Sistem Kendali Jarak Tempuh Quadcopter Menggunakan Metode Proportional Integral Derivative
Vol. 3, No. 1, Januari 2019, hlm. 7848-7853 http://j-ptiik.ub.ac.id
Sistem Kendali Jarak Tempuh Quadcopter Menggunakan Metode
Proportional Integral Derivative
1 2 3 Enno Roscitra Oktaria , Gembong Edhi Setyawan , Wijaya KurniawanProgram Studi Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: roscitra12@gmail.com, gembong@ub.ac.id, wjaykurnia@ub.ac.id
Abstrak
Quadcopter merupakan salah satu robot Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang memiliki kemampuan
manuver ke segala arah dan fleksibel untuk menjelajahi area yang sempit. Kemampuan tersebut dapat dioptimalkan manfaatnya dengan cara membangun sistem navigasi otomatis pada quadcopter. Salah satunya yaitu merancang sistem kendali ketepatan perpindahan posisi quadcopter menggunakan metode PID (Proportional Integral Derivative). Penalaan parameter PID menggunakan metode osilasi ziegler
nichols . Dari hasil pengujian penalaan parameter PID, respon sistem berosilasi dengan stabil saat nilai
= 0,07 dan = 0,092, sehingga pengendalian pergerakan dalam sudut pitch dan roll memperoleh nilai = 0,042; = 0,046; dan = 0,0115. Dari pengamatan pengujian ketepatan posisi, menunjukan bahwa sistem kendali menggunakan PID menghasilkan tingkat kesalahan sebesar 4,99% dan waktu yang dibutuhkan sistem untuk memasuki
±2% dari keadaan steady state atau settling time sebesar 0,4145 detik. Tingkat kesalahan dan settling time diperoleh berdasarkan rata-rata hasil pada setiap pengujian yang telah dilakukan.
Kata kunci: Sistem Navigasi, PID, UAV, Quadcopter, Jarak tempuh, Ziegler Nichols
Abstract
The Quadcopter is one of Unmanned Aerial Vehicle (UAV) robots that has the ability to maneuver in
various directions and flexible to explore a narrow area. These capabilities can be optimized for the
benefits by building automated navigation systems on the quadcopter. One of them is designing a
precision control system of quadcopter position movement using a PID (Proportional Integral
Derivative) method. Tuning of PID parameters using the Ziegler Nichols oscillation method. From the
test result of PID parameter tuning, the system response oscillates stably when the value of Ku = 0,07
and Pu = 0,092, so that the movement control in the pitch and roll angle obtained Kp = 0,042; Ki =
0,046; and Kd = 0,0115. From the observation of position accuracy testing, it shows that the control
system using PID yields an error rate of 4,99% and the time required for the system to enter ± 2% of
the steady state or settling time of 0,4145 s. The error rate and settling time are obtained based on the
average results of each test that has been done.Keywords: Navigation System, PID, UAV, Quadcopter, Distance, Ziegler Nichlos
yang cukup berbahaya, seperti pengamatan 1. terhadap kebakaran hutan yang dilakukan oleh
PENDAHULUAN Caballero, Martonez-de-Dios dan Maza (2010).
Quadcopter merupakan salah satu jenis Quadcopter membutuhkan sistem navigasi
robot Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang otomatis untuk mengoptimalkan kemampuan memiliki struktur mekanis terdiri dari empat manuvernya. Sistem navigasi otomatis pada
rotor pada empat ujung persimpangan tempat quadcopter didukung oleh sensor Global
baterai dipasang (Piskorski, Brulez, Eline, &
Positioning System (GPS) dan Inertial
D’Haeyer, 2012). Dengan empat rotor tersebut (IMU). Namun, sistem
Measurement Unit quadcopter memiliki kemampuan manuver
dengan menggunakan GPS memiliki masalah kesegala arah dengan fleksibel. Kemampuan pada ketidak konsistenan konektivitas yang
quadcopter tersebut dimanfaatkan oleh manusia
disebabkan oleh medan atau lingkungan yang untuk memudahkan pekerjaan dalam lingkungan dilalui oleh quadcopter (Kurniawan, Mutiara, &
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya
7848
Hapsari, 2015). Sehingga sistem tersebut perlu diperbaiki dengan cara membangun sistem kendali jarak tempuh quadcopter. Pengendalian ini termasuk pengendalian otomatis berdasarkan jarak tempuh yang terdiri dari gerak maju, mundur, ke kiri, dan ke kanan.
Satu pasang rotor berputar searah jarum jam dan yang lainnya berlawanan arah jarum jam (Piskorski, et al., 2012). Dengan mengatur kecepatan putar pada setiap rotor akan menghasilkan gerakan dari quadcopter. Dalam pergerakan quadcopter sendiri memiliki beberapa istilah yaitu pitch gerakan maju dan mundur, roll gerakan ke kiri dan ke kanan, yaw gerakan berputar ke kiri dan ke kanan, dan throttle gerakan ke atas dan ke bawah. Pergerakan-pergerakan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
(1)
( ) = ( ) + ∫ ( ) + ( )
PID (Proportional Integral Derivative) merupakan kontroler untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan balik pada sistem tesebut. Kontroler PID terdiri dari tiga jenis komponen yaitu kontrol P (Proportional), D (Derivative) dan I (Integral), dengan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam implementasinya masing-masing komponen kontrol PID dapat bekerja sendiri-sendiri maupun bersamaan tergantung dari respon yang diinginkan terhadap suatu plant seperti diagram blok dari kontroler PID yang dapat dilihat pada Gambar 2. Nilai keluaran kontroler PID atau ( ) dihitung dengan Persamaan (1):
3. KONTROLER PID
Pada Gambar 1 kecepatan putar rotor ditunjukkan dengan warna yaitu merah menandakan semakin cepat berputar dan warna biru menandakan semakin lambat berputar. Sedangkan arah rotor ditunjukkan dengan arah panah. Gambar 1(a) menunjukkan gerak maju dan mundur, Gambar 1(b) menunjukkan gerak ke kiri dan kanan, Gambar 1(c) menunjukkan gerak berputar ke kiri dan kanan dan Gambar 1(d) menunjukkan gerak ke atas dan ke bawah.
Gambar 1. Pergerakan dari quadcopter
(c) yaw (d) throttle
(a) pitch (b) roll
Parrot AR Drone 2.0.
Dalam menentukan metode untuk sistem kendali jarak tempuh quadcopter merupakan suatu permasalahan tersendiri. Setyawan, Setiawan dan Kurniawan (2015) menggunakan metode PID (Proportional, Integral, Derivative) dengan parameter ketinggian. Lwin dan Tun (2014) dengan menambahkan metode Kalman
Metode ini didasarkan pada reaksi plant yang dikenai suatu perubahan. Sistem kendali ini akan diimplementasikan pada quadcopter jenis
tuning parameter PID secara eksperimental.
menggunakan metode ziegler nichols dengan osilasi. Metode ziegler nichols adalah metode
tuning parameter PID pada penelitian ini
yaitu nilai jarak tempuh yang diinginkan. Untuk
quadcopter melalui ROS (Robot Operating System ). Sedangkan setpoint pada pengendali ini
Pada penelitian ini akan membangun sistem kendali menggunakan metode PID dengan parameter jarak tempuh quadcopter. PID merupakan kontroler untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan balik pada sistem. Output PID digunakan untuk mengatur nilai command kecepatan linear x dan kecepatan linear y pada
Hasil dari penelitian-penelitian tersebut menunjukan bahwa PID memiliki respon yang cepat sehingga dapat diterapkan dalam sistem quadcopter .
Filter untuk simulasi forward moving control dan vertical moving control pada quadcopter.
2. PERGERAKAN QUADCOPTER Quadcopter digerakan oleh empat buah rotor.
- -linear.x Gerak mundur
- +linear.x Gerak Maju -linear.y Gerak ke kanan
- +linear.y Gerak ke kiri
- -linear.z Gerak turun
- +linear.x Gerak naik
- -angular.z Putar kanan
- +angular.z Putar kiri
yang disebut periode (Gunterus, 1994). Metode penalaan Ziegler Nichols menyarankan penyetelan nilai parameter ,
dari beberapa komponen dengan fungsi berbeda yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Sending Commands yang terdapat dalam driver autonomy_ardrone . Sending Commands terdiri
Komponen Fungsi
Tabel 2. Penalaan parameter PID dengan osilasi
Gambar 2. Diagram blok kontroler PID Tabel 1. Sending commands to quadcopter
, dan berdasarkan rumus yang diperlihatkan pada Tabel 1.
oscillation
Kontroler PID bermaksud untuk melakukan penjumlahan dari proses-proses penguatan, pengintegralan dan penurunan nilai error dan mengeluarkan hasil perhitungan sebagai sinyal kontrol. Untuk dapat diterapkan pada sistem berdasarkan Persamaan 1, maka harus diubah ke dalam persamaan diskrit dengan mendefinisikan persamaan terhadap waktu, sehingga diperoleh pendekatan integral dan deferensial untuk mendapat bentuk diskrit, menggunakan Persamaan 2.
Penalaan parameter PID pada penelitian ini didasarkan terhadap dua konstanta hasil eksperimen, nilai penguatan proportional pada sistem mencapai kondisi sustain oscillation atau disebut gain dan periode dari sustained
( ) adalah error sistem terhadap waktu dan ( ) adalah delta error.
0,6 × 0,5 × 0,125 × Dengan menyatakan konstanta proporsional, menyatakan konstanta integral dan menyatakan konstanta deferensial. Sedangkan
⁄ PID
PI 0,45 × 1 1,2
P 0,5 ×
Tipe
5. IMPLEMENTASI ALGORITME PID
4. KOMUNIKASI SISTEM
( ) = ( ) + ∑ ( ) + ( ( ) − ( − 1) =0
(2)
Algoritme PID diimplementasikan dengan cara diturunkan menjadi kode program, pada penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman python node yang diprogram pada ROS. Pada program penelitian ini ditambahkan batasan untuk nilai Iterm atau yang disebut
windup guard . Fungsi windup guard ini untuk
mengatasi masalah overshoot pada sistem kendali. Pada sistem kendali ini windup guard
memungkinkan user dapat mengakses data navigasi dari quadcopter dan mengirim perintah gerak ke quadcopter dengan menggunakan
Komunikasi sistem merupakan tahap awal dalam merealisasikan sistem pada penelitian ini. Tujuan komunikasi sistem ini untuk menghubungkan komputer dengan quadcopter agar dapat saling berkomunikasi. Cara menghubungkan komputer dengan quadcopter adalah melalui koneksi Wi-Fi. Kemudian agar dapat berkomunikasi setelah saling terhubung digunakan platform robot yaitu Robot Operating
System (ROS) yang telah tertanam driver autonomy_ardrone untuk mengendalikan sistem quadcopter . Driver package tersebut
diatur sebesar 1 untuk batas atas dan -1 untuk Selanjutnya dilakukan pengujian dengan batas bawah karena nilai parameter command di setpoint berbeda pada setiap parameter. Setpoint ROS di antara -1 dan 1. Nilai keluaran PID akan ini diatur sebesar 10, 15 dan 20 dekameter. digunakan untuk mengontrol nilai command Pengujian dilakukan setelah quadcopter hover
linear .x dan linear.y pada ROS yang berfungsi terlebih dahulu dan tempat pengujian dilakukan
untuk mengatur pergerakan quadcopter agar dalam ruangan yang kecepatan anginnya rendah.mencapai jarak tempuh sesuai dengan yang diinginkan. 15 Setpoint Position 6.
HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS
10 Kontroler PID digunakan untuk
mengendalikan nilai parameter pitch (
- –linear.x 5 dan +linear.x) dan roll (-linear.y dan +linear.y) yang memiliki range antara -1,0 hingga 1,0.
- -10
- -10 Setpoint Position Setpoint Position -5 -30 -20
- -15 -10
- 20 -30
- -30 -20 -10
Masing-masing parameter tersebut -5 membutuhkan kontroler PID sendiri-sendiri.
Time(s)
Penalaan parameter dilakukan pada sudut
Gambar 5. Pitch gerak maju dengan setpoint 10 pitch dari quadcopter. Pada saat penalaan ini
Setpoint Position
pengendali PID pada roll tidak difungsikan dan 30 pengujian dilakukan dalam ruangan yang kecepatan anginnya rendah. Setpoint diatur 20 sebesar 10 dm. Hasil respon sistem dalam 10 keadaan berosilasi ketika nilai = 0,07 dan
=0,092 yang ditunjukan oleh Gambar 3. Berdasarkan Tabel 1, dengan menggunakan tipe pengendali PID maka diperoleh =0,042;
Time(s)
=0,046; =0,0115. Dari hasil pengujian pengendali PID didapatkan respon sistem seperti
Gambar 6. Pitch gerak maju dengan setpoint 15
pada Gambar 4 dengan settling time sebesar 30 Setpoint Position 0,271 detik, peak time sebesar 0,09 detik dan overshoot max sebesar 1,73 dm. 20 15 20 Position Setpoint 10
10 Time(s) 5 Gambar 7. Pitch gerak maju dengan setpoint 20 5 Setpoint Position Time(s)
Gambar 3. Keadaan respon sistem berosilasi 10 15 Position Setpoint -5 -15 -10
5 Time(s) -5 Gambar 8. Pitch gerak mundur dengan setpoint 10
Time(s) Gambar 4. Respon sistem dengan pengendali PID
Time(s) Time(s)
Gambar 9. Pitch gerak mundur dengan setpoint 15 Gambar 14. Roll gerak ke kanan dengan setpoint 10
-10 Setpoint Position Setpoint Position -10 -30 -20Time(s) Time(s)
Gambar 10. Pitch gerak mundur dengan setpoint 20 Gambar 15. Roll gerak ke kanan dengan setpoint 15
10 15 Setpoint Position Setpoint Position 10 -55
Time(s) Time(s)
Gambar 16. Roll gerak ke kanan dengan setpoint 20 Gambar 11. Roll gerak ke kiri dengan setpoint 10
Pada Gambar 5, Gambar 6 dan Gambar 7 30 Setpoint Position menunjukan hasil respon sistem dari pengujian jarak tempuh pada gerakan maju dengan setpoint 20 sebesar 10 dam, 15 dam dan 20 dam. Gambar 8, Gambar 9, dan Gambar 10 menunjukan hasil 10 respon sistem dari pengujian jarak tempuh pada gerakan mundur dengan setpoint 10 dam, 15 dam dan 20 dam. Gambar 11, Gambar 12, dan Gambar 13 menunjukan hasil respon sistem dari
Time(s)
pengujian jarak tempuh pada gerakan ke kiri
Gambar 12. Roll gerak ke kiri dengan setpoint 15 dengan setpoint 10 dam, 15 dam dan 20 dam.
Setpoint Position 30 Gambar 14, Gambar 15, dan Gambar 16 menunjukan hasil respon sistem dari pengujian 20
jarak tempuh pada gerakan ke kiri dengan 10 setpoint 10 dam, 15 dam dan 20 dam.
Berdasarkan hasil pengujian jarak tempuh didapatkan hasil rata-rata tingkat kesalahan sistem yang dapat dilihat pada Tabel 3 dan rata- -10 rata waktu yang menyatakan respon telah masuk
Time(s)
±2% dari keadaan steady state sistem yang dapat dilihat pada Tabel 4.
Gambar 13. Roll gerak ke kiri dengan setpoint 20
Tabel 3. Presentase tingkat kesalahan sistem Presentase kesalahan(%) Gerakan
2015. Sistem Kendali Ketinggian
Kurniawan, A. P., Mutiara, G. A. & Hapsari, G.
I., 2015. Pengiriman Informasi GPS (Global Positioning System) Berupa Teks Melalui Wireless pada AR Drone 2.0. e-Proceeding of Applied Science, 1(2).
Lwin, N. & Hla Myo, T., 2014. Implementation Of Flight Control System Based On Kalman And PID Controller For UAV.
INTERNATIONAL JOURNAL OF SCIENTIFIC & TECHNOLOGY RESEARCH, 3(4).
Piskorski, S., Brulez, N., Eline, P. & D’Haeyer, F., 2012. AR.Drone Developer Guide.
Dalam: AR.Drone Developer Guide. s.l.:s.n. Setyawan, G. E., Setiawan, E., Kurniawan, W.,
Quadcopter Menggunakan PID, Jurnal
Gunterus, F. 1994, Falsafah Dasar: Sistem
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Volume 2.
Presentase s ettling time ( ) Gerakan Setpoint
Rata- rata
10
15
20 Maju 0,271 0,284 0,686 0,413 Mundur 0,30 0,414 0,354 0,356 Ke kiri 0,397 0,587 0,48 0,488
Ke kanan 0,35 0,475 0,378 0,401 Total rata-rata 0,4145
Pengendalian Proses . Elex Media Komputindo, Jakarta.
Caballero, F., Martinez-de-Dios, J.R., Maza, I., 2010, Automatic Forest Fire Monitoring and Measurement Using Unmanned Aerial Vehicle, International Conference on Forest Fire Research, D.X. Viegas (Ed.)
Setpoint (dam) Rata- rata
8. DAFTAR PUSTAKA
10
15
20 Maju 9,86 4,3 5,05 6,403
Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan memanfaatkan fungsi kamera pada
3. Rata-rata waktu yang dibutuhkan sistem untuk memasuki ±2% dari keadaan steady state adalah 0,4145 s.
2. Hasil pengujian jarak tempuh quadcopter dengan setpoint berbeda-beda menunjukan bahwa sistem kendali dengan menggunakan metode PID memiliki tingkat kesalahan yang rendah yaitu 4,99 %.
1. Dengan menggunakan metode ziegler nichols untuk penalaan parameter PID didapatkan hasil sebesar 0,042, sebesar 0,046 dan sebesar 0,0115.
quadcopter yang digunakan untuk mengecek
7. KESIMPULAN
dirata-rata kemudian dijumlahkan dengan kesalahan pada setiap setpoint yang sama lalu dirata-rata kembali hingga didapat nilai kesalahan total.
quadcopter
Nilai presentase dari setiap gerakan
Total rata-rata 4,99% Tabel 4. Presentase settling time (s)
Mundur 4,56 3,326 4,515 4,134 Ke kiri 4,42 3,98 6,07 4,82 Ke kanan 4,58 4,73 4,54 4,617
jarak objek disekitar quadcopter agar user dapat mengatur setpoint sesuai informasi yang didapatkan melalui kamera quadcopter . Pengembangan lainnya diharapkan quadcopter dapat mengendalikan gerak diantara pitch dan
roll agar mencapai jarak tempuh yang diinginkan.
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh melalui pengujian yang dilakukan, maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.