PERAMALAN NILAI INFLASI KESEHATAN DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE KUADRATIK

PERAMALAN NILAI INFLASI KESEHATAN DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE KUADRATIK

1 Adib Khoiruddin Fahmi , Much Aziz Muslim

  

1

2 2 Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang Jurusan Ilmu Komputer, FMIPA, Universitas Negeri Semarang 1

2

email: akfahmie@gmail.com, a212muslim@yahoo.com Abstrak

  

Inflasi di Indonesia diumpamakan seperti penyakit kronis dan berakar di sejarah. Inflasi merupakan

salah satu peristiwa moneter yang menunjukkan suatu kecenderungan akan naiknya harga barang- barang secara umum, yang berarti terjadinya penurunan nilai uang. Pengendalian inflasi akan mencegah terjadinya kenaikan inflasi yang terlalu tinggi dan tidak stabil yang akan memberikan dampak negatif pada kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Inflasi tidak hanya berdampak pada ekonomi, inflasi juga akan berdampak pada semua aspek tidak terkecuali aspek kesehatan. Kesehatan merupakan faktor utama kehidupan manusia, dan ketika inflasi juga masuk ke aspek kesehatan maka akan berdampak pada kehidupan seseorang. Cara untuk mengendalikan inflasi adalah dengan menggunakan ramalan, teknik peramalan yang digunakan adalah metode kuadratik. Untuk mempermudah perhitungan dan mengetahui grafik ramalannya, Microsoft Excel adalah solusi sebagai aplikasi pembantunya. Dimana Y merupakan data asli Nilai Inflasi Kesehatan di Kabupa ten Semarang, Y’ merupakan data hasil ramalan Nilai Inflasi Kesehatan di Kabupaten Semarang. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh persamaan trend metode kuadratik yaitu

  Hasil peramalan Nilai Inflasi Kesehatan dengan menggunakan Metode Trend Kuadratik pada bulan September 2015 adalah 0,467675769% , bulan Oktober 2015 adalah 0,511576% dan bulan November 2015 adalah 0,55929% , bulan Desember 2015 adalah 0,610821%, bulan Januari 2016 adalah 0,666166% , bulan Februari 2016 adalah 0,725327, bulan Maret 2016 adalah , bulan April 2016 adalah dan bulan Mei 2016 adalah Kata Kunci: Metode Kuadratik, Inflasi Kesehatan

  periode yang sama. “Inflasi merupakan Salah 1.

   PENDAHULUAN satu peristiwa moneter yang menunjukkan

  suatu kecenderungan akan naiknya harga Inflasi di Indonesia diumpamakan seperti barang-barang secara umum, yang berarti penyakit kronis dan berakar di sejarah. Secara terjadinya penurunan nilai uang”[1]. historis, tingkat dan volatilitas inflasi

  Berkaca pada pengertian inflasi, secara Indonesia lebih tinggi dibanding negara- umum inflasi dapat mengakibatkan negara berkembang lain. Sementara negara- berkurangnya investasi di suatu negara, negara berkembang lain mengalami tingkat mendorong kenaikan suku bunga, mendorong inflasi antara 3% sampai 5% pada periode penanaman modal yang bersifat spekulatif, 2005-2014, Indonesia memiliki rata-rata kegagalan pelaksanaan pembangunan, tingkat inflasi tahunan sekitar 8,5% dalam ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

  Pengendalian inflasi akan mencegah terjadinya kenaikan inflasi yang terlalu tinggi dan tidak stabil yang akan memberikan dampak negatif pada kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Salah satu cara untuk mengendalikan inflasi adalah dengan menggunakan ramalan, ramalan telah banyak digunakan dan membantu dengan baik dalam berbagai manajemen sebagai dasar-dasar perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan.

  Adapun metode yang digunakan untuk forecast atau peramalan yaitu: metode metode kuadrat terkecil, metode rata-rata bergerak, metode setengah rata-rata, metode kuadratik dan metode eksponensial dan sebagainya.

  Metode kuadratik biasanya diterapkan untuk data historis dimana jika digambar akan membentuk garis tidak lurus atau berbentuk parabola. Kelebihan dari metode kuadratik ini adalah sudah mempertimbangkan pengaruh acak pada data masa lalu yang akan diramalkan, metode ini merupakan dasar bagi metode peramalan non linear lainnya.

  Kesehatan adalah salah satu unsur utama dalam setiap kehidupan seseorang. Kesehatan sangat menunjang dalam aktivitas setiap manusia. Menjaga kesehatan juga memerlukan biaya yang tidak sedikit, hingga ada istilah jika kesehatan itu mahal.

  Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat [2].

  Kantor badan pusat statistik kabupaten semarang merupakan salah satu bentuk instansi yang bergerak dalam statistika. Salah satu tugas dari kantor badan pusat statistik kabupaten semarang adalah memberikan rekap informasi mengenai nilai-nilai inflasi pada setiap periodenya di daerah kabupaten semarang.

  Ramalan nilai inflasi kesehatan pada suatu periode di daerah kabupaten semarang, akan sangat bermanfaat untuk mengendalikan inflasi Kesehatan di daerah kabupaten semarang pada masa yang akan datang. Pengendalian ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, sehingga kestabilan inflasi menjadi sangat penting karena berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

  2. METODE

  2.1 Metode Pengumpulan Data

  Dalam penyusunan artikel ini, data diperoleh dengan menggunakan beberapa metode: 1.

  Metode Literatur Metode ini digunakan untuk memperlancar dalam penjelasan dan memecahkan masalah dalam penulisan. Adapun literatur yang digunakan adalah buku tentang metode kuadratik, uji asumsi klasik, perusahaan/ industri dan buku bacaan yang ada di BPS Kabupaten Semarang.

  2. Metode Dekomposisi Metode dekomposisi yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berbentuk tertulis tentang Inflasi di Kabupaten Semarang. Data tersebut merupakan data sekunder yaitu data yang telah diolah oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang.

  2.2 Metode Kuadratik

  Persamaan yang digunakan pada trand metode kuadratik untuk mencari nilai ramalan yaitu: Keterangan: digunakan Mean Absolute Error (MAE) atau = nilai trend yang ditaksir, adalah Mean Square Error (MSE). Trend yang waktu menghasilkan error terkecil adalah trend yang a,b,c = konstanta dipilih. Mean Absolute Error adalah rata-rata

  Persamaan normal trend kuadratik: nilai absolute dari kesalahan meramal (tidak dihiraukan tanda positif dan negatifnya).[3]

  ∑ ∑ ∑ ∑| |

  ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

  ∑ ∑ ∑

  Keterangan :

  ∑

  = data sebenarnya = data ramalan dihitung dari model yang

  Disederhanakan menjadi : digunakan pada waktu t

  ∑ ∑

  =banyaknya data hasil ramalan Gelombang Musim

  ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

  3. Dimana

HASIL DAN PEMBAHASAN

  a. Penghitungan dengan Metode Kuadratik

  ∑ ∑

  Berikut ini merupakan data yang akan diolah Untuk mempermudah perhitungan dan dengan metode kuadratik, data ini diperoleh pemlotingan grafik metode kuadratik, maka dari Badan Pusat Statistik [4]. digunakan Microsoft Excel.

  Tabel 1.

  Tampilan Perhitungan Data

  2.3 Ketentuan periode waktu Dengan Metode Kuadratik

  Ketentuan yang digunakan untuk periode waktu (x) yang memiliki nilai-nilai yang berbeda untuk jumlah periode waktu ganjil dan periode waktu genap:

  1) Untuk jumlah periode waktu ganjil (n ganjil), nilai-nilai x-nya adalah:

  …,-3, -2, -1, 0, +1, +2, +3,… 2)

  Untuk jumlah periode waktu genap (n genap), nilai-nilai x-nya adalah: …,-5, -3, -1, +1, +3, +5,…

  2.4 Menghitung kesalahan peramalan

  Dengan menggunkan persamaan yang ada Untuk menentukan jenis peramalan trend pada metode kuadratik, diperoleh perhitungan mana yang paling mendekati benar maka sebagai berikut. diukur error (kesalahan) forecast. Untuk mengukur error (kesalahan) forecast, biasanya

  ∑ ∑

  ...... (1) Dari gambar tersebut diperoleh

  ∑ ∑

  4,09999

  ∑| |

  ........ (2) 1,57267

  ∑ ∑ ∑ ∑

  ...... (3)

  ∑| |

  Dari persamaan (1) dan (3), diperoleh |x 133

  ∑

  | x 1 Persamaannya menjadi

  • Dari perhitungan dengan metode

  Kuadratik yang telah dilakukan, didapatkan perbandingan antara Subtitusikan c ke persamaan (1)

  Perbandingan Y dan Y'

  1.5 Dan dari persamaan (2), diperoleh i

  1 as fl

  Sehingga diperoleh persamaan garis trendnya

  In

  0.5

  sebagai berikut: Setelah memperoleh persamaan metode

  1

  3

  5

  7 9 11 13 15 17 19

  kuadratik, kemudian mulai perhitungan

  Bulan

  dengan bantuan microsoft Exel

  Data Asli Ramalan Gambar 2. Grafik perbandingan antara

  b. Hasil Peramalan Dengan menggunakan persamaan garis trend yang diperoleh sebelumnya maka dapat diperoleh peramalan untuk bulan

  Gambar 1. Hasil perhitungan metode

  September 2015 sampai dengan Mei 2016 sebagai berikut. kuadratik menggunakan Exel

  • Untuk bulan September 2015 periodenya

  (X) adalah 21, maka

  • Untuk bulan Januari 2016 periodenya (X) adalah 29, maka
  • Untuk bulan Oktober 2015 periodenya (X) adalah 23, maka
  • Untuk bulan Februari 2016 periodenya (X) adalah 31, maka
  • Untuk bulan November 2015 periodenya

  (X) adalah 25, maka

  • Untuk bulan Maret 2016 periodenya (X) adalah 33, maka
  • Untuk bulan April 2016 periodenya (X) adalah 35, maka
  • Untuk bulan Desember 2015 periodenya

  (X) adalah 27, maka

  • adalah 37, maka dari Segi Kesehatan. Depkes : 1-7 [3] Sukestiyarno. 2012. Statistika Dasar.

  [2] Azrul Azwar. 2004. Tubuh Sehat Ideal Untuk bulan Mei 2016 periodenya (X)

  Universitas Negeri Semarang, Semarang. [4] BPS Kabupaten Semarang. 2013. Statistik

  Daerah Kabupaten Semarang 2015 . BPS Kabupaten Semarang, Semarang.

  ffset.

  4. KESIMPULAN

  Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

  1. Peramalan Nilai Inflasi Kesehatan dengan menggunakan metode Trend Kuadratik menghasilkan persamaan persamaan tersebut dapat digunakan umtuk meramalkan Nilai Inflasi Kesehatan untuk 3-5 bulan kedepan.

  2. Hasil peramalan Nilai Inflasi Kesehatan dengan menggunakan Metode Trend Kuadratik pada bulan September 2015 adalah 0,467675769% , bulan Oktober 2015 adalah 0,511576% dan bulan November 2015 adalah 0,55929% , bulan Desember 2015 adalah 0,610821%, bulan Januari 2016 adalah 0,666166% , bulan Februari 2016 adalah 0,725327, bulan Maret 2016 adalah , bulan April 2016 adalah dan bulan Mei 2016 adalah

  Dari hasil peramalan dengan Metode Trend Kuadratik, nilai inflasi kesehatan di Kabupaten Semarang mengalami kenaikan.

  5. REFERENSI

  [1] Rimsky K. Judisseno. 2002. Sistem Moneter Dan Perbankan Di Indonesia.

  PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta