Studi Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh
Lampiran 1. Hasil Analisis Bivariat Beberapa Variabel Bebas Terhadap Kejadian
Interaksi Obat dengan menggunakan Uji Chi-Square pada Program
SPSS Advanced Statistics 16.0
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
usia * interaksiobat
196
100.0%
0
.0%
196
100.0%
jumlahobat * interaksiobat
196
100.0%
0
.0%
196
100.0%
usia * interaksiobat
Crosstab
interaksiobat
ya
usia
45tahun
tidak
Count
Count
% within usia
% within interaksiobat
% of Total
41
Universitas Sumatera Utara
Chi-Square Testsd
Value
Asymp. Sig.
(2-sided)
df
Pearson Chi-Square
.019a
1
.890
Continuity Correctionb
.000
1
1.000
Likelihood Ratio
.019
1
.891
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided)
sided)
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
.019c
N of Valid Cases
196
1
.891
1.000
.526
1.000
.526
1.000
.526
1.000
.526
Point
Probability
.169
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,68.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -,137.
d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
jumlahobat * interaksiobat
Crosstab
interaksiobat
ya
jumlahobat
5obat
Count
tidak
Total
21
32
53
% within jumlahobat
39.6%
60.4%
100.0%
% within interaksiobat
17.1%
43.8%
27.0%
% of Total
10.7%
16.3%
27.0%
102
41
143
% within jumlahobat
71.3%
28.7%
100.0%
% within interaksiobat
82.9%
56.2%
73.0%
Count
42
Universitas Sumatera Utara
% of Total
Total
Count
% within jumlahobat
% within interaksiobat
% of Total
52.0%
20.9%
73.0%
123
73
196
62.8%
37.2%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
62.8%
37.2%
100.0%
Chi-Square Testsd
Value
Asymp. Sig.
(2-sided)
df
Pearson Chi-Square
16.631a
1
.000
Continuity Correctionb
15.302
1
.000
Likelihood Ratio
16.276
1
.000
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
16.546c
N of Valid Cases
196
1
.000
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided)
sided)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
Point
Probability
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,74.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -4,068.
d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
43
Universitas Sumatera Utara
.000
Lampiran 2. Data potensi obat-obat pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 rawat
jalan di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
No
Nama Obat
Jenis Interaksi
Jumlah
Kejadian
Mekanisme
Interaksi
Manajemen
Unknown
Tingkat
Keparahan
Interaksi
Minor
1
Amlodipinramipril
2
Pemantauan
tekanan darah
Aspirinclopidogrel
Farmakodinamik
Moderate
5
Aspirinmeloxicam
Farmakodinamik
Moderate
1
Calsium channel
blocker dan
Angiotensin
converting
enzyme (ACE)
inhibitor memiliki
efek aditif
hipotensi
Aspirin dan
clopidogrel
mengganggu pada
tahap aktivasi dari
reseptor
GpIIb/IIIa oleh
fibrinogen.
Aspirin
menghambat
platelet dengan
mengasetilasi
COX 1 secara
ireversibel dan
menghambat
produksi
tromboksan yang
merupakan
mediator yang
potent untuk
agregasi platelet.
Clopidogrel
menghambat
stimulasi ADP
pada reseptor
P2Y12 yang akan
menghambat
aktivasi platelet,
agregasi, dan
aktivasi reseptor
Gp IIb/IIIa
platelet.
Penggunaan
gabungan dosis
rendah atau tinggi
aspirin dengan
meloxicam dapat
meningkatkan
potensi
gastrointestinal
yang serius (GI)
toksisitas,
termasuk
2
3
44
Pantau apabila
terjadi tandatanda
pendarahan,
nyeri, tinja
berwarna merah
atau hitam, atau
berdarah.
Pasien
disarankan
untuk
mengkonsumsi
obat bersamaan
dengan
makanan dan
segera melapor
tanda dan gejala
GI ulserasi dan
pendarahan
Universitas Sumatera Utara
peradangan,
pendarahan dan
ulserasi
4
Glimepiridas.mefenamat
Unknown
Moderate
3
5
Glimepiridaspirin
Farmakokinetik
Moderate
20
6
Glimepiridciprofloxacin
Unknown
Moderate
3
7
Glimepiridmeloxicam
Unknown
Moderate
7
8
Glimepiridomeprazol
Farmakokinetik
Moderate
13
45
Asam mefenamat
meningkatkan
efek glimepirid
dengan
mekanisme yang
tidak diketahui.
aspirin
meningkatkan
efek glimepiride
oleh persaingan
mengikat protein
plasma. Hal ini
mengakibatkan
meningkatnya
konsentrasi
glimepirid dalam
kondisi bebas.
Efek hipoglikemia
mungkin terjadi
Meloksikam dapat
meningkatkan
efek glimepirid
dengan
mekanisme yang
tidak diketahui.
Interaksi mungkin
terjadi, pantau
secara ketat risiko
hipoglikemia
Penghambatan
metabolisme
seperti sakit
perut, kembung,
pusing
mendadak atau
ringan, mual,
muntah,
hematemesis,
anoreksia, dan
melena.
Pantau secara
ketat risiko
hipoglikemia
Memantau
kadar glukosa
darah jika
terjadi
hipoglikemia,
kurangi dosis
sulfonilurea,
atau lebih baik
diganti dengan
asetaminofen
atau NSAID.
Hindari
quinolon pada
pasien yang
menerima
sulfonilurea.
Jika tidak dapat
dihindari,
monitor kadar
glukosa darah
ketika memulai
quinolon. Jika
hipoglikemia
terjadi, mungkin
perlu untuk
menghentikan
kedua obat
sebelum
melanjutkan
terapi
sulfonilurea.
Pelu
penyesuaian
dosis atau lebih
sering dilakukan
pemantauan
gula darah saat
menggunakan
glimepirid dan
meloxicam.
Berdasarkan
data yang
Universitas Sumatera Utara
CYP2C9
sulfonilurea.
Konsentrasi
sulfonilurea
serum dapat
meningkat,
meningkatkan
efek hipoglikemia
Antagonis
reseptor H2
seperti simetidin
dan ranitidin
dapat
meningkatkan
efek
hipoglikemik.
Mekanismenya
diduga
berhubungan
dengan inhibisi
metabolisme
sulfonilurea di
hati oleh simetidin
sehingga
meningkatkan
efeknya
Konsentrasi
sulfonilurea
meningkat,
meningkatkan
efek hipoglikemia
9
Glimepiridranitidin
Farmakokinetik
Moderate
8
10
Glimepiridsimvastatin
Unknown
Minor
21
11
Insulin-aspirin
Farmakodinamik
Moderate
15
Konsentrasi
insulin basal
meningkat dan
respon insulin
akut glukosa
ditingkatkan
12
Insulindiltiazem
Unknown
Minor
2
Diltiazem
mungkin
mengurangi efek
hipoglikemia
insulin
13
InsulinMetformin
Farmakodinamik
Moderate
46
Metformin dapat
meningkatkan
46
tersedia, tidak
ada tindakan
pencegahan
khusus
diperlukan. Jika
terjadi interaksi,
sesuaikan dosis
sulfonilurea.
Memantau
kadar glukosa
darah, gejala
hipoglikemia
dan penyesuaian
dosis
sulfonilurea.
Berdasarkan
data yang
tersedia, tidak
ada tindakan
pencegahan
khusus
diperlukan.
Penurunan dosis
sulfonilurea
mungkin
diperlukan jika
interaksi terjadi.
Memantau
kadar gula darah
dan
menyesuaikan
dosis insulin
yang
diperlukan.
Berdasarkan
data yang
tersedia, tidak
ada tindakan
pencegahan
khusus
diperlukan dan
mempertimbang
kan untuk
meningkatkan
dosis insulin.
Memantau
terjadinya
Universitas Sumatera Utara
14
Insulinramipril
Farmakodinamik
Moderate
3
15
Lansoprazolfurosemid
Unknown
Moderate
1
16
Metforminacarbose
Farmakokinetik
Minor
10
47
efek hipoglikemik
insulin.
Mekanisme
mungkin
melibatkan
peningkatan
mekanisme
seluler yang
dikendalikan oleh
insulin.
Sementara
interaksi ini dapat
digunakan untuk
keuntungan klinis,
dokter harus
menyadari bahwa
pemberian
bersamaan
metformin
meningkatkan
risiko
hipoglikemia
yang berhubungan
dengan insulin
Ramipril
meningkatkan
risiko
hipoglikemia
dengan
meningkatkan
sensitifitas insulin
Penggunaan PPI
bersama diuretik
dapat
menyebabkan
hipomagnesemia.
Mekanisme
hipomagnesemia
dapat terjadi
selama
penggunaan PPI
jangka panjang
tidak diketahui,
meskipun
perubahan dalam
penyerapan usus
magnesium
mungkin terlibat
Akarbose
menunda
penyerapan
metformin di usus
hipoglikemia
dan gejalanya
seperti tremor,
sakit kepala,
mengantuk,
pusing, mual,
lapar, lemah,
palpitasi dan
berkeringat
Penyesuaian
dosis insulin
dan memantau
terjadinya
hipoglikemia
dan gejalanya
seperti tremor,
sakit kepala,
mengantuk,
pusing, mual,
lapar, lemah,
palpitasi dan
berkeringat
Pemantauan
kadar
magnesium dan
tanda gejala
apabila terjadi
hipomagnesemi
a seperti jantung
berdebar,
aritmia, kejang
otot, dan tremor.
Berdasarkan
data yang
tersedia, tidak
ada tindakan
Universitas Sumatera Utara
17
Metforminciprofloxacin
Farmakodinamik
Moderate
2
18
Metforminnifedipin
Farmakodinamik
Moderate
3
19
Metforminranitidin
Farmakokinetik
Moderate
12
48
dan akarbose
mengurangi
bioavailabilitas
metformin
Gangguan dalam
homeostatis
glukosa darah
mungkin karena
efek dari
penghambatan
saluran kalium
sensitif ATP dari
sel B pankreas
yang mengatur
sekresi insulin.
Efek
hipoglikemik dari
obat antidiabetik
oral dapat
terganggu akibat
pemberian
bersamaan dengan
obat-obatan Ca2+
channel blocker.
Beberapa
mekanisme yang
diduga adalah
penghambatan
sekresi insulin
oleh Ca2+ channel
blocker,
perubahan uptake
glukosa oleh sel
hati dan sel lain,
peningkatan kadar
glukosa darah
setelah sekresi
katekolamin pada
keadaan
vasodilatasi, dan
perubahan
metabolisme
glukosa akibat
Ca2+ channel
blocker
Ranitidin dapat
menurunkan
ekskresi
metformin dengan
bersaing untuk
transportasi
tubular ginjal.
Peningkatan kadar
metformin dapat
meningkatkan
risiko asidosis
pencegahan
khusus
diperlukan.
Memantau
kadar gula darah
dan gejala
hipoglikemia
seperti tremor,
takikardia, sakit
kepala,
mengantuk,
pusing, mual,
lapar, bingung,
lemah, gelisah,
palpitasi dan
berkeringat
Dianjurkan
untuk
memantau kadar
glukosa darah
dan segera
melaporkan
tanda-tanda
kemungkinan
asidosis laktat
seperti malaise,
mialgia,
gangguan
pernafasan,
hiperventilasi,
denyut jantung
tidak
teratur/lambat,
sakit perut dan
mengantuk
Dosis maksimal
metformin
mungkin harus
dikurangi dan
segera
melaporkan
tanda-tanda
kemungkinan
asidosis laktat
seperti malaise,
mialgia,
Universitas Sumatera Utara
laktat
20
Omeprazolsilostazol
Farmakokinetik
Moderate
3
Omeprazol
menghambat
metabolisme
CYP2C19
silostazol.
Konsentrasi
silostazol plasma
mungkin
meningkat
21
Simvastatinamlodipin
Farmakokinetik
Moderate
16
Mekanismenya
amlodipine
menghambat
metabolisme
CYP3A4 dari
HMG-CoA
Reductase
Inhibitor.
22
Simvastatinomeprazol
Farmakokinetik
Moderate
4
Omeprazole dapat
meningkatkan
konsentrasi
plasma statin dan
risiko miopati.
Omeprazole
menghambat
metabolisme
simvastatin
CYP450 3A4
49
gangguan
pernafasan,
hiperventilasi,
denyut jantung
tidak
teratur/lambat,
sakit perut dan
mengantuk
Mengurangi
dosis silostazol
selama
penggunaan
bersamaan
omeprazol.
Pertimbangkan
dosis silostazol
50 mg dua kali
sehari pada
pasien yang
menerima
omeprazol
Gunakan
alternatif lain
jika ada. Tetapi
jika pemberian
pada kedua obat
ini tidak bisa
dihindari maka
manfaat dari
terapi
kombinasi
tersebut harus
dipertimbangka
n dengan hatihati terhadap
potensi resiko
dari kombinasi.
Kombinasi
kedua obat ini
berpotensi
meningkatkan
terjadinya
miopati atau
rhabdomiolisis.
Pantau selama
penggunaan
bersama proton
pump inhibitor
dan apabila
terjadi nyeri
otot,
nyeri/lemah
yang disertai
dengan demam
atau malaise.
Tetapi harus
diberhentikan
apabila
Universitas Sumatera Utara
23
Simvastatincilostazol
Farmakokinetik
Moderate
50
1
Cilostazol dapat
menghambat
metabolisme
(CYP3A4)
simvastatin
kreatinin kinase
meningkat atau
miopati diduga
atau didiagnosa.
Pantau respon
klinis pasien
dan
menyesuaikan
terapi
simvastatin
yang
dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. SuratPermohonanIzinPenelitian/Pengambilan Data
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5.Surat Izin Selesai Penelitian
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Surat Persetujuan Komite Etik
54
Universitas Sumatera Utara
Interaksi Obat dengan menggunakan Uji Chi-Square pada Program
SPSS Advanced Statistics 16.0
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
usia * interaksiobat
196
100.0%
0
.0%
196
100.0%
jumlahobat * interaksiobat
196
100.0%
0
.0%
196
100.0%
usia * interaksiobat
Crosstab
interaksiobat
ya
usia
45tahun
tidak
Count
Count
% within usia
% within interaksiobat
% of Total
41
Universitas Sumatera Utara
Chi-Square Testsd
Value
Asymp. Sig.
(2-sided)
df
Pearson Chi-Square
.019a
1
.890
Continuity Correctionb
.000
1
1.000
Likelihood Ratio
.019
1
.891
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided)
sided)
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
.019c
N of Valid Cases
196
1
.891
1.000
.526
1.000
.526
1.000
.526
1.000
.526
Point
Probability
.169
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,68.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -,137.
d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
jumlahobat * interaksiobat
Crosstab
interaksiobat
ya
jumlahobat
5obat
Count
tidak
Total
21
32
53
% within jumlahobat
39.6%
60.4%
100.0%
% within interaksiobat
17.1%
43.8%
27.0%
% of Total
10.7%
16.3%
27.0%
102
41
143
% within jumlahobat
71.3%
28.7%
100.0%
% within interaksiobat
82.9%
56.2%
73.0%
Count
42
Universitas Sumatera Utara
% of Total
Total
Count
% within jumlahobat
% within interaksiobat
% of Total
52.0%
20.9%
73.0%
123
73
196
62.8%
37.2%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
62.8%
37.2%
100.0%
Chi-Square Testsd
Value
Asymp. Sig.
(2-sided)
df
Pearson Chi-Square
16.631a
1
.000
Continuity Correctionb
15.302
1
.000
Likelihood Ratio
16.276
1
.000
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
16.546c
N of Valid Cases
196
1
.000
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided)
sided)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
Point
Probability
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,74.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -4,068.
d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
43
Universitas Sumatera Utara
.000
Lampiran 2. Data potensi obat-obat pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 rawat
jalan di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
No
Nama Obat
Jenis Interaksi
Jumlah
Kejadian
Mekanisme
Interaksi
Manajemen
Unknown
Tingkat
Keparahan
Interaksi
Minor
1
Amlodipinramipril
2
Pemantauan
tekanan darah
Aspirinclopidogrel
Farmakodinamik
Moderate
5
Aspirinmeloxicam
Farmakodinamik
Moderate
1
Calsium channel
blocker dan
Angiotensin
converting
enzyme (ACE)
inhibitor memiliki
efek aditif
hipotensi
Aspirin dan
clopidogrel
mengganggu pada
tahap aktivasi dari
reseptor
GpIIb/IIIa oleh
fibrinogen.
Aspirin
menghambat
platelet dengan
mengasetilasi
COX 1 secara
ireversibel dan
menghambat
produksi
tromboksan yang
merupakan
mediator yang
potent untuk
agregasi platelet.
Clopidogrel
menghambat
stimulasi ADP
pada reseptor
P2Y12 yang akan
menghambat
aktivasi platelet,
agregasi, dan
aktivasi reseptor
Gp IIb/IIIa
platelet.
Penggunaan
gabungan dosis
rendah atau tinggi
aspirin dengan
meloxicam dapat
meningkatkan
potensi
gastrointestinal
yang serius (GI)
toksisitas,
termasuk
2
3
44
Pantau apabila
terjadi tandatanda
pendarahan,
nyeri, tinja
berwarna merah
atau hitam, atau
berdarah.
Pasien
disarankan
untuk
mengkonsumsi
obat bersamaan
dengan
makanan dan
segera melapor
tanda dan gejala
GI ulserasi dan
pendarahan
Universitas Sumatera Utara
peradangan,
pendarahan dan
ulserasi
4
Glimepiridas.mefenamat
Unknown
Moderate
3
5
Glimepiridaspirin
Farmakokinetik
Moderate
20
6
Glimepiridciprofloxacin
Unknown
Moderate
3
7
Glimepiridmeloxicam
Unknown
Moderate
7
8
Glimepiridomeprazol
Farmakokinetik
Moderate
13
45
Asam mefenamat
meningkatkan
efek glimepirid
dengan
mekanisme yang
tidak diketahui.
aspirin
meningkatkan
efek glimepiride
oleh persaingan
mengikat protein
plasma. Hal ini
mengakibatkan
meningkatnya
konsentrasi
glimepirid dalam
kondisi bebas.
Efek hipoglikemia
mungkin terjadi
Meloksikam dapat
meningkatkan
efek glimepirid
dengan
mekanisme yang
tidak diketahui.
Interaksi mungkin
terjadi, pantau
secara ketat risiko
hipoglikemia
Penghambatan
metabolisme
seperti sakit
perut, kembung,
pusing
mendadak atau
ringan, mual,
muntah,
hematemesis,
anoreksia, dan
melena.
Pantau secara
ketat risiko
hipoglikemia
Memantau
kadar glukosa
darah jika
terjadi
hipoglikemia,
kurangi dosis
sulfonilurea,
atau lebih baik
diganti dengan
asetaminofen
atau NSAID.
Hindari
quinolon pada
pasien yang
menerima
sulfonilurea.
Jika tidak dapat
dihindari,
monitor kadar
glukosa darah
ketika memulai
quinolon. Jika
hipoglikemia
terjadi, mungkin
perlu untuk
menghentikan
kedua obat
sebelum
melanjutkan
terapi
sulfonilurea.
Pelu
penyesuaian
dosis atau lebih
sering dilakukan
pemantauan
gula darah saat
menggunakan
glimepirid dan
meloxicam.
Berdasarkan
data yang
Universitas Sumatera Utara
CYP2C9
sulfonilurea.
Konsentrasi
sulfonilurea
serum dapat
meningkat,
meningkatkan
efek hipoglikemia
Antagonis
reseptor H2
seperti simetidin
dan ranitidin
dapat
meningkatkan
efek
hipoglikemik.
Mekanismenya
diduga
berhubungan
dengan inhibisi
metabolisme
sulfonilurea di
hati oleh simetidin
sehingga
meningkatkan
efeknya
Konsentrasi
sulfonilurea
meningkat,
meningkatkan
efek hipoglikemia
9
Glimepiridranitidin
Farmakokinetik
Moderate
8
10
Glimepiridsimvastatin
Unknown
Minor
21
11
Insulin-aspirin
Farmakodinamik
Moderate
15
Konsentrasi
insulin basal
meningkat dan
respon insulin
akut glukosa
ditingkatkan
12
Insulindiltiazem
Unknown
Minor
2
Diltiazem
mungkin
mengurangi efek
hipoglikemia
insulin
13
InsulinMetformin
Farmakodinamik
Moderate
46
Metformin dapat
meningkatkan
46
tersedia, tidak
ada tindakan
pencegahan
khusus
diperlukan. Jika
terjadi interaksi,
sesuaikan dosis
sulfonilurea.
Memantau
kadar glukosa
darah, gejala
hipoglikemia
dan penyesuaian
dosis
sulfonilurea.
Berdasarkan
data yang
tersedia, tidak
ada tindakan
pencegahan
khusus
diperlukan.
Penurunan dosis
sulfonilurea
mungkin
diperlukan jika
interaksi terjadi.
Memantau
kadar gula darah
dan
menyesuaikan
dosis insulin
yang
diperlukan.
Berdasarkan
data yang
tersedia, tidak
ada tindakan
pencegahan
khusus
diperlukan dan
mempertimbang
kan untuk
meningkatkan
dosis insulin.
Memantau
terjadinya
Universitas Sumatera Utara
14
Insulinramipril
Farmakodinamik
Moderate
3
15
Lansoprazolfurosemid
Unknown
Moderate
1
16
Metforminacarbose
Farmakokinetik
Minor
10
47
efek hipoglikemik
insulin.
Mekanisme
mungkin
melibatkan
peningkatan
mekanisme
seluler yang
dikendalikan oleh
insulin.
Sementara
interaksi ini dapat
digunakan untuk
keuntungan klinis,
dokter harus
menyadari bahwa
pemberian
bersamaan
metformin
meningkatkan
risiko
hipoglikemia
yang berhubungan
dengan insulin
Ramipril
meningkatkan
risiko
hipoglikemia
dengan
meningkatkan
sensitifitas insulin
Penggunaan PPI
bersama diuretik
dapat
menyebabkan
hipomagnesemia.
Mekanisme
hipomagnesemia
dapat terjadi
selama
penggunaan PPI
jangka panjang
tidak diketahui,
meskipun
perubahan dalam
penyerapan usus
magnesium
mungkin terlibat
Akarbose
menunda
penyerapan
metformin di usus
hipoglikemia
dan gejalanya
seperti tremor,
sakit kepala,
mengantuk,
pusing, mual,
lapar, lemah,
palpitasi dan
berkeringat
Penyesuaian
dosis insulin
dan memantau
terjadinya
hipoglikemia
dan gejalanya
seperti tremor,
sakit kepala,
mengantuk,
pusing, mual,
lapar, lemah,
palpitasi dan
berkeringat
Pemantauan
kadar
magnesium dan
tanda gejala
apabila terjadi
hipomagnesemi
a seperti jantung
berdebar,
aritmia, kejang
otot, dan tremor.
Berdasarkan
data yang
tersedia, tidak
ada tindakan
Universitas Sumatera Utara
17
Metforminciprofloxacin
Farmakodinamik
Moderate
2
18
Metforminnifedipin
Farmakodinamik
Moderate
3
19
Metforminranitidin
Farmakokinetik
Moderate
12
48
dan akarbose
mengurangi
bioavailabilitas
metformin
Gangguan dalam
homeostatis
glukosa darah
mungkin karena
efek dari
penghambatan
saluran kalium
sensitif ATP dari
sel B pankreas
yang mengatur
sekresi insulin.
Efek
hipoglikemik dari
obat antidiabetik
oral dapat
terganggu akibat
pemberian
bersamaan dengan
obat-obatan Ca2+
channel blocker.
Beberapa
mekanisme yang
diduga adalah
penghambatan
sekresi insulin
oleh Ca2+ channel
blocker,
perubahan uptake
glukosa oleh sel
hati dan sel lain,
peningkatan kadar
glukosa darah
setelah sekresi
katekolamin pada
keadaan
vasodilatasi, dan
perubahan
metabolisme
glukosa akibat
Ca2+ channel
blocker
Ranitidin dapat
menurunkan
ekskresi
metformin dengan
bersaing untuk
transportasi
tubular ginjal.
Peningkatan kadar
metformin dapat
meningkatkan
risiko asidosis
pencegahan
khusus
diperlukan.
Memantau
kadar gula darah
dan gejala
hipoglikemia
seperti tremor,
takikardia, sakit
kepala,
mengantuk,
pusing, mual,
lapar, bingung,
lemah, gelisah,
palpitasi dan
berkeringat
Dianjurkan
untuk
memantau kadar
glukosa darah
dan segera
melaporkan
tanda-tanda
kemungkinan
asidosis laktat
seperti malaise,
mialgia,
gangguan
pernafasan,
hiperventilasi,
denyut jantung
tidak
teratur/lambat,
sakit perut dan
mengantuk
Dosis maksimal
metformin
mungkin harus
dikurangi dan
segera
melaporkan
tanda-tanda
kemungkinan
asidosis laktat
seperti malaise,
mialgia,
Universitas Sumatera Utara
laktat
20
Omeprazolsilostazol
Farmakokinetik
Moderate
3
Omeprazol
menghambat
metabolisme
CYP2C19
silostazol.
Konsentrasi
silostazol plasma
mungkin
meningkat
21
Simvastatinamlodipin
Farmakokinetik
Moderate
16
Mekanismenya
amlodipine
menghambat
metabolisme
CYP3A4 dari
HMG-CoA
Reductase
Inhibitor.
22
Simvastatinomeprazol
Farmakokinetik
Moderate
4
Omeprazole dapat
meningkatkan
konsentrasi
plasma statin dan
risiko miopati.
Omeprazole
menghambat
metabolisme
simvastatin
CYP450 3A4
49
gangguan
pernafasan,
hiperventilasi,
denyut jantung
tidak
teratur/lambat,
sakit perut dan
mengantuk
Mengurangi
dosis silostazol
selama
penggunaan
bersamaan
omeprazol.
Pertimbangkan
dosis silostazol
50 mg dua kali
sehari pada
pasien yang
menerima
omeprazol
Gunakan
alternatif lain
jika ada. Tetapi
jika pemberian
pada kedua obat
ini tidak bisa
dihindari maka
manfaat dari
terapi
kombinasi
tersebut harus
dipertimbangka
n dengan hatihati terhadap
potensi resiko
dari kombinasi.
Kombinasi
kedua obat ini
berpotensi
meningkatkan
terjadinya
miopati atau
rhabdomiolisis.
Pantau selama
penggunaan
bersama proton
pump inhibitor
dan apabila
terjadi nyeri
otot,
nyeri/lemah
yang disertai
dengan demam
atau malaise.
Tetapi harus
diberhentikan
apabila
Universitas Sumatera Utara
23
Simvastatincilostazol
Farmakokinetik
Moderate
50
1
Cilostazol dapat
menghambat
metabolisme
(CYP3A4)
simvastatin
kreatinin kinase
meningkat atau
miopati diduga
atau didiagnosa.
Pantau respon
klinis pasien
dan
menyesuaikan
terapi
simvastatin
yang
dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. SuratPermohonanIzinPenelitian/Pengambilan Data
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5.Surat Izin Selesai Penelitian
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Surat Persetujuan Komite Etik
54
Universitas Sumatera Utara