Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (Studi kasus PT. ABC).

Performa (2005) Vol. 4, No.1: 10 - 15

Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode
Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis
(Studi kasus PT. ABC)
Donar Setyajid Carel, Yuniaristanto, Irwan Iftadi∗
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Abstract
Papadopoulos et.al (2004) has developed system analysis method by combining the FTA and FMEA
methods. Generally, the combining method consist of FTA step and FMEA step. On this research, FTA
step is used to describe the problem by finding its basic events and minimal cut set. Then FMEA step is
used to determine problem elimination priorities based on their Risk Priority Number (RPN) value.
Severity, occurence and detection is used to determine the RPN value.
Keywords: system analysis, FTA method, FMEA method, RPN value

1. Pendahuluan
Fault Tree Analysis (FTA) merupakan metode analisis top down yang digunakan untuk
mencari kejadian dan kombinasi kejadian yang menyebabkan kerusakan dalam sistem.
Keuntungan penggunaan metode FTA adalah dapat memperoleh penyebab permasalahan yang
berupa kejadian dasar dan atau kombinasinya melalui pelaksanaan analisis top down dengan

terlebih dahulu menggambarkan keadaan dalam sistem. Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) merupakan metode analisis bottom up yang digunakan untuk mencari prioritas
penyelesaian permasalahan dalam sistem. Penentuan prioritas pada metode FMEA dilihat
berdasarkan nilai Risk Priority Number (RPN) untuk setiap permasalahan yang dihadapi.
Papadopoulos et.al (2004) mengkombinasikan metode FTA dan FMEA untuk
melakukan analisis kerusakan pada sistem. Langkah-langkah yang digunakan pada penelitian
mereka adalah sebagai berikut : (1) Tahap FTA, yang bertujuan untuk mengetahui adanya
kejadian tunggal dan atau kombinasinya yang akan menyebabkan munculnya top level event
pada sistem. Output tahap FTA adalah gambaran sistem secara menyeluruh dengan grafik
Boolean dan minimal cut-set dari top level event. (2) Tahap FMEA, tahap ini dilakukan setelah
memperoleh gambaran permasalahan pada sistem, top level event dan kombinasi kejadiankejadian penyebabnya diperoleh. Output tahap FMEA adalah mencari prioritas penyelesaian
permasalahan yang terjadi pada sistem.
Produk atau jasa yang berkualitas adalah produk atau jasa yang sesuai dengan
keinginan konsumen sehingga dapat memenuhi kepuasan konsumen (Juran and Gryna, 1993).
Pada studi kasus ini, PT. ABC menghadapi permasalahan adanya sejumlah gangguan pada
jaringan kabel yang menghubungkan para konsumennya. Keberadaan sejumlah gangguan
tersebut dapat membuat sejumlah konsumen tidak puas. Kombinasi metode FTA dan FMEA


Corespondence : E-mail : utan@uns.ac.id, iftadi@uns.ac.id


Carel, Yuniaristanto, Iftadi - Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode… 11

tersebut kemudian digunakan untuk menganalisis data gangguan pada jaringan kabel di PT.
ABC. Beberapa asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data gangguan yang digunakan valid.
2. Data hasil angket penilaian kemungkinan pengendalian valid.
3. Tindakan korektif langsung dilakukan pada gangguan yang terjadi.
2. Metodologi Penelitian
Langkah-langkah analisis sistem yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:

mulai
Mengidentifikasi top level event

Tahap FTA
Membuat diagram pohon kesalahan atau Fault Tree sistem
Menentukan minimal cut-set
Mengidentifikasi alat atau cara untuk mengendalikan failure mode


Tahap FMEA

Menentukan severity failure mode
Menentukan frekuensi failure mode

Menentukan kemungkinan pengendalian failure mode

Menganalisis tingkat kepentingan failure mode

selesai

Gambar 1. Langkah-langkah analisis sistem

3. Pengolahan Data
Pengolahan data gangguan jaringan kabel dibagi menjadi 2 tahap, yaitu (1) Tahap Fault
Tree Analysis, dan (2) Tahap Failure Mode and Effect Analysis.
Tahap Fault Tree Analysis
Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran permasalahan gangguan jaringan kabel di PT.
ABC. Adapun langkah Tahap Fault Tree Analysis adalah sebagai berikut:
i. Identifikasi top level event


12 Performa (2005) Vol. 4, No.1

Menurut Blanchard (2004), suatu top level event mempunyai beberapa persyaratan,
antara lain : clearly, observable, unambigous definable dan measurable. Berdasarkan
syarat tersebut, maka top level event pada Tahap Fault Tree Analysis ini adalah
gangguan jaringan kabel.
ii. Membuat diagram pohon kesalahan
Diagram pohon kesalahan menunjukkan bagaimana suatu top level event bisa muncul
pada jaringan kabel.
iii. Menentukan minimal cut-set
Minimal cut-set merupakan kumpulan basic event dan atau kombinasinya yang dapat
menyebabkan munculnya top level event. Jadi, pada penelitian ini minimal cut-set
merupakan kumpulan basic event penyebab gangguan jaringan kabel dan atau
kombinasinya. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa gangguan jaringan kabel
disebabkan oleh tiga belas basic event dan semuanya merupakan kejadian tunggal.
Basic event ini merupakan penyebab masalah (failure mode) gangguan jaringan kabel
dan dianalisis pada Tahap Failure Mode and Effect Analysis untuk mencari prioritas
penyelesaian masalah. Adapun ketigabelas basic event gangguan jaringan kabel adalah
sebagai berikut :
















Munculnya gangguan alam
Aktivitas pihak ke-3
Kondisi material tidak baik
Kualitas instalasi tidak baik
Aktivitas manusia

Adanya tegangan liar
Aktivitas binatang
Sentral terganggu
Kerusakan remote pairgain
Kerusakan utas telepon
Catuan tidak stabil
Kerusakan komponen pesawat
Kerusakan sekering/aristor

Tahap Failure Mode and Effect Analysis
Tahap ini bertujuan untuk mencari prioritas penyelesaian masalah gangguan jaringan kabel di
PT. ABC. Langkah-langkah Tahap Failure Mode and Effect Analysis adalah sebagai berikut :
i. Mengidentifikasi alat atau cara untuk mengendalikan failure mode
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan alat atau cara untuk mengendalikan
failure mode gangguan jaringan kabel.
ii. Menentukan severity failure mode
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keseriusan efek munculnya suatu failure
mode gangguan jaringan kabel. Tingkat keseriusan efek digambarkan dalam skala,
dimana semakin tinggi skala menunjukkan efek yang semakin serius. Skala severity
untuk ketigabelas failure mode dapat dilihat pada Tabel 1.

iii. Menentukan frekuensi failure mode

Carel, Yuniaristanto, Iftadi - Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode… 13

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keseringan munculnya failure mode
gangguan jaringan kabel. Skala frekuensi untuk ketigabelas failure mode dapat dilihat
pada Tabel 2.
iv. Menentukan kemungkinan pengendalian failure mode
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemungkinan failure mode gangguan
jaringan kabel. Skala kemungkinan pengendalian untuk ketigabelas failure mode dapat
dilihat pada Tabel 3.
v. Menganalisis tingkat kepentingan failure mode
Tahap ini bertujuan untuk mencari prioritas penyelesaian masalah gangguan jaringan
kabel. Prioritas penyelesaian masalah ditentukan berdasarkan nilai Risk Priority
Number (RPN) yang merupakan perkalian skala severity, frekuensi dan kemungkinan
pengendalian.
Tabel 1. Skala severity
Failure mode
Munculnya gangguan alam
Aktivitas pihak ke-3

Kondisi material tidak baik
Kualitas instalasi tidak baik
Aktivitas manusia
Adanya tegangan liar
Aktivitas binatang
Sentral terganggu
Kerusakan remote pairgain
Kerusakan utas telepon
Catuan tidak stabil
Kerusakan komponen pesawat
Kerusakan sekering/aristor

Skala
13
12
11
9
10
1
8

1
1
1
1
1
1

Tabel 2. Skala frekuensi
Failure mode
Munculnya gangguan alam
Aktivitas pihak ke-3
Kondisi material tidak baik
Kualitas instalasi tidak baik
Aktivitas manusia
Adanya tegangan liar
Aktivitas binatang
Sentral terganggu
Kerusakan remote pairgain
Kerusakan utas telepon
Catuan tidak stabil

Kerusakan komponen pesawat
Kerusakan sekering/aristor

Skala
13
9
4
7
11
2
10
8
3
6
1
12
5

14 Performa (2005) Vol. 4, No.1


Tabel 3. Skala kemungkinan pengendalian
Failure mode
Munculnya gangguan alam
Aktivitas pihak ke-3
Kondisi material tidak baik
Kualitas instalasi tidak baik
Aktivitas manusia
Adanya tegangan liar
Aktivitas binatang
Sentral terganggu
Kerusakan remote pairgain
Kerusakan utas telepon
Catuan tidak stabil
Kerusakan komponen pesawat
Kerusakan sekering/aristor

Skala
13
12
6
7
11
9
8
2
10
4
5
3
1

4. Analisis
Berdasarkan hasil pengolahan data, gangguan jaringan kabel disebabkan oleh faktor
manusia, peralatan, lingkungan, material. Faktor lingkungan merupakan penyebab yang paling
sulit untuk diantisipasi karena akan lebih berkaitan dengan kejadian-kejadian alam yang sulit
diprediksi kapan terjadinya dan faktor manusia merupakan penyebab yang relatif lebih mudah
diantisipasi daripada faktor lingkungan karena akan lebih berkaitan dengan aktivitas manusia,
human error, dan kesalahan prosedur. Sedangkan faktor peralatan dan material akan lebih
berkaitan dengan kualitas peralatan dan material yang digunakan pada komponen penyusun
jaringan kabel.
Gangguan jaringan kabel disebabkan oleh tiga belas kejadian dasar (basic events) dan
semuanya merupakan kejadian tunggal, sehingga permasalahan dapat diselesaikan dengan
mengeliminasi atau menghilangkan basic events gangguan. Penentuan prioritas penyelesaian
dilakukan berdasarkan severity, frekuensi dan kemungkinan pengendalian untuk setiap kejadian
dasar penyebab gangguan jaringan kabel. Nilai severity menunjukkan sejauh mana efek
gangguan yang ditimbulkan pada pelanggan, nilai frekuensi menunjukkan seberapa sering suatu
failure mode menyebabkan gangguan dan kemungkinan pengendalian menunjukkan bagaimana
kondisi riil failure mode.
Tingkat kepentingan penyelesaian masalah ditentukan berdasarkan nilai Risk Priority
Number (RPN). Nilai RPN merupakan perkalian skala nilai severity, frekuensi dan
kemungkinan pengendalian. Nilai RPN inilah yang kemudian digunakan untuk menentukan
prioritas penyelesaian masalah.
RPN = skala nilai severity * skala nilai frekuensi * skala nilai kemungkinan
pengendalian
Berdasarkan nilai RPN tersebut, maka selanjutnya kita dapat menentukan prioritas penyelesaian
masalah gangguan jaringan kabel. Adapun prioritas penyelesaian masalah tersebut adalah
sebagai berikut:

Carel, Yuniaristanto, Iftadi - Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode… 15

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

Munculnya gangguan alam
Aktivitas pihak ke-3
Aktivitas manusia
Aktivitas binatang
Kualitas instalasi tidak baik
Kondisi material tidak baik
Kerusakan komponen pesawat
Kerusakan remote pairgain
Kerusakan utas telepon
Adanya tegangan liar
Sentral terganggu
Rusaknya sekering/aristor
Catuan tidak stabil

5. Kesimpulan
Hasil analisis dengan metode FTA menunjukkan adanya tiga belas kejadian dasar
penyebab terjadinya gangguan jaringan kabel. Ketiga belas kejadian dasar tersebut merupakan
kejadian tunggal dan tidak memerlukan kombinasi dengan kejadian lain untuk dapat
menyebabkan gangguan pada jaringan kabel. Sedangkan hasil analisis dengan metode FMEA
menunjukkan prioritas penyelesaian masalah gangguan jaringan kabel. Permasalahan yang
harus menjadi perhatian PT. ABC adalah terjadinya gangguan alam yang merupakan penyebab
utama gangguan jaringan kabel pekerjaan pihak ke-3 yang seharusnya dapat diantisipasi tetapi
ternyata masih sering menyebabkan gangguan jaringan kabel.
Daftar Pustaka
Blanchard, Benjamin S. Logistics Engineering and Management 6thEdition. Virginia
Polytechnic Institute & State University, Virginia: Pearson Education International,
2004.
Juran, J.M and Gryna, Frank M. Quality Planning and Analysis 3rd edition. Singapore: McGraw
Hill International Editions, Industrial Engineering Series; 1993.
Papadopoulos, Y., Parker, D., and Grante, C. A Method and Tool Support for Model-based
Semi-automated Failure Modes and Effect Analysis of Engineering Designs. Australia:
Conferences in Research and Practice in Information Technology, Vol 38, Australian
Computer Society; 2004.

Dokumen yang terkait

Determinan Efisiensi BUMD RegionalSumatera Berdasarkan Data Envelopment Analysis (DEA) Studi Kasus: Bank Aceh, Bank Nagari, dan Bank Sumut

0 50 77

Penggunaan Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) Dalam Mengidentifikasi Resiko Kegagalan Pada Proses Produksi di PT. Mahogany Lestari

28 123 220

ANALISIS PENYEBAB LOSSES ENERGI LISTRIK AKIBAT GANGGUAN JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN JARINGAN SUMBERLAWANG

5 29 72

USULAN PERBAIKAN GANGGUAN FIXED TELEPHONE DAN TELKOM FLEXI DENGAN KOMBINASI METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS DI WILAYAH DIVRE IV KANDATEL SOLO

3 18 205

PENDAHULUAN Analisis Pengendalian Kualitas Produk Batik Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) Dan Failure Mode And Effects Analysis (FMEA) (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan).

0 4 6

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN Analisis Pengendalian Kualitas Produk Batik Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) Dan Failure Mode And Effects Analysis (FMEA) (Studi Kasus: Industri Ba

0 2 12

TUGAS AKHIR ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA MESIN BUBUT DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (Studi Kasus di UD. Kian Maju Desa Karangasem).

0 0 14

PENDAHULUAN ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA MESIN BUBUT DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (Studi Kasus di UD. Kian Maju Desa Karangasem).

1 2 7

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI 5.1 Analisis Hasil Fault Tree Analysis (FTA) - ANALISIS PENYEBAB KECACATAN PRODUK BORDIR KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) (Studi Kasus: CV.Batari, Gresik) - U

0 1 8

Manajemen Risiko Operasional Onshore Processing Facility Dengan Menggunakan Risk Failure Mode And Effect Analysis Dan Fault Tree Analysis - ITS Repository

0 0 100