Ekonomi Islam Pernikahan dan Pernikahan

MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Ekonomi Islam, Pernikahan dan Pernikahan Sebagai Pembuka Pintu Rezeki

Disusun Oleh :
Kelompok 8
Teknik Kontruksi Gedung 1A





Deasy Monica Parhastuti
Nandi Rustandi
Yoga Try Kandidat
Salma ST Zakiah

(131111003)
(131111017)
(131111032)
(131111065)


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Januari, 2014

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang kiranya patut kami
ucapkan, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.
Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Ekonomi Islam, Pernikahan dan
Pernikahan segai pembuka pintu rezeki . Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam
mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Kami menyadari dalam makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Hal
ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki.
Namun demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami dalam hal memberikan
masukan dan pemikiran. Kami mengucapkan terimakasih kepada
1. Orang tua, yang telah memberikan semangat dan motivasi
2. Ahmad Zaldi, selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam

3. Teman-teman kelas 1 KG-A yang menjadi tempat bertukar pikiran
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran. Demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini di waktu yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya

Bandung, 5 Januari 2014
Penyusun,

Halaman | i

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….ii
I. PENDAHULUAN ..…………………………………………………………………….1
1.1.
Latar Belakang..
…………………………………………………………………….1
1.2.

Tujuan..
……………………………………………………………………………..2
1.3.
Ruang Lingkup Materi..
…………………………………………………………….2
II. PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….3
II.1 Definisi Ekonomi Islam ………………………………………………………….3
II.2 Ciri-Ciri Ekonomi Islam ………………………………………………………….3
II.3 Aspek-Aspek Perekonomian…………………………………………………..….4
II.3.1 Barang Dan Jasa ……………………………………………………….....4
II.3.2 Aspek Manajemen Produksi ……………………………………………..4
II.3.3 Aspek Penyaluran Produksi …………………………………………...…4
II.3.4 Aspek Ketepatgunaan …………………………………………………....4
II.4 Perbedaan Ekonomi Islam Dan Ekonomi Konvensional ………………………...5
II.5 Tata Niaga Dalam Islam ………………………………………………………....5
II.6 Aspek-Aspek Dalam Jual Beli…………………………………………………….4
II.6.1 Rukun Jual Beli …………………………………………………………..5
II.6.2 Aturan Islam Tentang Jual Beli …………………………………………..5
II.6.3 Proses Jual Beli Yang Dilarang …………………………………………..6
II.7 Manajemen zakat, infaq, dan shadaqah…………………………………………..6

II.7.1 Zakat………………………………………………………………………6
II.7.2 Infaq………………………………………………………………………6
II.7.3 Shadaqah………………………………………………………………….6
II.8 Islam dan Kesejahteraan Umat………………………………………………...….6
II.9 Pernikahan………………………………………………………………………...7
II.9.1 Pengertian Nikah …………………………………………………………7
II.9.2 Hukum Nikah …………………………………………………………….7
II.9.3 Tujuan Nikah ……………………………………………………………..8
II.9.4 Khitbah……………………. ………………………………………….….8
II.9.5 Rukun ……………..……………………………………………………..8
II.9.6 Talak ……………………………………………………………………..10
II.9.7 Iddah……………………..……………………………………………….11
II.9.8 Rujuk …………………………………………………………………….12
II.10 Pernikahan sebagai pembuka pintua rezeki.……………………………………..12
III. PENUTUP……………………………………………………………………………...15
III.1 Kesimpulan …………………………………………………………………..15
III.2 Saran…………………………………………...……………………………..15

Halaman |ii


Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

DAFTAR PUSTAKA ..……………………………………………………………………iv

Halaman |ii

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Islam sebagai pedoman hidup manusia tidak hanya mengatur ibadah ritual,
tetapi memiliki aturan-aturan lengkap yang mencakup aturan ekonomi, yakni upaya
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perekonomian tidak bisa lepas dari
kehidupan manusia sehingga hal-hal yang menyangkut aturan-aturan tersebut, Allah
SWT telah mengaturnya secara cukup terperinci dalam Al-Qur’an.
Perkonomian merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Karena
pada dasarnya manusia merupakan mahluk yang tidak bisa terlepas dari semua kegiatan

ekonomi. Semua kalangan bercampur baur dalam kegiatan ekonomi yang sudah menjadi
kebutuan primer manusia untuk bertahan hidup. Namun, kini telah semakin beredar
ekonomi yang mengikis ekonomi yang diatur dalam Al-Quran, Al-Hadist dan Ijtihad.
Ekonomi yang menitik beratkan pada keuntungan salah satu pihak saja, seakan semua
kegitan ekonomi tidak berdasarkan niat Lillahi Ta’ala melainkan telah berubah menjadi
motif meraup laba yang sebesar-besarnya. Mengubahan karakteristik masyarakat
Indonesia dari masyarakat yang sederhana, serba cukup dan ramah tamah menjadi tipe
masyarakat yang konsumerisme, egois dan tamak.
Untuk itulah, tema makalah ini diangkat sebagai salah satu langkah awal
memperkenalkan, bahkan mengingatkan kembali Ekonomi yang meninggikan nilai-nilai
kemanusiaan, yakni Ekonomi Islam. Dimana Ekonomi Islam ini dapat menjadi wadah
yang tidak hanya mengajak manusia pada keuntungan dunia semata, tetapi mengajak
manusia untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki meraih keberkahan didunia dan pahala
yang berlipat diakhirat.
Selain itu tema yang kaitan rezeki dengan pernikahan dan tema pernikahan
diangkat sebagai salah satu factor yang erat kaitannya dengan kegiatan ekonomi. Pada
dasarnya Allah SWT telah menetapkan masing-masing daripada rezeki manusia, dan
menambah rezeki tersebut ketika melakukan suatu pernikahan. Pernikahan pun
merupakan suatu perintah Allah SWT dan sunat Nabi Muhammad SAW. Bab pernikahan
pun telah Allah SWT atur dalam kitab suci Al-Qur’an dengan terperinci sebagai hukum

Halaman | 1

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

dasar manusai dalam menetapkan hukum pernikahan dan segala hal yang berkaitan
dengan itu.

1.2.

Tujuan
 Mengetahui konsep ekonomi yang sedang berkembang di masyarakat
 Mengetahui pengertian dari ekonomi islam
 Mengetahui ciri-ciri daripada ekonomi islam
 Mampu membedakan antara ekonomi islam dan ekonomi konvensional
 Mengetahui aspek-aspek dalam jual beli
 Mengetahui konsep pernikahan dalam islam
 Mengetahui hukum pernikahan dalam islam
 Memahami kaitan antara pernikahan sebagai pembuka rezeki

1.3.


Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi pada makalah ini mencakup sistem ekonomi dalam
islam dengan ciri-ciri dan berbagasi aspek yang ada didalamnya serta berisi konsep
pernikahan dalam agama islam dan hukumnya serta kaitan pernikahan sebagai
pembuka pintu rezeki.

BAB I
PEMBAHASAN
Halaman | 2

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

2.1.

Definisi Ekonomi Islam
Dari berbagai definisi tentang Ekonomi Islam yang ada, dapat kita simpulkan
bahwa Ekonomi Islam adalah: Ilmu yang mempelajari bagaimana manusia itu
memenuhi kebutuhan hidupnya, sesuai dengan lingkungan dan masanya, dengan
sarana-sarana atau sumberdaya yang bersifat alternatif guna mencapai keberuntungan

dunia dan akhirat yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan
Al-Hadits.
Islam tidak hanya mengatur ibadah ritual, tetapi memiliki aturan-aturan lengap
yang mencakup aturan ekonomi karena perekonomian tidak akan bisa lepas dari
kehidupan manusia.Sebagaimana firman allah:

‫ب شوشلا ششههيدد‬
‫شوأ شمشههيدوا إهشذا تششبايشمعتيمم شوشلا ييشضا رشر شكاهت د‬
Dan persaksikanlah jika kamu jual beli, dan janganlah penulis dan saksi
saling menyulitkan QS.AL Baqarah, 2 : 282
Hadist Nabi Muhammad SAW menjelaskan pula tentang hal-hal yang
berhubungan dengan masalah ekonomi yang islami diantaranya :

‫عشة‬
‫إهشذا أ يمسنهشد ا مل شممير إهشلى ش‬.
‫غيمهر أ شمهل ههه شفان متشهظهر ال رشسا ش‬
Apabila diserahkan suatu urusan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah
kehancurannya (HR.Bukhari)
2.2.


Ciri-ciri Ekonomi Islam
Ciri-ciri ekonomi islam meliputi :
a. Merupakan bagian dari sistem Islam yang menyeluruh
b. Ekonomi Islam merealisasikan keseimbangan antara antara kepentingan
individu dan masyarakat, serta kehidupan dunia dan akhirat.
c. Ekonomi Islam didasarkan pada sumber hukum Islam Al-Qur’an , Al-Hadits
serta hasil ijtihad ulama yang mencerminkan nilai-nilai Al-Quran dan AlHadits.
d. Ekonomi Islam merupakan konsep tersendiri yang berbeda dengan Ekonomi
konvensional

2.3.

Aspek-aspek Perekonomian

2.3.1. Barang dan jasa
Barang dan jasa yang di produksi didasarkan kepada kaidah pokok dalam
muamalah, yaitu apa saja yang di bolehkan kecuali yang dilarang. Artinya,
Halaman | 3

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki


barang dan jasa yang di produksi hendaknya yang halal bukan yang di
haramkan
2.3.2. Aspek manajemen produksi
Dalam manajemen produksi kita harus matang dalam hal proses pengolahan
suatu hasil produksi sehingga terhindar dari kerugian ataupun kehancuran,
karena hal ini di anjurkan oleh ajaran islam
2.3.3. Aspek penyaluran produksi
Proses penyaluran hasil produksi baik barang maupun jasa pada prinsipnya
menekankan adanya kelancaran antara produsen dan konsumen sehingga
keadilan menjadi hal yang utama. Mempermainkan harga akibat hasil produksi
yang tidak lancar haruslah di hindari
2.3.4. Aspek ketepatgunaan
Aspek tepatguna dalam perekonomian islam merupakan bagian penting dari
pencarian keuntungan sehingga pemborosan ditekan sekecil mungkin
2.4.

Perbedaan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional
Yang membedakan lebih jauh Ekonomi Islam dengan Ekonomi Konvensional adalah:
 Asumsi dasar atau norma pokoknya:berdasarkan syari’ah Islam
 Prinsipnya: Penerapan asas efisiensi dan manfaat dengan menjaga kelestarian
lingkungan hidup
 Motifnya: Mencari keberuntungan dunia dan akhirat denganberibadah dalam
arti yang luas.

2.5.

Tata Niaga dalam Islam
Proses perekonomian sangat banyak jenis dan ragamnya, dalam ajaran islam
diperbolehkan melakukan perekonomian asal tidak bertentangan dengan syari’ah
islam itu sendiri, yakni benar-benar halal dalam cara menghasilkan dan
menggunakannya
Pekerjaan tata niaga sebagai suatu bagian dari perekonomian dan pekerjaan tata
niaga ini mendapat tempat terhormat dalam ajaran islam. Nabi Muhammad SAW
pernah ditanya :

‫ل هبيشهدهه شويك ريل شبيمرع شممبيرورر‬
‫ى ال مك شمس ه‬
‫عشميل ال رشريج ه‬
‫أ ش ري‬
‫ب شقاشل ش‬
‫ب أ شط ميش ي‬
“Wahai Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apakah yang paling baik?"
Beliau bersabda, "Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap
jual beli yang mabrur (diberkahi)." (HR. Ahmad 4: 141, hasan lighoirihi)
Halaman | 4

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

2.6.

Aspek-aspek dalam jual beli
2.6.1 Rukun Jual Beli
1. Penjual
2. Pembeli
3. Barang yang dijual
4. Bahasa Akad
5. Kerelaan Kedua belah pihak
2.6.2 Aturan Islam tentang jual beli
Jual beli dalam islam selain sebagai salah satu perbuatan muamalah juga
merupakan satu tatanan nilai ibadah sehingga dalam aktivitasnya banyak aturan
yang harus dipenuhi oleh pihak penjual dan pembeli hal ini telah dijelaskan
Allah SWT dalam surat al baqarah :282
2.6.3 Proses jual beli yang dilarang
1. Jual beli barang yang belum diterima
2. Jual beli hutang dengan hutang
3. Jual beli gharar
4. Ijon

2.7.

Manajemen zakat, infaq, dan shadaqah
2.7.1.

Zakat
Kata zakat berarti suci, menyucikan. Zakat juga semakna/dapat diartikan
dengan nama’ (pertumbuhan), thaharah (suci), barakah (tambah kebaikan)
Zakat adalah pengambilan tertentu dari harta yang tertentu untuk
diberikan pada golongan tertentu
Menurut UU No 38 Than 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, zakat
adalah : Harta yang wajib disisihkan oleh seorang Islam atau badan yang
dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan

2.7.2.

pada yang berhak menerimanya.
Infaq
Infaq adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan oleh seseorang
setiap kali ia memperoleh rizki sebanyak yang dikehendakinya sendiri.
Infaq biasanya secara khusus diberikan pada mereka yang memiliki

hubungan kekerabatan dengan kita.
2.7.3.
Shadaqah
Shadaqah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang
pada orang lain dengan tidak ditentukan jenis, jumlah, maupun waktunya,
dengan tujuan untuk mendekatkan diri pada Allah.
2.8.

Islam dan Kesejahteraan Umat
Halaman | 5

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

Ajaran Islam sangat perhatian terhadap terwujudnya kesejahteraan umat
(Islam sangat filantropis). Hal ini dibuktikan dengan adanya ajaran tentang perintahperintah dan larangan-larangan:
1.
Adanya perintah membayar zakat bagi umat Islam yang memenuhi syarat
2.
Adanya anjuran untuk waqaf, infaq, shadaqoh bagi umat Islam yang mampu.
3.
Adanya perintah untuk saling tolong menolong dalam kebaikan, dan menyintai
sesama umat.
2.9. Pernikahan
2.7.1 Nikah
Kata nikah berasal dari bahasa arab yang berarti bertemu, berkumpul.
Menurut istilah nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki
dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga melalui aqad
yang dilakukan menurut hukum syariat Islam. Menurut U U No : 1 tahun
1974, Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga (keluarga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YME. Keinginan untuk menikah
adalah fitrah manusia, yang berarti sifat pembawaan manusia sebagai makhluk
Allah SWT. Setiap manusia yang sudah dewasa dan sehat jasmani rokhaninya
pasti membutuhkan teman hidup yang berlainan jenis, teman hidup yang dapat
memenuhi kebutuhan biologis yang dapat dicintai dan mencintai, yang dapat
mengasihi dan dikasihi, yang dapat diajak bekerja sama untuk mewujudkan
ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan hidup berumah tangga. Rasulullah
SAW bersabda :

‫ب شمهن امستش ش‬
‫حشصين ل هل مفشمرهج‬
‫شيا شممعشششر ال رشششبا ه‬
‫ع همن مك ييم ال مشباشءشة شفل ميشتششز رشومج شفإهن رشيه أ ش ش‬
‫طا ش‬
‫غ ريض ل هل مشبشصهر شوأ ش م‬
‫)شوشممن ل شمم يشمستشهطمع شفشعل شيمهه هبال رشصمومه شفإهن رشيه ل شيه هوشجاءد )رواه البخارى و مسلم‬
Artinya :”Hai para pemuda, barang siapa diantara kamu telah sanggup
menikah, maka nikahlah. Karena nikah itu dapat menundukkan mata dan
memelihara faraj (kelamin) dan barang siapa tidak sanggup maka hendaklah
berpuasa karena puasa itu dapat melemahkan syahwat”. (HR. Bukhori
Muslim)
2.7.2 Hukum Nikah
1. Jaiz, artinya dibolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum nikah.
Halaman | 6

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

2.

Wajib, yaitu orang yang telah mampu/sanggup menikah sedangkan bila

3.

tidak menikah khawatir akan terjerumus ke dalam perzinaan.
Sunat, yaitu orang yang sudah mampu menikah namun masih sanggup

4.

mengendalikan dirinya dari godaan yang menjurus kepada perzinaan.
Makruh, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan dan telah memiliki
keinginan atau hasrat tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberikan

5.

nafkah tanggungan-nya.
Haram, yaitu orang yang akan melakukan perkawinan tetapi ia
mempunyai niat yang buruk, seperti niat menyakiti perempuan atau niat
buruk lainnya.

2.7.3 Tujuan Nikah
1. Untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hidup (sakinah).
2. Membina rasa cinta dan kasih sayang.
3. Untuk memenuhi kebutuhan seksual yang syah dan diridhai Allah SWT.
4. Melaksanakan Perintah Allah swt.
5. Mengikuti Sunah Rasulullah saw. Untuk memperoleh keturunan yang
syah.
2.7.4 Khitbah
Sebelum pernikahan berlangsung dalam agama Islam tidak mengenal
istilah pacaran akan tetapi dikenal dengan nama “khitbah”. Khitbah atau
peminangan adalah penyampaian maksud atau permintaan dari seorang pria
terhadap seorang wanita untuk dijadikan istrinya baik secara langsung oleh si
peminang atau oleh orang lain yang mewakilinya. Yang diperbolehkan selama
khitbah, seorang pria hanya boleh melihat muka dan telapak tangan.Wanita
yang

dipinang

berhak

menerima

pinangan

itu

dan

berhak

pula

menolaknya.Apabila pinangan diterima, berarti antara yang dipinang dengan
yang meminang telah terjadi ikatan janji untuk melakukan pernikahan.
2.7.5 Rukun Nikah
RUKUN
1. Calon Suami

SYARATNYA





Beragama Islam
Atas kehendak sendiri
Bukan muhrim
Tidak sedang ihrom haji

Halaman | 7

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

2. Calon Istri

Beragama Islam
Tidak terpaksa
Bukan Muhrim
Tidak bersuami
Tidak sedang dalam masa iddah
Tidak sedang ihrom haji atau umroh
Mukallaf (Islam, dewasa, sehat akal)(QS.Ali









3. Adanya Wali

4. Adanya 2 Orang

Imron : 28)
 Laki-laki merdeka
 Adil
 Tidak sedang ihrom haji atau umroh
Syaratnya sama dengan no : 3

Saksi
5. Adanya Ijab dan

Dengan kata-kata " nikah " atau yang semakna

Qobul

dengan itu.
Berurutan antara Ijab dan Qobul

Kewajiban Suami
1. Memberi nafkah, pakaian

Kewajiban Istri
dan 1. Patuh dan taat pada suami

tempat tinggal kepada istri dan

dalam

anak-anaknya

sesuai dengan ajaran Islam.

sesuai

dengan

kemampuan yang diusahakan secara
maksimal.(lihat At-Thalaq:7)
2. Bergaul dengan istri secara makruf,
yaitu dengan cara yang layak dan
patut

misalnya dengan kasih

sayang,

menghargai,

batas-batas

Perintah

suami

yang
yang

bertentangan dengan ajaran
Islam tidak wajib di taati.
2. memelihara dan menjaga
kehormatan

diri

dan

keluarga serta harta benda

memperhatikan dan sebagainya.
suami.
3. Memimpin keluarga, dengan cara 3. Mengatur

rumah

tangga

membimbing, memelihara semua

dengan baik sesuai dengan

anggota

keluarga dengan penuh

fungsi ibu sebagai kepala

tanggung jawab. (Lihat An-Nisa :

rumah tangga.
4. Memelihara dan mendidik

34)
4. Membantu istri dalam tugas sehari-

anak terutama pendidikan

hari, terutama dalam mengasuh dan

agama. Allah swt, berfirman

mendidik

yang Artinya :"Hai orang-

anak-anaknya

agar

menjadi anak yang shaleh. (At-

orang

yang

Tahrim:6)

peliharalah

beriman,

dirimu

dan

Halaman | 8

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

keluargamu

dari

api

neraka". (At-Tahrim : 6)
5. Bersikap hemat, cermat,
ridha

dan

syukur

serta

bijaksana pada suami.
2.7.6 Talak
Pengertian dan Hukum Talak.Menurut bahasa talak berarti melepaskan
ikatan.Menurut istilah talak ialah lepasnya ikatan pernikahan dengan lafal
talak.Asal hukum talak adalah makruh, sebab merupakan perbuatan halal tetapi
sangat dibenci oleh Allah swt. Nabi Muhammad saw, bersabda :

‫)أ شمبشغيض ال مشحل شهل ه‬
‫ل الط رشل شيق )رواه ابوداود‬
‫عن مشد ا ه‬
Artinya :"Perbuatan halal tetapi paling dibenci oleh Allah adalah talak". (HR.
Abu Daud)
Lafal talak dapat diucapkan/dituliskan dengan kata-kata yang jelas
atau dengan kata-kata sindiran. Adapun bilangan talak maksimal 3 kali, talak
satu dan talak dua masih boleh rujuk (kembali) sebelum habis masa idahnya
dan apabila masa idahnya telah habis maka harus dengan akad nikah lagi. (lihat
Al-Baqoroh : 229). Pada talak 3 suami tidak boleh rujuk dan tidak boleh
nikah lagi sebelum istrinya itu nikah dengan laki-laki lain dan sudah digauli
serta telah ditalak oleh suami keduanya itu".
Talak dibagi menjadi 2 macam yaitu :
1. Talak Raj'i yaitu talak dimana suami boleh rujuk tanpa harus dengan
akad nikah lagi. Talak raj’I ini dijatuhkan suami kepada istrinya untuk
pertama kalinya atau kedua kalinya dan suami boleh rujuk kepada istri yang
telah ditalaknya selama masih dalam masa iddah.
2. Talak Bain. Talak bain dibagi menjadi 2 macam yaitu talak bain sughro dan
talak bain kubra.
2.7.7 Iddah

Halaman | 9

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

Secara bahasa iddah berarti ketentuan. Menurut istilah iddah ialah
masa menunggu bagi seorang wanita yang sudah dicerai suaminya sebelum
iamenikah dengan laki-laki lain. Masa iddah dimaksudkan untuk memberi
kesempatan kepada bekas suaminya apakah dia akan rujuk atau tidak.
2.7.7.1 Lamanya Masa Iddah.
1. Wanita yang sedang hamil masa idahnya sampai melahirkan
anaknya. (Lihat QS. At-Talak :4)
2. Wanita yang tidak hamil, sedang ia ditinggal mati suaminya maka
masa idahnya 4 bulan 10 hari. (lihat QS. Al-Baqoroh ayat 234)
3. Wanita yang dicerai suaminya sedang ia dalam keadaan haid maka
masa idahnya 3 kali quru' (tiga kali suci). (lihat QS. Al-Baqoroh :
228)
4. Wanita yang tidak haid atau belum haid masa idahnya selama tiga
bulan. (Lihat QS, At-Talaq :4 )
5. Wanita yang dicerai sebelum
2.7.7.2

dicampuri

suaminya

maka

baginya tidak ada masa iddah. (Lihat QS. Al-Ahzab : 49)
Hak Perempuan Dalam Masa Iddah
1. Perempuan yang taat dalam iddah raj'iyyah (dapat rujuk) berhak
mendapat dari suami yang mentalaknya: tempat tinggal, pakaian,
uang belanja. Sedang wanita yang durhaka tidak berhak menerima
apa-apa.
2. Wanita dalam iddah bain (iddah talak 3 atau khuluk) hanya berhak
atas tempat tinggal saja. (Lihat QS. At-Talaq : 6)
3. Wanita dalam iddah wafat tidak mempunyai hak apapun, tetapi
mereka dan anaknya berhak mendapat harta waris suaminya.

2.7.8

Rujuk
Rujuk artinya kembali. Maksudnya ialah kembalinya suami istri pada
ikatan perkawinan setelah terjadi talak raj'i dan masih dalam masa iddah. Dasar
hukum rujuk adalah QS. Al-Baqoroh: 229, yang artinya sebagai berikut: "Dan
suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka
(para suami) menghendaki rujuk".
1. Hukum Rujuk.
 Mubah, adalah asal hukum rujuk.
 Haram, apabila si istri dirugikan serta lebih menderita dibanding
sebelum rujuk.
 Makruh, bila diketahui meneruskan perceraian lebih bermanfaat.
 Sunat, bila diketahui rujuk lebih bermanfaat dibanding meneruskan
perceraian.
Halaman | 10

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

 Wajib, khusus bagi laki-laki yang beristri lebih dari satu.
2. Rukun Rujuk
 Istri, syaratnya : pernah digauli, talaknya talak raj'i dan masih dalam
masa iddah.
 Suami, syaratnya : Islam, berakal sehat dan tidak terpaksa.
 Sighat (lafal rujuk).
 Saksi, yaitu 2 orang laki-laki yang adil.
2.10.Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki
Pernikahan merupakan sesuatu yang telah diperintahkan oleh Allah SWT. Dan
diamana segala aturan didalamnya telah tertulis dalam Al-Qur’an secara jelas.
Begitunpun katitan pernikahan sebagai pembuaka pintu rezeki. Sebagai mana firman
Allah SWT :

‫شوأ شن مكهيحوا ال مأ ششياشمى همن مك يمم شوال رشصال ههحيشن هممن ه‬
‫كوينوا يفقششراشء ييمغنهههيم الل رشيه‬
‫عشباهديكمم شوإهشمائهك يمم إهمن يش ي‬
‫عهليدم‬
‫هممن شفمضل ههه شوالل رشيه شواهسدع ش‬
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-

orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN
MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas
(pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (QS An-Nuur (24): 32)
“Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis
kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu
keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik.” (QS. An Nahl
(16):72)
Dari Firman Allah SWT inilah kita harus meyakini bahwasannya pernikahan
merupakan salah satu jalan pembuka rezeki manusia. Allah SWT telah menjamin
rezeki dua insane yang bersatu dalam niat Lillahi Taala.
Hal inilah yang harus diluruskan pada keyakinan yang berada di tengah
masyarakat. Dimana banyak masyarakat mengutamakan penghasilan yang besar dan
kepemilikan harta benda yang banyak sebagai factor utama dalam menetukan awal
suatu pernikahan. Paradigma inilah yang berperan dilingkungan masyarakat, seakanakan pernikahan yang bahagia ialah pernikahan yang dikelilingi harta serta jabatan
yang tinggi.
Suatu penegasan dari sabda Nabi Muhammad SAW tentang pernikahan
sebagai pembuka pintu rezeki yaitu :
Halaman | 11

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

Dari Aisyah, “Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka
akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu”. (HR. Hakim dan Abu Dawud)
“Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu.
Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah
keluhuran mereka”. (Al Hadits)
“Carilah rezeki dengan menikah”. (HR. Ad-Dailami)
Sudah sepatutnya kita sebagai manusia meyakini bahwasannya Allah SWT
telah menjamin menbukakan rezeki melalui suatu pernikahan. Sehingga kita tidak
perlu khawatir akan rezeki yang Allah SWT akan berikan kepada hamba Nya yang
ingin menjalankan perintah Nya. Suatu penelitian pun dilakukan untuk menembah
keyakinan akan kebenaran firman Allah SWT :
Hal tersebut dibuktikan oleh seseorang yang bernama Jay Zagorsky dari Ohio
State University. Survei yang melibatkan 9.000 orang menunjukkan perceraian
menurunkan kekayaan seseorang hingga 77 persen. Penelitian ini dilakukan pada
rentang waktu 1985 hingga 2000.
 Sebaliknya, pernikahan itu sendiri membuat seseorang lebih kaya daripada
sekedar menggabungkan kekayaan kedua pasangan. Setiap orang yang menikah, ratarata memperoleh jumlah kekayaan dua kali lipat. Hanya dari faktor pernikahan, tanpa
melibatkan faktor lain dalam perhitungan, seseorang meningkat kekayaannya sekitar 4
persen setiap tahun.
 Pada orang yang akhirnya bercerai, kekayaannya terus merosot selama empat
tahun menjelang

perceraiannya

dan

mencapai

titik

terendah

pada

tahun

perceraiannya. Kekayaannya kembali naik perlahan setelah bercerai namun tidak
terlalu besar. Menurutnya, penelitian ini bukanlah sebagai pembenaran, tapi paling
tidak ada alasan yang dapat menjelaskan.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa hidup bersama membuat pasangan
lebih efisien dan pengeluaran lebih murah ketika hidup serumah.

Halaman | 12

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekonomi Islam merupakan ekonomi yang sempurna untuk diterapkan dalm
kehidupan sehari-hari. Dimana tidak hanya menitikberatkan pada keuntungan yang
duniawi saja. Konsep ekonomi sebagai kebutuhan hidup pun harus diluruskan
kembali yaitu sebagai sarana beribadah dalam mencapai keridhaan Allah SWT.
Dengan begitu dalam menjalankan prakteknya dalam kehidupan yang nyata kita tidak
akan terjerumus untuk melakukan segala cara demi mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya.
3.2 Saran
Dalam menjalankan praktek ekonomi, sebagai seorang muslim kita perlu
mempelajari dan membaca dasar-dasar dan hukum-hukumnya yang telah Allah SWT
atur dalam Al-Qur’an. Sehingga dalam menjalankan prakteknya kita tidak akan
menyimpang dari ajaran islam.

Halaman | 13

Ekonomi Islam, Pernikahan & Pernikahan sebagai pembuka pintu rezeki

DAFTAR PUSTAKA
Tamyiz, Adep dkk.Pendidikan Agama Islam Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian.Bandung:2013

Halaman | iv