PENGARUH MUCILAGO BIJI OCIMUM SANCTUM LINN.TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH KELINCI Repository - UNAIR REPOSITORY

SKRIPSI

  HERA LUK1TAWATI PENGARUH M U CH AGO B U I OCI M UM SAN CTUM LI N N . TER H AOAP KADAR GLUKOSA DARAH KELINCI Luk iflX i L i h .

  PLKfrbfcTAKAAN *

  U N lV L K ilT A S A IR L A N G G A 1 S U R A B A Y A

  F A K U L T A S F A R M A S I U N I V E R S I T A S A I R L A N G G A S U R A B A Y A

  1989 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

P E N G A R U H M U C I L A G Q BIJI O C I M U M S A N C T U M LINN.

T E R H A D A P K A D A R G L U K O S A D A R A H KE L I N C I SK R I P S I

D I B U A T U N T U K M E M E N U H I T U G A S A K H I R

M E N C A P A I G E L A R S A R J A N A F A R M A S I

P A D A F A K U L T A S F A R M A S I

U N I V E R S I T A S A I R L A N G G A

  1989 □ L E H

H E R A L U K I T A W A T I

0 5 8 4 1 0 6 5 3

  D i s e t u j u i o l e h p e m b l m b i n g DR. N o o r C h o l i e s Zaini

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  KATA P E NGANTAR Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang

  Mahaesa yang tel ah melimpahkan segala rahmat dan p e t u n j u k N y a s ehingga penulis dapat m e n y e l esaikan skripsi ini dengari sebaik-baiknya.

  Penyufeunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Univ£?rsi tas Airlangga.

  Penulis m e n y a d a n bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan ataupun kenungkinan adanyc* kesalahan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik ataupun jug a s a r a n-saran bersi-fat membangun dari Bapak/Ibu

  y&ng

  Dosen dan siapa saja yang menaruh minat demi p e n y e m purnaan serta perbai kan dimana diperl.ukan- Tidak lupa dal am kesempatan ini p e n u l i s juga rnenyampai kan ucapan terima-kasih dan penghargaan yang secara tulus ikhlas kepada :

  • Bapak DR. Naur Cholics Zaini - Bapak Drs. Wahjo Djatmiko yang tel ah banyak meluancjkan wakt.unya untuk member i kan petunjuk, bimbingan serta pengarahan sehingga skripsi ini dapat t e r s e l e s a i k a n . Khusus kepada Bapak/Ibu Dosen yang tel ah ikut memberikan tambahan bekal i 1 mu penyetahuan kepada penulis , penulis tidak lupa juga mengucapkan terima-kasih y&ng s e b e s a r —

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  besarnya. Dan. apabila ada kesalahan baik yang sengaja maupun tidak sengaja penulis menyampaikan permintaan maa-f . .

  Juga kepada semua pihak lain yang baik secara langsung ataupun tidak langsung telah memberikan dorongan baik moral maupun bantuan tenaga, sshingga semua tugas dapat d i s e l esaikan dengan baik, penulis ucapkan terima- kasjh yang sebesar-besarnya. Sekali lagi penulis panjatkan doa puji syukur kepada Tuhan Yang Mahaesa semoga apa yang dapat penulis se)esai kan ini bermanfaat adanya.

  Surabaya, Juli 1989.

  F'enyusun

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

D A F T A R ISI

  Halaman

  K A T A P E N G A N T A R .......................................... ■ i ii DAFTAR IB}. ..............................................

  DAFTAR TABEL ............................................ iv DAFTAR GAMBAR .......................................... v PENDAHULUAN . ............................................

  1 BAB I : TJNJALJAN PUSTAKA .....................-......

  5 1. Uraian tentang tanaman Qcimum sanctum..

  5

  

  8 3. Uji toleransi glukosa ..................

  

  

   BAB II ; BAHAN DAN METODE P E N E L I T I A N --- ...........

  13 1. Bahan penelitian ........................

  13 2. Pola penelitian ...................... "...

  13

   3.1 Penyediaan bahan p e n e l i t i a n ........

  16 3.2 Penyediaan binatang percobaan ....

  17 3.3 Pemberian bahan p e n e l i t i a n .........

  17 3.4 Penyediaan larutan p e r e a k s i ........

  18 3.5 Pemilihan panjang g e l o m b a n g ........

  18 3.6 Pembuatan kurva baku ...............

  20 3.7 Penyediaan sampel serum ......... ..

  20 i i i

  BAB JI I : HASH. PENELIl IAN ........... • ............... ... 22 BAB

  IV : P E M BAHA5AN .................................. ... 41

  BAB V : KESIMPULAN .................................. ... 44 BAB VI : SARAN-SARAN ............................... 45 BAB VII : R1NGKASAN ............................... ........46 DAFTAR PUSTAKA ........................ - ................... 47 i v

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

D A F T A R T A B E L

  label s Halaman

  P e r h itungan korelasi dan garis regresi kurva 1 . baku dari absorbsi terhadap kadar glukosa ....

  24 1 1 . Kadar glukosa darah (mg/ 10 0 ml) kelompok kelinci kontrol ....... .................... . ...»

  25 III. Kadar g l u k o s a darah (mg/100 ml) kelompok kelinci yang diberi mucilago 10 mg/kg BB ....

  26 IV. Kadar g l u k o s a darah (mg/100 ml) kelompok kelinci yang diberi mucilago 30 mg/kg BB ....

  27 V. Kadar glukosa darah (mg/100 ml) kelompok kelinci yang diberi m ucilago 50 mg/kg BB .....

  28 VI . Kadar glukosa darah (mg/100 ml) kelompok kelinci yang diberi tolbutamid ................

  30

  in

  v j; i . A n a l y s i s o-f- variance model -factorial r a n domized c omplete block d e s i g n ......... «...

  31 VIII. R i ngkasan Anava tabel V I I .......................

  32 ex. Hasil "LSD Test" dari kelompok kelinci kontrol, p e mberian mucilago 10 mg/kg BB,

  30 ing/kg BB, 50 mg/kg BB dan t o l b u t a m i d ..........

  V

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

D A F T A R G A M B A R Hal G a m b a r : I.

  Kurva absorhsi serum kelinci dan larutan

  g l u k o s a baku larutan glukosa ....

  2 . Kurva glukosa keli nci nomor 1 - . . . toleransi

  3. Kurva o toleransi glukosa kel i nci nomar

  4. Kurva nomor toleransi glukosa kelinci

  5 Kurva nomor 4 ___

  6i glukosa kel i nci

  Kurva toleransi .

  sj • • ■ ■

  toleransi glukosa kel i nc; i nomor

  7. Kurva glukosa keli nc i nomor 6 . . • • 8 - Kurva toleransi vi i M

  I L U

  H RPU STA KAAN UNIVLRSITAS A IR LA N O O A *

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  P E N D A H U L U A N D iabetes Mellitus adalah sal ah satu penyakit metabolii. k menahun yang disebabkan oleh suatu kelainan kronis sel beta pankreas, dimana sel beta p a n k r e a s tidak mampu memproduksi insulin sesuai dengan yang diperlukan tubuh s e h i n g g a akibatnya kadar glukosa di dalam darah akan meningkat ( 1 ).

  Sal ah satu gejala dari penyakit ini adalah penderita banyak m a k a n ,banyak minum tetapi tubuhnya lemah sehingga menyebabkan menurunnya kesegaran jasmani dengan akibat m e r o s o t n y a prestasi kerja. Selain itu dibandingkan dengan non-diabetes, penderita d iabetes m ellitus mempunyai kecenderungan lebih mudah mengalami trombosis s e r e b r i ,lebih mudah buta,lebih mudah m e n d e r i t a penyakit jantung k o r o n e r ,lebih mudah mengalami kegagalan ginjal dan lebih mudah menderita seluliti s - g a n g r e n ( 2 ).

  Rada saat ini menurut p e n elitian diketahui semakin b a n y a k n y a penderita d iabetes mellitus. Di Pali Endokrinologi RSUD Dr.Sdetomo yang didirikan tahun 1964 jumlah penderita diabetes m ellitus meningkat terus setiap t-ahunnya sehingga jumlah p e nderita d iabetes mellitus selama 20 .tahun (sampai dengan tahun 1984) meningkat kurang lebih

  60 X (3). Jadi dapat dibayangkan betapa besarnya peningkatan penderita d iabetes m ellitus dan akibat yang ditimbuikan oleh penyakit ini. Oleh karena itu sudah selayaknya penyakit ini mendapat perhatian

  1

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  yang serins disamping penyaki t-penyak j . t yang lainnya.

  Pengobatan yang diberikan pada penderita diabetes mellitus selama ini yang paling umum adalah dengan pemberian insulin, untuk mengatur kadar glukosa darah.

  Insulin ini sebenarnya tidak dapat menyembuhkan penyakit tetapi hanya mengganti kan insulin yang dibutuhkan. Insulin ini tidak dapat digunakan secara oral karena tidak stabil, mudah diuraikan oJ eh enzifn-enziffi protease dal am lambung sehingga untuk p e n gobatan harus dengan car a disuntikkan. Cfl.ra pemberian ini dipandang kurang praktis karena harus t e m p e r hatikan sterilitas, adanya hipersensi ti vi t:as dan efek lokal yang ditimbulkan. Qbat-obat hipoglikemik oral sintetik yang biasa diberikan berdasarkan strukturnya dapat dibagi dal am dua golongan

  > yaitu :1. Golongan Sulfonilurea dan 2. Golongan Biguanid. Cara kerja kedua golongan obat tersebut sangat berbeda. Golongan Sulfonilurea bekerja dengan merangsang sekresi insulin oleh pankreas, sedangkan kerja golongan Biguanid tidak tergantung pada fungsi pankreas. Kedua jenis

  Ljolongan obat ini hanya bersifat m embantu mengurangi kebutuhan insulin dari luar dan tidak dapat menyembuhkan sel beta pankreas yang sakit ( 1 ).

  Qbat-obat hipoylikemik oral sintetik pada umumnya mempunyai harga yang relati-f mahal . Sel ain itu untuk pengobatan Diabetes Mellitus d i butuhkan pengobatan dal am jangka waktu yang lama, sehingga diperlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu sekaranq banyak dicari usaha

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  p e n gobatan dengan biaya yang lebih rinqan, sal ah satunya adalah dengan menggunakan pengobatan tradisional..

  P a d a pengcsbatan dengan cara tradisional, banyak t a n a m a n — tanaman obat yang dipergunakan sebagai anti diabetes. Beberapa diantaranya ada yang telah diteliti dan t ernyata terbukti mempunyai khasiat sebagai h i p o g l i k e m i k . Tetapi ada juga yang setelah diteliti ternyata mempunyai efek t o k s i k ,mi s a l :biji mahoni yang dulu banyak digunakan sebagai obat anti diabetes ternyata setelah diteliti menimbulkan t o k sisitas terhadap binatang percobaan (4).

  T anaman-tanaman obat yang biasa digunakan sebagai anti d i a b e t e s pada pengobatan tradisional di Indonesia antara lain s biji duwet, daun tapak dara, daun

  > sambiloto, kulit p u l a i , buah mengkudu, daun sembung , daun lampes dan lain lain (5). Menurut Setyarini <&) sat kandungan tr i terpenoi'd yang terdapat dalam kulit pulai (Alstonia s c holaris <L) R.Br) terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci, dengan 'uji toleransi glukosa.

  Tanaman Qcimum sanctum Linn. (feimilia Labiatae) yang dikenal dengan nama daerah s lampes, klampes, k e m a n g h i , paci-paci, ruku-ruku, selasih, telasih hitam, pada p e n gobatan tradisional digunakan sebagai obat anti diabetes, obat demam, obat rematik dan campuran obat unt.uk sakit perut (7).

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  4

  Menurut penelitian, rebusan serbuk herba Qcimum sanctum Linn. dapat nienurunkan kadar glukosa darah dan sudah terbukti dapat digunakan sebayai obat anti diabetes (7).

  Selain itu biji dari tanaman Qcimum sanctum Linn. - ini bila diberi air akan rnengembang membentuk suatu massa seperti lendir at.au m ucilago yang bisa dijadikan minuman yang menyegarkan. Menurut Masashi--Tomoda dkk, lendir atau mucilago yang didapatkan dari bagiari tanaman, misalnya lendir atau mucilago dari biji P lantaao asiatica L, dari umbi Dioscorea batatas dll mempunyai khasiat hipoglikemik dan dapat digunakan sebagai anti diabetes (8 ).

  Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah lendir atau mucilago

  • dari biji Qcimum sanctum mempunyai efek h i p o g l i k e m i k .

  Harapan kami jika lendir atau mucilago dari biji Qcimum" sanctum terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah maka akan besar manfaatnya bagi pengembangan penggunaan obat traditional untuk penyakit diabetes mellitus. Keu.ntungam lya yang lain, tanaman ini murah, mudah d.i dapat dan sudah umum p e n g g u n a a n n y a sebagai minuman yang menyeyarkan.

  B A B

  I T I N J A U A N P U S T A K A 1. U r a i a n T e n t a n g T a n a m a n Q c i m u m s a n c t u m Linn.

  1 .1 . Klasifikasi <9).

  Divisi s Spermatophyta. Artak divisi : Angi.osperniae. Kclas : D i c o t y l e d o n e a e . Anak kelas : Corol 1 i -f 1 orae. Bangsa : Lamiales. Suku : Lamiaceae (Labiatae). Marga : Q c i m u m . Jenis : Oc:i mum sanctum Linn.

  1.2. Nama Daerah (10).

  Balakanta (Menado) ; K1 ampes , L a m p e s , Kemanghi (Jawa) ;

  • Kemangen, Lampes (Madura) ; Leng-Iengan, Paci-paci

  (Sunda) ; Uku-uku (Nusal'enggara)

  5 Lu-fe-lufe (Maluku) 1-3. Penyebaran dan Tempat Tumbuh (10,11).

  Tuntbuhan perdu yang tegak , f.i riggi nva sampai 1.50m. Tumbuh liar di halaman dan 1adang-1adang yang cukup mendapatkan sinar m a t a h a r i , sampai ketinggian kira-kira 600m di atas permukaan laut. Tumbuhan ini berkembang biak dengan bijinya.

  1.4. Sxfat Tanaman (11).

  B atangnya basah, berbentuk segi empat.« Daunnya panjang, berbentuk taji at-nu berbentuk telur,

  m i l i k PERPUSTAKAAN "UNIVERSITAS AIRl.ANnnA"

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  6 u jungnya tumpul atau tajarn, panjanqnya sampai 5cm bergerigi atau rata. Biji bila dibasahi akan rnengembang.

  1.5. Kegunaan Tanaman <11,12).

  Daunnya digunakan untuk obat rheumatik, encok, kencing manis, pilek dan demam, perut nyeri dan kurang darah. Getah dari daun atau air rebusan daun digunakan untuk obat sariawan. Bijinya untuk obat gonorrhoe dan laxans. Bijinya bila diberi air dan sirup akan menjadi minuman segar yang berkhasiat m e n d i n g i n k a n . Air dari pe n g e mbangan bijinya dipakai untuk mencuci mata dan membersihkan paras muka.

  1.6. Kandungan Tanaman (13,7).

  Q cimum sanctum dikenal mengartdung empat macam minyak atsiri :

  • minyak atsiri dengan 70 */. citral.
    • minyak atsiri dengan 70 */. eugenol clan 20 '/.

  metil eugenol.

  • minyak atsiri dengan metil klavikol, linalol, si neoJ .
    • minyak atsiri dengan klavikol dan eugenol. Selain itu Qci mum sanctum juga mengandung glikosida, tanin, saponin, vitamin C dan karoten

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  serta suatu alkaloid yang belum diketahui struktur ki. mi any a .

  Dal am darah manusia terdapat glukosa yang disebut glukosa darah. Glukosa ini berasal dari :

  • Metabolisme dal am tubuh, terutama metabolisme karbohidrat.

  1 - Pemecahan glikogen dari hepar.

  • Dari luar, yang diberikan dalam bentuk glukosa murni secara oral atau p a r e n t e r a l .

  Secara fisioloqi , yang berperan dalam pengaturan kadar glukosa darah adalah hati , pankreas, adenoh j po-f i si s dan adrenal ( 1 ).

  Pada keadaan normal, kadar glukosa darah puasa dalam darah adalah sebagai berikut : 10 0 mg */.. ~ dalam darah lengkap : 60 -

  • dalam serum : 70 - 115 mg Bila kadar glukosa darah turun sampai lebih rendah dari keadaan normal, keadaan ini disebut sebagai h i p o g l i k e m i , sebaliknya bila kadar glukosa darah tersebut lebih tinggi dari normal disebut sebagai hi p e r g l i k e m i .

  Perbedaan jenis kelamin dan umur secara klinis tidak ada perbedaan kadar gula darah yang b e r a r t i , rneskipun harga r a t a - ratanya pada orang yang lebih tua 1eb i h tinggi. kadang-kadang

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  8

  .lain due-- jam setelah pemberian makan, kadar glukosa darah sudah turun lagi.

  . Uji toleransi glukosa.

  Toleransi glukosa adalah kemampuan tubuh untuk 1angkan m e n g h i beban glukosa dari plasma darah daiam waktu tertentu. Yang dimaksud beban glukosa adalah glukosa yang diberikan pada waktu percobaan toleransi glukosa.

  Percobaan toleransi terhadap glukosa ini dapat digunakan untuk rnengetahui sejauh mana khasiat hipoglikemik suatu zat. Oika setelah pemberian suatu sat tertentu, didapatkan kurva toleransi terhadap glukosa berada di bawah kurva n o r m a l , hal ini menunjukkan ’bahwa zat tersebut mempunyai khasiat hipoglikemik (14).

  Ada dua macam cara pemberian glukosa untuk percobaan toleransi terhadap glukosa yaitu :

  • secara o r a l .
  • secara intra vena. Pada umumnya pemberian secara oral lebih banyak dilakukan, karena (15): - lebih mudah.
  • resiko lebih kecil.

  9

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  1 eb i h men yen an g k a n .

  • dan lebih sensiti-f.

  Beban glukosa yang diberikan pada uji toleransi glukosa oral b e r m a c a m - m a c a m ,mi salnya 50 g, 75 g, 1-00 g dan ada juga yang diberikan 1 g/kg BB, 1,75 g/kg BB, atau ada yang berdasarkan luas permukaan tubuh yaitu

  40 g/m"”. Glukosa b i a s a n y a diberikan dal am bentuk larutan 20 */. - 50 7. (16) .

  Sampe] darah yang d i periksa pada percobaan toleransi terhadap glukosa ini dapat diambil dari vena atau a r t e r i , tetapi sebaiknya diambil dari vena. Pengambilan sampel darah dilakukan pada saat puasa, kemudian 1/2 jam, 1 jam, 11/2 jam, 2 jam dan

  3 jam

  • setelah pemberian larutan glukosa. Tetapi bila keadaan tidak memungkinkan p e n g ambilan pada saat 1 jam, 2 jam dan

  3 jam setelah pemberian glukosa sudah dapat menggambarkan toleransi terhadap glukosa <14).

  Metode penentuan kadar glukosa darah dibagi dalam dua car a s

  4.1. Cara reduksi

  4.1.1. Metode Somogyi - Nelson Mengqunakan oksidator cupri sulfat dalam suasana alkalis. Glukosa dalam suasana alkalis akan membentuk e n e d i o l , kemudian

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1 0

  enediol ini dioksidasi oleh ion cupri menjadi campuran asam gula dan cupro oksida. Cupro oksida yang terjadi akan mereduksi pereaksi arseno molybdat sehingga terjadi larutan b e r w a r n a biru yang disebut "Molybdenum blue". 4-1.2- Mrctcde Folin Wu

  Met ode ini hampir sama dengan Sornogyi Nelson, Tetapi pada metude ini cupro oksida yang terjadi bercaksi dengan as^am phospho molybdat:, s ehingga membentuk larutan berwarna biru yang disebut

  "Molybdenum blue".

  4.1.3. Metode Ho-ffman Oksidator yang digunakan adalah kali urn

  • ferricyanida yang b erwarna kuning. Kalium

  {■ er r i cyani da ini akan direduksi oleh

  gh.ikc.sa men jadj. -f errocyan.i da yancj t.id^k berwarna.

  4.1.4. Metode Hagedorn Jensen Qksj.dat.or yang digunakan kalium -ferri cyanida. Metode ini dilakukan dengan cara titrasi Iodornetri , dan jumlah glukosa d i. tentukan berdasarkan per bed a an juml ah f erricyanida sebelum dart se&udah reaksi .

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  4.2. Cara enzimatis

  4.2.1. Reaksi glukosa oksidase Cara ini disebut juga GOD Perid (Glukosa oksidase peroksidase) dan menggunakan enzim glukosa o ksidase .

  Metode ini spesifik untuk glukosa saja, karena itu mampu mengukur kadar glukosa yang sebenarnya. Enzim glukosa oksidase yang digunakan akan mengkatalisa reaksi oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan H

  2 O21 menurut persamaan : GOD

  Glukosa +• O 2 + H 2 O -=== asam glukonat + H

  2 Q 2 ABTS Zat warna + H

  2 O H

  2O 2 yang terbentuk dengan adanya enzim peroksidase akan bereaksi dengan suatu indikator m e n g hasilkan larutan yang berwarna tertentu, yang dapat diukur intensitasnya dengan s p e k t r o f o f o m e t e r .

  Intensitas warna yang terjadi sebanding dengan kadar glukosa.

  4.2.2. Reaksi Heksokinase Enzim yang digunakan adalah heksokinase.

  Heksokinase m e n g k a t a l i s a reaksi glukosa 6 fasfat dengan ATP menjadi Glukosa dan

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  12 ADR. Glukosa 6 fosfat yang terjadi akan bereaksi dengan NADP (nikotinamid adenin dinukleotid fosfat> yang dikatalisir .oleh enzim G - 6 -PDH <g l u k a s a - 6 — f osfat de- hidrogenase) membentuk 6 ~+os+o glukonat dan NADPH <nikotinamid adenin dinukleotid

  • fO'Sfat hidrogen) . Jumlah NADPH yang tt?rljb?ntuk sebanding dengan kadar glal-:or»a.

  Tolhutamid adalah salah satu obat antidiabetes oral yang merupakan turunan golongan S u l f o n i 1 urea, □ bat ini diberikan pada periderita diabetes dewasa dengan pankreas yang masih mampu memproduksi insulin. Cara kerja tolbutamid adalah dengan merangsang pelepasan insulin dari sel sel beta pulau langerhans.

  Pada pemberian per-oral tolbutamid segera diabsorbsi dalam GI tract dan di dalam plasma dapat dideteksi 30 menit setelah pemberian. Sedangkan kadar m aksimum dalam darah dicapa.t dalam waktu tiga sampai empat jam setelah pemberian.

  Di dalam tubuh, setelah mengalami metabolisme tolbutamid diubah menjadi rnetabolit yang tidak e-fektif. Metabolit ini sangat larut dalam air, terutama dengan nai knya pH urine. Sehingga bahaya t e rjadinya kristal urea dapat diabaikan

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

B A H A N D A N M E T O D E P E N E L I T I A N

B a h a n p e n e l i t i a n .

  1.1 * Bahan tanaman.

  Bahan penelitian adalah biji tanaman Qcimum sanctum Linn. yang dikumpulkan dari Padang Sumatra Barat dan tel ah dideterminasi di Kebun Raya Purwodadi Pandaan. Biji ini diambil mucilago atau lendirnya.

  1.2. Bahan Pembanding.

  Untuk mengukur atau membandingkan daya penurunan kadar glukosa darah dari tanaman Q c imum sanctum dipakai pembanding Tolbutamid. ' 1.3. Binatang Percobaan.

  Binatang percobaan yang digunakan pada percobaan ini adalah kelinci jantan putih jenis lokal yang beruiiiur 4-5 bulan dengan berat badan masing- masinq 2 - 3 kg, sebanyak 6 ekor. KeJinci kelinci ini didapatkan dari peternakan di daerah Batu Malang.

  Pol a. P e n e l i t i a n

  Enam ekor kelinci yang digunakan pada 'percobaan ini akan d i p e r lakukan secara cross-over, sehingga data yang di dapat. lebih homogen.

  1 4

  6 1. i

  1 g/kg berat badan. dan m ucilago dengan dosis 10 mg/kg taerat b a d a n . T2 : Kelompok kelinci yang diberi glukosa 1 g/kg berat: badan dan mucilago dengan dosis 30 mg/kg herat badan.

  Keterangan : 1-6: N o m o r — nomor binatang percobaan. K : Kelompok kelinci k o n t r o l , kelinci diberi glukosa 1 g/kg berat badan. T : Takaran TJ. : K s ’ ompok kelinci yang diberi glukosa

  i i i 1 w } i

  1 i

  6

  5

  IX i

  2 i

  3

  1

  6

  5

  4

  VII !

  2

  Masing masing kelinc,i akan mendapat perlakuan yang sama yaitu sebagai kontro). , menerima mucilago dengan kadar Tl, T2 dan T3, serta menerima tolbutamid. Seperti yang terlihat pada bagan di bawah ini:

  5 i

  P erlakuan ! i Minggu

  K Tl T'2 T3 T

  4 i I ! 3 .

  a

  2

  4

  I J J !

  5

  1

  4

  5

  6 i ' V !

  yt

  4

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1 5

  T3 : Kelompok kelinci yang diberi glukosa 1 g/kg berat badan dan mucilago dengan dosis 50 mg/kg berat badari.

  T4 : Kelompok kelinci yang diberi glukosa 1 g/kg Berat badan dan tolbutamid dengan dosis 250 mg/kg berat b a d a n . F'ercobaan pada Minggu Pertama (I).

  6 diperlakukan sebagai k o n t r o l . Kelinci nomor 1 dan Kelinci nomor 2 menerima Tl.

  Kelinci nomor 3 menerima T2. Kelinci nornor 4 menerima T3. Kelinci nomor 5 menerima T4. Setelah dilakukan percobaan pada minggu p e r t a m a 3binatang pe rcobaan tersebut diistirahatkan selama satu minggu, demikian juga untuk setiap percobaan minggu berikutnya.

  P e rcobaan pada Minggu Ketiga < 111) .

  Kelinci nomor 2 d i p e r 1akukan sebagai k o n t r o l . Kelinci nomor 3 dan 1 menerima Tl. Kelinci nomor 4 menerima T2. Kelinci nomor 5 menerima T3.

  Kelinci nomor 6 menerima T4. Percobaan Minggu Kelima (V).

  Kelinci n o m o r 3 d i p e r 1akukan sebagai kontrol. Kelinci nomor 4 menerima Tl.

  Kelinci nomor 5 dan 2 menerima T2.

  16 Kelinci nomor 6 menerima T3„ Kelinci nomor 1 menerima T4.

  Percobaan Minggu Ketujuh <VII) Kelinci nomor 4 diperiakukan sebagai k o n t r o l .

  Kelinci nomor 5 menerima Tl. Kelinci nomor 6 menerima T2. Kelinci nomor 1 dan 3 menerima T3. Kelinci. nomor 2 menerima T4.

  Percobaan Minggu Kesembilan (IX) Kelinci nomor 5 diperiakukan sebagai kontrol

  Kelinci nomor- 6 menerima Tl. Kelinci nomor 1 m enerima T2. Kelinci nomor 2 menerima T3. Kelinci nomor 3 dan 4 menerima T4.

  3.1. P e n yediaan bahan penelitian (18).

  S ejumlah 100 g biji. tanaman Qcimum s a n c t u m , linn, diekstraksi dengan Na*-carbonat 0.2 7. sebanyak 10 0 0 ml dengan pengadukan pada temperatur kamar selaroa 1 jam. Ekstraksi ini dilakukan dua kali, b'etelah itu dildkukan sentri-fus pada 1 2 . 0 0 0 rpm selama 20 menit. Ekstrak yang dihasilkan di tuang ke dalam lima bagian e t a n o l , kemudian di sentri-fus. Endapan d i l arutkan dalam air dan

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  17 di peri, akukan dengan etanol lagi. Perlakuan dengan etancO diulangi tiga kali- Endapan terakhir

  1 yophi 1 .i sasi di dan akan didapatkan serbuk putih abu-~abu.

  3.2. Penyediaan binatang percobaan.

  Kelinci yang akan d i gunakan dalam penelitian dipelinara dengan kondisi yang sama. Sebelum dilakukan penelitian, keenam kelinci dipu.asakan selama 18 jam. <7) Selama percobaan berlangsung, kelinci-kelinci tersebut dirnasukkan kedalam kotak khusus untuk percobaan, agar tidak banyak bergerak sehingga percobaan lebih mudah dilakukan.

  • 3.3. Pemberian bahan penelitian dan pengambilan sampel

  Larutan glukosa dan larutan m ucilago yang akan diteliti diberikan secara oral dengan menggunakan s o n d e . Sebelum pemberian larutan g l u k o s a dan larutan rr.uc t J . a g o , darah diambil melalui vena marginalis pada telinga kelinci dengan jalan ditusuk memakai jaruen suntik. Darah • yang keluar langsung diambil

  0 , 1 ml. dengan pipet sebanyak

  Setelah pemberian larutan glukosa dan larutan mucilago darah diambil lagi seperti cara di atas 1 jam, 1 1 / 2

  2 dalam jangka waktu 1/2 jam, jam, jam dan 3 jam.

  IS Fengambilan darah d i h entikan setelah jam ke tiga.

  3.4. Fenyediaan larutan p e r e a k s i .

  Larutan yang digunakan untuk pereaksi terdiri dari (17).

  a. Larutan untuk de?protei nasi yaitu Urac cat no: 125415 dari Boehringer M a n n h e i m Gmbh.

  b. Larutan untuk mengukur kadar glukosa daran secara GOD -- Perid, yaitu pereaksi kit cat No.

  124028 dari Boehringer llannheitn Gmbh. Larutan deproteinasi Urac cat No. 125415 berisi Uranyl asetat yang akan mengeridapkan protein d a r a h , sehingga tidak m e n g g a n g g u p^ngukuran kadar

  • glukosa darah. Sedancjkan pereaksi kit cat' No. 124023 terdiri dari
    • Botol 1. Derisi larutan standart glukosa dengan kadar 9,1 mg/10© ml ,disebut. larutan 1.
    • Botol 2. Perisi : Buffer fosfat pH 7 50 s .... 100 mmol/l. POD .......................... 0.8 ll/ml.

  GOD ....................... .

  10 D/ml . ABTS .............. ... 1.0 rccj/ml .

  Isi botol 2 ini dilarutkan dengan 300 ml air sulinq dan disirnpar dalam botol berwarna gelap. S e l a njutnya disebut sebagai larutan 2 .

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1 9 3.5- Pemilihan panjang gelombang.

  Pada pengukuran kadar glukosa darah, digunakan panjang gelombang 660 nm. Untuk mengukur panjang gelombang ini, di dap>at dengan cara s

  • Dibuat kurva absorbsi dari larutan glukosa dairi

  Ferak dengan kosentrasi 40 ppm dan 60 ppm dengan cara sebagai berikut : 1 . Masing-masing larutan glukosa tersebut diamb?.l 0,2 ml kemudian ditambah 5,0ml larutan 2 .

  2. Sebagai blanko digunakan air suiing 0,2 ml dan dan ditambah 5,0 ml larutan 2.

  3. Larutan--1 arutan tersebut di i nkubasi kan pada suhu k&mar selama 25 menit dan diukur absorbsi. nya terhadap blanko pada panjang gelombang 560 nm sampai 700 nm dengan interval. 10 nm.

  • Dibuat kurva absorbsi serum dengan cara sebagai berikut s

  Darah diambil dari vena marginal is pada telinga kelinci. Diambil sebanyak 0.1 ml kemudian segera did&proteinasikan dengan larutan Urac dengan perbandingan 1 s 10 (sebanyak 1 , 0 ml).

  Susp*»nsi yang terjadi diputar dengan alat pemu« 5ing dengan kecepatan 2000 rpm selama

  15

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  20 men it, dan cairan bagian ataa (serum) diambil sebanyak 0,2 ml kemudian ditambah 5,0 ml larutan

  2. Setelah diinkubasikan pada suhu kamar selama 25 menit, dilihat absorbsinya terhadap blanko pada panjang gelombang 560 nm sampai 700 nm dengan interval 10 nm.

  3 « 6 . Pembuatan kurva baku.

  Kurva baku dibuat dengan mengcjunakan larutan glukosa dari Ferak dengan kadar 40 m g / 100 ml ,60 mg/3.00 ml 80 mg/100 ml, 100 mg/100 ml,

  12 0 m g / 1 0 0 ml, 2 0 0 m g / 1 0 0 m l - Masing-masing larutan glukosa tersebut

  • dikerjakan sebagai berikut :

  1. Dipipet sebanyak 0,2 ml dan ditambah 5,0 ml larutan 2 .

  2. Sebagai blanko digunakan air suiing 0,2 ml dan ditambah 5,0 ml larutan 2. L a r u 1:an--1 arutan tersebut di i nkubasi kan pada suhu kamar selama 25 menit dan a b s o rbsinya diukur terhadap blanko pada panjang gelombang 6 6 ft nm.

  3.7. Penyediaan sampel serum dan penm.iku.ran kadar glukosa darah.

  Darah diambil dari vena marginalise pada telinga 0 , 1 k e l i n c i ,dipipet sebanyak ml dan segera

  21 dideproteinasikan dengan larutan Urac 1,0 ml.

  Suspensi yang terjadi disentri-fus pada 2000 rpm selarna 15 menit, kemudian diambil cairan bagian atasnya. Cairan tersebut adalah sampel serum yang akan ditetapkan kadarnya dengan car a sebagai berikut :

  • sampel serum dipipet 0 , 2 ml kemudian ditambah 5.0 ml larutan 2 .
  • sebagai standart digunakan larutan 1 sebanyak 0 , 2 m l .dan ditambah dengan larutan 2 sebanyak 5.0 m l .

  Masing-masing larutan d i i n k u basikan pada suhu kamar selama 25 menit. A b s o r b ^ dari dan standar diukur terhadap blanko pada panjang gelombang 660 nm. Kadar glukosa dihitung dengan menygunakan rumus sebagai berikut (18):

  A sampel C m g / I 0 0 ml

  A standar Keterangan :

  C Kadar g J u.kosa darah , A Absorbsi

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

B A B

  III H A S I L P E N E L I T I A N

  Dari hasil penelitian yang tel ah dilakukan dapatkan hasil sebagai berikut : P emi]lhan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan cara pemeriksaan absorbs! dari larutan glukosa dengan konsentrasi 40 ppm dan 60 ppm pada panjang gelombang 560 - 700 nm dengan interval 10 nm. Dari ha&ail pemeri ksaan ter seout didapatkan panjang gelombang terpilih adalah 660 nm. Kurva absorbs! larutan glukosa dapat dilihat pada 1 . gambar Dari hasil pembuatan kurva baku dapat dilihat adanya

  • korelasi yang linier antara absorbsi dan k o n s e n t r a s i . Hal ini dapat dilihat pada gambar 2 dan tabel I. Kadar glukosa darah dari kelompok kelinci yang d i p e r lakukan sebagai kontrol, kelompok kelinci yang diberi m ucilago dengan kadar 10 mg/kg BB, 30 mg/kg B B , dan

  50 mg/kg BB serta kelompok kelinci yang diberi tolbutamid dapat dilihat pada tabel II, III, IV, V dan

  VI . Harga ini merupakan rata-rata dari dua kali pengamatan. Dan pengambilan darah dilakukan pada waktu puasa, 1 / 2 jam, 1 jam, 1 1 / 2 jam, 2 jam, dan

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  3 jam setelah pemberian glukosa.

  4. Kurva toleransi glukosa dari keenam kelinci setelah mendapat perlakuan sebagai k o n t r o l , diberi mucilago dengan kadar 10 mg/kg B B , 30 mg/kg BB, 50 mg/kg BB dan diberi tolbutamid dengan kadar 250 mg/kg BB dapat dilihat pada gambar 3, 4, 5, 6 , 7, dan Git.

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  24 T A B E L

  I P E R H I T U N G A N K O R E L A S I D A N G A R I S R E G R E S I K U R V A B A K U DARI A B S O R B S I T E R H A D A P K A D A R G L U K O S A

  KADAR ABSORBSI GULA x 10 0

  ( Y - Y )

  (X) (Y) (X-X) (Y-Y) <X-X>

  40 14,3 1132,8 3600 356,45 60 2 1 , 1 483,2

  1600 4 . 0 0 1 4 5 , 9 3 80 27 ,5 113,6

  3 2 , 2 6

  33 7 100

  0,27 12 0 35,9 54,4 400 7,40 2 0 0

  6 6 ,6

  10000 1116,90

  18 E=5126 i m E-16000 E - 1 6 5 9 ,21

  £ (X-X) (Y-Y) 1. K or assi : r -------- ------- ------

  (X-X ) 7 (Y--Y) 0,9948 -

  d-f

  r tabel (p = 0,05 , = 4> adalah 0,8111 E (X-X) (Y-Y)

  Gar : Y - Y + .......— — .. . x < i s Reg rest x — X )

  2 ) 2

  (X-X = 33,18 + 0,3204 (X - 100) ^ 0,3204 X + 1,14

  • - m e r u p a k a n h a r g a r a t a - r a t a dari d u a kali p e n g a m a t a n

  70,000 103,704 85,741 79,444 60,741 66,482

  66,667 50,543

  57,065 63,949

  5 68,116 68,478 115,217

  77,559 93,701 84,646 80,7(59 65,748

  4 55,512 59,842

  67,678 59,464 54,464

  56,071 99,107 85,800

  3 lag/100 cl) 59,286

  2 I'adar 64,074

  

K A D A R G L U K O S A D A R A H (mg/100 ml) K E L O M P O K

K E L I N C I K O N T R O L

  1 62,319 54,348 90,761 75,362 63,406 55,072 62,862

  114,624 74,901 51,186 59,091 50,198

  4 71,146 69,565

  3

  I 1,5 2 2,5

  Waktu (jaii)

  11 Kadar glukosa darah / naktu penganbilan darah Nooor 3inatang

  TABEL

  6 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  T A B E L 111

K A D A R G L U K O S A D A R A H (mg/100 ml) K E L O M P O K KELINCI.

Y A N G D I B E R I M U C I L A G O 10 m g / k g BB m e r u p a k a n h a r g a r a t a - r a t a dari d u a kali p e n g a m a t a n

  Kadar 54,044 80,220 102,548 77,840 63,370

  40,442 55,331 50,000

  5 44,875 51,287 95,588 78,493

  53,188 50,000 53,EB4 54,694

  4 42,224 45,934 60,401

  54,579 91,392 68,844 63,804 56,227 51,832

  (mg/100 al) 42,124

  58,058 52,381 .3

  L

  Kadar glukoss darah / waktu penganbilan darah Newer

  75,709 57,979

  1 33,475 44,984 95,035 80,851 71,099

  41,702 64,89* 75,355

  48,050 92,730 50,884

  3 * » 51,594

  2 2,5 r-----

  BinaUng Kafctu (Jaa) i 1,5

  h

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  • C i,

  61,236 85,768 62,734 54,307 51,498 48,315

  5 r 46,243 62,357 123,764 86,312 61,027 52,852 53,232

  63,246 58,022 70,709

  4 53,172 57,463 101,492 85,634

  90,672 87,687 67,351 62,873 55,597

  44,776 54,291

  3 (fig/100 ml)

  2 Kadar 52,060 58,237 111.049 82,223 . 73,488 63,189 47,948

  1 49,625

  TABEL

  57,034 93,156 74,525 55,783 52,662 43,346

  4 45,05/

  3

  j

  2

  Kadar glukosa darah / Waktu pengaobi1 an darsh 'Nomor Binatang Waktu (ja<n) . 1,5

  Y A N S D I B E R I M U C I L A G O 3 0 m g / k g BB m e r u p a k a n h a r g a r a t a — r a t a dari d u a kali p e n g a m a t a n

  IV K A D A R G L U K O S A D A R A H (mg/100 ml) K E L O M P O K K E L I N C I

  6 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  • - m e r u p a k a n h a r g a r a t a - r a t a dari d u a kali p e n g a m a t a n

  2 Kadar 53,660

  62,590 189,712. 99,648 68,345 62,590 56,334

  5 56,115

  4 63,498 69,202 111,407 108,365 66,920 68,061 53,992

  97,338 79,468 59,696 67,320

  49,049 53,612 90,114

  3 <•g/188 tl)

  52,124 111,969 97,683 64,479 53,282 49,421

  1 76.062 62,548 114,286 85,714 71,815 73,745 57,143

  28 T A B E L

  m

  4 46,201 53,597 -101,079 83,094 61,870 52,878 50,

  3

  3 i i 1,5 2 2,5

  Binatang Waktu (jaci )

  Kadar glukosa darah / Waktu pengaibi1 an darah Nomor

  V K A D A R G L U K O S A D A R A H (mg/100 ml) K E L O M P O K KELINCI-

Y A N G D I B E R I M U C I L A G O 5 0 m g / k g BB

  6 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

K A D A R G L U K O S A D A R A H (mg/100 ml) K E L O M P O K KELINCI'

Y A N G D I B E R I T O L B U T A M I D 2 5 0 m g / k g BB

  Kadar 52,920 65,328 166,934 76,277 65,693 55,839 41,971

  50,958 109,962 93,487 45,211 41,379 35,24? b

  5 47,893

  39,191

  65,339 105,976 92,829 58,566 47,410

  4 64,746

  >

  38,645

  3 (mg/108 el) 56,57.4 54,582 50,996 81,673 68,924 45,820

  L o

  T AB E L VI

  76,226 123,019 105,660 76,981 65,283 54,717

  1 45,668

  58,491 44,926 40,008

  4 51,321 60,755 1-22,264 81,132

  3

  Waktu (jam) 1,5 2 2,5

  Kadar glukosa darah / Waktu pengaabilan darah No*or Binatang

  m e r u p a k a n h a r g a r a t a — r a t a dari d u a kali p e n g a m a t a n

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

0 . 2 4 3 0 0 .2 2

E 0 .2 0 o.i e

  CM 0 .1 4

  6

  i s b

  0 .1 2 r o s Ab

  0.10 o.oe o.oe 0 . 0 4 K e t e r a n g d n

  I

  k o n s e n t r a s i 4 0 p p m

  I

  1

  k o n s e n t r a s i 6 0 p p m 0 .0 2 5 6 0 5 8 0 6 0 0 6 2 0 6 4 0 6 6 0 "TEo* 6 8 0

  Panjang qp] ombang (nm) GAmbeir

  1 Kurva absorbsi glukosa 1 pengamatan denqan aiat h a s i spektrof otometerr Hi tachi 557 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  100 200 Kcmsenlrasi glukosa (mg/lMft inj )

  Gaffibn»r

  2 Kurva bciku glukosa hasil pengainji t «nr i div-ncjcin oirjt. spektrointoinetfr Hitachi *>57 pada panjang gelombang 660 nm ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ) l m P f t i / g m i ah r a d a s o k u l g r a d a K

  Gdffibar

  3 K u r v d tole r a n s i g l u k o s a kel in ci n o m o r 1 hasil perigair.at.an d e n g a n alat s p e k t r o f o t o m e t e r Hitachi 557 p a d a p a n j a n g g e l o m b a n g 6 6 0 nm. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 120

  100- 9 0 '

  l!\ 8 0 \ \

  \ \ 7 0 - \

  

\

\ 6 0

  \

  X 5 0 '

  \ 3 0 4 0

  • • KONTROL MUCILAGO 1 0 mg/ kg BB 2 0

  MUCILAGO 3 0 mg/ kg BB MUCILAGO 5 0 mg/ kg BB

  — A ---

  TOLBUTAMIO

  10 W ^ tu p e n g a m b i l a n darah (jam) Gambar

  4 K u r v a t o l e r a ns i g l u K o s a kelinci n o m o r 2 J p e n g a m a t a n n e n g o n alat spektrofotonieter Hi ta ch i 5 5 7 p a d a p a n j a n g gc-1 o m b a n o & 6 W nm. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  34

  too KONTROL M UCILAGO 1 0 nO/ kg BB M UCILAGO 3 0 mfl/ kg BB --------A ---------M UCILAGO £ 0 mo/ kg BB TOLBUTAM IO

  U a k t u p e n g a m b i l a n d a r e h (jam) Gambar

  5 Kurva toleransi g lu k o sa kelinci nomor 3 hasil pengainatcin dengan alat sp e kt r o fo t om e t er Hitachi 557 pacJa panjang g e l om b an g 660 nm.

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  35

  ) l m

  1 / g m ( h a r a d a s o k u l g r a d a K

  

G a m b a r