ANALISIS KESALAHAN PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI POKOK SUKU BANYAK KELAS XI IPA 2 MA NU LIMPUNG TAHUN PELAJARAN 20102011

ANALISIS KESALAHAN PESERTA DIDIK DALAM

  

MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI POKOK

SUKU BANYAK KELAS XI IPA 2 MA NU LIMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Matematika

  

Oleh :

DIAN LUTFIANA

NIM. 073511013

FAKULTAS TARBIYAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

  

ABSTRAK

  Judul : Analisis Kesalahan Peserta Didik Dalam Menyelesaikan Soal-

  Soal Pada Materi Pokok Suku Banyak Kelas XI IPA 2 MA NU Limpung Tahun Pelajaran 2010/2011.

  Penulis : Dian Lutfiana NIM : 073511013

  Skripsi ini membahas Kesalahan Peserta Didik Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pada Materi Pokok Suku Banyak Kelas XI IPA 2 MA NU Limpung Tahun Pelajaran 2010/2011. Kajiannya dilatarbelakangi oleh banyaknya kesalahan yang dilakukan peserta didik kelas XI IPA 2 MA NU Limpung dalam mengerjakan soal-soal matematika khususnya pada materi pokok suku banyak, sehingga menyebabkan prestasi belajar mata pelajaran matematika khususnya pada materi suku banyak menjadi menurun dibandingkan pada materi yang lainnya. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Jenis kesalahan apa yang dilakukan peserta didik? (2) Apa penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan peserta didik? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi kasus di MA NU Limpung. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi, tes dan wawancara.

  Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik dari kelas XI IPA 2 MANU Limpung sebanyak 27 peserta didik. Selanjutnya diambil 9 peserta didik dengan kriteria 3 peserta didik dari kelompok atas, 3 peserta didik dari kelompok sedang, dan 3 peserta didik dari kelompok bawah, sebagai subjek penelitian yang akan diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini.

  Tes yang digunakan dalam penelitian ini tes bentuk uraian sebanyak 10 soal dengan kategori valid. Jawaban peserta didik yang salah diidentifikasi dan diklasifkasikan ke dalam jenis dan bentuk kesalahan. Setelah itu dipilih 9 peserta didik yang memiliki nilai terendah dari masing-masing kelompoknya untuk diwawancarai guna mengetahui penyebab peserta didik melakukan kesalahan.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah study kasus. Analisis data yang digunakan meliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Dari hasil verifikasi diperoleh data bahwa jenis kesalahan yang dilakukan peserta didik adalah kesalahan konsep, kesalahan menggunakan data, kesalahan interpretasi bahasa, kesalahan teknis, dan kesalahan dalam penyimpulan. Kesalahan terbanyak yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal materi pokok suku banyak adalah kesalahan teknis.

  Secara umum penyebab kesalahan yang dilakukan peserta didik dikarenakan rendahnya keterampilan peserta didik dalam mengerjakan soal-soal materi pokok suku banyak terutama pada saat melakukan perhitungan, kurangnya pemahaman konsep yang dimiliki peserta didik serta kurangnya konsentrasi pada saat mengerjakan soal.

  Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan guru untuk memberikan latihan kepada peserta didik secara kontinyu melalui keterampilan berhitung dan ketelitian serta menekankan pemahaman konsep secara jelas untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta didik.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrakhim

  Alhamdulillahirobbil „alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis panjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabat, dan orang yang mengikuti ajarannya.

  Atas ridho Allah SWT, atas bimbingan para dosen dan bantuan saudara serta sahabat-sahabat tercinta akhirnya penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: “ANALISIS KESALAHAN PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI POKOK SUKU BANYAK KELAS XI IPA 2 MA NU LIMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 ”.

  Skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan pada Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

  Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini penulis ucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah membantu terutama kepada yang terhormat:

  1. Bapak Dr. Sujai, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

  2. Bapak H. Mursyid, M.Ag. selaku Kepala Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang

  3. Bapak Saminanto, S.Pd, M.Sc. selaku Kepala Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

4. Ibu Lulu‟ Choirunnisa, S.Pd, M.Pd. dan Ibu Mufidah, M.Pd. selaku Dosen

  Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sampai terselesaikannya penulisan skripsi ini.

  5. Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

  6. Bapak H. Ali Sodiqin, S.Pd.I, selaku Kepala MA NU Limpung Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian dalam rangka penulisan skripsi ini.

  7. Seluruh keluarga yang telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  8. Semua pihak yang telah membantu untuk mewujudkan skripsi ini.

  Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, yang tidak lain dikarenakan keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.

  Semarang, 21 Juni 2011

   Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii PENGESAHAN .............................................................................................. iii NOTA PEMBIMBING .................................................................................... iv ABSTRAK ....................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................... x

  BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah A. ………………………………………..... 1 B. Penegasan Istilah ………………………………………………..... 3 C. Rumusan Masalah ……………………………………………....... 4 Tujuan Pene D. litian ………………………………………………..... 4 Manfaat Penelitian E. …………………………………………... …... 5 F. Metode Penelitian ………………………………………………..... 6 1. Fokus Penelitian ……………………………………………....... 6

  2. Pendekatan Penelitian …………………………………….......... 6

  3. Metode Pengumpulan Data ………………………………........ 7 4.

  Metode Analisis Data ………………………………………....... 9 a.

  Analisis Instrumen ………………………………………..... 9 b. Analisis Data ……………………………………………..... 14

  BAB 11 LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori

  1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ……………................ 17 Hakikat Matematika 2. ……………………………………….... 29 Pembelajaran Matematika di Sekolah 3.

  ……………………... 21

  4. Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Matematika ……....... 23

  5. Tinjauan Materi Suku Banyak ………………………........ 26

  a.

  Pengertian Suku Banyak ………………..………………. 26 b. Menentukan Nilai Suku banyak ………………………..... 27

  c. Pembagian Suku Banyak ……………………………....... 28

  d. Teorema Sisa ……………………………………………. 30 e.

  Teorema Faktor ………………………………………..... 33

  6. Analisis Kesalahan dalam Materi Suku Banyak ………… 34

  B. Kajian Penelitian yang Relevan

  ……………………………....... 38

  BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah NU (MA NU) Limpung 1. Letak Geografis ……………………………………………… 41` 2. Sejarah Berdiri ………………………………………………. 41 3. Visi dan Missi ………………………………………………… 43 4. Sarana dan Prasarana ………………………………………. 43 5. Keadaan Guru ………………………………………………. 44 6. Keadaan Peserta Didik ………………………………………. 44

B. Gambaran Umum Tentang Subjek Penelitian ............................. 45

C. Pemaparan Data Penelitian Tentang Kesalahan Peseta Didik Kelas XI IPA Madrasah Aliyah NU (MANU) Limpung 1. Lokasi Penelitian ……………………………………………. 46 2. Penentuan Subjek Penelitian ………………………………. 46 3. Hasil Uji Coba Instrumen ………………………………….. 47 4. Penentuan Instrumen Penelitian …………………………… 50 5. Hasil Penelitian ……………………………………………… 51 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Analisis .......................................................................... 56 1. Subjek Penelitian Peserta Didik …………………………....... 56

  a. Kelompok Atas ....................................................................... 56

  b. Kelompok Menengah ............................................................. 77

  2. Subjek Penelitian Guru …………………………………......... 138 Pembahasan B. …………………………………………………… ... 141

  BAB V PENUTUP A. Simpulan ……………………………………………………….. 146 B. Saran …………………………………………………………… 146 C. Kata Penutup ………………………………………………….. 148 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keadaaan tenaga pengajar (Guru) MA NU Limpung yang mengajar pada tahun ajaran 2010/2011.Tabel 3.2 Keadaan peserta didik MA NU Limpung pada tahun ajaran 2010/ 2011.Tabel 3.3 Hasil perhitungan validitas soal uji coba pada tahap pertama.Tabel 3.4 Hasil perhitungan validitas soal uji coba pada tahap kedua.Tabel 3.5 Sebaran Jenis Kesalahan Peserta Didik XI IPA 2 pada materi pokok suku banyak.Tabel 3.6 Data Jenis Kesalahan Peserta Didik Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

  teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika terutama di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit.

  Namun selain untuk alasan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, matematika juga perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

  Hal ini dikarenakan selain dapat memberi bekal kemampuan berhitung, matematika juga dapat memberikan bekal kemampuan menalar. Namun pada umumnya matematika tergolong mata pelajaran yang dirasakan sulit bagi peserta didik, karena matematika ditinjau dari segi objeknya bukanlah merupakan objek konkret tetapi matematika memiliki objek kajian yang abstrak.

  Banyak unsur yang secara bersama-sama dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran matematika. Di antara unsur

  • –unsur yang mempengaruhi antara lain: peserta didik, pendidik/guru, metode pembelajaran, dan lingkungan. Ditinjau dari diri peserta didik, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik, antara lain ciri khas/karakteristik siswa, sikap
menggali hasil belajar, rasa percaya diri, dan kebiasaan belajar. Faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri peserta didik antara lain faktor

  1 guru, lingkungan sosial, kurikulum, serta sarana dan prasarana.

  Rendahnya kemampuan dalam faktor

  • –faktor internal di atas menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika yang ditunjukkan antara lain dengan ketidakmampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal matematika dan dapat dilihat dari adanya kesalahan penyelesaian soal. Kesalahan ini diketahui guru dalam proses belajar mengajar di kelas maupun dari hasil pekerjaan peserta didik dalam tes.

  Hal ini juga yang terjadi di MA NU Limpung, khususnya kelas XI IPA

  2. Atas dasar diskusi dengan guru matematika kelas XI IPA 2 MA NU Limpung, diperoleh informasi bahwa banyak peserta didik yang mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal-soal materi pokok suku banyak, sehingga mengakibatkan prestasi belajar matematika rendah. Adanya kesalahan penyelesaian oleh peserta didik dalam soal-soal matematika perlu mendapat perhatian. Kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam penyelesaian soal perlu diidentifikasi. Informasi tentang kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika dapat digunakan untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar matematika dan akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika. Berkaitan dengan hal ini penelusuran kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal dapat dilakukan untuk mendeteksi kesulitan peserta didik dalam belajar matematika. Hal ini dilakukan agar dapat diberikan bimbingan yang tepat sehingga kemampuan peserta didik bertambah baik.

  Untuk itu, dalam rangka membantu peserta didik dalam mengerjakan soal-soal matematika perlu adanya identifikasi kesalahan dalam mengerjakan soal.

  Jadi, identifikasi kesalahan peserta didik ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pembelajaran matematika. Sebagai landasan Qur‟ani yang bisa kita pakai adalah sebagaimana firman Allah:

       Artinya: “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

  2

  (QS. Al insyirah: 6) Dalam setiap permasalahan pasti ada penyelesaiannya. Demikian halnya dalam persoalan ini ada banyak jalan yang bisa dilakukan oleh guru.

  Salah satu langkah yang bisa dilakukan dalam hal ini adalah dengan melakukan analisis kesalahan peserta didik dalam mengerjakan soal-soal materi pokok suku banyak.

  Dengan demikian peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul

  “Analisis Kesalahan Peserta Didik Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pada Materi Pokok Suku Banyak Kelas XI IPA 2 MA NU Limpung Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan mewujudkan kesatuan pandangan dan kesamaan pemikiran, perlu kiranya ditegaskan istilah-istilah yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai berikut.

  1. Analisis Analisis adalah penyelidikan sesuatu peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya, (sebab-musabab,

  3 duduk perkaranya, dan sebagainya).

  2. Kesalahan Kesalahan adalah perihal salah, kekeliruan, kealpaan, tidak sengaja

  4

  (berbuat sesuatu). Jadi kesalahan yang dimaksud di sini adalah kekeliruan yang dilakukan oleh peserta didik kelas XI IPA 2 MANU Limpung dalam menyelesaikan soal matematika pada materi pokok suku banyak.

  3. Suku Banyak 2 Departemen Agama RI, Al-

  Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra), hlm. 478 3 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa

  Indonesia Pusat Bahasa , (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 58 4 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa

  Suku Banyak adalah materi yang terdapat pada kelas XI IPA 2 semester 2 dan sesuai dengan Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika untuk SMA/MA.

  4. Peserta Didik Peserta didik kelas XI IPA 2 MA NU Limpung tahun ajaran 2010/2011 yang merupakan subyek penelitian.

  Jadi, Analisis Kesalahan Peserta Didik Dalam Menyelesaikan Soal- Soal Pada Materi Pokok Suku Banyak Kelas XI IPA 2 MA NU Limpung Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah suatu penyelidikan terhadap kekeliruan yang dilakukan peserta didik kelas XI IPA 2 MA NU Limpung pada materi suku banyak yang terdapat di kelas XI IPA 2 semester 2.

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

  1. Apa saja jenis kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal materi pokok suku banyak kelas XI IPA 2 MANU Limpung tahun pelajaran 2010/2011?

  2. Apa penyebab peserta didik melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal materi pokok suku banyak kelas XI IPA 2 MA NU Limpung tahun pelajaran 2010/2011?

  D. Tujuan Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan ini memiliki tujuan sebagai berikut.

  1. Untuk mengetahui jenis kesalahan apa saja yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok suku banyak kelas XI

  IPA 2 MA NU Limpung tahun pelajaran 2010/2011.

  2. Untuk mengetahui penyebab peserta didik melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal materi pokok suku banyak kelas XI IPA 2 MA NU Limpung tahun pelajaran 2010/2011.

E. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peserta didik, guru, peneliti dan dunia pendidikan.

  1. Manfaat Bagi Peserta didik

  a. Peserta didik mengetahui letak kesalahan mereka dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan suku banyak.

  b. Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dalam memperbaiki kesalahannya.

  c. Peserta didik semakin percaya diri dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan soal-soal matematika terutama materi pokok suku banyak.

  2. Manfaat Bagi Guru

  a. Dapat memberi masukan yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar peserta didik khususnya untuk materi pokok suku banyak.

  b. Dapat diperoleh gambaran tentang tingkat kemampuan pesera didik dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan suku banyak serta dapat pula dilihat variasi kesalahan yang dibuat peserta didik.

  c. Dengan mengetahui informasi tersebut, diharapkan guru dapat menyempurnakan kualitas pembelajarannya, cara menyusun tes, serta cara melakukan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik.

  3. Manfaat Bagi Peneliti a. Peneliti memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada.

  b. Memberi bekal kepada peneliti untuk menjadi guru matematika yang siap melaksanakan tugas di lapangan sesuai dengan kebutuhan.

  4. Manfaat bagi dunia pendidikan

  a. Memberi sumbangan pemikiran terhadap peningkatan kemampuan dalam mempelajari matematika khususnya pada materi pokok suku banyak.

F. Metode Penelitian Fokus Penelitian 1.

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau

  5

  keadaan. Penelitian ini dilakukan pada jenis kesalahan yang dilakukan peserta didik kelas XI IPA 2 MA NU Limpung dalam mengerjakan soal- soal materi pokok suku banyak serta penyebab terjadinya kesalahan tersebut. Berdasarkan diskusi dengan guru pengampu mata pelajaran matematika di kelas XI IPA 2 MA NU Limpung, peserta didik kelas XI

  IPA 2 MA NU Limpung sering melakukan kesalahan-kesalahan dalam mengerjakan soal-soal khususnya materi pokok suku banyak. Hal ini menyebabkan prestasi belajar peserta didik rendah. Oleh karena itu penelitian ini fokus terhadap jenis kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam mengerjakan soal-soal materi pokok suku banyak serta penyebab terjadinya kesalahan tersebut.

2. Pendekatan Penelitian

  Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang mengungkapkan gejala holistik kontekstual (menyeluruh dan sesuai dengan konteks), melalui pengumpulan data dari latar alami sebagai sumber langsung dengan instrumen kunci penelitian sendiri. Metode kualitatif memerlukan data kata-kata tertulis, peristiwa, dan perilaku yang diamati. Kelebihan metode kualitatif adalah mempunyai fleksibilitas yang tinggi bagi peneliti ketika menentukan langkah-langkah

  6 penelitian.

  Pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi 5 kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai

  Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007) Cet. IX, hlm. 234 6 Heri Jauhari, Panduan Penulisan Skipsi Teori dan Aplikasi, (Bandung:Pustaka

  aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas),

  7

  suatu program, atau suatu situasi sosial. Studi kasus yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui secara langsung kecenderungan jenis kesalahan yang dilakukan peserta didik kelas XI IPA

  2 MA NU Limpung dalam menyelesaikan soal materi pokok suku banyak, serta penyebab terjadinya kesalahan-kesalahan tersebut dengan mempelajari kasus yang ada. Untuk dapat mengetahui apa saja jenis kesalahan yang dilakukan peserta didik, serta penyebab terjadinya kesalahan tersebut maka perlu diadakan pengkajian terhadap hasil pekerjaan peserta didik sehingga diperoleh gambaran kesalahan-kesahan yang dilakukan oleh peserta didik XI IPA 2 MA NU Limpung dalam materi pokok suku banyak.

  Dalam penelitian ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatan penelitian sehingga kehadiran peneliti di lapangan adalah mutlak. Selain itu peneliti bertindak sebagai pengamat penuh di mana peneliti mengamati kegiatan peserta didik secara langsung pada saat penelitian berlangsung.

   Metode Pengumpulan Data 3.

  Untuk mendapatkan data penelitian, metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut.

  a. Metode Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

  Dokumen biasanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

  8 monumental dari seseorang.

  Melalui teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang 7 ada pada responden atau tempat, dimana responden bertempat tinggal

  Deddy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Paradikma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2008), hlm.201 8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

  9

  atau melakukan kegiatan sehari-harinya. Dokumentasi ini dilakukan untuk memperoleh daftar nama peserta didik kelas XI IPA 2 MA NU Limpung.

  b. Metode tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

  10

  kelompok. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kongnitif berkenaan dengan bahan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan

  11 tujuan pendidikan dan pengajaran.

  Tes yang akan digunakan oleh peneliti berbentuk tes subyektif atau tes bentuk uraian. Tes bentuk uraian adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekpresikan pikiran peserta tes. Ciri khas tes uraian adalah jawaban terhadap soal tersebut tidak

  12 disediakan oleh penyusun soal, tetapi harus disusun oleh peserta tes.

  Tes hasil belajar bentuk uraian merupakan salah satu alat pengukuran hasil belajar, tepat dipergunakan apabila pembuat soal (guru, dosen, panitia ujian, dan lain-lain) disamping ingin mengungkap daya ingat dan pemahaman testee terhadap materi pelajaran yang ditanyakan dalam tes, juga dikehendaki untuk mengungkap kemampuan testee dalam memahami berbagai macam konsep berikut

  13

  aplikasinya. Bentuk tes uraian dipilih dalam penelitian ini karena 9 setiap langkah yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal

  Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya),(Jakarta: PT Bumi Aksara,2008), cet. 6, hlm.81 10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis), (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006) hlm.150. 11 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), cet.14, hlm. 35 12 S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik) , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet.1, hlm. 78 13 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo dapat terlihat dalam jawaban, sehingga dapat diketahui letak kesalahan yang dilakukan peserta didik untuk dilakukan analisis.

  Metode tes ini diberikan untuk memperoleh data kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal materi pokok suku banyak.

  c. Metode wawancara Wawancara atau yang sering disebut interview adalah interaksi dengan responden, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan cara tanya jawab untuk menanyakan sesuatu yang jawabannya

  14

  dianggap sebagai data penelitian. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menangkap secara langsung seluruh informasi dari subjek penelitian. Materi wawancara berisi kendala- kendala yang dihadapi peserta didik dalam mengerjakan tes.

  Wawancara ini dilakukan terhadap guru mata pelajaran matematika kelas XI IPA 2 MA NU Limpung dan peserta didik yang menjadi subjek penelitian, yaitu 9 peserta didik, 3 peserta didik dari kelompok atas, 3 peserta didik dari kelompok sedang, dan 3 peserta didik dari kelompok bawah yang masing-masing memiliki kesalahan terbanyak dari kelompoknya. Wawancara dilakukan dengan perekaman pada alat perekam seperti tape recorder atau sejenisnya sehingga hasil wawancara menunjukkan keabsahan dan dapat teroganisir dengan baik untuk analisis selanjutnya.

4. Metode Analisis Data Analisis instrumen (perangkat tes) a.

  Tujuan menganalisis butir soal adalah untuk memperbaiki butir soal yang telah diujicobakan, sebab ada kemungkinan hasil tes siswa rendah akibat butir tesnya jelek, bukan karena peserta didik yang tidak tahu.

  1) Validitas

  Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Dengan

  15 instrument yang valid akan menghasilkan data yang valid pula.

  Untuk menetukan validitas item soal digunakan rumus korelasi

  product moment dengan angka kasar. Rumus yang digunakan

  16

  yaitu:

  

N

  XY  (  X )(  Y ) rxy 2 2 2 2 { ( ) }{ ( ) }

  NX

  X N YY   

  Keterangan:

  r : koefisien korelasi product moment xy N : banyaknya peserta X : skor butir Y : skor total

  Setelah diperoleh harga r , kemudian dikonsultasikan xy dengan harga kritik r product moment dengan derajat kebebasan (df) = N rr , maka instrument

  • – 2. Dengan ketentuan apabila xy tabel tersebut valid. Dalam penelitian ini diharapkan semua instrumen valid.

  2) Reliabilitas

  Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari

  17

  suatu instrumen. Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subjek yang sama pada lain 15 waktu, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Untuk 16 S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran., hlm. 128 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,

  2007), cet.7, hlm.72. 17 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

  mencari reliabilitas soal bentuk uraian digunakan rumus Alpha.

  18 Adapun rumus alpha adalah sebagai berikut: 2

    

  k i

   

   r11   1  2 k

  1   

   t    2

2

( X )

  

  X

   N

  

   N

  Keterangan:

  r = koefesien reliabilitas tes

  11

k = banyaknya butir item soal yang dikeluarkan

  dalam tes 1 = bilangan konstanta 2  = jumlah varians skor tiap-tiap item soal i

   2

  = varians total  t

  X = skor total Setelah diperoleh harga r kemudian dikonsultasikan

  11

  dengan harga r , dengan derajat kebebasan (df) = N tabel – 2. Apabila

  rr , maka instrumen tersebut reliabel. Diharapkan instrumen 11 tabel dalam penelitian ini reliabel.

  Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefesien reabilitas tes r pada umumnya digunakan patokan

  11

  19 sebagai berikut.

  a) Apabila r sama dengan atau lebih besar dari 0,70 berarti tes

  11

  hasil belajar yang diuji reabilitasnya dinyatakan memiliki reabilitas yang tinggi (reliable).

  b) Apabila r lebih kecil dari 0,70 berarti tes hasil belajar yang

  11

  diuji reabilitasnya dinyatakan belum memiliki reabilitas yang 18 tinggi (un-reliable).

  S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, hlm.152

  3) Tingkat kesukaran

  Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat

  20

  dikatakan bahwa soal tersebut baik. Cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal bentuk uraian adalah menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab benar atau ada dibawah batas lulus (passing grade) untuk tiap-tiap soal. Untuk menafsirkan tingkat kesukaran soalnya dapat digunakan kriteria sebagai

  21 berikut.

  a) Jika jumlah peserta didik yang gagal mencapai 27%, termasuk mudah.

  b) Jika jumlah peserta didik yang gagal antara 28% sampai dengan 72%, termasuk sedang.

  c) Jika jumlah peserta didik yang gagal 72% ke atas, termasuk sukar.

  4) Daya pembeda

  Daya beda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

  22 dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).

  Menganalisis daya pembeda berarti mengkaji soal tes dari segi kesanggupan tes tersebut dalam membedakan peserta didik yang termasuk dalam kategori rendah dan tinggi prestasinya. Semakin tinggi koefesien daya pebeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi.

  Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda 20 soal bentuk uraian adalah menghitung perbedaan dua rata-rata 21 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hlm. 266 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hlm.273

  (mean), yaitu antara rata-rata dari kelompok atas dengan rata-rata dari kelompok bawah untuk tiap-tiap soal. Rumus yang digunakan

  23

  adalah: (

  X

1

X 2 t2 2 X

1

X 2   n ( n

  1 ) Keterangan:

  X 1 = rata-rata dari kelompok atas X = rata-rata dari kelompok bawah

  2 2 X = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas. 12 X = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah 2

   n =

  27 %  N (baik untuk kelompok atas maupun kelompok bawah). Setelah diperoleh harga t kemudian dikonsultasikan dengan

  ( df )  ( n  1 )  ( n  1 ) harga t dengan degree of freedom . tabel

  1

  2 Apabila , maka instrumen tersebut signifikan. tt hitung tabel

  Diharapkan instrumen dalam penelitian ini memiliki daya beda yang signifikan.

  Jadi perangkat tes atau instrumen dikatakan baik apabila memiliki butir-butir soal yang baik. Sedangkan butir-butir soal dikatakan baik jika valid (butir soal dapat menjalankan fungsi pengukurannya dengan baik), reliabel (hasil pengukuran relatif sama jika dilakukan pengujian butir soal berkali-kali), tingkat kesukarannya dapat diketahui tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar serta kesanggupan instrumen dalam membedakan peserta didik yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang (lemah prestasinya).

b. Analisis data

  Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.

1) Reduksi data

  Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

  24

  mencarinya bila diperlukan. Jadi reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

  Kegiatan ini mengarah kepada menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, dan mengabstraksikan serta mentransformasikan data mentah yang ditulis pada catatan lapangan yang dibarengi dengan perekaman tape recorder. Tahap reduksi data dalam penelitian ini meliputi.

  a) Mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik, yang kemudian diranking untuk menentukan peserta didik yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian.

  b) Hasil pekerjaan peserta didik yang menjadi subjek penelitian yang merupakan data mentah ditransformasikan pada catatan sebagai bahan untuk wawancara.

  c) Hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan rapi, kemudian ditransformasikan ke dalam catatan. 24 2) Penyajian data

  Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2008), cet. 4,

  Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bias dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

  25 antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.

  Dalam penelitian ini, menggunakan penyajian data uraian singkat dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Dalam penyajian data yang berupa hasil pekerjaan peserta didik disusun menurut urutan objek penelitian. Kegiatan ini memunculkan dan menunjukkan kumpulan data atau informasi yang terorganisasi dan terkategori yang memungkinkan suatu penarikan kesimpulan atau tindakan. Tahap penyajian data dalam penelitian ini meliputi.

  a) Menyajikan hasil pekerjaan peserta didik yang dijadikan bahan untuk wawancara.

  b) Menyajikan hasil wawancara yang telah direkam pada alat perekam seperti tape recorder atau sejenisnya.

  Dari hasil penyajian data (pekerjaan peserta didik dan hasil wawancara) dilakukan analisis. Kemudian disimpulkan yang berupa data temuan, sehingga mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini.

3) Menarik simpulan atau verifikasi

  Verifikasi merupakan sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh sehingga mempu menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

  26 merupakan kesimpulan yang kredibel.

  Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dengan cara membandingkan hasil pekerjaan peserta didik dan hasil wawancara maka dapat ditarik kesimpulan jenis dan penyebab terjadinya kesalahan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengertian Belajar dan Pembelajaran 1. Morgan, dalam buku Introduction to Psychologi (1987)

  mengemukakan: “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari pelatihan atau

  27

  pengalaman Menurut Gagne, belajar merupakan proses yang ”. memungkinkan manusia memodifikasi tingkah lakunya secara permanen, sedemikian hingga modifikasi yang sama tidak akan terjadi lagi pada situasi baru. Pengamat akan mengetahui tentang terjadinya proses belajar pada diri orang yang diamati bila pengamat itu memperhatikan terjadinya

  28 perubahan tingkah laku.

  Cronbach di dalam bukunya Educational Psychologi menyatakan bahwa “lerning is shown by a change in behaviour as a result of

  experience

  ”. Menurut Cronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar menggunakan

  29 pancainderanya.

  Howard L.Kingskey mengatakan bahwa learning is the process

  by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through

  . Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti

  practice or training

  30 luas) ditimbulkan atau diubah menjadi praktek atau latihan.

  Dengan demikian belajar merupakan proses usaha seseorang yang ditandai dengan perubahan tingkah laku akibat proses aktif dalam 27 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), Cet.XVI, hlm.84. 28 Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MENURUT POLYA POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V SDN 2 BLAMBANGAN BANYUWANGI SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 19 20

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SUB POKOK BAHASAN PENGURANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 01 AMBULU – JEMBERSEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 17

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SUB POKOK BAHASAN PENGURANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 01 AMBULU – JEMBERSEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 17 17

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL PELUANG PADA SISWA KELAS XI IPA 5 DAN 6 SMAN 2 JEMBER TAHUN AJARAN 2006/2007

0 5 15

ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN MENURUT WATSON DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN STATISTIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 GENTENG

1 20 18

ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN MENURUT WATSON DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN STATISTIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 GENTENG

1 13 18

ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN MENURUT WATSON DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN STATISTIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 GENTENG

0 10 18

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI PELUANG DI MA MUHAMMADIYAH 1 MALANG

16 90 17

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI IPA SMA KATOLIK TALINO

0 0 7

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK TAMTAMA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 20132014

0 0 10