspeksi mendadak sehingga pengendalian internal yang sebenarnya terjadi dapat terlihat apakah telah sesuai dengan prosedur yang ada.

2. Personel yang menangani pemberian kredit ditunjang dengan pelatihan yang memadai. Berkembangnya perusahaan menuntut untuk ditambahnya personel baru,namun seringkali personel baru kurang memahami proses pemberian kredit, adanya pelatihan akan meningkatkan efektivitas perusahaan dalam pemberian kredit.


(5)

Arens et al.. (2006). Auditing and Integrated Approach, 11th. New Jersey : Prenhall. Brink,Victor Z. & Herbert Witt .(1991). Modern Internal Auditing. Jakarta : Salemba

Empat.

Committee of Sponsoring Organization of Treadway Commission (COSO). (2001). Test of Internal Control.

Djumhana, Mohammad .(1993) . Hukum Perbankan di Indonesia . Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta : Bumi Aksara.

Hasan,Iqbal .(2002). Pokok-Pokok Materi Statisitik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta : Bumi Aksara.

Indrianto.(1999).Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE Yogjakarta.

Kasmir. (2002). Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Komaruddin. (1996). Ensiklopedia Manajemen. Edisi ke-2. Jakarta : Bina Aksara. Kuncoro, Mudrajad .(2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:

Erlangga.

Muljono, Teguh Pudjo.(2001). Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. Edisi 4. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.

Santoso, Singgih. (2004). Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS 11.5 . Jakarta : Elex Media komputindo.

Sawyer B Lawrence. (2005). Internal Audit. Jakarta : Salemba Empat.

Setyawan, M. Budi .(2009). Modul Pelatihan Satuan Pengawasan Interen khusus BPR. Bandung : tim jasa manajemen PNM.


(6)

SK direksi BI No 23/68/KEP/DIR serta SEBI NO se 23/12/BPPP bertanggal 28 Februari 1991 tentang penggolongan kolektibitas aktiva produktif, dan pembentukan cadangan atas aktiva.

Stuart, Prof. G.M Verryn. (2008). Bank dan Non Bank, www.perekonomianindonesiaraya.blogspot.com/2008/11/ekonomi.html , 24 september 2009.

Sugiono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Supramono, Gatot .(1995).Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis. Jakarta : Djambatan.

Tugiman, Hiro. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Yogyakarta: Kanisius Tugiman, Hiro. (2002). Pandangan Baru Internal Auditing. Yogyakarta : Kanisius. Tunggal , Amin Widjaja. (2000). Auditing Suatu Pengantar. Jakarta : Penerbit Rineka

Cipta.

Undang-undang No. 10 tahun 1998, Tentang Perbankan, Jakarta:Sinar Grafika. Undang-undang No. 7 tahun 1992, Tentang Pokok-pokok Usaha Perbankan, Jakarta :

Sinar Grafika.

Universitas Kristen Maranatha 91