Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Self Esteem Anak Panti Asuhan Salib Putih Melalui Konseling Kelompok Ret

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

  `Subyek penelitian ini adalah 8 anak panti asuhan yang hasil pre-testnya menunjukan Self

  

Esteem yang rendah dan sangat rendah. Dari 8 anak panti dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu

  kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesamaan antara kedua kelompok dilihat dari beberapa aspek yaitu usia, suku dan hasil pre

  • – test yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut

  Nama Usia Suku Eks Kon Eks Kon Eks Kon WA AS

  15Ta hun 2 Bulan

  15 Tahun Bulan

  Jawa Jawa KZ PH

Tabel 4.1 Diskripsi Kelompok Kontrol dan Eksperimen

  1 Bulan

  15 Tahun

  3 Bulan Jawa Jawa

  AS AP

  15 Tahu n Bulan

  15 Tahun

  1 Bulan Jawa Jawa

  adalah tabel mengenai kondisi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum dilakukan treatment .

  15 Tahu n Untuk membuktikan bahwa kedua kelompok memiliki kesamaan dilakukan uji homogenitas dan harus menghasilkan Asymp. Sig. (2 Tailed)> 0,50. Hasil Uji Homogenitas disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Uji Homogenitas

  Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen bersifat homogen dengan ketentuan Asymp. Sig. (2 Tailed)> 0,50.

  Dapat dibuktikan dengan Asymp. Sig. (2 Tailed) = 0,822untuk usia.

  RS AR

  15 Tahu n 2 Bulan

  15 Tahun Bulan

  Jawa Jawa

  Test Statistics a Usia Nilai Mann-Whitney U 4,000

  Wilcoxon W 10,000 Z -0,225 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,822 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1,000 b Disamping usia, suku ,dan jenis kelamin, hasil pre-test yang telah dilakukan sebelumnya juga harus menunjukan bahwa skor kelompok kontrol dan eksperimen homogen atau tidak ada perbedaan yang signifikan antar kedua kelompok tersebut. Hasil Pre-test akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Hasil Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

  Nama Skor Kategori Eksp Kon Eksp Kon Eks Kon WA AS

  48

  57 Rendah Rendah KZ PH

  42

  55 Sangat Rendah Rendah AS AP

  56

  44 Rendah Sangat Rendah RS AR

  47

  57 Sangat Rendah Rendah Ket : Eksp = Eksperimen , Kon = Kontrol

Tabel 4.4 Hasil Analisis Skor Pre-Test Kelompok Ekperimen dan Kelompok Kontrol

  a

Test Statistics

  Skor Pre-test Nilai

Mann-Whitney U 3,500

Wilcoxon W 9,500

Z -0,443

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,658

b

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0,700

  

Ranks

kelompok N Mean Sum of Rank Ranks ekpserimen 4 3,83 11,50 Nilai kontrol

  4 3,17 9,50 Total

8 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dipastikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara

  skor pre-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dapat dibuktikan dengan

  

Asymp. Sig. (2 Tailed) = ,658> 0.5 . Dari tabel 4.4 juga dapat dilihat bahwa mean rank

kelompok eksperimen 3,83 sedangkan kelompok kontrol 3,17.

  Sesuai rancangan penelitian dan hasil analisis, selanjutnya kelompok ekperimen akan diberikan treatment dalam bentuk konseling kelompok sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan treatment apapun. Berikut adalah rancangan program treatment dalam usaha meningkatkan self esteem anak Panti Asuhan Salib Putih.

Tabel 4.5 Rancangan Program Treatment Meningkatkan Self Esteem Anak Panti Asuhan Salib Putih.

VARIABEL SUB-VARIA-BEL

  INDIKA- TOPIK STRATEGI TOR

  Hargadirimerupakanev PerasaanBerharga 1) Memili- Membentuk hubungan

  “I’M

  aluasi yang dibuat kipersep GOOD

  IN yang baik terlebih

  oleh si yang GOD dahulu dengan Konseli individumengenai baik sehingga konseli dapat

  EYES” Sesi

  hal-hal yangberkaitan terhadap

  I bekerjasama dengan

  dengandirinya yang diri baik selama treatment diekspresikan sendiri berjalan. Setelah dirasa melaluisuatubentuk telah terbentuk

  2) Tidak penilaian setuju dan hubungan yang baik , mudah menunjukkan tingkat sesi konseling di mulai terpenga dimana individu setiap sub variable

  “I’M

  ruh pada meyakini drinya GOOD

  IN dengan beberapa

  penilaia sebagai individu GOD indikatornya. Konseling n diri yang mampu, penting dilakukan dengan

  EYES” Sesi

  dari dan berharga. menggunakan teknik

  II

  orang RET. lain

  3) Memili- ki pendiria n yang teguh

  4) Menda- patkan rasa kasih

  “I’M

  sayang

  GOOD

  IN

  dari

  GOD

  orang

  EYES” Sesi

  tua

  III

  5) Menda- pat Perha- tian terhadap masalah yang dihadapi dari orangtua .

  Perasaan Mampu 1) Yakin

  “THINK

  akan

  BIGGER”

  kemamp Sesi I uan yang dimiliki

  

2)

  Dapat

  “THINK

  menger-

  BIGGER”

  jakan Sesi II tugas- tugas yang diberi- kan

  3) Dapat mengeks presikan pendapa t yang dimiliki Perasaan Diterima 1) Mudah menyes

  “I’M

  suaikan

  BLESSED”

  diri pada suatu lingkun gan yang baru

  2) Mudah

  bergaul dengan siapa- pun

  3) Senang

  Diskusi dengan banyak teman

  Evaluasi/ Follow Progress

  “RESULT”

  Up Konseli

  Dilakukan setelah treatment selesai untuk memperoleh data penguat yang tidak di dapat di instrument.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

  4.2.1 Pelaksanaan Pre-Test ( Tes Awal) Pre-test diadakan pada bulan November 2016 dengan Self Esteeminventory dari

  Coopersmith yang berisi 30 item pertanyaan pada 30 Anak Panti Asuhan Salib Putih. Setelah melalui proses analisis ditemukan 11anak dalam kategori Rendah dan 7anak dalam kategori SangatRendah. Setelah melalui uji homogenitas dari 18anak yang mempunyai Self Esteem dalam kategori Rendah dan SangatRendah, terpilih 8anak yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dengan jumlah 4anak dan kelompok eksperimen dengan jumlah 4anak. Berdasarkan uji homogenitas yang telah dilakukan, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga penelitian dapat dilanjutkan.

  4.2.2 Perlakuan

  Treatment diberikan dengan memberi layanan konseling kelompok pada kelompok

  eksperimen sesuai rancangan program yang telah dibuat sebanyak 7 kali pertemuan dan dilaksanakan pada jam-jam tertentu sesuai kesepakatan dengan konseli. Layanan ini dapat dikatakan berhasil apabila kelompok eksperimen pada saat dilaksanakan post-test menunjukan peningkatanself esteem dan hasilnya lebih tinggi dari kelompok kontrol. Berikut adalah hasil

  treatment yang telah dilakukan :

  a. Pertemuan I

  1. Pembukaan Kegiatan diawali dengan berdoa terlebih dahulu dipimpin oleh salah satu konseli, setelah berdoa dilanjutkan dengan perkenalan secara bergantian.Didalam perkenalan konseli masih malu untuk memperkenalkan dirinya.

  2. Kegiatan Inti Peneliti terlebih dahulu menanyakan kesiapan konseli untuk mengikuti kegiatan konseling kelompok, setelah itu peneliti menjelaskan apa itu konseling kelompok dan asas-asas apa saja yang ada dalam konseling kelompok. Peneliti menjelaskan topik yang akan dibahas yaitu “persepsi yang baik terhadap diri sendiri.” Setelah selesai menjelaskan peneliti menanyakan kepada konseli apakah konseli ada yang ditanyakan mengenai topik yang sudah dijelaskan tersebut. Awalnya konseli diam tidak ada satupun yang memberi tanggapan, peneliti melakukan game ringan untuk mencairkan suasana “JIKA-MAKA.” Konseli menikmati permainan tersebut, konseli juga bisa tertawa lepas tidak seperti pada saat pertama akan melakukan kegiatan konseling.

  Permainan selesai dan peneliti melanjutkan kegiatan kembali, selanjutnya peniliti memberikan kesempatan kepada konseli menceritakan permasalahnnya sesuai dengan topik yang sudah dijelaskan di atas.Konseli kembali malu-malu saling tunjuk temannya untuk menceritakan terlebih dahulu. Namun setelah itu ada salah satu konseli yang memberanikan diri untuk bercerita, konseli yang bernama RS bercerita mengenai permasalahannya disekolah yang sering diejek teman-temannya karena dia anak panti itu mengakibatkan RS kehilangan kepercayaan dirinya didalam kelas, RS sering malu untuk menjawab pertanyaan, diskusi dikelas, bahkan dia malu ketika kelompok lalu teman yang lainnya memberikan saran dan pengalaman pribadinya kepada RS. Kemudian dilanjutkan dengan AS yang hampir sama permasalahnnya tetapi berbeda tempat, AS merasa dikucilkan di dalam panti nya, dia bercerita setiap kali akan pulang kepanti perasaan takut selalu ada di dalam hatinya yang mengakibatkan dia sering bersikap aneh di dalam panti. AS merasa teman-teman pantinya tidak mau mendekat kepada dia karena sikapnya yang tertutup, padahal ketika dia berada di sekolah tidak seperti itu, AS banyak teman bahkan AS menjadi anggota OSIS dll.Setelah AS selesai menjelaskan permasalahannya kemudian teman- temannya mulai memberikan saran, masukan kepadanya. Berikutnya WA, permasalahan yang ada pada diri WA berbeda dengan teman-teman nya, dia merasa tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik sehingga menghasilkan hasil pelajarannya kurang baik di kelas. Selanjutnya KZ mempunyai permasalahan yaitu dikucilkan oleh teman-teman di sekolahnya. Setelah mereka menceritakan permasalahannya dipilih salah satu permasalahan yang akan dibahas lebih detail yaitu permasalahannya RS.

  Konseli menceritakan lebih detail permasalahannya, jadi dia kehilangan kepercayaan dirinya karena tidak ada temannya yang bisa mendengarkan ceritanya tersebut. Dia malu karena dia berbeda dengan teman-teman di kelas nya.RS bercerita sampai mengeluarkan air matanya karena RS sudah tidak tahan menahan perasaannya, permasalahan itu membuat RS jadi tidak konsentrasi ketika menerima pelajaran di dalam kelas. Setelah RS selesai WA menanggapi bahwa tidak hanya RS yang menerima ejekan seperti itu WA memberikan saran kepada RS bahwa hal itu harusnya dijadikan motivasi agar bisa menunjukkan kepada mereka bahwa kita beda Dilanjutkan oleh AS yang mengatakan bahwa RS tidak perlu mendengarkan kata-kata mereka karena mereka akan lelah sendiri jika kita bisa tidak memperdulikan kata mereka, ditambahkan oleh KZ juga bahwa dia membenarkan kata WA kita harus bisa lebih dari mereka dan ejekan mereka kita jadikan motivasi. Setelah saran dan masukan yang diberikan teman-temannya kepada RS, peneliti menanyakan bagaimana langkah yang akan diambil setelah mengetahui saran dan masukan dari teman-teman, RS mengatakan bahwa RS merasa lega dan RS akan mencoba untuk merubah pemikirannya dan menerapkan bahwa dia bisa lebih dari teman-temannya yang mengejek RS. Pertemuan ditutup dengan kesimpulan oleh peneliti dilanjutkan dengan doa dan ucapan terimakasih telah melakukan konseling kelompok. b. Pertemuan II

  1. Pembukaan Kegiatan diawali dengan doa terlebih dahulu, selanjutnya peneliti menanyakan kabar kepada konseli. Peneliti memberikan permainan “TEBAK AKU.”Di dalam permainan konseli mulai terlihat percaya diri untuk melakukan permainan tersebut.

  2. Kegiatan Inti Peneliti mulai dengan menjelaskan topik permasalahan yang akan dibahas yaitu

  “Pandangan positif beserta keyakinan terhadap diri sendiri.“ setelah itu peneliti menanyakan kepada konseli apakah ada permasalahan mengenai topik yang dibahas.

  Salah satu konseli mengemukakan permasalahannya.AS menceritakan bahwa dia merasa kali bersikap.Seperti yang dikatakan pertemuan sebelumnya bahwa dia tidak dipercayaioleh teman pantinya, maka dari itu dia selalu dianggap aneh dan dikucilkan.Dia merasa bahwa dirinya tidak bisa beradaptasi dengan teman pantinya. Dia merasa bahwa apakah dirinya memang benar-benar salah sehingga teman-temannya bersikap seperti itu kepadanya Setelah AS menceritakan permasalahannya kemudian konseli yang lain menanggapinya, masing-masing konseli mengatakan hal yang hampir sama bahwa AS seharusnya bisa berlaku seperti teman-teman yang lain terbuka dengan permasalahannya dan jangan membuat bingung dengan sikap yang sering diam dan marah tidak jelas. Peneliti menanyakan bagaimana perasaan AS setelah mendengar masukan dari teman-temannya dan menanyakan langkah apa yang akan diambil setelah melakukan kegiatan konseling kelompok. AS mengatakan bahwa dia merasa lega dan merasa ada petunjuk untuk dia bisa beradaptasi lagi di panti, dia mengakui kesalahannya dan dia berjanji untuk merubah agar keadaan dengan temannya bisa membaik dia yakin bahwa dia mampu untuk itu. Setelah selesai, pertemuan ditutup dengan kesimpulan dari peneliti, dilanjutkan dengan doa dan ucapan terimakasih oleh peneliti karena kesediaan konseli mengikuti kegiatan konseling kelompok.

  c. Pertemuan III

  1. Pembukaan Kegiatan diawali dengan doa, selanjutnya peneliti menanyakan kabar kepada konseli, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada konseli karena telah bersedia mengikuti kegiatan konseling kelompok pada pertemuan ini. Peneliti kembali mengajak konseli untuk bermain “TEMUKAN PASANGANNYA.”

  Peneliti menjelaskan topik permasalahan yaitu “Pengaruh kasih sayang dan perhatian orang tua terhadap harga diri.“Peneliti menanyakan kepada konseli apakah ada permasalahan konseli sesuai dengan topik yang dijelaskan. Salah satu konseli mengemukakan permasalahannya dan konseli yang lain menyetujui untuk membahas masalah KZ. Peneliti mempersilahkan KZ bercerita secara detail permasalahan yang dihadapi sesuai dengan topik tersebut. KZ bercerita bahwa menurutnya kasih sayang orang tua sangat berpengaruh terhadap harga diri di sekolah maupun di masyarakat sekitarnya. Di dalam keluarga dia tidak mendapatkan support dari orang tuanya, orang tuanya tidak pernah menanyakan apa yang dibutuhkan, apa saja yang dia keluhkan, bahkan dia selalu dianggap salah dengan orang tuanya. KZ sudah berusaha melakukan yang terbaik dihadapan orang tuanya tetapi masih dianggap salah.Hal itu membuat KZ merasa sedih dan seperti tidak diperhatikan oleh orang tuanya. Setelah KZ bercerita teman-temanya memberikan saran dan masukan kepada KZ bahwa ada temannya juga yang sudah tidak mempunyai orang tua malahan jadi dia tidak ada sama sekali bertemu dengan orang tua bercerita dengan orang tua, sehingga KZ harus bersyukur bahwa dirinya masih memiliki orang tua. Ada juga yang menyampaikan bahwa KZ harus tetap semangat agar orang tua selalu respect terhadap KZ. Kemudia peneliti memberikan kesimpulan, kegiatan ditutup dengan doa dan mengucapkan terima kasih terhadap konseli.

  d. Pertemuan IV

  1. Pembukaan Kegiatan diawali dengan doa, selanjutnya peneliti menanyakan kabar kepada mengikuti kegiatan konseling kelompok pada pertemuan ini.

  2. Kegiatan Inti Peneliti menjelaskan topik permasalahan yaitu

  “Persepsi mengenai kemampuan yang dimiliki.“Peneliti kembali menanyakan kepada konseli siapa yang ingin menceritakan permasalahannya. Pada pertemuan ini AS menceritakan permasalahannya bahwa dia mempunyai masalah di sekolah mengenai organisasi yang diikutinya, dia dituduh oleh kakak kelasnya ingin menguasai semua kegiatan yang ada di sekolahnya padahal dia merasa mampu untuk mengikuti kegiatan tersebut, dengan adanya kakak kelas yang mengatakan tersebut keyakinan dia yang tadinya dia merasa mampu untuk mengikuti kegiatan yang ada di sekolah, dia jadi merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya lagi, dia bingung apakah dia harus keluar dari organisasi itu atau dia harus bertahan. Menurut dia kata-kata kakak kelasnya tersebut membuat dia bingung dan tidak focus dengan organisasinya tersebut. Permasalahan tersebut menjadikan dia kacau dengan dirinya sendiri. Dalam masalah ini teman satu kelompok mengatakan bahwa tidak usah takut dengan apa yang dikatakan kakak kelasnya jalani saja yang menurut kamu mampu untuk dijalani, teman yang satu mengatakan juga bahwa kamu harus bisa membuktikan bahwa kamu mampu dalam organisasi tersebut tanpa menghiraukan kata-katanya agar kamu juga bisa focus terhadap organisasi yang sedang kamu ikuti. Menurut WA bahwa setiap siswa mempunyai hak yang sama untuk bisa ikut andil dalam organisasi sekolahnya dan membuat bangga sekolahnya. AS mengatakan bahwa apa yang dikatakan teman-temannya benar juga, agar AS bisa focus terhadap kegiatan yang dia ikuti tanpa harus menghirauka kata-kata kakak kelasnya.AS juga mengatakan bahwa dia akan tetap memberikan kesimpulannya, kegiatan konseling ditutup dengan doa dan ucapan terima kasih peneliti terhadap konseli karena sudah hadir dalam kegiatan konseling kelompok pada pertemuan ini.

  e. Pertemuan V

  1. Pembukaan Kegiatan diawali dengan doa, selanjutnya peneliti menanyakan kabar kepada konseli, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada konseli karena telah bersedia mengikuti kegiatan konseling kelompok pada pertemuan ini. Peneliti mengajak konseli untuk bermain supaya konseli tidak jenuh ketika akan melakukan kegiatan konseling kel ompok pada pertemuan ini. Game pada pertemuan kali ini adalah “TEBAK

  EKSPRESI WAJAH.”

  2. Kegiatan Inti Peneliti menjelaskan topik permasalahan yang akan dibahas yaitu “Kemampuan

  Mengekspresikan Pendapat.” Pada pertemuan ini konseli menceritakan permasalahannya hampir sama masalah yang dihadapi konseli mereka susah untuk mengekspresikan pendapat mereka khususnya di sekolah karena menurut mereka lebih baik mereka menyetujui pendapat-pendapat temannya agar tidak dikucilkan padahal mereka sendiri mempunyai pendapat yang berbeda terhadap masalah atau diskusi tertentu di dalam kelas, namun permasalahn WA sedikit berbeda dari teman-teman kelompoknya maka dari itu konseli yang lain setuju bahwa permasalahan WA di selesaikan dalam konseling dia ingin mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas namun selalu di remehkan oleh teman-teman satu kelasnya, WA mengatakan bahwa setiap kali diskusi di dalam kelas dia tidak diberi kesempatan oleh temannya untuk mengekspresikan pendapatnya, bahkan ketika dia presentasi di dalam kelas dia tidak pernah didengar oleh temannya itu yang yang membuat dia merasa kesal dan putus asa untuk bisa mengekspresikan pendapatnya.

  Akhirnya dia saat ini tidak pernah lagi berani untuk tampil di depan kelas. Konseli menanggapi masalah WA bahwa seharusnya dia tidak usah putus asa karena kesempatan yang dia miliki adalah hak dia ketika dia ingin mengekspresikan pendapatnya dalam diskusi maupun di presentasi di depan kelas. Seharusnya dia bangga dengan kemampuannya, RS mengatakan bahwa belum tentu orang lain bisa sepertimu tunjukan saja bahwa kamu mampu. KZ pun ikut memberikan saran kepada WA, kita memang beda tapi kita memilki hak yang sama di sekolah, kenapa harus malu dan putus asa selagi kita mampu. WA mengatakan perasaannya setelah teman-teman kelompoknya memberikan saran dan masukan, dia berterima kasih karena dengan saran dan masukannya dia menjadi lega dan dia berjanji tidak akan merasa putus asa lagi. KZ merasa senang atas masukan dari teman-temannya dia akan merubah pemikiran negatifnya agar bisa optimis dengan kemampuannya. Peneliti memberikan kesimpulannya dan menutup kegiatan dengan doa kemudian mengucapkan terima kasih kepada konseli.

  f. Pertemuan VI

  1. Pembukaan Kegiatan diawali dengan doa, selanjutnya peneliti menanyakan kabar kepada konseli, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada konseli karena telah bersedia

  2. Kegiatan Inti Peneliti menjelaskan topik permasalahan yaitu “Penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitar.“Peneliti mempersilahkan konseli menceritakan permasalahannya.

  Beberapa konseli menceritakan permasalahannya kemudian konseli yang lain menyetujui bahwa permasalahan RS yang akan dibahas kembali di dalam konseling kelompok ini.

  RS menceritakan permasalahannya yaitu melanjutkan masalah pertemuan lalu dia beberapa hari ini merasakan hal yang sangat mengganggu lagi, padahal kemarin-kemarin katanya dia sudah merasa lega, permasalahan baru muncul lagi.Saat ini dia bingung dengan perasaannya bahwa dia dijauhi oleh teman-temannya karena temannya merasa dia tertutup, dia bingung apakah dia benar tertutup atau teman-temannya yang salah menilai dia. RS merasa kebingungan terhadap dirinya.Sehingga membuat RS jadi berpikir negatif terhadap dirinya sendiri.Dia bingung harus menceritakannya kepada siapa lagi karena dia terganggu dengan masalah ini. Setelah RS menceritakan permasalahannya kemudian AS menanggapi masalah RS bahwa tidak ada salahnya kita instropeksi diri kita, kita mencoba terbuka dengan teman-teman karena tidak ada salahnya kita terbuka kalau itu untuk kebaikan semuanya, teman yang lain ikut menanggapi kalau permasalahan itu tidak hanya pada diri RS banyak yang merasa seperti itu tinggal bagaimana kita bisa menghadapi dan berpikir positif pada setiap masalah dan jika kita salah tidak ada salahnya jika kita merubah sikap kita untuk menjadi lebih baik, dengan kita menyesuaikan diri di lingkungan sekitar kita tidak menutup kemungkinan orang akan respect terhadap diri kita. Dalam pertemuan kali ini RS mendapatkan banyak saran dari temannya RS sangat sennang bisa bertukar pikiran, RS merasa pikirannya saat ini menanyakan kembali kepada konseli mengenai perasaannya setelah mendapatkan treatment, konseli mengungkapkan bahwa dirinya sudah merasa lega dapat mengutarakan masalahnya, konseli mendapatkan pandangan baru mengenai harga dirinya.Konseli berkomitmen untuk terus meningkatkan harga dirinya setelah treatment selesai, selain itu peneliti memberikan post-test kepada konseli untuk mendapatkan hasil pembanding untuk mengetahui berhasil tidaknya treatment yang diberikan terkait harga diri yang dimiliki oleh konseli.Peneliti memberikan kesimpulannya setelah itu peneliti menutup kegiatan dengan berdoa, peneliti juga berterima kasih karena konseli mau bekerjasama dan peneliti meminta kepada konseli agar selalu menjaga kerahasiaan serta komitmen dalam kegiatan konseling kelompok ini.

  • – test dilakukan dengan menyebarkan kuisioner Self Esteem kepada
  • – test

  94 Tinggi

  99 Tinggi Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa saat pre-test harga diri yang dimiliki berada dalam kategori rendah 48

  47 Sangat Rendah

  4 RS

  90 Tinggi

  56 Rendah

  3 AS

  88 Tinggi

  42 Sangat Rendah

  2 KZ

  48 Rendah

  1 WA

  Skor Kategori Skor Kategori

  No Nama Pre-Test Post-Test

Tabel 4.6 Hasil Skor Pre-test dan Post-Test Kelompok Eksperimen

  Berikut adalah hasil skor pre-test dan skor pos-test kelompok eksperimen yang disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :

  dilakukan pada pertemuan ke 6. Pemberian kuisioner dimulai pada tanggal 19 Januari 2017.

  kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang berisi 30 item pernyataan. Post

  Post

  4.2.3 Tes Akhir ( Post Test )

  • – 65 dan kategori sangat rendah yaitu 30-47. Sedangkan setelah dilakukan post
  • – test diketahui bahwa Self Esteem meningkat pada

  masing-masing subjek menjadi dalam kategori Tinggi. Hasil pre test dan post test kelompok eksperimen akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Mann

  Whitney . Analisis data menggunakan Statistical Product and Service Solution for Windows (SPSS) versi 16.

4.3 Analisis Data

  4.3.1 Analisis Data Kuisioner Self Esteem Analisis data menggunakan teknik analisis Mann Whitney. Data yang dianalisis adalah data skor post test Self Esteem kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbandingan hasil post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan disajikan dalam tabel berikut ini :

  4.7 Tabel Perbandingan Hasil Post-Test Self Esteem Pada kelompok eksperimen dan Kontrol

  Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol No Nama Skor No Nama Skor

  1 WA

  94

  1 AS

  60

  2 KZ

  88

  2 PH

  54

  3 AS

  90

  3 AP

  55

  4 RS

  99

  4 AR

  43 Berikut merupakan hasil analisis data perbandingan hasil post-test Self Esteem pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diuji menggunakan analisis Mann Whitney.

  4.8 Tabel Hasil Analisis Data Perbandingan Hasil post-test Self Esteem pada kelompok eksperimen dan kontrol Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara mean rank hasil kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Setelah diberikan treatment berupa konseling kelompok RET pada kelompok eksperimen, mean rank hasil self esteem pada kelompok eksperimen sebesar 5,00, sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak mendapat treatment total mean rank sebesar 2,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mean rank kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

  Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks nilai Ekpserimen 4 5,00 20,00 Kontrol

  4 2,00 8,00 Total

  8 Test Statistics a Nilai

Mann-Whitney U 0,000

Wilcoxon W 6,000

Z -1,993

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0,100 b Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil self esteem kelompok eksperimen dengan hasil self esteem kelompok kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig ( 2 – Tailed) sebesar 0,046 < 0.050.

  4.9 Tabel Hasil Analisis data perbandingan hasil pre-test dan post

  • – test Self Eeteem pada kelompok eksperimen

  Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks Pretest

  4 2,00 8,00 Skor Posttest 4 5,00 20,00 Total a

  8 Test Statistics Skor Mann-Whitney U 0,000 Wilcoxon W 6,000 Z -1,993 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,046 b Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0,100 Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara mean rank hasil pre test dan post test self esteem pada kelompok eksperimen, Mean

  

Rankpre-test adalah 2,00 sedangkan mean rank post test 5,00. Maka dari itu dapat disimpulkan

bahwa hasil mean rankpost-test lebih tinggi daripada mean rank pre-test.

  4.4 Uji Hipotesis

  Hipotesis yang diajukan peneliti adalah “Konseling kelompok dapat secara signifikan meningkatkan self esteem anak Panti Asuhan Salib Putih.”

  Berdasarkan hasil analisis data yang membandingkan hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0.046< 0.050 sehingga dinyatakan ada peningkatan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Selain itu, terjadi peningkatanself esteemyang signifikan pada kelompok eksperimen, dibuktikan dengan hasil analisis data hasil pre test dan post test kelompok eksperimen dengan hasil Asymp Sig (2-tailed) 0.046< 0.050 sehingga dinyatakan signifikan. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka hipotesis yang diajukan peneliti dapat diterima.

  4.5 Pembahasan

  Setelah semua sesi telah dilaksanakan, peneliti menyebarkan quisoner self esteem kepada kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai post test. Hasil post-test nantinya akan dibandingkan antara kedua kelompok. Setelah melalui pengolahan data ditemukan bahwa hasil post test kelompok eksperimen dan kontrol menunjukan perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil post test, diketahui bahwa terjadi peningkatanself esteem yang signifikan pada kelompok eksperimen. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data skor pre test dan post test self esteem pada kelompok eksperimen, hal ini berbeda dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami peningkatan yang signifikan bahkan terdapat subjek self esteem yang menurun. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok RET dapat meningkatkan self esteem Anak Panti Asuhan Salib Putih. Self esteem anak Panti Asuhan Salib Putih meningkat karena adanya treatment yang diberikan berupa konseling kelompok RET.

  Perubahan mulai dilihat dari pertemuan ketiga dimana setiap konseli sudah mulai menyadari bahwa harga diri adalah hal yang penting.Harga diri konseli meningkat juga atas dasar sharing pengalaman dengan konseli lain dan akhirnya menyadari bahwa permasalahan orang lain jauh lebih besar dari permasalahan dirinya. Dalam pertemuan ketiga juga dapat dilihat peningkatannya dari pemikirian irrasional konseli mulai berubah menjadi pemikiran yang rasional misalnya mulai menyadari bahwa masih banyak hal yang bisa mereka syukuri dibandingkan hanya meratapi nasibnya sebagai anak panti. Peningkatan harga diri konseli dapat dilihat dari semakin aktifnya partisipasi konseli seiring berjalannya waktu, konseli sudah mulai dapat mengutarakan pendapatnya pada sesi kegiatan. Pemberian tugas kepada konseli juga berjalan dengan baik, konseli dapat melaksanakan tugas dengan baik menurut teman sekelasnya.

  Pemberian tugas seperti mencoba mengutarakan pendapat ketika di kelas, mau bergaul dengan teman sekelasnya, merasa dirinya mampu untuk mengerjakan setiap tugas yang diberikan.Sebagai kontrol telah dilaksanakannya tugas peneliti menggunakan teman sekelasnya dan wawancara kepada konseli yang berkaitan.

Dokumen yang terkait

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self -Efficacy dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Kelas XII AP di SMK Negeri 1 Salatiga

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self -Efficacy dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Kelas XII AP di SMK Negeri 1 Salatiga

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Jigsaw dengan Berbantuan Media Puzzle Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Lemah Putih Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan Semester I

0 0 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Jigsaw dengan Berbantuan Media Puzzle Siswa Kelas 5 SD Nege

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Team Games Tournament untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang S

0 0 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Team Games Tournament untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semara

0 0 27

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Team Games Tournament untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Se

0 0 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Team Games Tournament untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru

0 0 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Team Games Tournament untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pel

0 1 132

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Diri - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Self Esteem Anak Panti Asuhan Salib Putih Melalui Konseling Kelompok Ret

1 0 17