Manajemen Konflik Pada Lingkup Manajemen
1. Contoh studi kasus konflik pada lingkup manajemen pembangunan kota.
a. Deskripsi Konflik
Pemetaan Konflik Perkotaan: Sebuah peta interaktif yang menggambarkan dampak
neoliberalisme terhadap restrukturisasi perkotaan di Santiago de Chile (Sumber:
Habitat International Coalition http://www.hic-net.org/articles.php?pid=4044).
Beberapa pihak yang terlibat pada konflik permukiman tersebut adalah:
Kementerian Perumahan
Developer
Penghuni
Observatorio de Vivienda y Ciudad (Observatorium untuk Perumahan dan
Jaringan Kota)
Movimiento de Pobladores en Lucha (Gerakan Perjuangan para Penghuni)
Neighborhood Assembly in Defense of Barrio Yungay
Konflik yang terjadi adalah sebagai berikut:
Keluarga miskin secara sistematis didorong ke pinggiran oleh kebijakan
perumahan berbasis subsidi selama 40 tahun terakhir. Konflik perumahan di
daerah pinggiran terutama bersumber dari kebijakan tersebut.
Poblador/ra yang berarti penghuni/penduduk atau 'Poblacion’ pemukim miskin,
karena entitasnya bersifat historis. Mereka menjadi aktor yang sangat penting
dalam kehidupan sosial dan mobilisasi politik perampasan tanah di tahun 60an
dan 70an ketika 'Pobladores' dibangun sebagai bagian dari kota. Sehingga kaum
Poblador ini melakukan perjuangan kolektif untuk hak atas perumahan dan hak
atas kota.
Pada tahun 2009, semua 'pemukiman liar' digusur oleh sebuah kebijakan zerotoleransi terhadap gerakan penghuni liar setelah dua (dari empat) bom meledak
di tempat yang berbeda Santiago de Chile – yang lebih dikenal sebagai "Caso
Bombas". Pejabat menuduh sebuah "kelompok anarkis" bertanggung jawab atas
bom tersebut. Kasus ini belum pernah terungkap dengan jelas.
b. Analisa Manajemen Konflik
Metode analisa yang digunakan adalah menggunakan analisa pilar. Metoda ini
didasarkan pada keyakinan bahwa situasi tertentu tidak benar-benar stabik, tetapi
ditahan oleh beberapa kekuatan, yaitu pilar. Yaitu merupakan situasi grafis dari elemenelemen atau kekuatan yang menahan situasi tidak stabil.
Langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan menjabarkan permasalahan yang
ada pada studi kasus yang diisi pada masing-masing pilar penyangga tersebut seperti
yang dilakukan pada gambar berikut
.
Permasalahan Yang Terjadi Pada Konflik Permukiman
di Santiago de Chile
Tahap selanjutnya kemudian mengisi arahan yang perlu dilakukan untuk menguatkan pilarpilar tersebut seperti yang dilakukan pada gambar berikut:
Permasalahan Yang Terjadi Pada Konflik Permukiman
di Santiago de Chile
Dari metode analisa pilar ini didapatkan beberapa arahan dalam meminimalisir konflik
yang telah muncul terkait permukiman. Adapun pihak yang memiliki potensi utama
sebagai pengubah adalah pemerintah yakni Kementerian Permukiman. Adapun bebera
arahan tersebut yakni:
Mengubah mainset pemerintah
Mengubah kebijakan yang lebih partisipatif
Menjadikan semua aspek masyarakat sebagai investasi kota
Memposisikan developer sebagai penyedia
Meningkatkan mediasi
Menjadikan masyarakat sebagai rekan pemerintah
Adanya jaminan dari pemerintah
Transparansi peraturan dan kebijakan
Pola pembangunan yang saling menguntungkan
Efisiensi lahan dan keseimbangan lingkungan
a. Deskripsi Konflik
Pemetaan Konflik Perkotaan: Sebuah peta interaktif yang menggambarkan dampak
neoliberalisme terhadap restrukturisasi perkotaan di Santiago de Chile (Sumber:
Habitat International Coalition http://www.hic-net.org/articles.php?pid=4044).
Beberapa pihak yang terlibat pada konflik permukiman tersebut adalah:
Kementerian Perumahan
Developer
Penghuni
Observatorio de Vivienda y Ciudad (Observatorium untuk Perumahan dan
Jaringan Kota)
Movimiento de Pobladores en Lucha (Gerakan Perjuangan para Penghuni)
Neighborhood Assembly in Defense of Barrio Yungay
Konflik yang terjadi adalah sebagai berikut:
Keluarga miskin secara sistematis didorong ke pinggiran oleh kebijakan
perumahan berbasis subsidi selama 40 tahun terakhir. Konflik perumahan di
daerah pinggiran terutama bersumber dari kebijakan tersebut.
Poblador/ra yang berarti penghuni/penduduk atau 'Poblacion’ pemukim miskin,
karena entitasnya bersifat historis. Mereka menjadi aktor yang sangat penting
dalam kehidupan sosial dan mobilisasi politik perampasan tanah di tahun 60an
dan 70an ketika 'Pobladores' dibangun sebagai bagian dari kota. Sehingga kaum
Poblador ini melakukan perjuangan kolektif untuk hak atas perumahan dan hak
atas kota.
Pada tahun 2009, semua 'pemukiman liar' digusur oleh sebuah kebijakan zerotoleransi terhadap gerakan penghuni liar setelah dua (dari empat) bom meledak
di tempat yang berbeda Santiago de Chile – yang lebih dikenal sebagai "Caso
Bombas". Pejabat menuduh sebuah "kelompok anarkis" bertanggung jawab atas
bom tersebut. Kasus ini belum pernah terungkap dengan jelas.
b. Analisa Manajemen Konflik
Metode analisa yang digunakan adalah menggunakan analisa pilar. Metoda ini
didasarkan pada keyakinan bahwa situasi tertentu tidak benar-benar stabik, tetapi
ditahan oleh beberapa kekuatan, yaitu pilar. Yaitu merupakan situasi grafis dari elemenelemen atau kekuatan yang menahan situasi tidak stabil.
Langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan menjabarkan permasalahan yang
ada pada studi kasus yang diisi pada masing-masing pilar penyangga tersebut seperti
yang dilakukan pada gambar berikut
.
Permasalahan Yang Terjadi Pada Konflik Permukiman
di Santiago de Chile
Tahap selanjutnya kemudian mengisi arahan yang perlu dilakukan untuk menguatkan pilarpilar tersebut seperti yang dilakukan pada gambar berikut:
Permasalahan Yang Terjadi Pada Konflik Permukiman
di Santiago de Chile
Dari metode analisa pilar ini didapatkan beberapa arahan dalam meminimalisir konflik
yang telah muncul terkait permukiman. Adapun pihak yang memiliki potensi utama
sebagai pengubah adalah pemerintah yakni Kementerian Permukiman. Adapun bebera
arahan tersebut yakni:
Mengubah mainset pemerintah
Mengubah kebijakan yang lebih partisipatif
Menjadikan semua aspek masyarakat sebagai investasi kota
Memposisikan developer sebagai penyedia
Meningkatkan mediasi
Menjadikan masyarakat sebagai rekan pemerintah
Adanya jaminan dari pemerintah
Transparansi peraturan dan kebijakan
Pola pembangunan yang saling menguntungkan
Efisiensi lahan dan keseimbangan lingkungan