PELAKSANAAN PERATURAN BUPATI TULANG BAWANG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN

  PELAKSANAAN PERATURAN BUPATI TULANG BAWANG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN (Jurnal Ilmiah) Oleh MADIAN AZHAR Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM Pada Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

  

ABSTRAK

PELAKSANAAN PERATURAN BUPATI TULANG BAWANG BARAT

NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM BANTUAN

PENDIDIKAN

Oleh

  Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

  Email : [email protected] Pendidikan di Kabupaten Tulang Bawang Barat saat ini tentu masih jauh dari harapan, banyak lulusan SMA yang tidak dapat melanjutkan pendidikan. Alasan utamanya adalah biaya/dana pendidikan. Menurut data Badan Pusat Statistik yang selanjutnya disingkat (BPS) pada tahun publikasi 2014/2015 jumlah Siswa SMA/SMK/MA Se-Kabupaten Tubaba sebanyak 4032 siswa namun hanya 3,56 % saja yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri. Oleh karena itu ditetapkan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan, untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri. Berdasarkan hasil penelitian di Dinas Pendidikan untuk saat ini sudah memiliki tiga angkatan, angkatan pertama tahun 2015 berjumlah 34 orang, kedua tahun 2016 berjumlah 40 orang dan angkatan ketiga tahun 2017 berjumlah 39 orang. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan dan faktor penghambat Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan. Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendikan sudah terlaksana dengan baik. Meskipun dalam pengakuan beberapa mahasiswa yang menjadi responden pada saat penelitian, mengatakan bahwa masih ada beberapa faktor penghambat. Faktor penghambatnya dikarenakan secara umum di sejumlah instansi Pemerintah Daerah banyak terjadi keterlambatan dalam memberikan bantuan pendidikan, faktor yang sering terjadi ialah keterlambatan pencairan dana khususnya dana tempat tinggal. Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat harus lebih mengutamankan dana-dana yang berhubungan dengan terlaksananya Program Bantuan Pendidikan yang bertujuan untuk kelancaran dalam Pelakasanaan Program Bantuan Pendidikan.

  

Kata Kunci: Pelaksanaan, Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat No. 24

Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan.

I. PENDAHULUAN

  Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka untuk mencerdaskan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

  kurangnya akan menghadapi empat tantangan besar yaitu : (1) tantangan dalam rangka untuk meningkatkan produktifitas nasional, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan. (2) tantangan untuk melakukan pengkajian secara

  komprehensif dan mendalam terhadap

  terjadinya transformasi perubahan struktur masyarakat yang cakupannya pada tuntutan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), (3) tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat. Yaitu bagaimana meningkatkan daya saing bangsa dan mampu bersaing sebagai hasil penguasaan Iilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). (4) munculnya kolonialisme baru dibidang IPTEK dan ekonomi menggantikan kolonialisme politik dalam bentuk informasi dan teknologi.

  2

  1 Undang-undang Sistem Pendidikan

  Nasional No. 20 Tahun 2006. hlm 2

  2 Indra Djatisidi, Menuju Masyarakat Belajar, Jakarta Selatan : Paramadina,

  Pendidikan merupakan investasi panjang yang hasilnya tidak bisa dilihat satu atau dua tahun, tetapi jauh kedepan sebagai suatu investasi produktif, mestinya pembangunan pendidik harus menghitungkan dua konsep utama, yaitu biaya (cost) dan Berkaitan dengan biaya pendidikan ini, menurut Ace Suryadi terdapat empat agenda kebijakan yang perlu mendapat perhatian serius, yaitu : (1) besarnya anggaran pendidikan yang di alokasikan (revenue); (2) aspek keadilan dalam pendayagunaan anggaran; (3) aspek efisiensi dalam pendayagunaan anggaran; dan (4) anggaran pendidikan dan desentralisasi pengelolaan.

1 Pendidikan Nasional sekurang-

  3 Berdasarkan analisis situasi banyak

  pemuda tamatan SMA di Tulang Bawang Barat yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Pendidikan merupakan salah satu sarana mobilitas sosial, dan pendidikan merupakan sarana individu melalukan perubahan status sosial nya dalam kehidupan bermasyarakat, pendidikan juga dapat menjadi sarana pemutus rantai kemisikinan, oleh karena itu diharapkan bantuan pemerintah melalui program bantuan pendidikan seorang individu akan memiliki kecakapan dan keilmuan yang di butuhkan oleh dunia kerja dengan bantuan tersebut.

  Pendidikan merupakan suatu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Seorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar 3 Hasbullah, Otonomi Pendidikan,

  Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, akan menunjukkan hasil yang baik dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka sesesorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa pencapaian prestasi belajarnya.

  dalam perkembangannya, Pemerintah Kabupaten terus berupaya untuk meningkatkan daya saing daerah di berbagai sektor. Salah satunya, dalam dunia pendidikan. Melalui Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor

  24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan, Pemerintah Tulang Bawang Barat berupaya untuk membantu pelajar SMA/SMK/MA agar mampu melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Dengan berlakunya Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat ini diharapkan akan menjadi stimulus munculnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu melanjutkan pembangunan Kabupaten Tulang Bawang Barat.

  Kondisi Pendidikan di Kabupaten Tulang Bawang Barat saat ini tentu masih jauh dari harapan, banyak lulusan SMA yang tidak dapat melanjutkan pendidikan. Alasan utamanya adalah biaya. Lulusan pelajar SMA akhirnya lebih memilih bekerja merantau di kota atau bahkan menikah. Menurut data BPS pada tahun publikasi 2014/2015 jumlah Siswa SMA/SMK/MA Se-Kabupaten Tubaba sebanyak 4032 namun hanya 3,56 % saja yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri. 4 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi

  belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008,

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menulis judul skripsi “Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor

  24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan” uraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4 Kabupaten Tulang Bawang Barat

  1. Bagaimanakah Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan ?

  2. Apakah faktor penghambat Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor

  24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan?

  II. METODE PENELITIAN

  2.1. Pendekatan Masalah

  Pendekatan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

  1. Pendekatan Normatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, memahami serta menelaah peraturan perundang-undangan, peraturan daerah, peraturan bupati dan dokumen yang berkaitan dengan Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang program Bantuan Pendidikan. Dan

  2. Pendekatan Empiris adalah pendekatan yang dilakukan dilokasi penelitian dengan cara menjaring informasi atau data secara langsung kepada pihak-pihak yang berwenang di lingkungan Kabupaten Tulang Bawang Barat seperti Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang Barat, SMA Negeri 1 Tumijajar, dan SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah.

  Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari data primer dan data sekunder :

  1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung sebagai hasil penelitian lapangan berdasarkan wawancara dengan pihak-pihak tertentu yang mengetahui secara jelas tentang Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 tahun 2016 tentang Program Bantuan Pendidikan. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

  5

  :

  a. Bahan-bahan primer Bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum mengikat seperti peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya

  b. Bahan Hukum Sekunder Bahan-bahan yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer yang dapat memberikan penjelasan terhadap bahan-bahan hukum primer. Terdiri dari naskah, dokumen resmi, perjanjian kerjasama dan hasl penelitian yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

  c. Bahan Hukum Tersier 5 Soerjono Soekanto, Pengantar

  Penelitian Hukum , 1983, Jakarta: Rineka

  Bahan-bahan penunjang lain yang ada relevansinya dengan pokok-pokok permasalahan, memberikan informasi, petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bukan merupakan bahan hukum bahan analisa terhadap penerapan kebijakan hukum dilapangan, seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia, ensklopedia, bulletin, majalah, artikel-artikel di internet dan bahan-bahan lainnya yang sifatnya seperti karya ilmiah berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.

  2.3 Metode Pengumpulan Data

  1) Wawancara Wawancara menurut Husaini Usaman dan Purnomo Setiady Akbar dalam bukunya yang berjudul Metode penelitian Sosial menyatakan bahwa Wawancara ialah Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang di wawancarai disebut interviewee

  6 .

  2) Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data melalui proses pengamatan. Pengamatan difokuskan pada jenis kegiatan dan peristiwa tertentu yang memberikan informasi dan pandangan benar-benar berguna

  7

  melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. 6 Usman, Husaini. Akbar, Purnomo

  Setiady. 2009 hal 24 7

  2.5. Analisis Data

  Analisis data dilakukan dengan cara 3) Dokumentasi deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara

  Metode dokumentasi ini menguraikan secara terperinci hasil dilakukan dalam rangka penelitian dalam bentuk kalimat- mengumpulkan datum yang kalimat sehingga diperoleh gambaran bersifat tertulis baik berupa yang jelas dari jawaban permasalahan perjanjian kerjasama, maupun pembahasan pada bab-bab literatur tertulis lainnya yang selanjutnya. selaras serta mendukung penyelesaian penelitian yang

  III. PEMBAHASAN akan dilakukan ini.

  3.1. Pelaksanaan Program Bantuan

2.4. Metode Pengolahan Data Pendidikan

  pengolahan data yaitu kegiatan Berdasarkan hasil penelitian yang merapikan data dari hasil penulis lakukan di Kantor Dinas pengumpulan data sehingga siap Pendidikan Kabupaten Tulang

  8

  pakai untuk dianalisis. Dengan Bawang Barat dalam bentuk langkah-langkah sebagai berikut: wawancara dengan Bapak M. Badri, a. Editing, yaitu suatu kegiatan S.E., M.H sebagai Bendahara Dinas memeriksa data yang Pendidikan dikatakan bahwa sejarah terkumpul dan memeriksa yang melatar belakangi adanya kelengkapan hasil penelitian Program Bantuan Pendidikan atau yang diperoleh dari lapangan Beasiswa D3 Perkebunan Universitas guna menghindari kekeliruan Lampung melihat Potensi Kabupaten dan kesalahan penulisan Tulang Barat yang terbesar adalah penulisan, sehingga akan dibidang sektor pertanian atau mendukung proses penelitian perkebunan yang terdiri dari selanjutnya. perkebunan kelapa sawit, singkong, b. Interpretasi, yaitu karet, dan sawah, dari situlah muncul mendiskripsikan hasil ide-ide supaya nanti kedepannya penelitian yang didapatkan mahasiswa/i yang menerima oleh peneliti dari lokasi Beasiswa Program Bantuan penelitian berupa data primer Pendidikan memberikan ilmu atau dan kemudian informasi yang didapatkan dari diinterpretasikan untuk Perguruan Tinggi Negeri untuk di kemudian dirangkum guna aplikasikan didaerah Kabupaten penyempurnaan pada bab- Tulang Bawang Barat, selain itu juga bab berikutnya. faktor yang melatar belakangi adanya program bantuan pendidikan ini atas dasar keluhan dari beberapa masyarakat yang tidak bisa 8 melanjutkan anaknya ke Perguruan

  Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek , 2008, Jakarta:Sinar Grafika, hlm. 72 Tinggi dikarenakan biaya Perguruan Tinggi Negeri begitu mahal.

9 Bendahara Dinas Pendidikan

  Kabupaten Tulang Bawag Barat juga mengatakan untuk saat ini penerima Program Bantuan Pendidikan di Lampung Jurusan Diploma

  III Perkebuan yang selanjutnya di singkat (D3 Perkebunan) sudah memiliki 3 angkatan. Angkatan pertama tahun 2015 berjumlah 34 orang, Angkatan kedua tahun 2016 berjumlah 40 orang dan angkatan ketiga tahun 2017 berjumlah 39 orang. Dengan terealisasinya Program Bantuan Pendidikan ini maka Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat khususnya Dinas Pendidikan memilki tujuan untuk membuat Politeknik D3 Kelapa Sawit di Kabupaten Tulang Bawang Barat karena selain perkebunan kelapa sawit bisa juga memanfaatkan lahan dibawah perkebunan kelapa sawit ditanami rumput-rumput sebagai makanan peternakan.

  Bendahara Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang Barat juga mengatakan sistem penyampaian informasi atau sosialisasi program bantuan pendidikan melalui sekolah- sekolah dengan memberikan surat, dan brosur, kepada pihak sekolah bertujuan untuk disampaikan kepada siswa-siswa yang ada disekolah, selain itu juga Bendahara Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang Barat juga mengatakan cara penyampaian informasi tentang program bantuan pendidikan ini diumumkan melalui radio-radio yang ada di daerah Tulang Bawang Barat 9 M. Badri, Bendahara Dinas Pendidikan, dan memasang benner disetiap titik keramaian.

  Berdasarkan pernyataan Bendahara Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang Barat tentang sistem penyampaian informasi atau pendidikan ini dibenarkan oleh Bapak Fahmi Rahmi, S.Pd selaku WK Kurikulum SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah dan Ibu Erlita Yuani Putri, S.Pd selaku WK Kurikulum SMA Negeri 1 Tumijajar.

  10 Bapak Fahmi Rahmi, S.Pd juga

  menambahkan Dari Program Bantuan Pendidikan ini diharapkan dapat memotivasi pelajar SMA/MA/SMK di Kabupaten Tulang Bawang Barat untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Dan bertujuan untuk (a) memperluas kesempatan mengikuti pendidikan pada jenjang perguruan tinggi bagi lulus SLTA di daerah, (b) meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menunjang pembangunan di daerah, dan (c) pemerataan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi bagi mahasiswa/mahasiswi yang berprestasi.

  Dengan ditetapkannya Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor

  24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan, maka Peraturan Bupati tersebut diharapkan dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat khususnya Dinas Pendidikan Tulang Bawang Barat. Berdasarkan naskah perjanjian kerjasama talah dibuat Memorandum 10 Fahmi Rahmi dan Erlita Yuani, WK

  Kurikulum, Wawancara. Rabu, 23 Mei

  of Understanding yang selanjutnya

  disingkat (MoU) sebagai bentuk nota kesepahaman antara Fakultas Pertanian Universitas Lampung dengan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat yang telah disepakati oleh kedua belah pihak pada tanggal 1112/UN26/4/DT/2016 dan Nomor : 180/7/1.02/MoU/HK/TUBABA/2016 Penyelenggara Program Pengembang an Diploma III Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

  Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam bentuk wawancara dengan Bapak M. Badri, S.E., M.H sebagai Bendahara Dinas Pendidikan dikatakan bahwa yang menjadi faktor penghambat dalam Pelaksanaan Program Bantuan Pendidikan adalah

  11

  :

  1. Mahasiswa penerima Program Bantuan Pendidikan tidak pernah memberikan laporan kepada Dinas Pendidikan mengenai hasil dari studi pembelajaran yang mahasiswa pelajari di perguruan tinggi, berbeda halnya dengan pembayaran Uang Kuliah Tunggal yang selanjutnya disingkat (UKT) dan pembayaran tempat tinggal maka mahasiswa melakukan laporan ke Dinas Pendidikan.

  2. Kurangnya kontribusi dalam kegiatan di Tulang Bawang Barat, mahasiswa tidak pernah 11 M. Badri, Bendahara Dinas

  Pendidikan, Wawancara, Selasa, 22 Mei

  ikut campur dalam acara- acara/pameran yang di lakukan di Kabupaten Tulang Bawang Barat.

  Sedangkan hasil penelitian yang penulis lakukan dalam bentuk penerima program bantuan pendidikan mereka mengatakan faktor penghambatnya sebagai berikut :

  1. Komitmen dan keseriusan mahasiswa dalam menjalankan kewajibannya. Pola fikir dan sudut pandang setiap mahasiswa penerima program bantuan pendidikan merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi kualitas diri dari masing- masing mahasiswa. Sebab tidak semua mahasiswa penerima program bantuan pendidikan menyadari akan tanggung jawab dan tugasnya sebagai mahasiswa penerima program bantuan pendidikan. Hal ini dibutikan dengan adanya mahasiswa yang mengalami kemunduran pada prestasi akademiknya.

3.2. Faktor Penghambat Pelaksana an Program Bantuan Pendidik an

  2. Kurangnya transparansi antara Dinas Pendidikan kepada penerima program bantuan pendidikan, dalam hal ini yang dimaksud dengan kurangnya transparansi adalah tidak ada kejelasan ataupun penjelasan mengenai hak dan kewajiban sebagai mahasiswa.

  3. Keterlambatan pembayaran dana tempat tinggal mahasiswa.

  4. Padatnya jadwal kuliah. Salah satu mahasiswa penerima program bantuan pedidikan mengatakan mereka merasa kesulitan untuk melakukan evaluasi ataupun menbuat suatu kegiatan yang dilakukan di daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat dikarenakan padatnya jadwal kuliah, sedangkan diwaktu libur semua mahasiswa penerima melakukan Kuliah Kerja Lapangan yang selanjutnya disingkat (KKL).

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan:

  1. Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor

  24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan sudah terlaksana dengan baik, yang di harapkan program bantuan pendidikan dimasa yang akan datang dapat terus dilakukan secara berkesinambungan sehingga pelaksanaan program bantuan pendidikan tersebut banyak dirasakan oleh para mahasiswa yang potensial tapi kurang beruntung dibidang dana pendidikan.

  2. Faktor penghambatnya dari pelaksanaan program bantuan pendidikan ialah laporan transparansi baik dari pihak dinas maupun penerima, kontribusi yang diharapkan pihak dinas belum terlihat maksimal dari pihak penerima dikarenakan jadwal kuliah yang padat, serta pembayaran tempat tinggal penerima program bantuan pendidikan.

  4.2 Saran

  1. Sebaiknya Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat CQ Dinas Pendidikan terus menggalakkan dan menganggarkannya dalam APBD setempat khususnya secara berkesinambungan sehingga banyak para mahasiswa yang potensial tapi kurang dana dalam penyelesaian pendidikan dapat membantu dengan program bantuan pendidikan ini.

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

  2. Sebaiknya faktor penghambat yang ada selama ini dapat di eliminir dengan cara memberikan pengawasan dan rasatanggung jawab akan bantuan program bantuan pendidikan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah setempat, transparansi tentang hak dan kewajiban, meningkatkan rasa memiliki dan peduli terhadap Pemerintah Daerah guna mewujudkan Kabupaten Tulang Bawang Barat yang mandiri dan sejahtera dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

  Badri, M. Bendahara Dinas Pendidikan, Wawancara, Selasa, 22 Mei 2018.

  Djatisidi, Indra Menuju Masyarakat

  Belajar, Jakarta Selatan :

  Paramadina, 2010

  Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008 Hasbullah, Otonomi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Moleong 2006 Rahmi, Fahmi dan Yuani, Erlita WK Kurikulum, Wawancara. Rabu,

  23 Mei 2018

Soekanto, Soerjono Pengantar Penelitian

Hukum , 1983, Jakarta: Rineka Cipta

  Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2006.

  

Waluyo, Bambang Penelitian Hukum dalam

Praktek , 2008, Jakarta:Sinar Grafika