STUDI TURNOVER AUDITOR KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN, JABATAN DAN KOTA Heru Sulistiyo Abstrak - PENGARUH CASH TURN OVER, RECEIVABLE TURN OVER DAN INVENTORY TURN OVER TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PE
STUDI TURNOVER AUDITOR KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA
BERDASARKAN JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN, JABATAN DAN
KOTA
Heru Sulistiyo**
Abstrak
Studi turnover (pindah kerja) auditor bertujuan memberikan gambaran mengenai pindah kerja auditor
yang bekerja pada kantor akuntan publik di Indonesia berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan,
jabatan, dan kota. Sampel berjumlah 414 auditor ditentukan secara tidak sengaja berdasarkan
kuesioner yang kembali berdasarkan email yang masuk. Alat analisis menggunakan tabulasi silang
dan regresi linier berganda. Hasil statistik deskriptif menunjukkan 43,7% belum pernah pindah kerja
dan 56,3% pernah pindah kerja. Auditor yang belum pernah pindah kerja terdiri dari 28,3% pria dan
15,5% perempuan, berpendidikan diploma 3 2,9%, sarjana 10,6%, magister 16,7% dan doktor 13,5%
serta berjabatan auditor junior 8%, auditor senior 23,4% dan manajer 12,3%. Adapun yang pernah
pindah kerja 43,2% pria dan 13,0% perempuan, berpendidikan D3 2,2%, S1 9,0%, S2 20,5% dan S3
25,6% serta berjabatan auditor junior 4,8%, auditor senior 25,6% dan manajer 25,9%. Auditor yang
belum pernah pindah kerja 100% adalah auditor yang berada di Balikpapan, Banjarmasin dan Batam.
Auditor yang pernah pindah kerja 100% adalah kota Denpasar, Manado, Padang dan Palu. Sedangkan
selain kota tersebut menjawab bervariasi dari belum pernah pindah kerja dan pernah pindah kerja.
Selain hasil tersebut tingkat pendidikan dan jabatan berpengaruh positif terhadap pindah kerja, namun
jenis kelamin tidak berpengaruh.Kata kunci: pindah kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jabatan auditor
Abstract
The study of turnover or out of work auditor aims to providing an overview of the auditors working
turnover in accounting firms in Indonesia by sex, education level, position and city. A sample of 414
auditors was accidentally determined on the basis of a return questionnaire based on incoming email.
The analytical tool uses cross-tabulation and multiple linear regression with SPSS program.
Descriptive statistical results showed that 43.7% had never moved to work and 56.3% had moved to
work. The unmoved auditor consisted of 28.3% male and 15.5% female, educated diploma degree
2.9%, bachelor degree 10.6%, master 16.7% and doctorate 13.5% and served as junior auditor 8 %,
senior auditors 23.4% and managers 12.3%. Those who ever moved to work were 43.2% male and
13.0% female, educated diploma degree 2.2%, bachelor degree 9.0%, master 20.5% and doctorate
25.6% and shelter 4.8% junior auditor, senior auditors 25.6% and managers 25.9%. Auditors who
have never moved 100% work are auditors located in Balikpapan, Banjarmasin and Batam. Auditors
who have moved to work 100% are the city of Denpasar, Manado, Padang and Palu. While in
addition to the city's answer varies from having never moved work and never moved work. In addition
to these results the level of education and positions have a positive effect on job change, but gender
does not affect. Keywords: turnover, gender, education level and position of auditorLatar Belakang. kerahasiaan (Mustofa, 2014). Lebih dari
Fenomena turnover auditor pada pada itu, turnover yang tinggi kantor akuntan publik (KAP) merupakan menimbulkan biaya yang tinggi. Kenaikan isu yang sangat penting, karena auditor biaya ini diakibatkan produktivitas yang merupakan modal manusia yang penting hilang, waktu pelatihan dan waktu dan hubungan KAP dengan klien pemilihan dan biaya rekruitment tenaga didasarkan atas dasar kepercayaan dan kerja baru yang bertambah.
- ** Dosen STIE Dharmaputra Semarang
Aries dan Ghozali (2006) mengungkapkan bahwa turnover sukarela merupakan bentuk perilaku disfungsional dan sebagian besar KAP mengalaminya serta sekaligus menjadi ancaman.
Turnover disfungsional sukarela sering
Selanjutnya Robbins dan Judge (2013) mengungkapkan bahwa voluntary turnover merupakan keputusan karyawan untuk meninggalkan organisasi secara sukarela yang disebabkan oleh faktor seberapa manarik pekerjaan yang ada saat ini dan tersedianya alternatif pekerjaan lain. Sebaliknya, involuntary turnover atau pemecatan atau keputusan pemberi kerja (employer) untuk menghentikan hubungan kerja dan bersifat tidak terkendali
merupakan pemecatan karyawan karena kinerja yang buruk dan pelanggaran peraturan kerja. Turnover secara tidak sukarela dipicu oleh kebijakan organisasional, peraturan kerja dan standar kinerja yang tidak dipenuhi oleh karyawan. Adapun Turnover secara sukarela ditunjukkan dengan karyawan keluar dari perusahaan karena
membagi jenis turnover karyawan lebih rinci, yaitu turnover: secara sukarela dan tidak sukarela, fungsional dan disfungsional, terkendali dan tidak terkendali.
Selanjutnya Mathis dan Jackson (2006)
Mathis dan Jackson (2006) mendefinisikan turnover sebagai suatu proses di mana tenaga kerja meninggalkan organisasi dan harus ada yang menggantikannya.
Selaras dengan pernyataan di atas
(uncontrollable) bagi karyawan yang mengalaminya.
turnover) (Robbins dan Judge, 2013).
dianggap sebagai penyakit pada profesi akuntan publik. Klien maupun partner mengeluh karena pekerjaan dilakukan oleh pegawai baru yang kurang berpengalaman. Di sisi lain terdapat turnover fungsional yang dilakukan oleh karyawan yang memiliki kinerja lebih rendah, individu yang kurang dapat diandalkan, atau mereka yang mengganggu rekan kerja meninggalkan organisasi. Sehingga
pengunduran diri permanen seorang karyawan dari suatu organisasi secara sukarela (voluntary turnover) maupun secara tidak sukarela (involuntary
Turnover Karyawan Turnover karyawan merupakan
besar mencapai 85 persen. Penelitian Bao et al. (1986) melaporkan tingkat turnover auditor pada level non-partner yang bekerja di KAP mencapai 45%. Lebih spesifik, penelitian Lampe dan Earnest (1984) melaporkan tingkat turnover auditor junior (staff) yang bekerja di KAP dengan pengalaman kerja 1 sampai 3 tahun mencapai 23.9% per tahun. Bagaimana turnover auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di Indonesia ? Untuk mengetahui tersebut, maka studi ini dilakukan dalam perspektif jenis kelamin, tingkat pendidikan, jabatan dan kota. Harapannya memberikan gambaran yang nyata mengenai turnover dan memberikan bukti empiris untuk kebijakan rekruitment dan pembinaan karier bagi manajemen kantor akuntan publik di Indonesia.
turnover auditor yang bekerja di KAP
Snead dan Harrell (1991) menyatakan tingkat perilaku berpindah kerja (turnover) para profesional di lingkungan Kantor Akuntan Publik (KAP) cukup tinggi. Penelitian Kollaritsh dalam Ratnawati (2001) melaporkan tingkat
kesempatan bagi yang berkemampuan tinggi dan kesempatan promosi untuk menggantikan karyawan yang keluar.
turnover fungsional dianggap memberikan
Turnover secara tidak sukarela
Data dan Alat Analisis
Turnover yang tidak dapat
Sampel diperoleh dari tanggapan auditor yang bersedia membalas email yang telah dikirim sebelumnya melalui alamat email KAP. Tiap KAP diperbolehkan menjawab lebih dari satu orang auditor bergantung pada auditor yang bersedia menjawab dan mengirimkan email. Oleh karena itu sampel ditentukan secara tidak sengaja berdasarkan email masuk. Berikut hasil tabulasi datanya:
5. Pimpinan Rekan 63 orang Sub jumlah 83 orang 497 orang
4. Rekan 20 orang
3. Manajer Auditor 158 orang Sub jumlah 414 orang
2. Auditor Senior 203 orang
1. Auditor Yunior 53 orang
= 497 Adapun dari jumlah email valid tersebut berdasarkan jabatan terdiri dari :
Jumlah email masuk dari tanggal 25-01-2016 sd 09-02-2016 = 552 Jumlah yang mengirim email berulang = (55) Jumlah email valid
Akuntan Publik
keinginannya sendiri. Turnover secara sukarela dapat disebabkan diantarnya: peluang karier, gaji, pengawasan, geografi dan alasan pribadi/keluarga.
Populasi pada penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP seluruh Indonesia yang jumlahnya tidak dapat diketahui, karena tidak ada referensi untuk itu. Referensi yang ada meliputi jumlah kantor tiap kota dan akuntan publik. Data yang tersedia berupa jumlah KAP berdasarkan kota sebanyak 525 ( Direktori
peningkatan fasilitas, gaji dan promosi jabatan.
turnover, misalnya dengan memberi
dikendalikan muncul karena alasan di luar pengaruh pemberi kerja. Banyak alasan karyawan yang berhenti tidak dapat dikendalikan oleh organisasi, contohnya: tinggal di daerah lain karena alasan keluarga, suami atau istri yang dipisahkan dan baru lulus dari perguruan tinggi. Sedangkan turnover yang dapat dikendalikan muncul karena faktor yang dapat dipengaruhi oleh pemberi kerja. Dalam turnover yang dapat dikendalikan, organisasi lebih mampu memelihara karyawan dengan menangani persoalan karyawan yang dapat menimbulkan
yang dilakukan oleh karyawan penting dan memiliki kinerja tinggi meninggalkan organisasi pada saat yang genting.
turnover disfungsional adalah turnover
yang dilakukan oleh karyawan yang memiliki kinerja lebih rendah, individu yang kurang dapat diandalkan, atau mereka yang mengganggu rekan kerja meninggalkan organisasi. Sedangkan
Turnover fungsional adalah turnover
- – IAPI, 2016 ).
Publik di Indonesia Berdasarkan Jenis manajer auditor (berjumlah 414 orang). Kelamin
Data yang valid selanjutnya dianalisis Tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat dengan statistik deskriptif tabel silang dan pindah kerja auditor di Indonesia 43,7% regresi linier berganda dengan alat bantu menyatakan belum pernah pindah dan program SPSS. Tabel silang digunakan 56,3% pernah pindah kerja. Frekuensi untuk mengetahui persentase pindah kerja pindah kerja 1-3 kali sebesar 43%, berdasarkan jenis kelamin, tingkat sedangkan yang lebih dari 3 kali 13,3%. pendidikan dan jabatan. Regresi digunakan Auditor yang belum pernah pindah kerja untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin, tersebut terdiri dari 28,3% dari pria dan tingkat pendidikan dan jabatan terhadap 15,5% perempuan. Adapun yang pernah pindah kerja. pindah kerja 43,2% pria dan 13,0% perempuan.
Tabel 1. Crosstab Pindah Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin Auditor KAP di Indonesia Tahun 2016
Frekuensi Pindah Kerja Keterangan Jumlah Jenis Kelamin
(Turnover)
Pria Perempuan Total
Count 117
64 181
% of Total 28.3% 15.5% 43.7%
1 Count
30
11
41
% of Total
7.2% 2.7% 9.9%
Count
2
62
23
85
% of Total 15.0% 5.6% 20.5%
3 Count
41
11
52
% of Total 9.9% 2.7% 12.6%
4 Count
17
4
21
% of Total 4.1% 1.0% 5.1% Count
5
13
4
17
% of Total 3.1% 1.0% 4.1%
6 Count
12
12
% of Total 2.9% .0% 2.9%
7 Count
1
1
% of Total .2% .0% .2%
8 Count
1
1
2
% of Total
.2% .2% .5%
10 Count
1
1
% of Total .2% .0% .2%
13 Count
1
1
% of Total .2% .0% .2% Count 296 118 414 % of Total 71.5% 28.5% 100.0%
Sumber : data primer diolah (2016)
Turnover Auditor Kantor Akuntan kerja terdiri dari 2,9% berpendidikan D3,
10,6% S1, 16,7% S2 dan 13,5% S3.Publik di Indonesia Berdasarkan
Adapun 56,3% yang pernah pindah kerja Tingkat Pendidikan. Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat terdiri dari 2,2% berpendidikan D3, 9,0% pindah kerja auditor di Indonesia 43,7% S1, 20,5% S2 dan 25,6% S3. yang menyatakan belum pernah pindah
Tabel 2 Crosstab Pindah Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Auditor KAP Di Indonesia Tahun 2016
Frekuensi Pindah Keterangan Jumlah Tingkat Pendidikan Kerja(Turnover)
D3 S1 S2 S3 Total
Count
12
44
69 56 181
% of Total 2.9% 10.6% 16.7% 13.5% 43.7%
1 Count
4
9
20
8
41
% of Total 1.0% 2.2% 4.8% 1.9% 9.9%
2 Count
1
16
35
33
85
% of Total .2% 3.9% 8.5% 8.0% 20.5%
3 Count
8
18
26
52
% of Total .0% 1.9% 4.3% 6.3% 12.6%
4 Count
5
16
21
% of Total .0% .0% 1.2% 3.9% 5.1%
5 Count
2
5
10
17
% of Total
.0% .5% 1.2% 2.4% 4.1%
6 Count
2
2
8
12
% of Total .0% .5% .5% 1.9% 2.9%
7 Count
1
1
% of Total .0% .0% .0% .2% .2%
8 Count
2
2
% of Total .0% .0% .0% .5% .5% Count
10
1
1
% of Total .0% .0% .0% .2% .2%
13 Count
1
1
% of Total .0% .0% .0% .2% .2% Count
17 81 154 162 414
% of Total 4.1% 19.6% 37.2% 39.1% 100.0%
Sumber : data primer diolah (2016)
Turnover Auditor Kantor Akuntan kerja terdiri dari 8,0% berjabatan auditor
Publik di Indonesia Berdasarkan yunior, 23,4% auditor senior dan 12,3% Jabatan. manajer auditor. Sedangkan 56,3% yang
Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pernah pindah kerja terdiri dari 4,8% pindah kerja auditor di Indonesia 43,7% berjabatan auditor yunior, 25,6% auditor yang menyatakan belum pernah pindah senior dan 25,9% manajer auditor.
Tabel 3 Crosstab Pindah Kerja Berdasarkan Jabatan Auditor KAP Di Indonesia Tahun 2016
Frekuensi Pindah Kerja Keterangan Jabatan
(Turnover) Jumlah
Auditor Auditor Yunior Senior Manajer Total
Count
33
97 51 181
% of Total 8.0% 23.4% 12.3% 43.7%
1 Count
10
23
8
41
% of Total 2.4% 5.6% 1.9% 9.9%
2 Count
4
42
39
85
% of Total 1.0% 10.1% 9.4% 20.5% Count
3
4
20
28
52
% of Total
1.0% 4.8% 6.8% 12.6%
4 Count
8
13
21
% of Total .0% 1.9% 3.1% 5.1%
5 Count
1
5
11
17
% of Total .2% 1.2% 2.7% 4.1%
6 Count
1
6
5
12
% of Total
.2% 1.4% 1.2% 2.9%
7 Count
1
1
% of Total .0% .0% .2% .2%
8 Count
1
1
2
% of Total .0% .2% .2% .5%
10 Count
1
1
% of Total .0% .0% .2% .2% Count
13
1
1
% of Total .0% .2% .0% .2% Count
53 203 158 414
% of Total 12.8% 49.0% 38.2% 100.0%
Sumber : data primer diolah (2016) kerja 100% adalah kota Denpasar,
Turnover Auditor Kantor Akuntan
Menado, Padang dan Palu. Sedangkan Publik di Indonesia Berdasarkan Kota. Tabel 4 menunjukkan pindah kerja selain kota tersebut menjawab bervariasi auditor berdasarkan kota, yang belum dari belum pernah pindah kerja dan pernah pernah pindah kerja 100% adalah auditor pindah kerja dengan masing-masing yang berada di Balikpapan, Banjarmasin persentase seperti tabel berikut. dan Batam. Auditor yang pernah pindah
Tabel 4 Crosstab
Pindah Kerja Berdasarkan Kota Tahun 2016
Keterangan Status Pindah Kerja (PK) Kota
Total Jumlah
Belum PK Pernah PK Balikpapan Count
1
1
% within Kota 100.0% .0% 100.0% % of Total .2% .0% .2%
Bandung Count
40
59
99
% within Kota
40.4% 59.6% 100.0% Keterangan Status Pindah Kerja (PK) Kota
Total Jumlah
Belum PK Pernah PK
% of Total
9.7% 14.3% 23.9% Banjarmasin Count
2
2
% within Kota 100.0% .0% 100.0% % of Total .5% .0% .5%
Banten Count
1
2
3
% within Kota 33.3% 66.7% 100.0% % of Total .2% .5% .7%
Batam Count
4
4
% within Kota 100.0% .0% 100.0% % of Total 1.0% .0% 1.0%
Bekasi Count
2
4
6
% within Kota 33.3% 66.7% 100.0% % of Total .5% 1.0% 1.4%
Bogor Count
2
5
7
% within Kota 28.6% 71.4% 100.0% % of Total .5% 1.2% 1.7%
Cirebon Count
1
2
3
% within Kota 33.3% 66.7% 100.0% % of Total .2% .5% .7%
Denpasar Count
1
1
% within Kota
.0% 100.0% 100.0%
% of Total .0% .2% .2%
Jakarta Count
73 81 154
% within Kota 47.4% 52.6% 100.0% % of Total 17.6% 19.6% 37.2%
Makasar Count
5
3
8
% within Kota 62.5% 37.5% 100.0% % of Total
1.2% .7% 1.9% Malang Count
12
13
25
% within Kota 48.0% 52.0% 100.0% % of Total 2.9% 3.1% 6.0%
Menado Count
1
1
% within Kota .0% 100.0% 100.0% % of Total .0% .2% .2%
Medan Count
2
9
11
% within Kota 18.2% 81.8% 100.0% % of Total .5% 2.2% 2.7%
Padang Count
1
1
% within Kota .0% 100.0% 100.0% % of Total .0% .2% .2%
Palembang Count
3
1
4
% within Kota 75.0% 25.0% 100.0% % of Total .7% .2% 1.0%
Palu Count
3
3
% within Kota .0% 100.0% 100.0% % of Total .0% .7% .7%
Pekanbaru Count
1
4
5
% within Kota
20.0% 80.0% 100.0% Kota Keterangan
Jumlah Status Pindah Kerja (PK)
16
Tasikmalaya Count
7
1
8
% within Kota 87.5% 12.5% 100.0% % of Total 1.7% .2% 1.9%
Yogyakarta Count
5
21
21
% within Kota 23.8% 76.2% 100.0% % of Total 1.2% 3.9% 5.1%
Count 181 233 414
% within KodeKota43.7% 56.3% 100.0%
% of Total 43.7% 56.3% 100.0%
Sumber : data primer diolah (2016)
Pengaruh jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jabatan terhadap pindah kerja auditor KAP di Indonesia dianalisis dengan regresi linier berganda melalui bantuan program SPSS. Hasil regresi seperti tabel 5 menunjukkan koefisien untuk jenis kelamin sebesar -0,346 dengan tingkat signifikansi 0,083 lebih besar dari 0,05, dengan demikian jenis kelamin berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pindah kerja. Hasil tersebut dapat diprediksikan bahwa auditor perempuan lebih memiliki turnover yang lebih rendah dari pada auditor pria. Hasil tersebut didukung dengan persentase yang pernah pindah kerja 56,3% terdiri dari pria sebesar
28,3%, sedangkan perempuan sebesar 15,5%.
Koefisien regresi tingkat pendidikan sebesar 0,443 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05, dengan demikian tingkat pendidikan berpengaruh positif signifikan terhadap pindah kerja auditor. Hal tersebut mengandung arti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, maka tingkat pindah kerja auditor semakin meningkat. Hal tersebut juga didukung dengan persentase yang pernah pindah kerja 56,3% terdiri dari auditor berpendidikan diploma 3 (D3) 2,2% , sarjana (S1) 9,0%, magister (S2) 20,5% dan doktor (S3) 25,6%.
Koefisien regresi jabatan sebesar 0,386 dengan tingkat signifikansi 0,009 di bawah 0,05, dengan demikian jabatan berpengaruh positif signifikan terhadap
% within Kota 61.9% 38.1% 100.0% % of Total 3.1% 1.9% 5.1%
8
Total Belum PK Pernah PK
1
% of Total
.2% 1.0% 1.2% Semarang Count
5
10
15
% within Kota 33.3% 66.7% 100.0% % of Total 1.2% 2.4% 3.6%
Sidoarjo Count
1
13
2
% within Kota 50.0% 50.0% 100.0% % of Total .2% .2% .5%
Surabaya Count
1
8
9
% within Kota 11.1% 88.9% 100.0% % of Total .2% 1.9% 2.2%
Surakarta Count
Pengaruh Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan dan Jabatan Terhadap Pindah Kerja Auditor KAP di Indonesia
pindah kerja. Hal tersebut mengandung dengan persentase yang pernah pindah arti bahwa semakin tinggi jabatan, maka kerja 56,3% terdiri dari 4,8% berjabatan tingkat pindah kerja auditor semakin auditor yunior, 25,6% auditor senior dan meningkat. Hal tersebut juga didukung 25,9% manajer auditor.
Tabel 5 a
Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance
VIF (Constant)
1 -.223 .506 -.442 .659 Jabatan .386 .147 .137 2.621 .009 .798 1.253 Jenis Kelamin -.346 .200 -.083 -1.735 .083 .948 1.055 Tingkat Pendidikan .443 .115 .203 3.864 .000 .793 1.262
Sumber : data primer diolah (2016)
Simpulan Denpasar, Menado, Padang dan Palu.
Hasil deskriptif menunjukkan bahwa Sedangkan selain kota tersebut menjawab 43,7% menyatakan belum pernah pindah bervariasi dari belum pernah pindah kerja kerja dan 56,3% menyatakan pernah dan pernah pindah kerja pindah kerja. Auditor yang belum pernah Hasil regresi menunjukkan bahwa pindah kerja tersebut terdiri dari 28,3% tingkat pendidikan dan jabatan secara pria dan 15,5% perempuan. Adapun yang individuil berpengaruh positif signifikan pernah pindah kerja 43,2% pria dan 13,0% terhadap pindah kerja auditor, sedangkan perempuan. Berdasarkan tingkat jenis kelamin berpengaruh negatif tidak pendidikan yang belum pernah pindah signifikan terhadap pindah kerja auditor. kerja terdiri dari 2,9% berpendidikan D3,
Referensi 10,6% S1, 16,7% S2 dan 13,5% S3.
Aries Ivan Satiawan dan Ghozali Imam, Adapun yang pernah pindah kerja terdiri
2006, Akuntansi Keperilakuan- dari 2,2% berpendidikan D3, 9,0% S1,
Konsep dan Kajian Empiris
20,5% S2 dan 25,6% S3. Berdasarkan
Perilaku Akuntan, Semarang,
jabatan yang belum pernah pindah kerja Badan Penerbit Universitas terdiri dari 8,0% auditor yunior, 23,4% Diponegoro. auditor senior dan 12,3% manajer auditor. Bao, B., D. Bao and M. Vasarheli. 1986.
“A Stochastic Model of Sedangkan yang pernah pindah kerja
Professional Accountant terdiri dari 4,8% berjabatan auditor yunior,
Accounting, Turnover”.
25,6% auditor senior dan 25,9% manajer Organizations and Society. Vol. auditor. Selain tersebut berdasarkan kota, 11. No. 3. pp. 289-296. yang belum pernah pindah kerja 100%
Dennis, Anita (1998), “A Good Hire is adalah auditor yang berada di Balikpapan, Hard to Find”, Journal of
Accountancy, October, halaman
Banjarmasin dan Batam. Auditor yang 90-96. pernah pindah kerja 100% adalah kota
IAPI, Direktori Akuntan Publik
- – IAPI
Lampe, J.C. and K.R. Earnest. 1984. “How Motivation Effects Accountants’ Productivity and Turnover”.
Management Accounting.
February. Vol. 65. No. 8. pp. 50- 55. Mathis, R.L. & J.H. Jackson. 2006.
Human Resource Management: Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Dian Angelia. Jakarta: Salemba Empat.
Mustofa, 2014, Manajemen Modern Bisnis
Kantor Akuntan, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Ratnawati, V. 2001. “Pengaruh Faktor Anteseden, Job Insecurity, dan Konsekuensinya Terhadap Keinginan Berpindah Karyawan: Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Indonesia”.
Simposium Nasional Akuntansi IV.
Ikatan Akuntan Indonesia. hal. 411-428. Robbins, P. S., & Judge, A. T. (2013).
Organizational Behavior (15th Ed.). New Jersey: Pearson Prentice
Hall. Snead, K. and A. Harrell. 1991. “The
Impact of Psychological Factors on the Job Satisfaction of Senior Auditor”. Behavioral Research in Accounting. Vol. 3. pp. 85-96.