PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN PELAYANAN PEMERINTAH MEASUREMENT OF SATISFACTION SOCIETY POLICY IMPLEMENTATION OF GOVERNMENT SERVICES

PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN PELAYANAN PEMERINTAH MEASUREMENT OF SATISFACTION SOCIETY POLICY IMPLEMENTATION OF GOVERNMENT SERVICES

Heri Wahyudianto B.P

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Papua Jl. Soa Siu Dok II Jayapura. Telepon. (0967) 535334. E-mail : [email protected] Dikirim: 11 Juni 2015 Direvisi: 5 Juli 2015 Disetujui: 20 Oktober 2015

Abstrak

Masalah pelayanan pemerintah yang dilakukan oleh aparatur pemerintah saat ini belum memenuhi harapan masyarakat. Hal ini dapat diketahui dari berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media masa dan jaringan sosial, sehingga dapat memberikan dampak buruk terhadap kewibawaan pemerintah, yang menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat. Tujuan tulisan ini adalah membahas konsep dan pemikiran yang berkaitan dengan kepuasan masyarakat, pelayanan publik, dan cara pengukurannya yang komprehensif. Hal yang paling penting dilakukan adalah survei kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik secara berkelanjutan sebagai dasar kemungkinan replikasi inovasi pelayanan publik. Perbaikan pelayanan publik yang paling mendasar adalah perbaikan sistem rekrutmen aparatur pelayan publik. Kata Kunci: Kepuasan Masyarakat, Pelayanan, Aparatur Pemerintah.

Abstract

Problems government service conducted by government officials at this time have not met the expectations of society. It can be seen from the public complaints submitted through the mass media and social networks, so as to adversely affect government authority, which give rise to public mistrust. The purpose of this paper is to discuss the concepts and ideas related to the satisfaction of the public, public service, and a comprehensive measurement method. The most important thing to do is to survey people's satisfaction with the implementation of public services in a sustainable manner as a basis for public service innovation possible replication. Improvement of public services is the most basic repairs apparatus public servant recruitment system.

Keywords: Community Satisfaction, Service, Government Apparatus.

PENDAHULUAN

Tidak dapat dihindari bahwa model birokrasi yang kita perlu jalankan di era modernisasi adalah Kegiatan pelayanan publik oleh aparatur

model Public Service Orientation atau birokrasi yang pemerintah

berorientasi kepada pelayanan publik (Samodra dan kelurahan) dalam pelaksanaan pemerintahan adalah

Yuyun, 2008: 46). Pelayanan publik adalah berbagai sesuatu yang tak terhindarkan, suatu keharusan, di

kegiatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan mana

masyarakat akan barang-barang dan jasa-jasa pemerintahan di semua tingkatan yang lebih tinggi

(Pamudji, 2004: 17). Adapun pelayanan publik oleh kualitasnya, lebih mampu mengemban fungsi-fungsi

aparatur pemerintahan kelurahan adalah berkaitan pelayanan publik, pemberdayaan masyarakat, dan

dengan pelayanan masyarakat setempat, seperti pembangunan sosial ekonomi (Ryaas, 2009: 12).

pelayanan KTP, Kartu Keluarga (KK), perijinan Melalui optimalisasi atas fungsi-fungsi pemerintahan

tertentu, dan sebagainya. Berbagai pelayanan publik ini (terutama pelaksanaan fungsi-fungsi pelayanan

tersebut harus dijalankan secara profesional sehingga publik), masyarakat bisa berharap semakin luasnya

menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik rasa keadilan, semakin tingginya tingkat kemandirian

mutu/kualitasnya, lebih cepat prosesnya, dan mereka

mungkin lebih bervariasi, yang kesemuanya menyelesaikan berbagai masalah, serta semakin

dalam mengembangkan

diri

dan

mendatangkan kepuasan pada warga masyarakat membaiknya tingkat kesejahteraan mereka. Jika

yang dilayani. Dalam konteks ini, warga masyarakat harapan tersebut terwujud, maka masyarakat akan

diposisikan sebagai konsumen. puas atas pelayanan yang diberikan oleh aparatur

Pelayanan publik (public service) oleh pemerintah

aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak masyarakat).

sebagai public

servant (pelayan

dijumpai

kelemahan

sehingga belum dapat

Pengukuran Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Pemerintah – Heru Wahyudianto B.P | 331 Pengukuran Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Pemerintah – Heru Wahyudianto B.P | 331

berbelit-belit, dan sebagainya masyarakat yang disampaikan melalui media massa,

masyarakat,

(Kedaulatan Rakyat, 2013). Selain itu, walaupun sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik

aparatur pemerintah telah dibekali dengan peraturan terhadap aparatur pemerintah (Ratminto dan

(aturan main) dan prosedur pelayanan yang jelas, Winarsih, 2005: 165). Mengingat fungsi utama

namun dalam praktiknya yang terjadi adalah justru pemerintahan adalah melayani masyarakat, maka

prosedur pelayanannya tidak jelas dan kadang- pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan

kadang tidak transparan.

kualitas pelayanannya agar masyarakat menjadi lebih Kelemahan yang lain dari aparatur pemerintah puas di dalam menerima pelayanan dari pemerintah.

adalah, kecenderungannya untuk menghasilkan gap Kepuasan masyarakat atas pelayanan aparatur

(ketimpangan) pelayanan (service) dan kekuasaan pemerintah merupakan salah satu isu yang sangat

(power) dan memberi privileges (hak istimewa) krusial dalam pelaksanaan pelayanan publik (public

kepada kelompok tertentu dalam masyarakat (Agus, service ). Menurut Daha (2000: 76), hal ini terjadi

2006: 29). Banyak kasus menunjukkan bias karena di satu sisi tuntutan kepuasan masyarakat atas

kebijakan birokrasi yang memihak kepada elit politik pelayanan pemerintah menjadi besar, sedangkan

merugikan kepentingan dalam praktik pelaksanaannya pelayanan yang

masyarakat banyak. Praktik kolusi seringkali terjadi diberikan

antara birokrasi dengan pengusaha dan pemegang mengalami perbaikan kinerja yang berarti (sigifikan).

oleh aparatur

pemerintah

kurang

kekuasaan politik. Pemberian kekuasaan monopoli Di samping itu, seiring dengan besarnya tuntutan

dan fasilitas-fasilitas khusus lainnya kepada akan penerapan good governace (pemerintahan yang

sekelompok pengusaha tertentu bisa menjadi contoh baik), tuntutan akan pelayanan publik yang

dari privileges (hak istimewa) ini. Berbagai kondisi berkualitas dan yang dapat memuaskan masyarakat

di atas menyebabkan masyarakat masih kurang puas yang dilayani juga semakin besar. Oleh karena itu,

atas layanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah adalah

merupakan keharusan

bagi

aparatur

hingga saat ini.

pemerintah sebagai sosok public servant (pelayan

kondisi sesungguhnya masyarakat) untuk senantiasa berupaya memuaskan

Disamping

itu,

birokrasi Indonesia saat ini dapat digambarkan warga masyarakat yang di layaninya.

bahwa secara generik, ukuran keberhasilan birokrasi Pemerintah

sendiri sudah tidak sesuai dengan tuntutan pentingnya kepuasan masyarakat dicapai dalam

organisasional yang baru. Di Indonesia, birokrasi di setiap pelayanan publik tersebut di atas dengan

kementerian atau pemerintahan paling rendah, yang menetapkan tahun 2004 sebagai tahun peningkatan

diutamakan adalah masukan dan proses, bukan hasil. pelayanan

Karenanya, yang selalu diperhatikan oleh para mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka

publik. Pemerintah

juga

telah

pelaku birokrasi adalah jangan sampai ada sisa pada peningkatan pelayanan publik dan pemenuhan

akhir tahun buku. Birokrasi kita tidak pernah kepuasan masyarakat, seperti pelayanan prima,

menyadari bahwa ada perubahan besar di dunia, di Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Pedoman

mana semua hal harus mengacu kepada pasar, bisnis Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat

harus mengacu kepada permintaan pasar, dan kalau Unit Pelayanan Instansi Pemerintah (berdasarkan

mau berhasil dalam kompetisi ia harus mampu Kep. Menpan No. KEP/25/M.PAN/2/2004 Tanggal

melayani pasar. Pasar birokrasi adalah seluruh

24 Pebruari 2004). Di dalam Kep. Menpan No. 63 masyarakat, yang dilayani oleh birokrasi bukannya Tahun 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan

pejabat pemerintahan atau pimpinan birokrasi itu Pelayanan, diamanatkan agar setiap penyelenggara

sendiri, tetapi rakyat.

pelayanan secara berkala melakukan survai Indeks

tingkat penyalahgunaan Kepuasan Masyarakat.

Tingginya

bentuk KKN. Upaya Kedua keputusan di atas adalah dalam rangka

kewenangan

dalam

pemberantasan KKN merupakan salah satu tuntutan menilai

penting pada awal reformasi. Namun prevalensi pemerintah yang dilakukan oleh setiap instansi

tingkat kualitas

pelayanan

aparatur

KKN semakin meningkat dan menjadi permasalahan pemerintah. Data indeks kepuasan masyarakat akan

di seluruh lini pemerintahan dari pusat hingga dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur

daerah. Tuntutan akan peningkatan profesionalisme pelayanan yang masih perlu diperbaiki dan menjadi

sumber daya manusia aparatur negara yang berdaya pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan

guna, produktif dan bebas KKN serta sistem yang untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.

dan partisipatif masih Akan tetapi, faktanya hingga saat ini

transparan,

akuntabel

memerlukan solusi tersendiri. Ini berkaitan dengan masyarakat masih merasakan kualitas pelayanan

semakin buruknya citra dan kinerja birokrasi dan aparatur pemerintah yang jauh dari apa yang

masyarakat terhadap diharapkan, dan masyarakat merasa belum puas atas

rendahnya

kepercayaan

penyelenggaraan pemerintahan. KKN telah menjadi pelayanan yang diberikan oleh aparat pemerintah.

extraordinary state of affairs di Indonesia Laporan Dalam banyak kasus, pelayanan yang diberikan oleh

terakhir di penghujung tahun 2003 mengukuhkan aparatur pemerintah masih kurang efesien dan

Indonesia di urutan ke-6 negara terkorup didunia.

332 | Jurnal Bina Praja | Volume 7 Nomor 4 Edisi Desember 2015 : 331 - 346

Berdasarkan hasil survei Transparency International Hoffman dan Beteson (2007: 34 ), yaitu: ”weithout (TI) dari 133 negara, Indonesia berada diurutan ke

customers, the service firm has no reason to exist .” 122 dari 133 negara terkorup.

Definisi kepuasan masyarakat menurut Mowen Permasalahan yang pokok lainnya adalah

(2005: 180 ) adalah: ”Customers satisfaction is sistem pelayanan publik yang belum diatur secara

defined as the overall attitudes regarding goods or jelas dan tegas. Unsur terpenting dari sebuah sistem

services after its acquisition and uses .” Oleh karena pelayanan publik yang belum diatur secara lebih

itu, badan usaha harus dapat memenuhi kebutuhan jelas dan tegas di dalam sistem pelayanan publik di

dan keinginan masyarakat sehingga mencapai Indonesia dewasa ini adalah Kode Perilaku Petugas

kepuasan masyarakat dan lebih jauh lagi kedepannya Pelaksana Pelayanan Publik (Code of Conduct for

dapat dicapai kesetiaan masyarakat. Sebab, bila Public Servants ). Hal ini menjadi salah satu faktor

tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan penentu keberhasilan sistem pelayanan publik,

masyarakat sehingga menyebabkan ketidakpuasan terutama bila disadari bahwa sebagian besar dari

masyarakat mengakibatkan kesetiaan masyarakat permasalahan dan keluhan mengenai pelayanan

akan suatu produk menjadi luntur dan beralih ke publik di Indonesia dapat dikembalikan pada unsur

produk atau layanan yang disediakan oleh badan manusia pengemban fungsi pelayanan publiknya

usaha yang lain.

(ekses-ekses KKN, conflict of interest, dsb.). Menurut Mendelsohn (2008; 66) ada 2 Kehadiran

keuntungan bagi badan usaha dengan adanya selengkapnya mungkin akan lebih mengkokohkan

sebuah Code

of

Conduct yang

kepuasan masyarakat, yaitu: ”First, retaining struktur dasar dari Sistem Pelayanan Publik

customers is less expensive than acquiring new ones. Indonesia.

Second, increasing competition in the form of product, organizations, and distributing outlets

METODE

means fierce pressure for costumers. And costumners satisfaction is viable strategy to maintain market

Terkait dengan permasalahan pelayanan share against the competitions .” Untuk mengukur pemerintah di atas, maka rumusan masalah tulisan

kepuasan masyarakat digunakan atribut yang berisi ini adalah bagaimana konsep dan pemikiran yang

tentang bagaimana masyarakat menilai suatu produk berkaitan dengan kepuasan masyarakat, pelayanan

atau layanan yang ditinjau dari sudut pandang pemerintah, serta cara pengukuran yang tepat dan

pelanggan.

Mote (2008: 92), kepuasan masyarakat atas pelaksanaan kebijakan pelayanan

komprehensif mengenai

masyarakat dapat diukur melalui atribut-atribut pemerintah? Pembahasan ini dapat berguna bagi

pembentuk kepuasan yang terdiri atas: Value to price aparat pemberi pelayanan publik dalam mengetahui

relationship , yaitu hubungan antara harga yang tingkat kepuasan masyarakat yang dilayani.

ditetapkan oleh badan usaha untuk dibayar dengan nilai/manfaat yang diperoleh masyarakat; Product

HASIL DAN PEMBAHASAN

value , yaitu penilaian dari kualitas produk atau layanan yang dihasilkan suatu badan usaha; Product

Pengertian Kepuasan Masyarakat Dan Pelayanan

benefit ; yaitu manfaat yang diperoleh masyarakat

Pemerintah

dari mengkosumsi produk yang dihasilkan oleh Secara konseptual, kepuasan berasal dari kata

badan usaha; Product feature, yaitu ciri-ciri atau puas yang berarti perasaan senang (Handoko, 2005:

karakteristik tertentu yang mendukung fungsi dasar 88), sedangkan masyarakat diartikan sebagai

dari suatu produk sehingga berbeda dengan produk komunitas, kumpulan orang-orang, rakyat banyak

yang ditawarkan pesaing; Product design, yaitu (Dahlan, 2004: 132). Adapun kepuasan masyarakat

proses untuk merancang tampilan dan fungsi produk; (dalam konteks kepuasan pelayanan) diartikan

and consistency ; yaitu sebagai hasil pendapat dan penilaian masyarakat

Product

reliability

kekakuratan dan keandalan produk ang dihasilkan terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh

oleh suatu badan usaha; dan Range of product ar aparatur penyelenggara pelayanan publik (Ratminto

services , yaitu macam dari produk atau layanan yang dan Winarsih, 2005: 90), yang tercermin dari rasa

ditawarkan oleh suatu badan usaha. senang/puas masyarakat atas pelayanan yang

Kemudian attribute related to service diberikan oleh aparatur pemerintah.

meliputi (Mote, 20081): Guarantee or warranty, Kepuasan itu sendiri menurut Kotler (2004:

yaitu jaminan atau garansi yang diberikan oleh 198) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang

badan usaha dan diharapkan dapat memuaskan yang muncul setelah membandingkan antara

masyarakat; Delivery communication, yaitu pesan persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu

atau informasi yang disampaikan oleh badan usaha produk dan harapan-harapan. Kepuasan masyarakat

kepada masyarakatnya; Complain handling, yaitu merupakan faktor yang sangat penting dan

adalah sikap badan usaha dalam menangani menentukan keberhasilan suatu badan usaha karena

keluhankeluhan atau pengaduan; dan Resolution of masyarakat adalah konsumen dari produk yang

problem , yaitu tanggapan yang diberkan badan usaha dihasilkannya. Hal ini didukung oleh pernyataan

Pengukuran Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Pemerintah – Heru Wahyudianto B.P | 333 Pengukuran Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Pemerintah – Heru Wahyudianto B.P | 333

minta ijin jika seseorang ingin membuka usaha. Selanjutnya attributes related to the purchase

Provider (penyedia) layanan civil yang meliputi (Mote, 2008; 11): Courtesy, yaitu

disebut belakang di atas adalah birokrasi. Oleh kesopanan, perhatian dan keramahan pegawai;

karena itu, layanan civil jenis itu dapat juga disebut Communication , yaitu kemampuan pegawai dalam

layanan birokrasi atau layanan publik. Jadi, layanan melakukan

birokrasi atau layanan publik termasuk di dalam pelanggan; Ease or convinience of acquisition, yaitu

layanan civil. Mengingat produk birokrasi itu bersifat kemudahan yang diberikan oleh badan usaha untuk

adalah pabrik jasa mendapatkan produk atau layanan yang ditawarkan;

pemerintahan. Dalam kaitan ini, Taliziduhu (2000: Company reputation , yaitu baik tidaknya reputasi

59) menegaskan bahwa di Indonesia, pelayanan yang dimiliki oleh badan usaha dalam melayani

birokrasi atau pelayanan publik itu yang paling masyarakat; dan Company competence, yaitu baik

lemah dan terkesan sebagai sarang KKN, dan lebih tidaknya kemampuan badan usaha dalam melayani

dari pada itu berperan sebagai pasar politik. masyarakat.

Birokrasi memasang ”jebakan” melalui peraturan, Adapun pelayanan (dalam konteks pelayanan

lalu menetapkan ”tarif” yang tinggi, sementara warga publik oleh pemerintah) adalah segala kegiatan

masyarakat tidak mempunyai bargaining position pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara

(posisi tawar menawar) terhadap birokrasi. pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan

Definisi yang sangat sederhana tentang kebutuhan penerima pelayanan (dalam hal ini warga

pelayanan antara lain diberikan oleh Ivancevich, masyarakat), maupun dalam rangka pelaksanaan

Lorenzi, Skinner, dan Crosby (2007: 111), yaitu peraturan perundang-undangan (Ratminto dan

pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat Winarsih, 2005: 201).

mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan uisaha- Berdasarkan konsep di atas, secara umum

usaha manusia dan menggunakan peralatan. Adapun dapat dikatakan bahwa kepuasan masyarakat atas

menurut Gronroos (2000: 143), pelayanan adalah pelayanan publik oleh pemerintah adalah perasaan

suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang senang/puas atau tidak senang/tidak puas warga

bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang masyarakat atas segala kegiatan pelayanan yang

terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara dilakukan oleh pemerintah dan perangkatnya sebagai

konsumen dan karyawan atau hal-hal yang upaya pemenuhan kebutuhan warga masyarakat yang

disediakan oleh organisasi pemberi pelayanan yang di layaninya.

dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan Selanjutnya, konsep lain dari pelayanan

masyarakat yang dilayani.

publik dapat dicermati dari berbagai pandangan Berdasarkan dua definisi di atas, maka dapat pakar pemerintahan dan manajemen pelayanan.

diketahui bahwa ciri pokok pelayanan adalah tidak Menurut Taliziduhu (2000: 52), layanan dapat

kasat mata (tidak dapat diraba) dan melibatkan upaya diartikan sebagai produk dan dapat juga diartikan

manusia (karyawan) atau peralatan lain yang sebagai cara atau alat yang digunakan oleh provider

disediakan oleh organisasi penyelenggara pelayanan. (penyedia layanan) dalam memasarkan atau

Menurut Zemke, ciri lainnya untuk pelayanan jasa mendistribusikan produknya. Jika barang dan jasa

antara lain moral karyawan berperan sangat dianggap

menentukan, serta tujuan pelaksanaan pelayanan perdagangannya dapat disertai dengan layanan

sebagai produk

(komoditi),

maka

adalah keunikan (setiap orang yang dilayani dan sebagai cara atau alat. Layanan dalam pengertian itu

setiap kontak pelayanan adalah ”spesial”) (dalam adalah layanan sebagai produk.

Collins dan McLaughlin, 2006: 73). Pengertian pelayanan publik dapat ditelusuri

Di Indonesia, konsep pelayanan administrasi melalui istilah layanan civil. Istilah civil berasal dari

dipergunakan secara kata Latin, civil (kata sifat), yaitu segala sesuatu

pemerintahan

seringkali

bersama-sama atau dipakai sebagai sinonim dari yang

konsep pelayanan perijinan, pelayanan umum, serta warganegara di luiar urusan militer dan ibadah.

pelayanan publik. Keempat istilah pelayanan itu Pelayanan civil semula diartikan sebagai suatu

dipakai sebagai terjemahan dari public service. Hal cabang pelayanan publik, menyangkut semua fungsi

dalam dokumen-dokumen pemerintahan di luar pelayanan militer. Seiring

pemerintah sebagaimana dipakai oleh Kementerian dengan

Pendayagunaan Aparatur Negara. pengetahuan, setiap disiplin memakai konsep-konsep

Keputusan Menpan No. 81 Tahun 1993 itu dalam konteks yang berbeda-beda, sehingga

tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum, setiap pemakaian mempunyai konteks yang berbeda-

yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan beda pula.

Menpan No. 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Layanan civil dapat dibedakan menjadi

Pelayanan mendefinisikan layanan civil guna memenuhi hak bawaan (asasi)

Penyelenggaraan

pelayanan umum sebagai berikut: Segala bentuk manusia dan layanan civil guna memenuhi hak

pelayanan yang dilaksanakan instansi pemerintah di derivatif, hak berian, atau hak sebagai akibat hukum

Pusat, di Daerah, dan di lingkungan BUMN atau

334 | Jurnal Bina Praja | Volume 7 Nomor 4 Edisi Desember 2015 : 331 - 346

BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa, baik menerima mandat dari publik atau orang banyak, dalam

umumnya melalui suatu proses pemilihan untuk masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan

rangka upaya

pemenuhan

kebutuhan

bertindak atas nama rakyat banyak. Selanjutnya, ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam

kebijakan publik akan dilaksanakan oleh administrasi pengertian ini, indeks kepuasan masyakat yang

negara yang dijalankan oleh birokrasi pemerintah. dilayani adalah tingkat kepuasan masyarakat dalam

Fokus utama kebijakan publik dalam negara modern memperoleh

adalah pelayanan publik, yang merupakan segala penyelenggara atau pemberi pelayanan sesuai dengan

bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang harapan dan kebutuhan masyarakat.

maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi Berdasarkan definisi di atas, maka pelayanan

tanggung jawab dan dilaksanakan oleh negara untuk publik atau pelayanan umum dapat diartikan sebagai

meningkatkan kualitas segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk

mempertahankan

atau

kehidupan orang banyak.

barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya

Prinsip-Prinsip Pelayanan Pemerintah

dilaksanakan oleh instansi pemerintah di Pusat, di Secara normatif yang dapat dijadikan Daerah, dan di lingkungan BUMN atau BUMD

teoretik, prinsip-prinsip dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam

pembanding

acuan

publik/pemerintah didasarkan pada rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

pelayanan

hakikat dan asas-asas pelayanan publik. Dalam maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Keputusan Menpan No. 63 Tahun 2003 dinyatakan peraturan perundang-undangan (Keputusan Menpan

bahwa hakikat pelayanan publik adalah pemberian No. 63 Tahun 2003).

kepada masyarakatt yang Adapun pelayanan administrasi pemerintahan

pelayanan

prima

kewajiban aparatur atau pelayanan perijinan dapat diartikan sebagai

merupakan

perwujudan

pemerintah sebagai abdi masyarakat. segala bentuk jasa pelayanan yang pada prinsipnya

Berdasarkan Keputusan Menpan di atas, maka menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh

memberikan pelayanan yang instansi pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di

untuk

dapat

memuaskan bagi pengguna jasa, penyelenggaraan lingkungan BUMN atau BUMD, baik dalam rangka

pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan, upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun

yaitu : transparan (bersifat terbuka, mudah dan dapat dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang-

diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan undangan, yang bentuk produk layanannya adalah

disediakan secara memadai serta mudah dimengerti); ijin atau waskat.

akuntabilitas (dapat dipertanggung jawabkan sesuai Pelayanan publik atau pelayanan umum dan

dengan kebutuhan perundangan); kondisional (sesuai pelayanan administrasi pemerintahan atau pelayanan

dengan kondisi dan kemampuan pemberi serta perijinan tersebut mungkin dilakukan sebagai upaya

penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada pemenuhan kebutuhan masyarakat, misalnya upaya

prinsip efesiensi dan efektivitas); partisipatif Kantor Pertanahan untuk memberikan jaminan

masyarakat dalam kepastian hukum atau kepemilikan tanah dengan

(mendorong

peranserta

publik dengan menerbitkan akta tanah, pelayanan penyediaan air

pelaksanaan

pelayanan

memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan bersih oleh PAM, pelayanan transportasi oleh

masyarakat); kesamaan hak (tidak diskriminatif, Kemhub., pelayanan penyediaan listrik oleh PLN,

dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, pelayanan pemberian KTP oleh Kantor Kelurahan,

golongan, gender, dan status ekonomi); dan dan lain-lain. Pelayanan publik atau pelayanan

keseimbangan hak dan kewajiban (pemberi dan umum dan pelayanan administrasi pemerintahan atau

penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan pelayanan perijinan juga mungkin diselenggarakan

kewajiban masing-masing pihak). sebagai pelaksanaan peraturan perundang-undangan.

Prinsip-prinsip pelayanan publik dilandasi Misalnya, karena adanya ketentuan perundang-

oleh hakikat dan asas-asas tersebut di atas, yaitu: undangan bahwa setiap orang yang melaksanakan

kesederhanaan (prosedur pelayanan tidak berbelit- pesta perkawinan harus memiliki ijin pesta

belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan); keramaian dari Kantor Kelurahan dan Polsek

kejelasan (misalnya kejelasan persyaratan teknis dan setempat,

administrasi pelayanan publik); kepastian waktu perinjinan tersebut. Demikian halnya yang berkaitan

maka diselenggarakan

pelayanan

(dapat dilaksanakan dalam kurun waktu yang telah dengan perlunya ada surat pengantar kelakuan baik,

ditentukan); akurasi (produk layanan publik diterima surat laporan kehilangan, surat pengantar UUG, dan

dengan benar, tepat, dan sah); keamanan (proses dan lain-lain.

produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan Kebijakan publik adalah keputusan-keputusan

kepastian hukum); tanggung jawab (pimpinan yang mengikat bagi orang banyak pada tataran

penyelenggara pelayanan publik bertanggung jawab strategis atau bersifat garis besar yang dibuat oleh

atas pelaksanaan pelayanan dan penyelesaian pemegang otoritas publik. Sebagai keputusan yang

keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan mengikat publik maka kebijakan publik haruslah

sarana dan prasarana dibuat oleh otoritas politik, yakni mereka yang

publik);

kelengkapan

(tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan

Pengukuran Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Pemerintah – Heru Wahyudianto B.P | 335 Pengukuran Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Pemerintah – Heru Wahyudianto B.P | 335

konsumen. Tanpa adanya aturan permainan yang informatika atau telematika); kemudahan akses

jelas, maka birokrasi tidak akan dapat melayani (termpat dan lokasi serta sarana pelayanan yang

secara efesien dan efektif. Pada sisi lain, aturan memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan

permainan yang jelas itu juga dapat melindungi dapat memanfaatkan telematika); kedisiplinan,

masyarakat konsumen dari perilaku birokrasi yang kesopanan, dan keramahan (pemberian pelayanan

sewenang-wenang.

harus bersikap disiplin, sopan santun, ramah, serta Untuk pelayanan publik oleh birokrasi memberikan

pemerintah, kepentingan timbal balik juga menuntut kenyamanan (lingkungan pelayanan harus tertib,

adanya penerimaan kewenangan. Birokrasi hanya teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman,

bisa berjalan jika para anggota mengakui bahwa bersih, rapi, dan lingkungan yang indah, sehat, serta

organisasi dan pimpinan memiliki kewenangan dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan

Adanya penerimaan seperti parkir, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain).

memungkinkan birokrasi menggerakkan para anggotanya melakukan sesuatu

itu

Karakteristik dan Bentuk-Bentuk Pelaksanaan

untuk mencapai tujuan organisasi dan pelayanan.

Pelayanan Pemerintah

Kemudian, menurut Wolf, kelemahan utama Lembaga pelayanan publik/pemerintah atau

birokrasi pemerintah dalam melakukan pelayanan pelayanan umum yang dilakukan oleh lembaga

publik adalah sering menjadi sumber inefesiensi, publik (instansi pemerintah) dapat bersifat primer

yaitu tidak adanya kaitan antara biaya layanan dan dan dapat pula bersifat sekunder (Ratminto dan

pendapatan (dalam Agus, 2006: 23). Anggaran Winasih, 2005: 81). Lembaga yang bersifat primer

birokrasi sering tidak berkaitan sama sekali adalah semua penyediaan barang atau jasa publik

dengan kemampuan mereka menekan biaya layanan. yang diselenggarakan oleh pemerintah yang di

Bahkan, anggaran suatu birokrasi kadang-kadang dalamnya pemerintah merupakan satu-satunya

lebih ditentukan oleh kemampuan lobi dan besarnya penyelenggara dan pengguna mau tidak mau harus

pengaruh pimpinannya. Suatu birokrasi bisa saja memanfaatkannya. Misalnya, pelayanan di kantor

tetap survive dalam melayani masyarakat dan juga imigrasi, pelayanan penjara, dan pelayanan perijinan.

berkembang, kendati menghabiskan biaya yang Adapun lembaga yang bersifat sekunder adalah

banyak, kalau pemerintah melihat keberadaan segala bentuk penyediaan barang atau jasa publik

birokrasi itu tetap penting dan pimpinannya memiliki yang diselnggarakan oleh pemerintah, tetapi di

akses yang besar tehadap sumber dana. dalamnya pengguna tidak harus mempergunakannya

Disamping itu, para pejabat birokrasi karena adanya beberapa penyelenggara pelayanan,

seringkali tidak menempatkan efesiensi pelayanan, misalnya, program asuransi tenaga kerja, program

misalnya melalui penghematan biaya pelayanan, pendidikan, dan pelayanan yang diberikan oleh

sebagai isu penting karena mereka tidak memiliki BUMN.

dorongan dan insentif untuk menekan biaya layanan. Agus (2006: 69) mengidentifikasi beberapa

Bahkan, insentif, seperti keuntungan pribadi, ciri lembaga pelayanan publik oleh birokrasi

kadang-kadang justru diperoleh ketika biaya pemerintah, yaitu: penilaian agak sulit, persyaratan

pelayanan itu menjadi semakin tinggi. Adalah tidak informasi berdasarkan peraturan, tingkat

mengherankan kalau kemudian banyak pihak kepercayaan cukup tinggi, dan persyaratan normatif

mengatakan bahwa para pejabat birokrasi itu adalah bersifat kebutuhan timbal balik serta dikaitkan

budget-maximizing animals (Dunleavy, 2001: 97). dengan penerimaan kewenangan.

Artinya, dengan anggaran yang besar mereka dapat Dalam

memaksimalkan slack (kekendoran) yang dapat pemerintah-swasta (swastanisasi), pemerintah akan

dipergunakan untuk kepentingan birokrasi dan dengan mudah menilai apakah pelayanan dari pihak

dirinya.

swasta telah melakukan tugasnya dengan baik, sesuai Sumber kelemahan birokrasi pemerintah dengan kontrak atau tidak. Kalau penilaian

lainnya dalam melakukan pelayanan publik selama pelayanan itu sulit dilakukan dan pelayanan itu

ini adalah kecenderungannya untuk menghasilkan dikontrakkan kepada swasta, maka akan sangat

ketimpangan kekuasaan dan memberi privilages (hak mungkin swasta itu akan menyalah gunakan

atau layanan istimewa) kepada kelompok tertentu kontraknya dan merugikan masyarakat banyak.

pada masyarakat. Banyak kasus menunjukkan bias Dalam kondisi semacam ini, sulit bagi pemerintah

kebijakan pelayanan birokrasi yang memihak pada untuk memonitor seberapa besar swasta itu telah

elit politik dan ekonomi, dan merugikan kepentingan menjalankan kontraknya dengan benar.

masyarakat banyak. Praktik kolusi seringkali terjadi Berdasarkan karakteristik di atas, maka

antara birokrasi dengan pengusaha dan pemegang pelayanan publik oleh birokrasi pemerintah bisa

kekuasaan politik. Pemberian kewenangan monopoli berjalan dengan baik kalu ada peraturan yang

dan fasilitas-fasilitas khusus lainnya kepada mengatur keberadaan dan prosedur pelayanannya.

kelompok pengusaha tertentu dalam pelayanan bisa prosedur yang jelas dan transparan penting tidak

menjadi contoh dari privilages itu.

336 | Jurnal Bina Praja | Volume 7 Nomor 4 Edisi Desember 2015 : 331 - 346

Pada umumnya, pelayanan publik oleh langkah dan gerak birokrasi ; misi dan visi birokrasi pemerintah di lingkungan lembaga Kantor

merupakan motor penggerak birokrasi. Budaya Kelurahan

dikembangkan secara lebih beraneka ragam, secara sebagaimana gambaran yang diuraikan di atas.

juga masih

memiliki

kelemahan

berdayaguna dan berhasilguna, ekonomis, serta Kelemahan tersebut tentunya harus diminimalisir

dipertanggung jawabkan untuk keberhasilannya. Di agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat

samping itu, strukturnya ramping, luwes, cepat benar-benar sesuai dengan perspektif atau harapan

bergerak, dan sangat desentralistis. Sementara dari UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

kepemimpinan dilakukan dengan demokratis dan Daerah, yang didalam pasal 127 ayat (3) antara lain

transformasional di semua tingkat pimpinan, mulai Lurah mempunyai tugas pokok memberikan

dari pimpinan tingkat atas sampai ke pimpinan pelayanan

tingkat bawah.

Pelayanan yang dimaksud antara lain pelayanan Dalam konteks di atas, maka birokrasi KTP, Kartu Keluarga (KK), perijinan tertentu, dan

dituntut lebih kreatif dalam melayani masyarakat, sebagainya.

viable , dan inovatif. Ajang untuk itu sangat tersedia Selanjutnya,

karena ukuran berhasil dan tidaknya seseorang dalam pelaksanaan pelayanan pemerintah. Secara normatif

menyangkut

bentuk-bentuk

melayani masyarakat dikembalikan ke visi dan misi yang lainnya yang dapat dijadikan pembanding

organisasi, bukan pada ukuran-ukuran stndar baku acuan

yang kaku. Sistem rekrutmen dan pengembangan implementasi pelayanan publik berdasarkan Kep.

teoretik adalah

pola-pola

(bentuk)

karier dilakukan secara terbuka dan melibatkan Menpan No. 63 Tahun 2003, yaitu: pola fungsional

banyak orang dalam melayani masyarakat. (pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara

Disamping itu, Osborne dan Perlie (2007: pelayanan sesuai dengan tugas, fungsi, dan

155) menambahkan bahwa dalam hal kaitannya kewenangannya); pola terpusat (pola pelayanan

dengan pelayanan publik (public service), birokrasi publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara

yang baik adalah birokrasi yang memiliki tujuan pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenang dari

yang jelas, sistem insetifnya didasarkan pada prestasi penyelenggara pelayanan terkait lainnya yang

kerja, mempersilahkan konsumen terlibat dan bersangkutan); pola terpadu; dan pola gugus (tugas

memegang kendali pada keluaran birokrasi atau ada petugas pelayanan publik secara perorangan atau

ruang bagi pengguna jasa birokrasi untuk terlibat, dalam bentuk gugus tugas ditempatkan pada instansi

mengalihkan kendali pengambilan keputusan pada pemberi pelayanan dan lokasi pemberian pelayanan

pegawai di tingkat bawah, terutama ketika mereka tertentu).

berhadapan dengan situasi sulit yang membutuhkan Pola terpadu terdiri dari: pola terpadu satu

keputusan segera untuk melayani masyakakat, atau atap (diselenggarakan dalam satu tempat yang

ada ruang gerak bagi pegawai yang melayani meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak

masyarakat di tingkat bawah untuk berinovasi, serta mempunyai keterkaitan proses dan dilayani melalui

harus ada budaya wirausaha di intern birokrasi. beberapa pintu, dan terhadap jenis pelayanan yang

Orientasi pelayanan publik sebagaimana sudah dekat dengan masyarajat tidak perlu

dikemukakan oleh Osborne di atas paling tidak disatuatapkan); serta pola terpadu satu pintu

bertujuan agar: orientasi pelayanan publik terhadap (diselenggarakan pada satu tempat yang meliputi

pengguna jasa; pelibatan pengguna jasa pada berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan

keluaran birokrasi; serta pengukuran terhadap hasil proses dan dilayani melalui satu pintu).

kerja, layanan, prestasi, dan penampilan dalam Selain keempat pola (bentuk) di atas, instansi

melakukan pelayanan masyarakat. Usaha mengejar yang mengimplementasikan pelayanan publik dapat

ketiga tujuan itu, pada akhirnya akan bermuara pada mengembangkan

peningkatan kualitas pelayanan publik, termasuk pelayanannya

pola

penyelenggaraan

peningkatan kepuasan masyarakat atas pelayanan menemukan dan menciptakan inovasi peningkatan

yang diberikan oleh pemerintah. pelayanan publik.

Selanjunya berkaitan dengan manajemen pelayanan pemerintah, sejalan dengan besarnya

Orientasi dan Manajemen Pelayanan Pemerintah

tuntutan akan good governance (kepemerintahan Dewasa

yang baik), maka tuntutan akan pelayanan publik publik/pemerintah mencoba menggabungkan ide-ide

yang berkualitas juga menjadi semakin besar. manajemen sektor publik dan privat. Penggabungan

tuntutan ini dengan tersebut dilakukan dengan memperjelas tujuan dan

Pemerintah

merespon

menetapkan tahun 2004 sebagai tahun peningkatan menjamin bahwa pengguna lebih diperhatikan

Pemerintah juga telah dalam memberikan pelayanan (Osborne dan Perlie,

pelayanan

publik.

mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka 2007: 102).

peningkatan pelayanan, seperti kebijakan pelayanan Orientasi pelayanan publik yang demikian di

prima, dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Akan atas sangat mengutamakan kualitas pelayanan.

tetapi, perbaikan kualitas masih belum berjalan Pelayanan yang berkualitas diasumsikan dengan

sebagaimana yang diharapkan oleh Instruksi mengenali misi birokrasi. Misi merupakan penuntun

Presiden No. 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan

Pengukuran Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Pemerintah – Heru Wahyudianto B.P | 337

Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah sekurang-kurangnya meliputi: prosedur pelayanan Kepada Masyarakat.

(prosedur pelayanan yang dibakukan bagi penerima Peningkatan kualitas pelayanan merupakan

dan pemberi pelayanan, termasuk pengaduan); waktu salah satu isu yang sangat krusial dalam studi

penyelesaian (ditetapkan sejak saat pengajuan manajemen, baik dalam lingkup manajemen sektor

permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan, publik maupun manajemen sektor privat. Hal ini

termasuk pengaduan); biaya pelayanan (termasuk terjadi karena di satu sisi tuntutan masyarakat

rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian terhadap perbaikan kualitas pelayanan dari tahun ke

pelayanan); produk pelayanan (hasil pelayanan yang tahun menjadi semakin besar. Sementara itu, praktik

akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah penyelenggaraan pelayanan kurang mengalami

ditetapkan); sarana dan prasarana (penyediaan sarana perbaikan yang cukup berarti atau signifikan.

dan prasarana pelayanan yang memadai oleh Dalam hubungannya dengan teori ”exit”

penyelenggara pelayanan publik; serta kompetensi (pengguna jasa diberi kesempatan untuk memilih

petugas pemberi pelayanan publik (harus ditetapkan penyedia jasa yang disukainya, karena ada beberapa

dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, penyedia jasa yang memberikan pelayanan publik

keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan). yang sejenis yang saling bersaing dalam pelaksanaan

Selanjutnya berkaitan dengan mutu pelayanan pelayanan publik ya ng berkualitas) dan teori ”voice”

pemerintah, Imai (2002: 38) memilih untuk tidak (pengguna jasa pelayanan harus diberi kesempatan

mendefinisikan mutu atau kualitas, melainkan untuk mengungkapkan ekspresi ketidak puasannya

mengatakan bahwa kualitas menunjukkan pada atas pelayanan yang di terimanya), manajemen

sesuatu yang dapat diperbaiki, baik menyangkut pelayanan yang baik hanya akan dapat diwujudkan

produk dan pelayanan, cara kerja pegawai, cara apabila penguatan posisi tawar pengguna jasa

mengelola mesin, cara orang berjalan mengikuti pelayanan mendapatkan prioritas utama (Imai, 2002:

sistem dan aturan.

44). Berbeda dengan di Barat yang lebih Dengan demikian, pengguna jasa diletakkan

menekankan pada peningkatan kualitas teknik di pusat dan mendapatkan dukungan dari: sistem

pelayanan. Dalam rumusan ini terlihat bahwa di pelayanan

Jepang misalnya, penekanannya adalah pada masyarakat, khususnya pengguna jasa; kultur

yang mengutamakan

kepentingan

peningkatan kualitas manusia dan cara kerjanya pelayanan

melayani masyarakat. Konsepnya adalah pada awal pelayanan;

dalam organisasi

penyelenggara

tahun 1970-an dikembangkan menjadi Total Quality berorientasi pada kepentingan pengguna jasa atau

serta sumberdaya

manusia

yang

Control (TQC) yang melibatkan seluruh pekerja dan masyarakat yang dilayani (Ratminto dan Winasih,

pimpinan di semua tingkat di perusahaan-perusahaan 2005: 189).

Jepang, dan termasuk diikuti akhir-akhir ini oleh Jadi,

pegawai di lingkungan pemerintahan. dimaksudkan untuk menyeimbangkan hubungan

Menurut Loffler (2006: 179), prinsip dasar antara penyelenggara pelayanan dan pengguna jasa

kualitas dari TQC di atas antara lain adalah: tuntutan pelayanan ini juga harus diimbangi dengan

pegawai akan berkualitas yang lebih baik dalam berfungsinya mekanisme ”voice” yang dapat

pekerjaan mereka melayani masyarakat; diperankan oleh media, Lembaga Sosial Masyarakat

meningkatkan standar kualitas pelayanan; (LSM), organisasi profesi, ombudsmen (semacam

kepuasaan konsumen atau masyarakat adalah tujuan lembaga pengawas independen yang menilai dan

utama dari pelayanan; perbaikan kualitas pelayanan mengawasi pelaksanaan pelayanan publik), dan

harus dilakukan secara ajeg (beraturan); serta lainnya.

kualitas pelayanan dapat diukur oleh konsumen aatau Adapun model manajemen pelayanan publik

masyarakat.

yang dikaitkan dengan hal di atas dapat dilihat pada

pelaksanaan prinsip-prinsip Gambar 1.

Keberhasilan

kualitas di atas harus didukung antara lain: mendefinisikan ulang produk-produk layanan yang

Standar dan Mutu Pelayanan Pemerintahan

dihasilkan oleh instansi pemerintah; melakukan Setiap penyelenggaraan pelayanan publik

kritik terhadap proses pelayanan untuk menemukan harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan

prosedur dan persyaratan layanan yang tidak sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima

diperlukan lagi; menyusun prosedur dan persyaratan pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran

layanan yang lebih sederhana; melakukan pelatihan yang dibakukan dalam pelaksanaan pelayanan publik

pelayanan terhadap pegawai tentang prosedur baru; yang wajib diatasi oleh pemberi dan atau penerima

menerapkan prosedur baru pelayanan, dengan selalu pelayanan.

meminta umpan balik atau kritik dari konsumen atau Sebagai pembanding acuan teoretis, secara

masyarakat yang dilayani (Samodra dan Yuyun, normatif Keputusan Menpan No. 63 Tahun 2003

2008: 186).

menyebutkan standar pelayanan publik, yaitu

338 | Jurnal Bina Praja | Volume 7 Nomor 4 Edisi Desember 2015 : 331 - 346

Pengukuran Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Pemerintah – Heru Wahyudianto B.P | 339

Kemudian, secara umum ukuran tingkat kualitas pelayanan (berlaku pula untuk pelayanan publik) antara lain dikemukakan oleh Zeithaml, Parasumaran, dan Berry (2000: 204), adalah: (1) keandalan, yaitu pekerjaan cepat dan pelayanan tidak pilih kasih (menyangkut sejauhmana informasi pelayanan yang diberikan kepada masyarakarat tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Selain itu, dikaitkan

pula apakah

masyarakat

segera

mendapatkan perbaikan pelayanan apabila terjadi kesalahan dalam melayani); (2) keresponsifitas, yaitu pelayanan yang menyenangkan dan ketangkasan dalam bekerja (menyangkut bagaimana respon penyedia layanan jika ada masyarakat yang kompalin, serta apakah penyedia layanan segera memberi penyelesaian secara tepat); (3) pengetahuan dan keterampilan, yaitu pegawai mampu bekerja dan pegawai mampu melaksanakan tugas pelayanan (menyangkut kesesuaian antara kemampuan petugas dengan fungsi atau tugas pelayanan, apakah penyedia layanan cukup tanggap untuk melayani masyakat, serta apakah organisasi mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan aparat pelayan sesuai dengan perkembangan atau perubahan tugas pelayanan); (4) perilaku, yaitu sopan kepada masyarakat, melayani dengan baik, dan pelayanan pribadi kepada masyarakat (menyangkut bagaimana sikap petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta apakah petugas cukup ramah dan sopan); (5) kejujuran, yaitu kejujuran dalam bekerja dan masyarakat mempercayai pegawai dalam melakukan pelayanan (menyangkut reputasi kantor pelayanan, apakah biaya yang dibayarkan oleh masyarakat sesuai dengan keluaran atau jasa layanan yang diperoleh, serta apakah petugas selalu ada selama jam kerja); (6) keamanan, yaitu jaminan

pelayanan dan memberikan jaminan hukum (menyangkut apakah ada jaminan keamanan atau keselamatan terhadap masyarakat dalam mekanisme pelayanan); (7) kemudahan hubungan, yaitu memberi pelayanan pengaduan dan pendekatan menyeluruh (menyangkut bagaimana masyarakat mendapatkan

infromasi pelayanan, apakah masyarakat murah dan mudah menghubungi petugas untuk mendapatkan pelayanan, apakah lokasi kantor pelayanan mudah dijangkau oleh semua masyarakat, apakah prosedur yang diterapkan sederhana, serta apakah informasi pelayanan untuk manyarakat mudah didapat dan jelas); (8) komunikasi, yaitu pandai memikat masyarakat, pandai berpikir, dan rajin memberikan berita yang aktual yang berkaitan dengan pelayanan (menyangkut bagaimana petugas menjelaskan prosedur atau mekanisme untuk mendapatkan pelayanan, apakah masyarakat segera bisa mendapatkan respon jika terjadi kesalahan dalam pelayanan, semua pengaduan atau keluhan akan dijawab dengan segera dan jika perlu keluhan atau pengaduan diberi follow-up secara detail, serta ketersediaan umpan balik lewat radio atau media lainnya) (Sedarmayanti, 2000: 80-81); dan (9) mengerti kebutuhan masyarakat), yaitu memenuhi kebutuhan konsumen dan memberikan pelayanan yang memuaskan (menyangkut apakah penyedia layanan

tanggap

terhadap

kepentingan dan kebutuhan riil masyarakat yang dilayani).

Pemerintah harus melakukan perbaikan mutu atau kualitas pelayanan publik. Seluruh masyarakat mempunyai hak yang sama dari pemerintah atas jaminan (assurance) sosial ekonomi, jaminan keamanan yang memadai dan penegakan hukum yang berpijak pada keadilan sebagai konsekuensi langsung atas pembayaran pajak yang telah mereka

Gambar 1. Model Manajemen Pelayanan Pemerintah

penuhi. Pemerintah diharapkan bisa mendorong

Inggris tahun 1998 organisasi-organisasi penyedia layanan publik,

Pemerintahan

di

berupaya merumuskan Public Service Agreements seperti lembaga pendidikan, kesehatan, transportasi,

sebagai bentuk kesepakatan baru peningkatan listrik, telepon, PDAM dan sebagainya untuk

pelayanan publik. Kesepakatan pelayanan publik ini memenuhi kebutuhan masyarakat secara layak.

dimaksudkan untuk menghimpun berbagai perbaikan Pelayanan publik sebagaimana SK Men-PAN Nomor

khusus dalam pelayanan sebagaimana diharapkan 81/1993 adalah segala bentuk kegiatan pelayanan

di Australia, upaya publik (umum) yang dilaksanakan oleh instansi

masyarakat.

Sementara

memperbaiki kualitas pelayanan publik ini dilakukan pemerintah dan BUMN atau BUMD dalam bentuk

dengan monitoring kinerja semua organisasi barang dan atau jasa baik dalam upaya pemenuhan

penyedia layanan publik secara berkelanjutan oleh kebutuhan