Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran IPA terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karanggeneng I Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab.

  Blora pada kelas IV paralel. Yang terdapat kelas IV A dan IV B SDN Karanggeneng 1 Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora dengan jumlah setiap kelasnya ada 30 siswa. Di kelas IV A ada 19 Siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki, sedangkan di kelas IV B ada 13 siswa perempuan dan 17 siswa laki - laki. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Karanggeneng yang terdiri 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Populasi penelitian berdasarkan data siswa tahun ajaran 2014/2015.

  Pada umumnya pembelajaran di SDN Karanggeneng 1 Kec.Kunduran Kab.Blora cenderung menggunakan metode ceramah, menurut para guru, metode ceramah banyak kekurangan, tetapi metode ceramah juga memiliki beberapa kelebihan yaitu suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan aktivitas yang sama, sehingga guru dapat mengawasi murid sekaligus secara komfrehensif; tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat murid dapat menerima pelajaran sekaligus secara bersamaan; pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak; melatih para pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat; dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam belajar; fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas maka dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja, sedangkan bila waktu masih panjang, dapat dijelaskan lebih mendetail. Dari beberapa kelebihan metode ceramah, guru tidak mementingkan keberhasilan hasil belajar, bernilai positif hanya bagi guru sebab metode ceramah paling efektif.

  Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai materi yang akan disampaikan, akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dikuasainya sehingga ia mampu menyampaikan materi secara professional dan efektif. Pada dasarnya ada tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan, dan kompetensi dalam cara- cara mengajar.

  Ketiga kompetensi tersebut harus berkembang secara selaras dan tumbuh terbina dalam kepribadian guru. Sehingga diharapkan dengan memiliki tiga kompetensi dasar tersebut seorang guru dapat mengerahkan segala kemampuan dan keterampilannya dalam mengajar secara professional dan efektif. Mengenai kompetensi dalam cara-cara mengajar, seorang guru dituntut untuk mampu merencanakan atau mampu menyusun setiap program satuan pelajaran, mempergunakan dan mengembangkan media pendidikan serta mampu memilih metode yang bervariatif dan efektif.

  Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran akan dapat menghasilkan tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sebaliknya ketidak tepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran, makaakan dapat menimbulkan kegagalan dalam mencapai pembelajaran yang efektif yaitu tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Model pembelajaran think pair share (TPS) adalah cara mengajar dimana seseorang instruktur atau guru membimbing siswa untuk aktif di dalam proses pembelajaran dan menumbuhkan sikap kerja sama yang baik dengan teman sekelasnya. Dalam penggunaan metode ini dapat melibatkan siswa aktif dan menumbuhkan semangat baru bagi siswa sehingga siswa mempunyai pengalaman belajar yang menarik dan terkesan.

  Dari beberapa kelemahan dan kelebihan metode ceramah yang biasa digunakan oleh guru di SDN Karanggeneng 1 Kec, Kunduran Kab. Blora maka langkah penulis terapkan yaitu menggunakan treatment model pebelajaran think

  

pair share (TPS) dan tanpa menggunakan treatment model pebelajaran think

  

pair share (TPS) dalam pembelajaran IPA pokok bahasan Energi Panas dan

Energi Bunyi kelas IV Semester 2.

4.2 Analisis Data

  Untuk mengetahui pengaruh perbedaan hasil belajar dengan menggunakan treatment model pembelajaran think pair share (TPS) dengan tidak menggunakan treatment yaitu menggunakan metode ceramah, maka penulis menganalisa dan menginterpretasikan data yang telah diperoleh.

  Untuk memudahkan penulis dalam menganalisa dan menginterpretasikan data dari hasil penelitian, maka penulis memaparkan hasil validitas, reliabilitas, uji normalitas.

4.2.1 Analisis Validitas

4.2.1.1 Validitas Instrumen

  Teknik yang digunakan untuk menguji kesahsian item instrument digunakan teknik corrected item to total correlation yang dinotasikan (r), Dasar pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan criteria Azwar (2011:158) bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,3.

  Uji validitas soal yang telah dilakukan pada 30 siswa, dari 30 item yang diujikan validitasnya, 26 item valid yaitu pada item nomer 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.

4.2.1.2 Reliabilitas Instrumen

  Hasil ujicoba instrumen dari 30 responden nilai runtuk soal evaluasi sebesar 0,899 yang berarti instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan hasil SPSS 21 for

  

windows untuk sampel ujicoba sebanyak 30 responden menunjukkan nilai

Cronbach’s Alpha untuk butir soal evaluasi sebesar 0,899. Data hasil uji coba

  reliabel karena nilai

  Cronbach’s Alpha > 0,60 (Nunnally, 1969). Untuk

  reliabilitas soal dengan 30 item dinyatakan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Reliabilitas Instrumen Reliability Statistics

  Cronba Cronbach's Alpha Based on N of Items ch's Standardized Items Alpha ,899 ,899

  26 Berdasarkan hasil SPSS 21 for windows untuk sampel ujicoba sebanyak 30

  responden menunjukkan nilai

  Cronbach’s Alpha 0,899. Jadi tingkat reliabilitas

  tidak menunjukkan adanya data yang bias sehingga data tersebut dapat dipercaya dan dapat digunakan dalam penelitian.

4.2.2 Uji Normalitas Data

  Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji One

  • –SampleKolmogorov- Smirnov Test. Dalam penelitian ini

  apabila signifikansi < 0,05 atau 5% maka data-data tidak berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila signifikansi > 0,05 atau 5% maka data-data berdistribusi normal. Hasil dari uji normalitas data pengukuran tiap variabel di SDN Karanggeneng 1 Kecamatan Kunduran Kab. Blora sebagai berikut :

4.2.2.1 Uji Normalitas Kelas Eksperimen

  Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas data pengukuran tiap variabel pada kelas eksperimen pre test dan post test dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pre Test Kelompok Eksperimen

  

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kelas eksperimen pretes N

  30 Normal Parameters a,b Mean 58,5333 Std. Deviation 16,05107 Most Extreme

  Differences Absolute ,128 Positive ,084 Negative -,128

  

Kolmogorov-Smirnov Z ,703

Asymp. Sig. (2-tailed) ,706

a. Test distribution is Normal.

  b. Calculated from data.

  Berdasarkan tabel 4.2 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap data kelas eksperimrn pre-test dari nilai hasil evaluasi dengan teknik one sample Kolmogorov- Smirnov Test. Dari hasil tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0,706. Karena nilai signifikansi 0,706 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data hasil pre-test kelas eksperimen berdistribusi normal. Gambaran kenormalan penyebaran data pre- test kelas eksperimen dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

  Grafik 4.1 Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas Eksperimen Pre-Test SDN

  Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015 Grafik 4.1 Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas Eksperimen pre test

  SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015. Pada garis vertikal frequency menjelaskan jumlah siswa dan garis horizontal menjelaskan nilai pre test kelas eksperimen. Pada grafik 4.1 menunjukkan bahwa mean sebesar 58,53 dan standar deviasi 16,051. Kurva lengkung di atas menggambarkan bahwa pre- test kelompok eksperimen adalah berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data pre-test kelas esperimen berdistribusi normal.

  Tabel 4.3

  

Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen Post-Test SDN Karanggeneng 1

Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test kelas eksperimen post-test N

  30 Normal Parameters a,b Mean 78,4000 Std. Deviation 13,63970 Most Extreme

  Differences Absolute ,186 Positive ,087 Negative -,186

  Kolmogorov-Smirnov Z 1,019 Asymp. Sig. (2-tailed) ,250 a. Test distribution is Normal.

  b. Calculated from data.

Tabel 4.3 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap data kelas eksperimrn post-test dari nilai hasil evaluasi dengan teknik one sample

  Kolmogorov- Smirnov Test. Dari hasil tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0,250. Karena nilai signifikansi 0,250 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data hasil post-test kelas eksperimen berdistribusi normal. Gambaran kenormalan penyebaran data post- test kelas eksperimen dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

  Grafik 4.2 Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas Eksperimen post test SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran

  Kab. Blora Tahun 2014/2015 Grafik 4.2 Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas Eksperimen post test

  SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015. Pada grafik di atas menunjukkan bahwa mean sebesar 78,40 dan standar deviasi 13,64. Kurva lengkung di atas menggambarkan bahwa post test kelompok eksperimen adalah berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data post-test kelas eksperimen berdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji Normalitas Data Kelas Kontrol

  Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas data pengukuran tiap variabel pada kelas kontrol pre test dan post test dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kelas kontrol pre test SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015

  

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kelas kontrol pre-test N

  30 Normal Parameters a,b Mean 52,1333 Std. Deviation 11,86049 Most Extreme

  Differences Absolute ,162 Positive ,106 Negative -,162

  Kolmogorov-Smirnov Z ,888 Asymp. Sig. (2-tailed) ,409 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Tabel 4.4 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap data kelas kontrol pre-test dari nilai hasil evaluasi dengan teknik one sample Kolmogorov- Smirnov

  Test. Dari hasil tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0,409. Karena nilai signifikansi 0,409 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data hasil pre-test kelas kontrol berdistribusi normal.

  Gambaran kenormalan penyebaran data pre-test kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.3 dibawah ini:

  Grafik 4.3 Histogram Penyebaran Data Kelas Kontrol Pre-Test SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015.

  Grafik 4.3 Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas kontrol pre test SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015. Pada garis vertikal frequency menjelaskan jumlah siswa dan garis horizontal menjelaskan nilai pre test kelas kontrol. Berdasarkan grafik 4.3 menunjukkan bahwa mean sebesar 52,13 dan standar deviasi 1,86. Kurva lengkung pada grafik 4.3 menggambarkan bahwa pre- test kelompok kontrol adalah berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data pre-test kelas kontrol berdistriibusi normal.

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol post test SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015

  

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kelas kontrol post-test N

  30 Normal Mean 61,0667

Parameter 12,86249

a,b Std. Deviation s

Most Absolute ,134

Extreme Positive ,076

Differenc

  • ,134 Negative es

    Kolmogorov-Smirnov Z ,732

    Asymp. Sig. (2-tailed) ,658

    a. Test distribution is Normal.

b. Calculated fro m data.

Tabel 4.5 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap data kelas kontrol post-test dari nilai hasil evaluasi dengan teknik one sample Kolmogorov-

  Smirnov Test. Dari hasil tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0,658. Karena nilai signifikansi 0,658 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data hasil post-test kelas kontrol berdistribusi normal. Gambaran kenormalan penyebaran data post-test kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.9 dibawah ini:

  Grafik 4.4 Grafik Histogram Penyebarab Data Kelas Kontrol Post-Test SD N Karangeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015

  Grafik 4.4 Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas kontrol post test SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kabupaten Blora Tahun 2014/2015. Pada grafik di atas menunjukkan bahwa mean sebesar 61,07 dan standar deviasi 12,862. Kurva lengkung di atas menggambarkan bahwa post test kelompok kontrol adalah berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data post-test kelas kontrol berdistribusi normal.

  Maka dapat disimpulkan bahwa dari kedua data kelas eksperimen dan kelas kontrol yang telah di uji normalitas statistik bahwa kedua data telah menunjukkan test distribusi is normal yang artinya data tersebut berada pada distribusi normal.

  4.3 Uji Homogenitas Hasil Belajar Post tes

Tabel 4.6 Uji homogenitas hasil belajar post tes kelas eksperimen dan kelas kontrol

  

SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora

Tahun 2014/2015

Test of Homogeneity of Variances

  Post test Levene Statistic df1 df2 Sig.

  .004

  

1

58 .950

  Berdasarkan tabel 4.6 nilai post test kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa taraf signifikansi 0,950. Jika nilai sig > 0,05 maka sampel dinyatakan homogen, bahwa 0,950 > 0,05 maka sampel diambil kesimpulan nilai post test kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan homogen.

  4.4 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

4.4.1Analisis Deskriptif Kelompok Eksperimen Pre Test

  Tabel di bawah ini menerangkan nilai siswa sebelum diberikan perlakuan yaitu belum dikenai metode pembelajaran thnk pair share (TPS).

Tabel 4.7 Tabel Perolehan Nilai Siswa Pretes Pada Kelompok Eksperimen

  

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation kelas eksperimen pretes

  30 28,00 88,00 58,5333 16,05107 Valid N (listwise)

30 Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang

  belum dikenai treatment yaitu metode demonstrasi dengan jumlah data N (siswa) sebanyak 30 mempunyai skor minimal 28 sedangkan skor maksimal 88 mempunyai rata-rata 58,5333 dan standar deviasi 16,05107, serta jumlah dari semua nilai siswa adalah 1756. Hasil perolehan pretest selengkapnya terdapat

4.4.2 Analisis Deskriptif Kelompok Eksperimen Pos Test

  Berdasarkan tabel 4.8 menerangkan nilai siswa setelah diberikan perlakuan yaitu dikenai treatment model pembelajaran think pair share (TPS).

Tabel 4.8 Tabel Perolehan Nilai Siswa Postest Pada Kelompok Eksperimen

  

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation kelas eksperimen postes

  30 40,00 100,00 78,4000 13,63970 Valid N (listwise)

30 Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang

  sudah dikenai treatment yaitu menggunakan think pair share (TPS) dengan jumlah data N (siswa) sebanyak 30 mempunyai skorr minimal 40 sedangkan skor maksimal 100 mempunyai rata-rata 78,4 dan standar deviasi 13,63970, serta jumlah dari semua nilai siswa adalah 2352. Hasil perolehan post test selengkapnya terdapat dalam lampiran. Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan lima kategori, yakni : sangat rendah, rendah, cukup baik, baik dan sangat baik.

  Rumus yang digunakan untuk mencari rentang hasil belajar kelas eksperimen adalah sebagai berikut : Interval nilai = skor tertinggi kelas eksperimen

  • – skor terendah kelas kontrol = Banyaknya kategori i = 100
  • – 28 = 14,5

  5

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensihasil Belajar IPA Kelas Eksperimen SDN Karanggeneng 1 Kecamatan KunduranKabupaten Blora Tahun 2014/2015

  Frekuensi Prosentase Interval skor Kategori ( (%) ∑ N)

  28 Sangat rendah 1 3% − 42,5

  43 Rendah 2 7% − 57,5 58 – 72,5 Cukup baik 7 23%

  73 Baik 12 40%

  • – 87,5

  88 Sangat baik 8 27%

  • – 100 Jumlah

  30 100%

  Berdasarkan tabel 4.9 tampak bahwa siswa yang mendapat hasil belajar

  IPA kelas eksperimen pada kategori sangat rendah berjumlah 1 siswa dengan prosentasi 3%, siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori rendah berjumlah 2 siswa dengan prosentase 7%, siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori cukup baik berjumlah 7 siswa dengan prosentase 23% siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori baik berjumlah 12 siswa dengan prosentase 40%, siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori sangat baik berjumlah 8 siswa dengan prosentase 27%. Dari hasil pada Tabel 4.9 bahwa hasil belajar siswa tergolong pada kategori baik, hal ini terlihat dari hasil observasi bahwa kelas eksperimen dalam mengikuti pembelajaran siswa lebih aktif dan antusias, ada 1 siswa yang mendapat kategori sangat rendah dan, hal ini disebabkan karena siswa dalam pembelajaran terlalu asyik bermain sendiri dan cenderung menemukan permasalahan yang berfokus pada salah satu sub pokok bahasan.

  Data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS for Windows Versi 21 yang disajikan pada lampiran diketahui bahwa variabel think pair share ( TPS )dengan jumlah data (N) sebanyak 30 siswa mempunyai skor maksimal 100 sedangkan skor minimal sebesar 28 dengan rata-rata sebesar 78,4 dan standar deviasi 13,63970 dengan standar devisiasi sebelumnya 16,05107 artinya perbedaan nilai antar siswa tinggi sebab dari data yang diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 78,4 artinya nilai rata-rata yang diperoleh siswa lebih tinggi dari nilai sebelumnya (sebelum adanya treatment model pembelajaran think pair share ( TPS ).

  • – 72,5 Cukup baik
  • – 87,5 Baik
  • – 100 Sangat baik

  Grafik 4.5 Frekuensi Nilai Kelas Esperimen

  Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan nilai siswa pada kelompok kontrol pre test sebelum diajarkan dengan mengunakan model ceramah.

Tabel 4.10 Tabel Perolehan Nilai Pre Test Pada Kelompok Kontrol

  Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation kelas kontrol pretes

  30 24,00 76,00 52,1333 11,86049

  Valid N (listwise)

  30 Berdasarkan tabel 4.10 tampak bahwa pada kelompok kontrol yang tidak dikenai treatment yaitu menggunakan model ceramah dengan jumlah data N (siswa) sebanyak 30 mempunyai skor minimal 24,00 sedangkan skor maksimal 76.00, mempunyai rata-rata, 52,1333 dan standar deviasi 11,86049, serta jumlah

  hasil belajar (pos-test) kelas eksperimen 28 − 42,5 Sangat rendah 43 − 57,5 Rendah

  58

  73

  88

4.4.3 Anaisis Deskriptif Kelompok Kontrol Pre Test

  dari semua nilai siswa adalah 1.564, hasil perolehan pretest kelompok kontrol selengkapnya terdapat dalam lampiran.

4.4.4 Analisis Deskriptif Kelompok Kontrol Pos Test

Tabel 4.11 di bawah ini menunjukkan nilai siswa pada kelompok kontrol sebelum diajarkan dengan menggunakan model ceramah.

  Tabel 4.11

   Tabel Perolehan Nilai Postest Pada Kelompok Kontrol Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation kelas kontrol postes

  30 28,00 84,00 61,0667 12,86249 Valid N (listwise)

30 Berdasarkan tabel 4.11 tampak bahwa pada kelompok kontrol yang dikenai

  treatment yaitu menggunakan metode ceramah dengan jumlah data N (siswa) sebanyak 30 mempunyai skor minimal 28,00 sedangkan skor maksimal 84.00, mempunyai rata-rata 61,0667, dan standar deviasi12,86249, serta jumlah dari semua nilai siswa adalah 1832. Hasil perolehan post test kelompok kontrol selengkapnya terdapat dalam lampiran. Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan lima kategori, yakni : sangat rendah, rendah, cukup baik, baik dan sangat baik.

  Rumus yang digunakan untuk mencari rentang hasil belajar kelas eksperimen adalah sebagai berikut: Interval nilai = skor tertinggi kelas eksperimen

  • – skor terendah kelas kontrol = Banyaknya kategori i = 84
  • –28= 11,2

  5

Tabel 4.12 Distribusi FrekuensiHasil Belajar Kelas Kontrol SDN Karanggeneng 1 Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun 2014/2015

  Frekuensi Prosentase Interval skor Kategori ( (%) ∑ N)

  28 Sangat rendah 2 7%

  • – 39 39,5 Rendah

  2 7%

  • –50,5 51 – 62 Cukup baik

  12 40% 62,5 Baik 10 33%

  • –73,5

  74 Sangat baik 4 13%

  • – 85 Jumlah

  30 100%

  Berdasarkan tabel 4.12 tampak bahwa siswa yang mendapat hasil belajar

  IPA kelas kontrol pada kategori sangat rendah berjumlah 2 siswa dengan prosentasi 7%, siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori rendah berjumlah 2 siswa dengan prosentase 7%, siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori cukup baik berjumlah 12 siswa dengan prosentase 40%, siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori baik berjumlah 10 siswa dengan prosentase 33%, siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori sangat baik berjumlah 4 siswa dengan prosentase 13%. Jadi dapat dikatakan hasil belajar siswa tergolong pada kategori cukup.

  Data hasil belajar kelas kontrol dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS for Windows Versi 21 diketahui bahwa variabel kelas kontrol dengan jumlah data N (siswa) sebanyak 30 mempunyai skor maksimal 84 sedangkan skor minimal sebesar 28dengan rata-rata sebesar 61,0667 dan standar deviasi12,86249. Artinya perbedaan nilai antar siswa signifikan sebab dari data yang diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 61,0667 menunjukkan rentang nilai yang cukup tinggi sebab terdapat nilai tertinggi sebesar 84 dan nilai terendah sebesar 28.

  

hasil belajar (postes) kelas kontrol

28 − 39 Sangat rendah 39,5

  • –50,5 Rendah

  51

  • – 62 Cukup baik 62,5
  • –73,5 Baik

  74

  • – 85 Sangat baik

  Grafik 4.6 Frekuensi Nilai Kelas Kontrol

4.5 Analisis Hasil Penelitian

  Pengujian antara kelas eksperimen dengan menggunakan treatment model pembelajaran think pair share (TPS) dan kelas kontrol dengan tidak menggunakan treatment think pair share (TPS )maka pengujian menggunakan uji t, sebab yang dicari adalah apakah ada perbedaan nilai antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil perbedaan disajikan pada tabel 4.13 sebagai berikut :

Tabel 4.13 Analisis perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol SDN Karanggeneng 1 Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun 2014/2015

  

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kelas eksperimen

  30 78,4000 13,63970 2,49026 nilai postes Kelas kontrol 30 61,0667 12,86249 2,34836

  

Independent Samples Test

Levene's Test for t-test for Equality of Means Equality of

  Variances F Sig. T df Sig. (2- Mean Std. 95% Confidence tailed) Differenc Error Interval of the e Differenc Difference e Lower Upper alEqual variances ,004 ,950 5,064 58 ,000 17,33333 3,42289 10,48168 24,18499 assumed nilai Equal variances

  5,064 57,801 ,000 17,33333 3,42289 10,48118 24,18549 postes not assumed

  Langkah-langkah pengujian sebagai berikut :

  1. Menentukan Hipotesis

  Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair share

  (TPS) terhadap hasil belajar pada kelas eksperimen dengan yang tidak pada kelas kontrol.

  Ha : Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair share (TPS) terhadap hasil belajar pada kelas eksperimen dengan yang tidak pada kelas kontrol.

  2. Menentukan tingkat signifikasi Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikasi i = 5% penelitian). Hasil analisis data diperoleh signifikasi sebesar 0.000, maka signifikasi 0.000 < 0.05, maka Ho ditolak.

  3. Menentukan t hitung.

  Dari tabel 4.13 didapat t hitung adalah 5,064.

  4. Menentukan t tabel Dengan bantuan excel dengan rumus : data  data analysis  t test : two sample assuming aqual varian  ok.

  5. Kriteria pengujian Ho diterima bila T hitung < T tabel.

  Ho ditolak bila T hitung  T tabel.

  6. Membandingkan T hitung dan T tabel.

  Nilai T hitung > T tabel (5,064 > 2,002), maka Ho ditolak.

  7. Kesimpulan.

  Karena T hitung > T tabel (5,064 > 2,002), maka Ho ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair

  share (TPS) terhadap hasil belajar pada kelas eksperimen dengan yang tidak

  pada kelas kontrol. Pada tabel Descriptives terlihat rata-rata (mean) untuk kelas eksperimen adalah 78,4000 dan kelas kontrol adalah 61,0667, jadi rata- rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

4.6 Hasil Uji Hipotesis

  Untuk mengetahui perbedaan rata-rata nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol siswa kelas IV paralel SDN Karanggeneng 1 Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2014/2015 ”, digunakan uji perbedaan rata-rata”. Untuk mengetahui perbandingan yang signifikan dengan tingkat signifikansi i=5% atau 0,05. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh perbandingan seperti berikut :

  Perbandingan antara rata-rata nilai kelas eksperimen dengan kelas kontrol T hitung sebesar 5,064, hasil yang diperoleh untuk T tabel adalah sebesar 2,002. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa T hitung > T tabel (5,064 > 2,002), dan signifikansi (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak, jadi ada pengaruh penggunakan model pembelajaran think pair share (TPS) dengan pembelajaran tidak menggunakan model pembelajaran think pair share (TPS) artinya penggunaan model pembelajaran think pair share (TPS) berpengaruh pada hasil belajar siswa yang lebih tinggi dibanding dengan kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran think pair share (TPS).

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian

  Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan, berikut ini diuraikan deskripsi data berdasarkan model pembelajaran think pair share (TPS) pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan energy panas dan energy bunyi terhadap hasil belajar siswa, hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran think pair share

  

(TPS) hasilnya lebih baik dari pada kelas control yang tidak menggunakan model

  pembelajaran think pair share (TPS). Hasil ini dapat menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran think pair share (TPS) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV A (kelas eksperimen) SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan energi panas dan energi bunyi. Hal ini terbukti berdasarkan hasil statistik yang sudah dianalisis yang menunjukkan hasil yang signifikan dengan probabilitas < 0,05 yaitu 0,000.

  Hal ini disebabkan karena model pembelajaran think pair share (TPS) saat dilakukan dalam pembelajaran dapat menumbuhkan rasa kerjasama antara siswa satu dengan siswa lainnya, serta membuat siswa aktif dalam bertanya dan menyampaikan ides atau gagasan. Karena model pembelajaran think pair share

  

(TPS) merupakan model pembelajaran yang melatih seseorang untuk dapat

bekerjasama, jadi semua siswa akan terlibat aktif di dalam proses pembelajaran.

  Keampuhan model pembelajaran think pair share (TPS) yang memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kenaikan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran yang konvensional dikarenakan model pembelajaran think pair share (TPS) memiliki ciri utama belajar dalam kelompok, yaitu (1) memperhatikan guru dalam proses belajar berlangsung; (2) siswa bekerjasama dalam kelompok kecil untuk memecahkan masalah; (3) siswa bekerjasama dalam kelompok besar untuk kembali memecahkan masalah yang sama; (4) siswa membagikan hasil pembahasan kelompok pada teman sekelas. Sedangkan model pembelajaran konvensional siswa cenderung pasif dan hanya mendengarkan guru dalam menyampaikan materi dan tanpa adanya diskusi atau bertukar pikiran dengan teman. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh J umanta Hamdayana (2014:201), think pair share (TPS) merupakan suatu teknik

  

sederhana dengan keuntungan besar. think pair share (TPS) dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat

belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum

disampaikan di depan kelas. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa kelas

  eksperimen 78,4 lebih tinggi dari pada rata-rata nilai kelas kontrol 61,0667.

  Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Osmani S, Evi Suryawati dan Mariani (2002/2003) menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran think pair share (TPS) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 1 SLTPN 20 pekanbaru pada pokok bahasan keanekaragaman hewan TA 2002/2003.

  Evi musluhatum Ni’mah (2010), berdasarkan hasil penelitiannnya bahwa terdapatnya pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan model pembelajaran TPS terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005.

  Berdasarkan hasil penelitian yang relevan yang sudah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran think pair share (TPS) dalam pembelajaran IPA berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun Pelajaran 2014/2015. Penggunaan model pembelajaran secara efektif dan efisien diperlukan langkah- langkah yang sistematis, sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan menimbulkan minat atau motivasi belajar untuk semua siswa yang memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Sumogawe 02 Kecamatan Getasan Kabupate

0 0 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri

0 0 67

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD NEGERI SUMOGAWE 02 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar pada Mata Pelaj

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga Semester II Tahun 2014/2015

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga Semester II Tahun 2014/2015

0 0 17

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN LEDOK 05 SALATIGA SEMESTER II TAHUN 20142015 SKRIPSI

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga Semester II Tahun 2014/2015

0 0 61

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran IPA terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karanggeneng I Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran IPA terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karanggeneng I Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 11