kelompok 3 Ekuitas Modal disetor

MAKALAH
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II
(Untuk memenuh salah satu tugas mata kuliah Akuntansi keuangan
menengah II dengan pokok pembahasan mengenai ekuitas pemilik: modal
disetor)

Disusun Oleh:
Zulham Effendi (1603501021)
Firhan Saefa Jamil (1603501034)
Resty Harmenawati (1603501038)
Tita Puspita (1603501042)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH
JAKARTA

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................I
KATA PENGANTAR...........................................................II
BAB I

1.1
2.1
3.1

PENDAHULUAN.......................................................1
Latar Belakang.........................................................1
Rumusan Masalah.....................................................2
Tujuan Penulisan.......................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................3
2.1 Bentuk Bentuk Perusahaan.........................................3
2.2 Modal Perusahaan...................................................10
2.4 Saham Treasury........................................................19
BAB III KESIMPULAN......................................................23
BAB IV PENUTUP...........................................................24
DAFTAR PUSTAKA..........................................................25

1

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena
dengan rahmat dan hidayahnya kami sebagai penyusun dapat
menyelesaikan makalah Akuntansi Keuangan Menengan 2 dan
memberikan ilmu kapada para pembaca.
Dalam makalah ini kami sebagai penyusun tentunya ingin
menyampaikan materi materi pembelajaran tentang Akuntansi Keuangan
Menengah 2, yang kami fokuskan kedalam pembahasan mengenai Ekuitas
Pemilik (Modal disetor) yang nantinya akan dibahas kedalam empat sub
pokok pembahasan yaitu tentang jenis perusahaan, modal perusahaan,
saham preferen dan saham treasury.
Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan bahwa apa
yang kami sampaikan kepada para pembaca dapat diterima dengan baik
dan juga bisa terus disampaikan kepada orang lain, tidak lupa kami juga
berterima kasih kepada para teman teman yang sudah membentu kami
dalam penyusunan makalah, dan kami sangat berterima kasih yang
sebesar bersarnya kepada dosen mata kuliah akuntansi keuangan
menengah 2,Ibu Maria suryaningsih, SE, M.Ak yang telah menuntun kita
hingga terususnnya makalah ini dengan baik,
Kita sebelumnya meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan
atau pembahasan materi, kritik dan saran pembaca sangat kami

harapakan, yang nantinya akan membangun kami menjadi lebih baik lagi
dalam penulisan makalah.

Jakarta, 30 Januari 2018

Penyusun

2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau
pemberian kepastian mengenai informasi yang akan
membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat
keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya
keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga
pemerintah, akuntansi tentunya memiliki beberapa bagian

yang kali ini akan kita bahas, sebelum lebih dalam dalam
membahas itu semua, kita juga harus mengetahuai apa itu
akuntansi keuangan? Akuntansi keuangan adalah Akuntansi
Keuangan adalah merupakan salah satu bagian dari akuntansi
yang berhubungan dengan penyajian laporan keuangan
perusahaan kepada pihak eksternal berupa laporan neraca,
rugi laba, Perubahan Modal dan Arus Kas kepada pemegang
saham, kreditor atau investor khususnya tentang profitabilitas
dan kredibilitas.
Didalam akuntansi keuangan juga terdapat sub pokok
pembahasan mengenai ekuitas pemilik (modal disetor)
Ekuitas ini adalah modal pemilik yang menjadi modal awal
perusahaan. Dalam teori akuntansi ekuitas adalah hal residual
atas aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Hal
ini jika di kembalikan pada rumus dasar yang saya tuliskan
diatas sangat lumrah karena jika aset adalah kewajiban
ditambah ekuitas. Maka ekuitas adalah aset dikurangi ekuitas.
Di laporan keuangan sendiri ada sebuah draf laporan
perubahan ekuitas pemilik yang merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan dari rentetan laporan keuangan

yang harus dilaporkan dalam setiap periode pencatatan
perusahaan, didalam sub pembahasan tersebut kami sebagai
penyusun memiliki empat point pembahasan, yang pertama
adalah jenis-jenis perusahaan, kedua adalah modal
perusahaan, ketiga adalah saham preferen dan yang keempat
adalah saham treasury?

2.1

Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Apa sajakah jenis – jenis perusahaan?
Apa itu modal perusahaan?
Dari mana saja modal perusahaan itu berasal?
Apa itu saham preferen?

Apa itu saham treasury?

Semua pertanyaan diatas merupakan perwakilan dari
semua pembahasan yang nantinya akan kita bahas, dan
tentunya dibahas sesuai dengan SAP yang telah diberikan.

3.1

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan ditulis dan disusunnya makalah ini
sebgai berikut:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi keuangan
Menengah II
2. Guna memperdalam pembahasan – pembahasan yang
telah diberikan oleh dosen, baik melalui metode face to
face maupun rangkuman pembahasan materi yang telah
dibuat melalui SAP.
3. Menambah wawasan untuk kami pribadi dan para
pembaca
4. Dapat dijadikan salah satu sumber informasi dan acuan

dalam pengerjaan tugas – tugas sekolah maupun
perkuliahan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bentuk Bentuk Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh
seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang
kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna
memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi
dan distribusi dilakukan dengan menggabungkan berbagai
faktor produksi, yaitu manusia, alam dan modal. Kegiatan
produksi
dan
distribusi
umumnya
dilakukan
untuk
memperoleh laba. Namun ada juga kegiatan produksi yang
tujuannya bukan untuk mencari laba. Seperti yayasan sosial,

keagamaan, dll. Hasil suatu produksi dapat berupa barang
dan jasa, dan berikut ini adalah perusahaan di Indonesia.
1. Perusahaan Perseorang (Sole Proprietorship)
Perusahaan perseorangan adalah suatu jenis
usaha yang dijalankan oleh satu orang pemilik dan
merupakan suatu jenis usaha yang paling sederhana
dan tidak kompleks. Perusahaan perseorangan
adalah organisasi perusahaan yang terbanyak
jumlahnya dalam setiap peekonomian. Tetapi
sumbangannya kepada seluruh produksi nasional
tidaklah terlalu besar (jauh lebih kecil dari persoalan
perusahaan perseroan terbatas) karena kebanyakan
dari usaha tersebut dilakukan secara kecil-kecilan,
yaitu modalnya tidak begitu besar dan begitu pula
dengan
hasil
produksi
dan
penjualannya.
Perseorangan berarti suatu usaha yang dijalankan

oleh satu orang pemilik yang berarti setiap tindakan
yang berhubungan dengan perusahaan tersebut
menjadi tindakan yang harus ditanggung jawabkan
kepada pemiliknya (dalam arti antara perseorangan
dengan
pemilik
tanggung
jawabnya
tidak
dipisahkan).
Perusahaan
Perseorang
tentunya
memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangannya, berikut ini
adalah kelebihan dan kekurangan nya:

A. Kelebihan
1. Perseorangan
tidak

dikenakan
pajak
perusahaan
seperti
halnya
PT
atau
Partnership (Firma).
2. Dalam melakukan pengelolaan perusahaan,
pemilik
juga
menjadi
bagian
dari
manajemen sehingga pengendalian internal
tidak terlalu kompleks dan mudah diawasi
oleh pemilik langsung.
3. Biaya yang rendah dalam pengelolaan,
karena karyawan yang bekerja di dalam
perseorangan adalah si pemilik usaha.

4. Tidak memalui proses administrasi hukum
yang terlalu kompleks, biasanya hanya
sampai akte notaris, dan surat keterangan
domisili dari kelurahan saja. Tidak perlu
melalui proses pembuatan SIUP, atau TDP
ataupun
hingga
membutuhkan
surat
keputusan dari Menkeh dan HAM.
5. Proses pembetukannya sangat cepat.
6. Apabila dalam bisnis perseorangan terjadi
kerugian maka kompensasi kerugian dapat
dimasukan
dalam
perhitungan
pajak
penghasilan pemilik.
B. Kekurangan
1. Seperti yang saya telah sebutkan di atas,
bahwa
perseorangan
dengan
pemilik
memiliki tanggung jawab yang sama atas
setiap tindakan yang dilakukan oleh
perseorangan tersebut. Jadi kalau ada
tuntuan hukum maka yang menanggung
tuntuan tersebut adalah si pemilik.
2. Karena si pemilik menjadi satu kesatuan
dengan
perseorangan
maka,
pemilik
diwajibkan memiliki NPWP. dimana apabila
ada
penghasilan
dari
perseorangan
(perusahaan) maka pajak penghasilan dari

penghasilan
sipemilik.

tersebut

di

tanggung

oleh

2. Perusahaan Perkongsian atau Firma
Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder
firma; secara harfiah: perserikatan dagang antara
beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa,
adalah
sebuah
bentuk
persekutuan
untuk
menjalankan usaha antara dua orang atau lebih
dengan memakai nama bersama. Pemiliki firma
terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan
masing-masing anggota persekutuan menyerahkan
kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam akta
pendirian perusahaan. Organisasi perusahaan seperti
ini adalah organisasi perusahaan yang dimiliki oleh
beberapa
orang.
Di
samping
kemungkinan
memperoleh modal yang lebih banyak, kebaikan lain
dari perusahaan perkongsian adalah tanggung jawab
bersama didalam menjalankan perusahaan. Setiap
anggota perkongsian mempunyai tugas untuk
menjalankan dan mengembangkan perusahaan yang
mereka dirikan, berikut ini kelebihan dan kekurangan
dari firma :
A. Kelebihan
1. Kemampuan
manajemen
lebih
besar,
karena ada pembagian kerja diantara para
anggota.
2. Pendiriannya relatif mudah, baik dengan
Akta atau tidak memerlukan Akta Pendirian.
3. Kebutuhan modal lebih mudah terpenuhi.
B. Kekurangan
1. Tanggungjawab pemilik tidak terbatas.
2. Yang disebabkan oleh seorang anggota,
harus ditangung bersama anggota lainnya.

3. Kelangsungan
menentu

hidup

perusahaan

tidak

3. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga
Naamloze Vennootschaap (NV), adalah suatu
persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki
modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya
memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya.
Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang
dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan
perusahaan
dapat
dilakukan
tanpa
perlu
membubarkan perusahaan. Organisasi perusahaan
seperti ini adalah organisasi perusahaan yang
dimiliki
oleh
beberapa
orang.
Di
samping
kemungkinan memperoleh modal yang lebih banyak,
kebaikan lain dari perusahaan perkongsian adalah
tanggung jawab bersama didalam menjalankan
perusahaan. Setiap anggota perkongsian mempunyai
tugas untuk menjalankan dan mengembangkan
perusahaan yang mereka dirikan. Perseroan terbatas
merupakan badan usaha dan besarnya modal
perseroan tercantum dalam anggaran dasar.
Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi
pemilik perusahaan sehingga memiliki harta
kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih
dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan
perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung
jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang
dimiliki.
A. Kelebihan
1. Kelangsungan usaha lebih terjamin karena
pengelolaan perusahaan dipilih sesuai
kemampuan.
2. Dapat dicapai efisiensi dalam pimpinan
perusahaan karena menempatkan orang
yang tepat.
3. Modal mudah diperoleh karena saham
mudah diperjualbelikan.

4. Pemilik perusahaan memiliki tanggung
jawab terbatas.
5. Terjadi pemisahan antara pemilik dan
pengelola usaha sehingga terlihat tugas
pokok dan fungsi masing-masing.
6. perusahaan
mudah
berganti
tanpa
membubarkan perusahaan.
B. Kekurangan
1. Kerumitan perizinan dan organisasi. Untuk
mendirikan sebuah PT tidaklah mudah.
Selain biayanya yang tidak sedikit, PT juga
membutuhkan akta notaris dan izin khusus
untuk usaha tertentu. Lalu dengan besarnya
perusahaan
tersebut,
biaya
pengorganisasian akan keluar sangat besar.
Belum lagi kerumitan dan kendala yang
terjadi dalam tingkat personel. Hubungan
antar perorangan juga lebih formal dan
berkesan kaku.
4. Persekutuan Komanditer
Persekutuan
Komanditer
(commanditaire
vennootschap atau CV) adalah suatu persekutuan
yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang
yang mempercayakan uang atau barang kepada
seorang atau beberapa orang yang menjalankan
perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.
Persekutuan komanditer biasanya didirikan dengan
akta dan harus didaftarkan. Namun persekutuan ini
bukan merupakan badan hukum (sama dengan
firma), sehingga tidak memiliki kekayaan sendiri.
A. Kelebihan
1. Pendiriannya mudah
2. Bisa memenuhi kebutuhan modal lebih
besar dan relatif mudah, yaitu dengan cara
menyerahkan sekutu komanditer.

3. Kemampuan untuk memperoleh pinjaman
(kredit) lebih mudah.
4. Menginvestasikan dana relatif lebih mudah.
5. Kemampuan manajemen lebih baik.
B. Kekurangan
1. Kelangsungan
hidup
persekutuan
komanditer tidak pasti karena hanya
mengandalkan pada sekutu komplementer.
2. Untuk persekutuan campuran, yang persero
aktifnya
lebih
dari
seorang
terjadi
kemungkinan perselisihan.
3. Tanggung jawab sekutu tidak sama
4. Kemungkinan
terjadi
kecurangan
dari
sekutu aktif.
5. Kesulitan kembali untuk menarik modal
yang telah disetor
terutama
sekutu
komplementer.
5. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha
yang sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki
oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula
berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk
menyediakan
barang
atau
jasa
bagi
masyarakat.Sejak tahun 2001 seluruh BUMN
dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian
BUMN, yang dipimpin oleh seorang Menteri Negara
BUMN, berikut adalah jenis jenis BUMN :
1. Perusahaan
Perseroan
(Persero)
adalah
Perusahaan persero adalah BUMN yang
berbentuk perseroan terbatas (PT) yang
modal/sahamnya paling sedikit 51% dimiliki
oleh pemerintah, yang tujuannya mengejar
keuntungan. Maksud dan tujuan mendirikan
persero ialah untuk menyediakan barang dan
atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya
saing kuat dan mengejar keuntungan untuk
meningkatkan nilai perusahaan.

2. Perusahaan
Jawatan
(Perjan)
adalah
Perusahaan Jawatan (perjan) sebagai salah
satu bentuk BUMN memiliki modal yang
berasal
dari
negara.
Besarnya
modal
Perusahaan Jawatan ditetapkan melalui APBN.
3. Perusahaan Umum(PERUM) adalah suatu
perusahaan negara yang bertujuan untuk
melayani kepentingan umum,tetapi sekaligus
mencari keuntungan.
6. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Badan usaha milik daerah adalah suatu
perusahaan yang didirikan berdasarkan peraturan
daerah atau perusahaan yang dimiliki Daerah
Tingkat II (Kabupaten), dan Daerah Tingkat I
(Provinsi). Modalnya berasal dari APBD tingkat II dan
I.Sesuai dengan perkembangan otonomi daerah.
keuntungan
yang
diperoleh
masuk
dalam
pendapatan asli daerah, bukan kepala daerah. Tujuan
Pendirian BUMD yaitu memberikan sumbangsih pada
perekonomian nasional dan penerimaan kas negara,
mengejar dan mencari keuntungan, pemenuhan
hajat hidup orang banyak, dan perintis kegiatankegiatan usaha serta memberikan bantuan dan
perlindungan pada usaha kecil dan lemah.
7. Koperasi
Koperasi adalah jenis badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum.
Koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
asas kekeluargaan. Koperasi menurut UUD 1945
pasal 33 ayat 1 merupakan usaha kekeluargaan
dengan
tujuan
mensejahterakan
anggotanya,
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4
dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai
berikut:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan
kemampuan ekonomi anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya untuk

2.

3.

4.

5.

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya.
Berperan serta secara aktif dalam upaya
mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai
dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
Berusaha untuk mewujudkan dan
mengembangkan perekonomian nasional, yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas
asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Mengembangkan kreativitas dan membangun
jiwa berorganisasi bagi para pelajar bangsa.

8. Yayasan
Yayasan (Inggris: foundation) adalah suatu badan
hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat
sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan
dengan memperhatikan persyaratan formal yang
ditentukan dalam undang-undang. Di Indonesia,
yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Rapat
paripurna DPR pada tanggal 7 September 2004
menyetujui undang-undang ini, dan Presiden RI
Megawati Soekarnoputri mengesahkannya pada
tanggal 6 Oktober 2004.
Prosedur Pendirian Yayasan adalah Pendirian
yayasan dilakukan dengan akta notaris dan
mempunyai status badan hukum setelah akta
pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia atau pejabat yang
ditunjuk. Permohonan pendirian yayasan dapat
diajukan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang wilayah
kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan.

Yayasan yang telah memperoleh pengesahan
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

2.2 Modal Perusahaan
Sebelum mengenal bagaimana modal perusahaan itu,
berikut adalah pemahan terhadap modal menurut beberapa
ahli.
A. Prof. Bakker
Menurut Prof. Bakker, modal dapat diartikan
sebagai barang – barang konkret yang masih ada dalam
rumah tangga perusahaan yang ada dalam neraca bagian
debit, maupun berupa daya beli atau pun nilai tukar barang –
barang yang tercatat di neraca bagian kredit.
B. Lawrence J. Gitman
Menurut Lawrence J. Gitman, pengertian modal
adalah pinjaman jangka panjang yang dimiliki oleh
perusahaan, atau pun setiap hal yang ada di bagian
kanan neraca perusahaan selain kewajiban saat ini.
C. Bambang Riyanto
Menurut Bambang Riyanto, modal merupakan
hasil produksi yang digunakan kembali untuk
memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya,
kemudian modal ditekankan pada nilai, daya beli, atau
pun kekuasaan menggunakan yang ada dalam barang
– barang modal.
D. Drs. Moekijat
Menurut Drs. Moekijat, modal dapat dirumuskan
menjadi beberapa rumusan dasar. Modal normalnya
dianggap terdiri dari uang tunai, kredit, hak membuat,
serta menjual sesuatu (berupa paten), mesin – mesin
dan gedung – gedung. Akan tetapi, sering juga istilah modal
digunakan untuk menggambarkan hak milik total yang
terdiri dari jumlah yang ditanam, surplus, dan
keuntungan – keuntungan yang tidak dibagi.
A. Sumber Modal Secara Umum
1. Sumber Intern

Modal yang berasal dari sumber intern adalah
modal atau dana yang di bentuk atau dihasilkan
sendiri di dalam perusahaan. Alasan perusahaan
menggunakan sumbar dana intern yaitu dengan
dana dari dalam perusahaan maka perusahaan
tidak mempunyai kewajiban untuk membayar
bunga maupun dana yang di pakai. Setiap saat
tersedia jika diperlukan. Dana yang tersedia
sebagian besar telah memenuhi kebutuhan dana
perusahaan. Biaya pemakaian relatif murah.
Sumber intern atau sumber dana yang dibentuk
atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan
adalah laba ditahan dan penyusutan (depresiasi).
1. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah laba bersih yang di
simpan untuk diakumulasikan dalam suatu
bisnis setelah deviden dibayarkan. Juga di
sebut laba yang tidak dibagikan (undistributed
profits) atau surplus yang diperoleh (earned
surplus).
2. Depresiasi
Depresiasi adalah alokasi jumlah suatu
aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa
manfaat yang di estimasi. Penyusutan untuk
periode akuntansi dibebankan ke pendapatan
baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Sumber Extern
Modal yang berasal dari sumber ekstern adalah
sumber yang berasal dari luar perusahaan. Alasan
perusahaan menggunakan sumber dana ekstern
adalah:
1. Jumlah dana yang digunakan tidak terbatas.
2. Dapat di cari dari berbagai sumber.
3. Dapat bersifat fleksibel.
Yang merupakan sumber ekstern perusahaan
adalah supplier, bank dan pasar modal.
1. Supplier

Supplier memberikan dana kepada
suatu perusahaan dalam bentuk penjualan
barang secara kredit, baik untuk jangka
pendek (kurang dari 1 tahun), maupun
jangka menengah (lebih dari 1 tahun dan
kurang dari 10 tahun). Penjualan kredit atau
barang dengan jangka waktu pembayaran
kurang dari satu tahun terjadi pada
penjualan barang dagang dan bahan mentah
oleh supplier kepada langganan. Supplier
atau manufaktur (pabrik) sering pula
menjual mesin atau peralatan lain hasil
produksinya kepada suatu perusahaan yang
menggunakan mesin atau peralatan tersebut
dalam jangka waktu pembayaran 5 sampai
10 tahun.
2. Bank
Bank adalah lembaga yang berperan
sebagai perantara keuangan (financial
intermediary) antara pihak yang memiliki
dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar lalulintas pembayaran.
3. Pasar Modal
Pasar modal adalah suatu pengertian
abstrak yang mempertemukan dua
kelompok yang saling berhadapan tetapi
yang kepentingannya saling mengisi, yaitu
calon pemodal (investor) di suatu pihak dan
emiten yang membutuhkan dana jangka
menengah atau jangka panjang di lain pihak,
atau dengan kata lain adalah tempat (dalam
artian abstrak) bertemunya penawaran dan
permintaan dana jangka menengah atau
jangka panjang. Fungsi dari pasar modal
adalah mengalokasikan secara efisien arus
dana dari unit ekonomi yang mempunyai
surplus tabungan kepada unit ekonomi yang
mempunyai defisit tabungan.
B. Sumber
PSAK

Modal

Berdasarkan

Buku

berbasis

Berikut ini adalah penjelasan berdasarkan buku
Akuntansi Keuangan Mengengah II yang berbasis
PSAK.
1. Modal Disetor
Untuk
perusahaan
dengan
bentuk
PT,
kepemilikan terbagi dalam lembar saham. Secara
umum, pemilik setiap lembar saham memiliki hak
sebagai berikut:
2. Pembagian keuntungan (dan Kerugian)
perusahaan secara proporsional sesuai
dengan presentase kepemilikan.
3. Partisipasi dalam manajemen, seperti hak
suara untuk menunjuk direksi dan komisaris
secara
prporsional
sesuai
dengan
presentase kepemilikan.
4. Pembagian aset perusahaan pada saat
likuidasi secara prporsional sesuai dengan
presentase kepemilikan.
5. Hak prioritas untuk membeli saham yang
baru diterbikan secara proporsional sesuai
dengan presentase kepemilikian, yang
didikenal sebagai preemptive right.
Terdapat dua jenis saham yang bisa diterbitkan
oleh PT. yaitu sebagai berikut:
1. Saham biasa (Ordinary share), yang
merupakan kepemilikan. perusahaan,
residual, karena:
a. Menanggung
seluruh
resiko
kerugian
b. Menerima manfaat perusahaan
atas sukses perusahaan
c. Tidak ada jaminan memperoleh
dividen pada saat likuidasi, hasil
penjualan aset.
2. Saham Preferen, adalah saham
pemiliknya akan memiliki hak
dibanding hak pemilik saham
Pemegang
saham
preferen

yang
lebih
biasa.
akan

mendapat dividen lebih dulu dan juga
memiliki hak suara lebih dibanding
pemegang saham biasa seperti hak
suara dalam pemilihan direksi sehingga
jajaran manajemen akan berusahan
sekuat
tenaga
untuk
membayar
ketepatan pembayaran dividen preferen
agar tidak lengser.

2. Saldo Laba
Saldo laba adalah laba bersih yang tidak
dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang
saham dalam bentuk dividen, saldo laba hanya
dipengaruhi oleh laba/rugi bersih dan dividen,
keputusan ini diambil setalah melalui Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS). Setiap lembar
saham yang dimiliki, maka semakin besar dividen
yang terima.
Bagian laba yang diakumulasikan sebagai
saldo laba biasanya akan menambah atau
memperkuat permodalan ekuitas perusahaan. Ada
kalanya saldo laba ini telah disisihkan untuk
keperluan tertentu, misalkan untuk investasi atau
pembelian aset tertentu, yang dikenal sebagai
saldo laba yang apropriasikan.
3. Penghasilan Komperhensif Lain
Penghasilan komperhensif lain adalah akunakun
yang
mempengaruhi
nilai
ekuitas
perusahaan, yang tidak terkait langsung dengan
pemegang
saham.
Biasanya
penghasilan
komperhensif dibagi menjadi laba bersih dan
penghasilan komperhensif lainnya. Oleh karena
laba bersih sudah ditampung delam akun
tersendiri dalam bagian Ekuitas Pemegang
Saham. Contoh penghasilan komperhensif lainnya
adalah
saldo
keuntungan/kerugian
belum
terealisasi dari investasi sekuritas kategori

tersedia untuk dijual atau keuntungan/kerugian
akibat translasi laporan keuangan.

2.3 Saham Preferen(Preferred Stock)
Saham preferen adalah suatu surat berharaga yang dijual
oleh suatu perusahaan dengan menunjukan nilai nominal
(rupiah, dolar, yen dan sebagainya) yang dapat memberi
pengembangannya berupa pendapatan yang tetap dalam
bentuk deviden yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulan).
Merupakan saham yang pemegangnya mempunyai hak lebih
dibandingkan dengam hak pemilik saham biasa. Pemegang
saham preferen akan memperoleh dividen terlebih dulu dan
memiliki hak suara yang lebih dibandingkan dengan pemegang
saham biasa contohnya seperti hak suara dalam pemilihan
direksi sehingga dalam membayar ketepatan pembayaran
dividen preferen agar tidak lengser para manajemen berusaha
semaksimal mungkin. Saham preferen merupakan saham yang
memiliki karakteristik gabungan yaitu antara obligasi dan
saham biasa, alasannya yaitu dapat menghasilkan pendapatan
tetap (seperti bunga obligasi), tetapi kemungkinan juga tidak
mendatangkan hasil, misalnya seperti yang dikehendaki oleh
investor.
Jenis-jenis saham preferen ini antara lain yaitu:
1. saham preferen yang dapat dikonversikan ke saham
biasa (convertable preferen stock),
2. saham preferen callable (callable preferred stock)
3. saham preferen dengan tingkat dividen yang
mengambang (floating atau adjustable-rate preferred
stock).
Saham Preferen juga memiliki karakteristik yaitu sebagai
berikut:
1. Saham preferen memiliki berbagai tingkat yang dapat
diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda

2. Dalam hal pembagian dividen yaitu dalam tagihan
terhadap aktiva dan pendapatan memiliki prioritas lebih
tinggi dibandingkan dengan saham biasa
3. Apabila dividen kumulatif dari periode sebelumnya
belum terbayar maka dapat dibayarkan pada periode
berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
4. Saham preferen termasuk dalam konvertibilitas atau
dapat ditukar menjadi saham biasa, dengan syarat jika
kesepakatan dibentuk antara pemegang saham dan
organisasi penerbit.
Karakteristik berikut adalah yang paling sering berkaitan
dengan penerbitan saham preferen:
1.
2.
3.
4.
5.

Preferern atas dividen
Preferen atas aktiva pada saat likuidasi
Dapat dikonversi menjadi saham biasa.
Dapat ditebus pada opsi perseroan.
Tidak mempunyai hak suara.

Karakteristik yang membedakan saham preferen dengan
saham biasa mungkin terletak dari pada sifatnya yang lebih
tertutup dan negatif di samping preferensinya; misalnya,
saham preferen tidak memiliki hak suara, tidak kumulatif, dan
nonpartisipasi.
Saham preferen biasanya diterbitkan dengan suatu nilai
pari, dan preferensi dividen dinyatakan sebagai suatu
persentase dari nilai pari. Jadi pemegang saham preferen
8%, dengan nilai pari Rp900.000 memberikan hak dividen
tahunan Rp72.000 per saham. Saham ini biasanya disebut
saham preferen 8%. Dalam kasus saham preferen tanpa nilai
pari, preferen dividen dinyatakan sebagai jumlah rupiah
spesifik (specific rupiah amount) per saham, misalnya
Rp63.000per saham. Saham ini umumnya disebut saham
preferen Rp63.000. preferen untuk dividen tidak memastikan
bahwa dividen akan membayar; hal itu hanya merupakan
jaminan bahwa tingkat dividen yang ditetapkan atau jumlah
yang dapat ditetapkan pada saham preferen harus dibayar
sebelum ada dividen yang dibayar untuk saham biasa.

Sebuah perseroan dapat menyertakan preferensi atau
batasan pada setiap kombinasi yang diinginkan untuk
penerbitan saham preferen sepanjang tidak bertentangan
secara spesifik dengan hukum negara, dan perseroan itu
dapat menerbitkan lebih dari satu kelompok saham preferen.
Karakteristik paling umum yang melekat pada saham preferen
akan dibahas berikut ini.
1.Saham Preferen Kumulatif.
Dividen yang tidak dibayar dalam suatu tahun harus
dibayar dalam tahun berikutnya sebelum laba dapat
dibagikan kepada pemegang saham biasa. Jika direktur
tidak mengumumkan dividen pada tanggal pembagian
dividen yang biasa, maka dividen itu disebut sebagai
passed (terlewat). Setiap dividen yang terlewat atas
saham
preferen
kumulatif
merupakan
dividen
tertunggak (dividen in arrears). Karena tidak ada
kewajiban yang terjadi sampai dewan direksi
mengumumkan dividen, maka dividen tertunggak tidak
dicatat sebagai kewajiban tetapi diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan. (Menurut common law,
jika akta perusahaan tidak menyebutkan karakteristik
kumulatif, maka saham preferen dipertimbangkan
sebagai kumulatif). Saham preferen nonkumulatif jarang
diterbitkan karena dividen yang terlewat akan hilang
selamanya bagi pemegang saham preferen dan
penerbitan saham ini tidak dapat dipasarkan.
2.Saham Preferen Partisipasi.
Pemegang saham preferen partisipasi membagi rata
dengan pemegang saham biasa setiap pembagian laba
di luar tingkat yang ditentukan. Jadi, saham preferen
5%, jika berpartisipasi penuh, akan menerima tidak
hanya pengembalian 5%, tetapi juga dividen pada
tingkat yang sama seperti yang dibayarkan kepada
pemegang saham biasa jika jumlah yang melebihi 5%
dari nilai pari atau nilai ditetapkan dibayarkan kepada
pemegang saham biasa. Selain itu, saham preferen
partisipasi juga tidak selalu berpartisipasi penuh
sebagaimana telah diuraikan, tetapi berpartisipasi
sebagian (parsial). Sebagai contoh, ketentuan dapat
diberlakukan bahwa saham preferen 5% akan
berpartisipasi sampai maksimum total tingkat 10%,
setelah itu saham berhenti berpartisipasi dalam

pembagian laba tambahan; atau saham preferen 5%
hanya dapat berpartisipasi pada pembagian laba
tambahan yang melebihi tingkat dividen 9% atas saham
biasa. Meskipun saham preferen partisipasi tidak
digunakan secara ekstensif (tidak seperti ketentuan
kumulatif), namun contoh perusahaan yang telah
menggunakan saham preferen partisipasi adalah LTV
Corporation, Southern California Edison, dan Allied
Products Corporation.

3.Saham Preferen Konvertibel.
Pemegang saham dapat, menurut opsinya, menukar
saham preferen menjadi saham biasa pada rasio yang
telah ditentukan sebelumnya. Pemegang saham
preferen konvertibel tidak hanya menikmati klaim
preferen atas dividen tetapi juga memiliki opsi konversi
ke pemegang saham biasa dengan partisipasi tak
terbatas atas laba.
4.Saham Preferen yang Dapat Ditarik.
Perusahaan penerbit saham dapat menarik atau
menebus, pada opsinya, saham preferen yang beredar
pada tanggal tertentu di masa depan dan pada harga
yang ditentukan. Banyak penerbit saham preferen
bersifat dapat ditarik. Harga penarikan atau penebusan
biasanya ditetapkan sedikit di atas harga penerbitan
awal dan biasanya ditentukan pada satuan yang
berkaitan dengan nilai pari. Karakteristik dapat ditarik
memungkinkan perusahaan menggunakan modal yang
diperoleh melalui penerbitan saham semacam itu,
sampai kebutuhan telah terpenuhi atau saham tidak
menguntungkan lagi. Keberadaan harga penarikan ini
cenderung menetapkan plafon nilai pasar saham
preferen.kecuali jika hal itu bersifat konvertibel untuk
saham biasa. Jika saham preferen ditarik untuk ditebus,
maka setiap dividen yang tertunggak harus dibayar.
Saham preferen seringkali diterbitkan sebagai
pengganti hutang karena rasio hutang terhadap ekuitas

perusahaan terlalu tinggi. Dalam contoh lainnya,
penerbitan dilakukan melalui penempatan swasta
dengan perusahaan lain pada tingkat dividen yang lebih
rendah dari dividen pasar, karena perusahaan yang
membeli akan menerima dividen yang sebagian besar
bebas pajak (terhutang kepada IRS 70% atau 80% dari
dividen mendapatkan pengurangan).

2.4 Saham Treasury
Saham treasury adalah saham sendiri yang dibeli kembali dan
disimpan atas nama perseroan dan tidak dihentikan
peredarannya secara formal. Alasan perusahaan membeli
saham treasury adalah:
1.
2.
3.
4.

Untuk
Untuk
Untuk
Untuk

memperkecil jumlah pajak
mengurangi jumlah pemegang saham
meningkatkan jumlah Earning Per Share
menaikkan harga saham

Akuntansi saham treasury adalah sebagai berikut:
1. Saham ini harus dilaporkan sebagai pengurang
terhadap modal sendiri secara total.
2. Tidak boleh dianggap sebagai aktiva.
3. Pembelian saham treasuri akan menurunkan jumlah
saham yang beredar, sementara penerbitannya kembali
akan menaikkan jumlah saham yang beredar tapi modal
resmi tidak berubah baik dengan adanya pembelian
saham sendiri maupun penerbitan atau pengeluarannya
kembali.
4. Tidak ada pengakuan keuntungan atau kerugian yang
timbul dengan adanya pembelian saham sendiri,

penerbitan kembali atau penghentian peredaran saham
treasuri untuk selamanya.
5. Tidak mempunyai hak-hak seperti yang dimiliki oleh
para pemegang saham perseroan seperti dividen atau
hak suara.
6. Modal resmi tidak akan terpengaruh oleh pembelian
atau penerbitan kembali saham treasuri.
Akuntansi untuk saham treasury atau biasa disebut dengan
Accounting for Treasury Stock pada umumnya menggunakan 2
metode yaitu metode nilai pari dan metode biaya.
1. Metode nilai pari (atau statuter) adalah metode di mana
pembelian
saham
treasuri
dipandang
sebagai
penghentian peredaran saham secara efektif atau
konstruktif.
2. Metode biaya atau harga perolehan (cost method)
adalah metode di mana pembelian saham treasuri
dianggap menimbulkan elemen modal yang tujuan
akhirnya masih akan ditentukan.
Aturan secara umum mengenai saham treasury metode
cost adalah sebagai berikut:
1. Jika saham treasuri dijual, maka selisih antara harga
perolehan dengan harga penjualan dilaporkan sebagai
penambahan atau pengurangan ekuitas pemegang
saham
2. Harga perolehan ditentukan menurut harga pasar
saham yang berlaku dan tidak dihubungkan dengan
harga penerbitan awal saham.
3. Pembelian saham treasuri dicatat dengan cara
mendebit saham treasury dan mengkredit kas.
4. Jika saham treasuri akan disimpan selamanya, maka
saldo debet dalam perkiraan saham treasuri dieliminasi
dengan mengalokasikan jumlah yang setara pada
perkiraan modal saham, atau tambahan modal setoran
atau laba yang ditahan
5. Saldo saham treasuri dilaporkan dalam neraca sebagai
pengurangan terhadap total ekuitas pemegang saham.

Berikut ini adalah contoh soal dan jawaban saham treasury
mengenai jurnal saham treasury dengan menggunakan metode
biaya.
1. Perseroan yang baru didirikan menerbitkan 10.000 lembar
saham biasa, nilai pari Rp 100 dengan harga jual Rp 150
per lembar saham. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut:

Kas

1.500.000

Saham biasa

1.000.000

Modal disetor melebihi
nominal

500.000

Laba bersih untuk operasi tahun pertama sebesar Rp
300.000. Jurnalnya adalah:

Ikhtisar laba rugi

300.000

Laba ditahan

300.000

Dibeli 1.000 lembar saham biasa sendiri dengan harga Rp
160. Jurnal pembelian saham treasury adalah sebagai
berikut:
Saham Treasuri
Kas

160.000
160.000

Maka neraca setelah perolehan saham treasuri adalah
sebagai berikut:
Modal Setoran:

1.000.00
0

Saham biasa

500.000

Agio atas nilai pari

300.000+

Laba yang ditahan

1.800.00

Jumlah
0

Dikurangi saham treasuri
Jumlah ekuitas pemegang
saham

160.0001.640.00
0

2. Dijual 200 lembar saham treasuri seharga Rp 200 per
lembar. Jurnal penjualan saham treasury adalah sebagai
berikut:
Kas

40.000

Saham Treasury

32.000

Modal disetor dari saham
treasury

8.000

Dijual 500 lembar saham treasuri dengan harga Rp 140 per
lembar. Jurnal penjualan saham treasury nya adalah:
Kas
Modal disetor
treasury
Laba ditahan
Saham treasury

70.000
dari

saham

8.000
2.000
80.000

Dihentikan peredaran 300 lembar saham treasuri untuk
selamanya. Maka jurnalnya adalah:
Saham biasa

30.000

Modal disetor melebihi nominal

15.000

Laba ditahan
Saham treasury

3.000
48.000

BAB III
KESIMPULAN
Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang
atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya
melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan
ekonomis manusia. Kegiatan produksi dan distribusi dilakukan
dengan menggabungkan berbagai faktor produksi, yaitu manusia,
alam dan modal. Kegiatan produksi dan distribusi umumnya
dilakukan untuk memperoleh laba. Namun ada juga kegiatan
produksi yang tujuannya bukan untuk mencari laba. Seperti
yayasan sosial, keagamaan, dll. Hasil suatu produksi dapat berupa
barang dan jasa, dan berikut ini adalah perusahaan di Indonesia.
Menurut Prof. Bakker, modal dapat diartikan sebagai barang –
barang konkret yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang ada
dalam neraca bagian debit, maupun berupa daya beli atau pun nilai tukar
barang – barang yang tercatat di neraca bagian kredit, modal sendiri
memiliki 2 sumber jika kita lihat modal secara umum, adanya
sumber intern dan extern, jika kita lihat dari buku berbasis PSAK
maka modal memiliki 3 sumber penting yang pertama adalah modal
disetor, kedua adalah saldo laba dan yang ketiga adalah
penghasilah komperhensif lain.
Saham preferen adalah suatu surat berharaga yang dijual
oleh suatu perusahaan dengan menunjukan nilai nominal (rupiah,
dolar,
yen
dan
sebagainya)
yang
dapat
memberi
pengembangannya berupa pendapatan yang tetap dalam bentuk
deviden yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulan), sedangkan
saham treasury adalah saham sendiri yang dibeli kembali dan
disimpan atas nama perseroan dan tidak dihentikan peredarannya
secara formal.

BAB IV
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam
penyusunan makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak
kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih
minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan untuk perbaikan ke depannya.

DAFTAR PUSTAKA
Binus University Faculty of Economy and Communication, 31 Agustus
2016 PENGERTIAN, FUNGSI, DAN STANDARISASI AKUNTANSI KEUANGAN,
diakses
pada
30
Januari
2018,
dari
https://accounting.binus.ac.id/2016/08/31/pengertian-fungsi-danstandarisasi-akuntansi-keuangan/
Ilmu Pengetahuan, PENGERTIAN / ARTI DEFINISI SAHAM BIASA DAN
SAHAM PREFEREN - ILMU PENGETAHUAN DASAR INVESTASI EKONOMI
KEUANGAN,
di
akses
pada
29
Januari
2018,
dari
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-arti-definisi-saham-biasadan-saham-preferen-ilmu-pengetahuan-dasar-investasi-ekonomikeuangan.html#.WnMzabaB2Rc
Niaays, 18 April 2016, PERSEROAN TERBATAS : DEVIDEN, SALDO LABA,
DAN PELAPORAN LABA, diakses pada 29 Januari 2018, dari
http://niaays.blogspot.co.id/2016/04/perseroan-terbatas-deviden-saldolaba.html
Martani. Dwi, Nps Veronica. Sylvia, Wardhani. Ratna, Farahmita. Aria,
Tanujaya. Edward, Hidayat. Taufik.2015. Akuntansi Keuangan Menengah
Berbasis PSAK. Jakarta:Salemba Empat.