FAMILY AS THE ULTIMATE OWNERSHIP AFFECTS TO FIRM PERFORMANCE I Putu Sugiartha Sanjaya

FAMILY AS THE ULTIMATE OWNERSHIP AFFECTS TO FIRM PERFORMANCE

I Putu Sugiartha Sanjaya 1)

Email : siputusugiartha@yahoo.com

1) Atma Jaya University, Yogyakarta

ABSTRACT

The objective of this paper is to investigate family ownership as controlling shareholder affecting to firm performance. Sample of this study is 604 observations during 2001-2007. This study uses purposive sampling to collect data from the Indonesian Stock Exchange. This study collects and searches ultimate ownership on chain of ownership structure in manufacturing companies. This study uses ultimate ownership because the reality of ownership structure in public companies in Indonesia is concentrated. This study identifies direct and indirect ownerships on chain of ownership. Based on direct and indirect, this study can identify ultimate ownership whether are family or not family ownership. This study uses return on assets to proxy firm performance. The return is operating income. The results of this study are family ownership negatively affect to firm performance. It indicates that higher ownership by family leads lower firm performance. These results suggest that entrenchment effect is more dominant than alignment effect on the family ownership.

Keywords: Ultimate Ownership, Family, Firm Performance, Entrenchment Effect

ABSTRAK

Tujuan studi ini adalah untuk menginvestigasi keluarga sebagai pemegang saham pengendali yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Sampel studi ini 604 observasianselama 2001-2007. Studi ini menggunakan purposive sampling untuk mengumpulkan data dari Bursa Efek Indonesia. Studi ini mengumpulkan dan menelusuri pemilik ultimat pada rantai struktur kepemilikan pada perusahaan-perusahaan manufaktur. Studi ini menggunakan pemilik ultimat karena realita struktur kepemilikan pada perusahaan publik di Indonesia terkonsentrasi. Studi ini mengindentifikasi kepemilikan langsung dan tidak langsung pada rantai kepemilikan. Berdasarkan pada kepemilikan langsung dan tidak langsung, studi ini dapat mengindentifikasi apakah pemilik ultimat adalah keluarga atau non keluarga. Studi ini menggunakan return on assets untuk proksi kinerja perusahaan. Return diukur dengan laba operasi. Hasil studi ini adalah kepemilikan perusahaan oleh keluarga secara negatif mempengaruhi kinerja perusahaan. Ini mengindikasikan bahwa kepemilikan lebih besar oleh keluarga menyebabkan kinerja perusahaan menjadi menurun. Hasil ini menegaskan efek entrenchment lebih dominan dibanding efek alignment pada kepemilikan keluarga.

Katakunci: Pemilik Ultimat, Keluarga, Kinerja Perusahaan, Efek Entrenchment

PENDAHULUAN

dan satu perusahaan publik yaitu PT Gajah Tunggal Mulia (19,20%), PT Gajah Tunggal

Tujuan studi ini adalah untuk Tbk (50,19%), dan publik (30,61%). menginvestigasi pengaruh keluarga sebagai

Penelusuran rantai kepemilikan PT Gajah pemilik ultimat perusahaan publik terhadap

Tunggal Tbk ditemukan PT Gajah Tunggal kinerja perusahaan. Penulis termotivasi

Mulia(57,18%), PT Gajah Tunggal Sakti untuk melakukan studi ini karena, pertama,

(10,08%), PT Surya Grahareksa (0,01%), keluarga adalah mayoritas pemilik ultimat di

koperasi (0,29%), dan publik (32,50%). beberapa perusahaan publik di Indonesia.

Tidak ada nama keluarga atau individu Hal ini dibukukan oleh Siregar (2006) dan

dalam rantai kepemilikan langsung PT Sanjaya (2011a). Kedua, beberapa peneliti

Gajah Tunggal Tbk.

di Indonesia menggunakan kepemilikan Penelusuran dilanjutkan dengan imediat untuk menentukan kepemilikan

menelusuri kepemilikan PT Gajah Tunggal perusahaan oleh keluarga. Hal ini dilakukan

Mulia dan ditemukan Sjamsul Nursalim oleh Prabowo dan Simpson (2011).

(2,50%) dan PT Daya Patria Corporation Kepemilikan imediat atau kepemilikan

(97,50%). Pada rantai kepemilikan ini juga langsung tidak dapat digunakan untuk

belum diketahui siapa pemilik ultimat menentukan kepemilikan perusahaan oleh

perusahaan ini. Penelusuran dilakukan pada keluarga atau bukan keluarga. Ketiga,

kepemilikan PT Daya Patria Corporation. penelitian yang menelusuri kepemilikan

Ada beberapa nama ditemukan seperti ultimat di Indonesia masih sangat terbatas

Sjamsul Nursalim (41,25%), Itjih Sjamsul jumlahnya seperti yang dilakukan oleh

Nursalim, Gustimego (3,13%), Fredy Gozali Febrianto (2005), Siregar (2006), Septiyanti

(2,50%), Muljati Gozali (3,13%), dan (2007), Kresnawati (2007), Sanjaya (2010,

Hendra Soerijadi (2,50%).Itjih adalah istri 2011a,

Sjamsul Nursalim. Gustimego, Fredy perusahaan publik di Indonesia banyak

Gozali, dan Muljati Gozali adalah kerabat dilakukan dengan cara struktur kepemilikan

Itjih Sjamsul Nursalim. Oleh karena itu, piramida (Siregar, 2006; dan Sanjaya,

mereka dapat digolongkan dalam satu 2011a).

keluarga. Berdasarkan penelusuran ini, Salah satu bukti anekdot struktur

keluarga Sjamsul Nursalim adalah pemilik kepemilikan piramida untuk menelusuri

ultimat baik pada PT GT Petrochem keluarga sebagai pemilik ultimat adalah

Industries Tbk dan PT Gajah Tunggal Tbk. pada PT GT Petrocem Industries Tbk tahun

Fredy Gozali menjadi Presiden Direktur PT 2001 dan PT Tunas Baru Lampung Tbk

Petrochem Industries Tbk dan tahun 2001 yang diperoleh dari Pusat Data

GT

Wakil Presiden Bisnis Indonesia. Kepemilikan PT GT

Gustimego

menjadi

Komisaris PT GT Petrochem Industries Tbk. Petrochem Industries Tbk pada tingkat

Sementara, Sjamsul Nursalim menjadi kepemilikan imediat tidak ditemukan

Presiden Komisaris PT Gajah Tunggal Tbk pemegang saham ultimat. Pada rantai

dan Gustimego dan Mulyati Gozali menjadi kepemilikan langsung tidak ada nama

Wakil Presiden Direktur dan Direktur PT keluarga atau individu sebagai pemegang

Gajah Tunggal Tbk.

saham PT GT Petrochem Industries Tbk. Ini adalah salah satu gambaran Pemegang

umum kepemilikan perusahaan yang ada di langsung adalah satu perusahaan non publik

saham

pada

kepemilikan

Indonesia.

Menurut

Siregar (2006), Siregar (2006),

perusahaan. Sementara, menggunakan

McConaughy et al. (1998), Anderson dan piramida. Sementara, Sanjaya (2011b)

struktur

kepemilikan

Reeb (2003), dan Barontini and Caprio menemukan 68,49% perusahaan publik

(2004) membukukan suatu hubungan positif dalam industri manufaktur selama periode

antara kontrol oleh keluarga dan nilai 2001 sampai 2007 yang dikendalikan atau

perusahaan.

dimiliki oleh keluarga. Fenomena ini Dalam bagian berikutnya, paper ini penting untuk diteliti yang berhubungan

menjelaskan tentang kajian teori dan dengan

pengembangan hipotesis. Berikut, paper ini kepemilikan ulitmat oleh keluarga memberi

membahas tentang desain riset. Pada bagian dampak positif atau negatif bagi kinerja

empat paper ini, dijelaskan tentang hasil perusahaan.

penelitian. Terakhir, paper ini menjelaskan McConaughty et al. (1998) and

simpulan, keterbatasan, dan saran. Anderson and Reeb (2003) menjelaskan bahwa kendali oleh keluarga seharusnya meningkatkan nilai persuahaan. Keluarga

TEORI DAN PENGEMBANGAN

sebagai pemegang saham memiliki suatu

HIPOTESIS

kepentingan dalam meminimalisasi konflik kepentingan dan mengelola perusahaannya

Kepemilikan Keluarga

untuk menciptakan nilai bagi perusahaan.

historis, pemisahan Ketika keluarga masih memiliki hubungan

Secara

kepemilikan dan manejemen menjadi dasar dengan perusahaan untuk periode yang

yang penting dalam tata kelola perusahaan. lama, mereka memiliki suatu perspektif

Hubungan pemilik dan manajemen yang jangka panjang yang lebih kondusif untuk

tidak secara langsung dekat dalamhal membuat keputusan dalam penciptaan nilai

pengelolaan perusahaan. Sepanjang pemilik bagi perusahaan. James (1999) berpendapat

adalah pemegang saham tunggal atas bahwa keluarga berinvestasi dalam pola

perusahaannya, ia kemungkinan mengikuti yang efisien karena mereka lebih fokus

perkembangan perusahaan dan mengawasi dengan transfer kekayaan bagi generasinya

manajemen perusahaan seperti yang terjadi dibanding mengkonsumsi sendiri semasa

dalam perusahaan keluarga. hidupnya. Holderness and Sheehan (2000)

Ketika kepemilikan saham menjadi menegaskan bahwa kebutuhan untuk

tersebar, ini menjadi lebih sulit untuk mempertahankan suatu hubungan baik

mempertahankan pengawasan langsung oleh dengan

para pemegang saham. Secara khusus dalam memfasilitasi peningkatan kas masa depan

kasus kepemilikan saham tersebar pada dan memperoleh biaya modal yang lebih

perusahaan publik, kekuatan pengawasan rendah mendorong keputusan-keputusan

oleh pemilik menjadi tiada. Manajer lebih yang optimal bagi perusahaan.

tertarik untuk memikirkan kepentingannya Studi-studi yang menguji hubungan

dibanding kepentingan para pemegang antara kepemilikan keluarga dan nilai

adalah potensi untuk perusahaan

saham.

Ini

menimbulkan konflik kepentingan yang beraneka ragam (mixed). Smith dan

menghasilkan hasil

yang

lebih dikenal sebagai teori “principal- Amoako-Adu (1999), Morck et al. (2000),

agent ”. Dalam suatu model, seseorang Perez-Gonzalez (2001) dan Claessens et al.

mencari mekanisme pendisiplinan untuk (2002) menunjukkan bahwa kepemilikan

menekan manajer agar mereka memberi keluarga secara negatif mempengaruhi

perhatian yang lebih kepada kepentingan perhatian yang lebih kepada kepentingan

dikendalikan oleh dari sekian banyak pengungkit yang

perusahaan

yang

keluarga. Dampak kendali keluarga dalam fundamental. Mekanisme pendisiplinan

mungkin berbeda antara yang lain adalah remunarasi yang berkaitan

perusahaan

perusahaan publik yang dikendalikan dengan kinerja yang dibayar dalam bentuk

keluarga dan perusahaan privat. Karena saham atau opsi karena pasar dapat

perusahaan publik cenderung dihadapkan mengendalikan perusahaan dan mengganti

pada biaya keagenan antara manajer dan manajemen yang berkinerja buruk.

pemegang saham yang sering tidak terjadi Apapun

pada perusahaan privat. Lebih lanjut, pemegang saham tetap mendelegasikan

model

perusahaan,

perusahaan publik mungkin menghadapi kewenangan kepada dewan direksi. Dewan

biaya keagenan yang lain antara pemegang direksi mengawasi atau mensupervisi

saham pengendali dan non pengendali perusahaan pada umumnya dan manajemen

sebagai akibat dari struktur kepemilikan secara

piramida dan kepemilikan silang. menetapkan kebijakan dan strategi umum

khusus di

samping

dewan

menegaskan bahwa perusahaan. Ini menunjukkan bahwa

Literatur

kepemilikan keluarga mungkin memiliki manajemen dipercaya hari demi hari untuk

bagi perusahaan. mengimplementasikan strategi dan rencana

dampak

positif

Berdasarkan pada karakteristik spesifik, perusahaan. Karena perusahaan keluarga

perusahaan keluarga sering dikaitkan dengan kurang pengawasan

household . Keluarga pemegang saham. Secara khusus dalam

profesional oleh

hubunganinnate

sebagai pemegang saham keluarga memiliki perusahaan keluarga, ada kebutuhan untuk

untuk memindahkan direktur independen dan professional.

kecenderungan

kontrolnya kepada anak-anaknya untuk tetap Perusahaan

mengendalikan perusahaan (Lubatkin et al., perusahaan yang mana anggota pendiri

keluarga

adalah

2005). Sebagai akibatnya, pemegang saham perusahaan

didorong untuk kepemilikannya dalam manajemen puncak,

menginvestasikan pada perusahaan lebih dewan,

atau sebagai blockholders efektif (Bruton et al., 2003; James, 1999; perusahaan.

Westhead dan Cowling, 1998). Lebih lanjut, dikarakteristikan

Perusahaan

keluarga

sebuah perusahaan keluarga sering berkaitan terkonsentrasi keluarga pendiri perusahaan

oleh

kepemilikan

dengan keterlibatan keluarga yang begitu dan melibatkan secara aktif anggota

tinggi dan perioda yang panjang dalam keluarga ini dalam manajemen perusahaan.

Kemudian perusahaan- Ini dikatagorikan sebagai kepemilikan

manajemen.

perusahaan yang dikendalikan keluarga terkonsentrasi keluarga pendiri perusahaan

memiliki pengalaman yang lebih dalam dan melibatkan secara aktif anggota

pengakuan oportunitis dan ketidakpastian keluarganya dalam manajemen perusahaan

dan menjadi lebih memiliki wawasan sebagai top eksekutif atau direksi.

perencanaan (planning horizons) yang Dalam

jangka panjang. Ini tidak hanya mendorong perusahaan-perusahaan dikendalikan oleh

perusahaan

publik,

peningkatan yang berkelanjutan, tetapi juga keluarga yang menunjukkan jumlah yang

keluarga untuk memiliki signifikan di Asia dan Eropa (Faccio dan

mendorong

patience selama investasi dalam peluang- Lang, 2002; La Porta etal., 1999). Menurut

peluang bisnis yang baru untuk menciptakan Anderson dan Reeb (2003), kira-kira 1/3

kekayaan keluarga (Casson, 1999 dan Zahra, perusahaan yang dimiliki secara publik di

juga salah menggunakan sumber daya menegaskan bahwa pemisahan kepemilikan

Lebih lanjut,

teori

keagenan

perusahaan dalam aktivitas perusahaan dan kendalian pada perusahaan publik dapat

untuk keuntungan pribadi. Praktik struktur menyebabkan manajer mengerjakan apa

kepemilikan piramida dan kepemilikan yang menjadi kepentingannya di atas

silang memfasilitasi pemilik keluarga untuk kepentingan pemegang saham (Jensen dan

mengendalikan perusahaan pada porsi lebih Meckling, 1976). Menurut Anderson dan

besar hak kontrol dibanding hak aliran kas. Reeb (2003), Shleifer dan Vishny (1986),

Struktur ini adalah popular di Indonesia dan Jensen dan Meckling (1976), ketika

(Siregar, 2006; dan Sanjaya, 2011a). Dalam keluarga sebagai pemegang saham, mereka

hal demikian, keluarga sebagai pemegang akan

saham pengendali menjadi lebih termotivasi meminamilisasi masalah keagenan dan

untuk mengekspropriasi sumber daya mengawasi keputusan-keputusan manajerial

perusahaan untuk kepentingan pribadi yang yang berkaitan dengan proyek perusahaan

akan menjadi beban bagi pemegang saham yang efektif. Menurut Bruton et al. (2003),

non pengendali (Claessens et al., 2002; La hal ini dilakukan untuk menjaga nilai

Porta et al., 1999). Dalam hal demikian, perusahaan jangka panjang dan mendorong

investasi dalam proyek-proyek perusahaan manajemen untuk mengalokasikan sumber

yang dikendalikan oleh keluarga tidak daya

meningkatkan nilai memaksimalisasi nilai perusahaan.

Kepemilikan keluarga, bisa jadi merintangi (berdampak negatif) sebuah

Sisi Positif Kendali Keluarga Bagi

perusahaan untuk berinvestasi dalam usaha

Perusahaan

antara perusahaan efek nepotisme. Berdasarkan efek ini,

penciptaan nilai perusahaan. Karena ada

Persaingan

keluarga dan non-keluarga dapat dilihat dari perusahaan yang dikendalikan keluarga

yaitu kepemilikan mungkin lebih memilih untuk menempatkan

dua

perspektif

(ownership) dan manajemen (management). anggota keluarga yang relatif kurang

Dari perspektif kepemilikan, keunikan kompeten. Menurut Lubaktin et al. (2005),

perusahaan keluarga adalah bahwa anggota nilai perusahaan akan menurun ketika

keluarga menguasai aset perusahaan secara pegawai dari anggota keluarga yang tidak

substansial. Dari persepektif manajemen, kualifikasi ditempatkan pada posisi tim

satu karakteristik umum dari perusahaan manajemen perusahaan. Nepotisme juga

keluarga adalah bahwa anggota keluarga dapat

menjadi manajemen puncak perusahaan. pengawasan agen oleh keluarga. Karena

dan Lehn (1985) hubungan ini terjadi antara anak dan orang

Demsetz

berpendapat bahwa posisi ekuitas yang tua yang secara potensial menjadi bias

terkonsentrasi dan kontrol manajemen, yang dalam membuat pertimbangan atau penilaian

termasuk keberadaan keluarga pendiri atas kinerja agen yang anaknya sendiri

memberi keluarga suatu (Lubatkin et al., 2005; Schulze et al., 2003;

perusahaan,

keunggulan untuk pengawasan perusahaan Schulze et al., 2001).

yang terkonsentasi Nepotisme juga dapat menyebabkan

tersebut. Investor

memiliki insentif lebih besar dibanding pemilik keluarga untuk menguntungkan diri

kepemilikan tersebar untuk menghindari sendiri ketika mereka memutuskan untuk

konflik antara pemilik dan manajer dan membuat

untuk memaksimalkan kinerja perusahaan. perusahaan. Dalam nepotisme ini, mereka

keputusan

pengembangan

Ketika kekayaan dari perusahaan secara kuat Ketika kekayaan dari perusahaan secara kuat

Kedua efek household relations dan kuat untuk mengawasi manajer professional.

stewardship menegaskan bahwa manajer Sebagai

padaperusahaan yang dikendalikan oleh dihubungkan dengan perusahaan non-

akibatnya,

free-rider yang

keluarga mungkin tidak menjadi sarana keluarga dengan kepemilikan saham yang

untuk pemenuhuan kepentingan pribadi tersebar

semata. Melainkan, mereka sering bertindak kepemilikan terkonsentrasinya, anggota

dengan kemanfaatan keluarga juga memiliki lebih besar

yang

terkait

stakeholders -nya (Fox dan Hamilton, 1994). kekuasaan pemegang saham yang lainnya

Pemegang saham keluarga juga sering untuk mencapai tujuan mereka. Anderson

memiliki informasi yang lebih baik tentang dan Reeb (2003), dan Burkart et al., (2002)

perusahaan, yang dapat mendorong mereka mengamati bahwa perusahaan-perusahaan

untuk menjalankan perusahaaanya dengan dengan lebih aktif keterlibatan oleh anggota

perspektif jangka panjang (Bruton et al., keluarga cenderung mempunyai kinerja

2003). Davis (1983) menegaskan bahwa yang lebih baik.

family bonds dan kepercayaan dapat Lubatkin et al. (2005) menegaskan

keluarga suatu bahwa suatu ciri unik sebuah perusahaan

menjadikanperusahaan

keunggulan dalam persaingan dibanding keluarga adalah hubungan antara anak dan

bisnis non keluarga. Temuan Miller et al. orang tua dalam bisnis. Dalam hubungan ini,

(2008) mendukung pandangan ini bahwa anggota

manajer keluarga sering bertindak dengan meyakinkan bahwa mereka memiliki hak

prinsip-prinsip stewardship. untuk mengalokasikan properti perusahaan

Manajer professional bisa juga (Stark dan Falk, 1998). Pandangan ini

berpartisipasi dalam pengoperasionalisasi mempunyai konsekuensi penting karena ini

perusahaan-perusahaan keluarga publik. Hal dapat membantu menyelaraskan pilihan-

ini dapat menciptakan konflik kepentingan pilihan untuk strategi pertumbuhan dan

antara manajer profesional dan keluarga pengambilan risiko antara keluarga dan

sebagai pemegang saham pengendali (Chau perusahaan. Pemegang saham keluarga lebih

et al., 2009). Literatur yang berbasis teori tertarik untuk berinvestasi pada proyek-

keagenan berpendapat bahwa pemegang proyek yang dapat meningkatkan nilai

saham pengendali memiliki cukup kekuatan perusahaan. Lebih jauh, berdasarkan pada

dan insentif untuk mengawasi secara efisien sifat hubungan household, anggota keluarga

keputusan-keputusan manajerial. Menurut sering lebih mempertimbangkan pihak lain

Shleifer dan Vishny (1997), pemegang dibanding pihak luar. Hal ini akan

saham yang besar (large shareholders) mensejajarkan insentif di antara anggota

dapat mengurangi konflik kepentingan keluarga (Eshel et al., 1998). Sebagai

antara manajer dan para pemegang saham. akibatnya,

Keluarga pengendali mungkin juga berkomitmen untuk menjalankan organisasi

memiliki insentif, kekuasaan, dan informasi dengan baik (Lubatkin et al., 2005).

yang sama untuk mengawasi manajer. Dari

Misalkan, representasi keluarga pengendali individu-individu secara organisasional dan

perspektif

stewardship ,

dapat mengurangi kemungkinan manajer kolektivitas ada dalam kebutuhanpada level

untuk memenuhi kepentingan pribadinya yang lebih tinggi seperti self-actualization.

(Anderson dan Reeb, 2003). Kepemilikan Manajer keluarga ingin berkomitmen untuk

terkonsentrasi dapat membantu pemilik menciptakan keberhasilan organisasi di atas

untuk menurunkan diskresi manajer (Jensen untuk menurunkan diskresi manajer (Jensen

untuk proyek yang tidak efisien tanpa Hoskisson et al. (1994) menegaskan bahwa

tekanan untuk diganti (Ben-Amar dan blockholders bisa jadi tidak menginjinkan

Andre, 2006; Schulze et al., 2001; suatu strategi buruk untuk diikuti yang akan

Villalonga dan Amit, 2006). Yeh and berdampak buruk pada kinerja perusahaan.

Woidtke

menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan di Taiwan dengan

Sisi Negatif Kendali Keluarga bagi

jumlah direktur yang terkait dengan

Perusahaan

sebagai kendali perusahaan Efek

keluarga

menyebabkan penurunan nilai perusahaan. perusahaan publik yang dikendalikan oleh

Nepotisme dapat menciptakan biaya kelurga bisa juga menyebabkan anggota

keagenan yang lebih spesifik dalam keluarga untuk meyakini bahwa mereka

perusahaan keluarga. Ini akibat dari insentif adalah free ride dan tidak berkaitan dengan

struktur perusahaan keluarga yang diperoleh tanggung jawabnya (Lubatkin et al., 2005;

keluarga yang berkaitan dengan nepotisme Perez-Gonzalez, 2006; Schulze et al., 2003).

(Schulze et al., 2001). Masalah pengendalian Dalam

sendiri timbul dari kurang kemampuan dan keluarga bisa jadi mempunyai suatu

pengawasan disiplin yang sepatutnya keinginan untuk memberi anggota keluarga

dilakukan. Perusahaan-perusahaan keluarga kenyaman kerja yang tidak tersedia di

publik akan dihadapkan pada masalah- tempat lain. Akan tetapi, anggota keluarga

masalah kontrol sendiri karena mereka bisa jadi tidak memiliki kualifikasi yang

secara mudah mendapatkan pendanaan dari cukup untuk menempati posisi tersebut.

berbagai macam sumber publik dibanding Karena, perusahaan keluarga akan lebih

perusahaan privat. Akibatnya, pemegang memilih untuk menempatkan anggota

saham pengendali dalam perusahaan publik keluarganya dibanding memilih pihak

perhatian untuk profesional

memiliki

suatu

aset perusahaan untuk Weidenbaum, 1996).

manfaat anggota keluarga (Lubatkin et al., Yeh (1994) menjelaskan bahwa

anggota keluarga sering terlibat dalam Ketika sebuah perusahaan publik manajemen puncak perusahaan

diikuti oleh masalah kontrol sendiri (self- dikendalikan oleh keluarga. Ketika CEO

yang

control ) dan nepotisme, ini adalah hal yang atau direktur terbatas bagi anggota keluarga,

sangat sulit bagi manajer keluarga untuk pilihan ini dapat berdampak buruk bagi

mengembangkan perusahaan dalam usaha perusahaan karena ada risiko pada pemilihan

pincaptaan nilai perusahaan dalam jangka proyek

panjang. Misalkan, melalui partisipasi dalam perusahaan (Ben-Amar dan Andre, 2006;

yang tidak

menguntungkan

joint ventures , manajer keluarga akan Lubatkin et al., 2005; Yeh dan Woidtke,

memperluas jaringannya untuk mendapatkan 2005).

manfaat sosial seperti status atau prestis. Ini Nepotisme

dapat menciptakan manfaat ekonomi seperti sistematis

kesempatan kerja di dalam perusahaan atau dibanding perusahaan. Hal ini dapat

menguntungkan

keluarga

kerjasama organisasi (Reuer dan Ragozzino, mengurangi efektivitas pengawasan dan

2006). Manfaat ekonomi ini lebih jauh pendisiplinan pada agen keluarga (Schulze

menguntungkan anggota keluarga. et al., 2003). Ketika kekuatan keluarga melindungi agen keluarga, agen ini dapat

Hasil Penelitian Sebelumnya

Ng (2005) menguji hubungan antara Hasil ini menegaskan bahwa kepemilikan kepemilikan

keluarga dapat meningkatkan kinerja perusahaan

perusahaan. Akan tetapi, mekanisme yang kepemilikan oleh keluarga yang diproksikan

dapat meningkatkan kontrol melalui lintas dengan kepemilikan manajerial. Studi ini

kepemilikan, piramida, dan multiple voting menunjukkan bahwa hubungan antara

shares secara negatif mempengaruhi kinerja kepemilikan keluarga dan kinerja keuangan

perusahaan.

seperti dalam bentuk kubik dengan pola Klein et al. (2005) menganalisis entrenchment-alignment-entrenchmen .

hubungan nilai perusahaan yang diukur Hasil

dengan Tobin’s Q dan indeks tata kelola manajerial

ini menunjukkan

kepemilikan

perusahaan yang efektif untuk sampel 263 kinerja

1%-16,86%

menyebabkan

perusahaan publik di Kanada. Klein et al, kepemilikan manajerial 16,87%-63,17%,

(2005) menunjukkan bahwa kepemilikan kepemilikan keluarga menyebabkan kinerja

keluarga sebagai bagian dari tata kelola perusahaan meningkat. Ketika kepemilikan

perusahaan secara negatif mempengaruhi keluarga lebih dari 63,17%, kinerja

nilai perusahaan. Ini menunjukkan bahwa perusahaan kembali menurun.

kepemilikan keluarga di Kanada tidak Yeh et al. (2001) menganalisis

membuat pengelolaan perusahaan menjadi kendali oleh keluarga dan tata kelola

lebih baik tetapi menjadi lebih buruk. perusahaan yang menggunakan sampel

Samad (2011) perusahaan-perusahaan

Ibrahim

dan

membandingkan tata kelola perusahaan dan penelitian Yeh et al. (2001) menunjukkan

Taiwan.

Hasil

kinerja perusahaan antara perusahaan publik ada hubungan yang tidak linear antara

di Malaysia dari tahun 1999 sampai 2005 perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga

yang dimiliki oleh keluarga dan non dan kinerja perusahaan.

keluarga. Studi ini membukukan bahwa nilai perusahaan yang dikendalikan keluarga yang

Perusahaan-

perusahaan secara rata-rata lebih rendah memiliki level kontrol yang rendah memiliki

bagi perusahaan yang dimiliki keluarga kinerja lebih rendah dibanding perusahaan-

dibanding dimiliki non keluarga. perusahaan yang dikendalikan keluarga

Prabowo dan Simpson (2011) dengan level kontrol yang lebih tinggi dan

menganalisis hubungan antara struktur perusahaan dimiliki secara luas.

dewan dan kinerja perusahaan dalam Anderson

perusahaan-perusahaan yang dikendalikan menginvestigasi

oleh keluarga (family-controlled firms). perusahaan yang didirikan oleh keluarga dan

hubungan

antara

Prabowo dan Simpson (2011) menggunakan kinerja

perusahaan-perusahaan non menemukan

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek mempunyai kinerja yang lebih baik

perusahaan

keluarga

Indonesia. Prabowo dan Simpson (2011) dibanding perusahaan non keluarga.

menemukan bahwa direktur independen Villalonga

dalam dewan memiliki hubungan yang tidak menganalisis isu pemisahan hak kontrol dan

signifikan dengan kinerja perusahaan. Hasil hak aliran kas pada sampel perusahaan yang

menunjukkan bahwa termasuk dalam daftar Fortune 500 antara

analisis

ini

kepemilikan perusahaan oleh keluarga tahun 1994 sampai 2000. Villalonga dan

secara negatif berhubungan dengan kinerja Amin (2006)

perusahaan. Ini berarti semakin besar konsentrasi kepemilikan keluarga secara

membukukan bahwa

kepemilikan oleh keluarga menyebabkan positif berhubungan dengan profitabilitas.

semakin

rendah

kinerja perusahaan.

Kepemilikan perusahaan publik oleh manajer keluarga akan berkomitmen untuk keluarga di Indonesia tidak menjadi berita

menjalankan organisasi dengan baik. baik bagi pelaku pasar modal. Karena

Ada self-actualization pada keluarga mereka cenderung akan memanfaatkan

sehingga manajer keluarga berkomitmen kekuatan kendalinya terhadap perusahaan

untuk menjalankan perusahaan dengan yang akan berdampak pada penurunan

benar. Keluarga memiliki informasi lebih kinerja.

tentang perusahaandalam perspektif jangka panjang.Keluarga pengendali juga memiliki

Hipotesis

insentif, kekuasaan, dan informasi yang Menurut Berghe dan Carchon

sama untuk mengawasi manajer. Keluarga (2002), suatu perusahaan keluarga adalah

dapat mengurangi kemungkinan tindakan sebuah perusahaan yang mana anggota

manajer yang hanya untuk kepentingan pendiri perusahaan melanjutkan posisi

pribadi. Kepemilikan terkonsentrasi juga kepemilikannya dalam manajemen puncak,

dapat membantu pemilik untuk mengurangi dewan,

atau sebagai blockholders diskresi manajer. Keluargajuga tidak perusahaan. Karakteristikan perusahaan

strategi buruk yang keluarga adalah kepemilikan terkonsentrasi

menginjinkan

berdampak buruk pada kinerja perusahaan. oleh keluarga pendiri perusahaan.

Keluarga juga memiliki sisi negatif Ada

seperti yang dikemukan oleh Klein et al. perusahaan keluarga yaitu kepemilikan

(2005), Ibrahim dan Samad (2011), dan (ownership) dan manajemen. Berdasarkan

Prabowo dan Simpson (2011).Ini terjadi sudut pandang kepemilikan, keluarga

karena ada efek nepotisme. Nepotisme dapat menguasai aset perusahaan, sementara dari

menyebabkan anggota keluarga sebagai free sudut

rider . Dalam nepotisme, keluarga pemili keluarga menjadi manajemen puncak

pandang manajemen,

anggota

akan memberi kenyaman bagi anggota perusahaan.

padahal mereka tidak memiliki kualifikasi Kepemilikan

yang cukup. Perusahaan keluarga lebih keluarga dapat menjadi baik atau buruk bagi

perusahaan

oleh

memilih anggota keluarganya dibanding perusahaan. Keberadaan keluarga pendiri

memilih pihak profesional untuk posisi perusahaanmenjadi

tertentu dalam perusahaan. pengawasan perusahaan.Keluarga memiliki

keunggulan

untuk

Ketika direktur perusahaan terbatas kesempatan yang besar untuk mengawasi

bagi anggota keluarga, ini akan berdampak manajer profesionaldalam usaha menjaga

buruk bagi perusahaan seperti yang kinerja perusahaan. Secara empiris dampak

dikemukan oleh Ben-Amar dan Andre positif perusahaan keluarga dibukukan oleh

(2006), Lubatkin et al.(2005), dan Yeh dan Villalonga dan Amin (2006), Anderson dan

Woidtke(2005).Nepotisme hanya Reeb (2003) dan Burkart et al. (2002).

keluarga dibanding Ciri unik perusahaan keluarga adalah

menguntungkan

perusahaan. Ini dapat mengurangi efektivitas ada hubungan antara anak dan orang tua. Ini

pengawasan pada agen keluarga sehingga dapat

agen dapat mengalokasikan sumber daya pilihanstrategi

membantu

menyelaraskan

perusahaan untuk proyek yang tidak perusahaan.Keluarga tertarik pada proyek

untuk

pertumbuhan

Perusahaankeluarga yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.

menguntungkan.

dihadapkan pada masalah kontrol sendiri Pada sifat hubungan household, keluarga

(self-control) sehingga mereka cenderung lebih mementingkan pihak lain di atas

aset perusahaan untuk kepentingannya. Dalam hel demikian,

menggunakan

kepentingan keluarga. Kontrol sendiri dan kepentingan keluarga. Kontrol sendiri dan

Sampel

bagi manajer untukmeningkatkan nilai Sampel penelitian ini adalah perusahaan perusahaan.

industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Perusahaan keluarga di Indonesia

Efek Indonsia (BEI) pada tahun 2001 dimiliki melalui struktur kepemilikan

Pengambilan sampel piramida.

sampai

dengan purposive kepemilikan langsung dan tidak langsung.

kelompok industri Data kepemilikan tidak langsung tidak

sampling .Sampel

manufaktur terdaftar selama 2001-2007. tersedia bagi publik. Bahkan, perusahaan ini

Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tidak secara sukarela mengungkapkan ini

2001- 2007.Teknik dalam pelaporan keuangannya. Hal ini

tahunan

selama

pengumpulan data studi ini adalah data sangat jelas pada kasus PT Bank Century

arsip. Salah satu bentuk pengumpulan data Tbk yang

arsip adalah data sekunder. Data sekunder pengendali tidak ada pada kepemilikan

mana

pemegang saham

diperoleh dari beberapa sumber seperti langsung yang ada dalam laporan keuangan.

Bursa Efek Indonesia untuk laporan Keluarga memiliki perusahaan publik

keuangan auditan dan Database OSIRIS dilakukan melalui perusahaan-perusahaan

serta Pusat Data Bisnis Indonesia untuk privat yang sulit diakses oleh publik. Ini

ultimat. Jumlah tahun menjadi insentif yang besar bagi keluarga

kepemilikan

perusahaan (year firm) adalah sebanyak 604 sebagai pemegang saham pengendali untuk

perusahaan.

melakukan tindakan ekspropriasi. Sanjaya (2010, 2011b, 2012b) menemukan bahwa

Variabel Penelitian

efek entrenchment lebih dominan dibanding

independen dalam efek alignment pada perusahaan publik di

Variabel

penelitian ini adalah kepemilikan keluarga. Indonesia. Oleh karena itu, studi ini

Variabel ini dinilai dengan menggunakan menduga bahwa keluarga sebagai pemilik

skala nominal. Nilai 1 adalah kepemilikan ultimat atau pemegang saham pengendali

keluarga dan 0 adalah lainnya. Untuk menyebabkan kinerja perusahaan turun.

mengetahui perusahaan publik dimiliki oleh Untuk membuktikan dugaan ini secara

keluarga sebagai pemilik ultimat, penulis empiris, studi ini merumuskan hipotesis

melakukan penelusuran dalam rantai sebagai berikut. kepemilikan perusahaan baik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

Ha:Keluarga sebagai pemilik ultimat

Penulis mengambil contoh ilustrasi dalam

berpengaruh secara negatif pada kinerja

proceeding Sanjaya (2011) sebagai berikut.

adalah struktur kepemilikan tanpa mekanisme pada PT

perusahaan. Berikut

ini

METODE ANALISIS

Mustika Ratu Tbk.

PT Mustika Ratu Tbk

9,45% Boston Save Deposit&Trust

PT Mustika Ratu Investama

Publik

Muryati Sudibyo Putri Kusumawati

Dalam studi ini, ada dua variabel Putri Kusumawati adalah putri Mooryati

kontrol yaitu leverage dan size perusahaan. Soedibjo dan Soedibjo Purbo Hadiningrat

Kedua variabel secara konsisten digunakan sehingga PT Mustika Ratu Investama

sebagai variabel kontrol agar model dimiliki oleh keluarga Mooryati 100%.

penelitian menjadi lebih baik dalam Dengan demikian, hak kontrol dan hak

menjelaskan tentang kausalitas antara aliran kas keluarga Mooryati adalah 70,93%.

variable indenpenden dan dependen. Ini adalah keluarga sebagai pemegang saham pengendali yaitu keluarga Muryati

Model Empiris

Sudibyo karena Putri K. adalah anak dari Model empiris dalam penelitian ini Muryati S.

menggunakan regeresi berganda sebagai berikut.

Variabel Depeden

Variabel depeden dalam penelitian ROA it = α it + β 1 Keluarga it + β 2 Leverage it + ini adalah kinerja perusahaan. Kinerja ini

β 1 Size it + ei.

diproksikan dengan rasio ROA (Return on Assets). Rasio ini diukur dengan laba operasi dibagi dengan total aset.

HASIL ANALISIS

Variabel Kontrol

Statistik Deskriptif

Tabel: 1 Descriptive Statistics

Mean

Std. Deviation

Output statistik deskriptif di Tabel 1

Hasil Uji Hipotesis

menunjukkan bahwa jumlah sampel adalah Sebelum uji hipotesis, studi ini sudah 604. Nilai mean kinerja perusahaan adalah

pengujian asumsi klasik. 0,0567. Deviasi standar kinerja perusahaan

melakukan

Normalitas, autokorelasi, multikoliniaritas, adalah 0.05665. nilai mean Leverage adalah

dan heteroskedastisitas tidak ada dalam 1,4018 dan deviasi standar 1,77459. Nilai

model empiris.

mean Size adalah 27,2960 dengan deviasi standar adalah 1,509.

Dependent Variable: ROA Method: Least Squares Date: 06/21/12 Time: 11:58 Sample: 1 604 Included observations: 604

Variable

Coefficient

Std. Error

C -0.0184

0.056694 Adjusted R-squared

Mean dependent var

0.056651 S.E. of regression

S.D. dependent var

-3.20833 Sum squared resid

Akaike info criterion

-3.17917 Log likelihood

Schwarz criterion

74.35402 Durbin-Watson stat

Prob(F-statistic)

Berdasarkan hasil analisis data di Hasil seperti ini karena fenomena Tabel 2 menunjukkan bahwa keluarga

kepemilikan perusahaan di Indonesia secara negatif dan signifikan mempengaruhi

didominasi oleh keluarga yang menjadi kinerja perusahaan. Ini ditunjukkan oleh

pemilik ultimat atau pemegang saham nilai koefisien keluarga bernilai -0,05101

pengendali. Manajer perusahaan-perusahaan dan secara statistik signifikan pada alfa 1%.

keluarga di Indonesia didominasi oleh Hasil ini menunjukkan bahwa

pemegang saham keberadaan keluarga sebagai pemegang

anggota

keluarga

pengendali. Dalam fenomena perusahaan saham pengendali atau pemegang saham

keluarga, pendiri perusahaan melanjutkan ultimat

kepemilikannya baik dalam manajemen perusahaan. Hasil ini juga mendukung sisi

tidak menguntungkan

bagi

puncak dan dewan komisioner. Kepemilikan buruk

perusahaan dapat perusahaan publik. Berdasarkan hasil

menghalangi perusahaan untuk berinvestasi

meningkatkan kinerja didukung. Hasil penelitian ini konsisten

analisis ini hipotesis penelitian (H 1 )

dalam

upaya

melebihkan belanja dengan beberapa penelitian yang dilakukan

di luar negeri seperti Ibrahim dan Samad Fakta investasi di Indonesia yang (2011), dan Prabowo dan Simpson

dimuat dalam Majalah Trust (2003) adalah (2011)Klein, Shapiro, dan Young (2005).

PT BPT Tbk yang mengakuisisi 60% PT Smith dan Amoako-Adu (1999), Morck,

EML.Pemilik kedua perusahaan ini adalah Strangeland, dan Yeung (2000), Perez-

PP (hanya sekedar inisial). Gonzalez (2001) dan Claessens et al. (2002)

Saham perusahaan yang dijual oleh yang menunjukkan kepemilikan keluarga

PP adalah saham PT EML yang 40% secara negatif mempengaruhi kinerja

sahamnya sudah dimiliki sendiri oleh PT perusahaan.

BPT Tbk. Alasan mereka mengakuisisi PT EML adalah pertimbangan bisnis yang BPT Tbk. Alasan mereka mengakuisisi PT EML adalah pertimbangan bisnis yang

per hektar. Akibat akuisisi yang tidak kesinambungan pasokan bahan baku bagi

normal itu, harga saham PT BPT Tbk anak perusahaan lainnya yaitu PT TELP&P.

langsung turun. Pada waktu krisis politik Dalam tubuh PT EML, PP memiliki 60%

mulai melanda Indonesia pada bulan Juni saham melalui PT TSP (50%) dan PT MK

1998, saham PT BPT Tbk masih bisa (10%). Secara keseluruhan, nilai jual 60%

mencapai harga per lembar Rp825. Akan saham PT EML ke PT BPT Tbk adalah

tetapi, pada Maret 1999 ketika laporan US$255,600,000. Angka ini meliputi

keuangan 1998 dilansir, harga saham PT US$213,000,000 sebagai harga 50% saham

BPT Tbk langsung jatuh ke harga Rp225 per PT TSP dan US$42,600,000 sebagai harga

lembar. Ketika pertama kali PT BPT Tbk 10% saham PT MK.

mendapat penilaian disclaimer, saham PT Pembahasan mengenai pembelian

BPT Tbk langsung turun ke harga Rp75 per saham tersebut seolah-olah baru akan

lembar.

dilakukan dalam rapat pemegang saham Kasus PT BPT Tbk menunjukkan yang digelar akhir bulan Maret 2003.

bagaimana PP sebagai pemegang saham Padahal, uang muka yang jumlahnya sangat

pengendali PT BPT Tbk mendapatkan besar sudah diterima PP sejak tahun 1998.

manfaat privat yang merugikan pemegang PT TSP dan PT MK adalah milik PP yang

saham nonpengendali. Ini bisa ditelusuri tercatat memiliki 60% saham PT EML. Pada

pertama, ketika nilai jual setiap hektar tanah saat yang sama, PT MK menguasai 1,16%

yang seharusnya dihargai Rp10.000.000 saham PT BPT Tbk dan PT TSP menguasai

menjadi Rp58.000.000. Kenaikan harga 23,81% saham PT BPT Tbk. Kejadian ini

tanah ini secara jelas merugikan pemegang merupakan upaya PP melangkahi PT Tas

saham nonpengendali karena PT BPT Tbk yang memiliki 15,22% saham PT BPT Tbk.

mengeluarkan kas PT Tas lebih setuju jika uang untuk akuisisi

seharusnya

Rp10.000.000. Ini berarti ada kelebihan kas digunakan

yang dikeluarkan sebesar Rp48.000.000 per perusahaan yang sudah menumpuk. PT Tas

hektar. Kedua, harga saham PT BPT Tbk juga menengarai kemungkinan terjadi

berturut-turut mengalami penurunan mulai marked-up dalam proses akuisisi. PT Tas

dari Rp825 per lembar menjadi Rp75 per menilai harga US$255,600,000 untuk 60%

lembar. Penurunan harga saham PT BPT saham PT EML adalah terlalu mahal.

pemegang saham Pendapatan PT EML setiap tahunnya tidak

juga

merugikan

nonpengendali karena harga pasar saham PT lebih dari US$20,000,000. Hal seperti ini

BPT semakin menurun. Tindakan PT BPT benar-benar cara PP untuk membobol dana

Tbk untuk mengakuisisi PT EML adalah PT BPT Tbk.

kemauan pemegang saham pengendali yaitu Dalam akuisisi ini, PT Tas dan

PP. Tindakan ini merupakan tindakan pemegang saham nonpengendali lainnya

ekspropriasi yang dilakukan oleh pemegang dirugikan. Di tengah kerugian PT BPT Tbk

saham pengendali.

investasi dan 1998, PT BPT Tbk masih memiliki uang

mencapai Rp959.000.000.000 pada tahun

Kasus

salah

eksprorpasi yang bisa jadi menyebabkan tunai

penurunan pada kinerja perusahaan terjadi digelontorkan kepada PP. Jika dibagi dengan

sebesar US$204,000,000

yang

karena ada nepotisme. Dalam kondisi luas lahan yang dikuasai oleh PT ELM, nilai

nepotisme, perusahaan lebih memilih untuk jual

menempatkan anggota keluarga yang relatif Rp58.000.000. Padahal, harga tanah di hutan

setiap hektarnya

mencapai

kurang kompeten. Ini menyebabkan nilai kurang kompeten. Ini menyebabkan nilai

mereka dapat mengalokasikan sumber daya dalam komposisi manajemen perusahaan.

perusahaan yang tidak efisien. Nepotisme Nepotisme

dapat menimbulkan biaya keagenan yang pengawasan terhadap agen oleh keluarga. Ini

mengurangi

efektivitas

berkaitan dengan nepotisme. Keluarga terjadi karena ada hubungan antara anak dan

mungkin memiliki suatu perhatian untuk orang tua.

aset perusahaan untuk Nepotisme

menggunakan

manfaat anggota keluarga. keluarga untuk menguntungkan diri sendiri

dapat

memfasilitas

Kondisi seperti ini menyebabkan seperti dalam pengembangan perusahaan.

kinerja perusahaan menurun. Ini adalah Keluarga juga salah menggunakan sumber

kerugian yang harus ditanggung oleh daya perusahaan hanya untuk keuntungan

pemegang saham non pengendali. Mereka pribadi.

tidak dapat menerima manfaat sementara Praktik

keluarga bisa mendapat sesuatu. Turunnya piramida

struktur

kepemilikan

kinerja perusahaan mengndikasikan capaian memfasilitasi pemilik keluarga untuk

oleh perusahaan dalam suatu periode adalah mengendalikan perusahaan pada porsi yang

buruk. Ini akan berdampak kepada modal lebih besar hak kontrol dibanding hak aliran

saham yaitu ada penurunan harga saham kas. Struktur ini adalah popular di Indonesia.

yang menyebabkan pemegang saham non Ini dibuktikan secara empiris oleh Siregar

pengendali tidak mendapatkan capital gains. (2006), dan Sanjaya (2011a). Keluarga lebih termotivasi untuk mengekspropriasi sumber

PENUTUP

daya perusahaan untuk kepentingan pribadi yang akan menjadi beban bagi pemegang

Penelitian ini menyimpulkan bahwa saham non pengendali (Claessens, Djankov,

tujuan penelitian ini tercapai karena Fan, dan Lang, 2002). Investasi dalam

penelitian ini membukukan hasil penelitian proyek-proyek

yang menunjukkan keluarga menyebabkan dikendalikan oleh keluarga tidak bertujuan

perusahaan

yang

kinerja perusahaan menjadi lebih buruk. untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Hasil ini menunjukkan bahwa keberadaan Dalam

keluarga pada perusahaan publik tidak keluarga mempunyai keinginan untuk

nepotisme,

perusahaan

memberi efek positif.

memberi anggota keluarga kenyamanan Hal ini bisa terjadi karena nepotisme kerja yang tidak tersedia di tempat lain.

begitu kuat masih terjadi pada perusahaan Anggota keluarga tidak memiliki kualifikasi

publik. Ini bisa diketahui dari keberadaan yang cukup untuk menempati posisi

manajer perusahaan adalah anggota keluarga tersebut. Perusahaan keluarga lebih memilih

pemegang saham pengendali atau pemilik untuk menempatkan anggota keluarganya

ultimat. Hasil penelitian ini semakin dibanding memilih pihak professional.

menegaskan bahwa efek entrenchment lebih Anggota keluarga sering terlibat dalam

besar kemungkinan terjadi pada perusahaan- manajemen puncak perusahaan

perusahaan publik di Indonesia. dikendalikan oleh keluarga. Ini dapat

yang

Hasil penelitian ini dapat digunakan berdampak buruk bagi perusahaan karena

sebagai sebuah informasi baik investor yang ada risiko pada pemilihan proyek-proyek

ada sekarang di Bursa Efek Indonesia atau yang tidak menguntungkan perusahaan.

investor potensial serta kreditor dan calon Nepotisme secara sistematis menguntungkan

mempertimbangkan keluarga dibanding perusahaan. Ketika

kreditor

untuk

fenomena ini dalam manajemen risikonya.

Keterbatasan penelitian ini adalah Barontini, R. dan Caprio, L. (2004), The periode waktu hanya 2001-2007. Padahal,

Effect of ownership structure and laporan keuangan yang ada sekarang ini

family controlon firm value and adalah 2011. Hal ini terjadi karena data

Evidence from kepemilikan

performance:

Continental Europe. Working Paper. dikumpulkan oleh penulis hanya periode ini. Untuk menambah data ini, kendala biaya

Ben-Amar, W. dan Andre, P. (2006), dan waktu yang membatasi penulis untuk

Separation of ownership from melakukan pengumpulan ini. Karena data ini

acquiring firm adalah data yang sangat sulit untuk bisa

control

and

performance: The case of family diperoleh.

ownership in Canada. Journal of Saran bagi penelitian berikutnya

Business Finance and Accounting , adalah dapat mengembangkan hasil riset ini

pada industri non manufaktur. Untuk mengeneralisasi hasil penelitian ini. Kedua,

Bruton, G., Ahlstrom, D., dan Wan, J. periset yang akan datang dapat menguji

(2003), Turnaround in East Asian kembali dengan proksi yang berbeda yang

firms: Evidence from ethnic overseas dapat digunakan untuk mengukur kinerja

communities. Strategic perusahaan. Ketiga, periset yang akan

Chinese

Management Journal , 24: 519–540. datang dapat memfokuskan lagi fenomena- fenomena

Casson, M. (1999), The economics of the perusahaan yang dimiliki oleh keluarga.

family firm. Economic History Kepemilikan ini nampaknya rentan akan

Review , 47: 10–23. masalah keagenan yang berujung pada kerugian publik.

Claessens, S., Djankov, S., Fan, J., dan Lang, H. P. (2002), Disentangling

DAFTAR PUSTAKA

the incentive and entrenchment effects of large shareholdings.

Anderson, R., Mansi, S. A., dan Reeb, D. Journal of Finance , 57: 2741–2771. (2003), Founding-family ownership and the agency cost of debt. Journal

Ng, C. Y. M.. (2005), An Empirical Study of Financial Economics , 68: 263–

relationship between 285.

on

the

ownership and performance in a family-based corporate environment.

Anderson, R. dan Reeb, D.M. (2003), Journal of Accounting, Auditing and Founding-family ownership and firm

Finance , 121-146. performance:evidence from the S&P 500. Journal of Finance, 58: 1301–

Chau, J. H., Chrisman, J. J., dan Bergiel, E.

B. (2009), An agency theoretic analysis of the professionalized Burkart. M.. Panunzi, F., dan Shleifer, A.

Entrepreneurship (2002), Family firms. Working

family

firm.

Theory and Practice , 33: 355–371. Paper , Harvard University. Demsetz, H. dan Lehn. K. (1985), The structure of corporate ownership:

Causes and consequences. Journal of mechanisms and performance of Political Economy, 93, 1155-1177.

public listed family firms in Malaysia. S. Afr. J. Bus. Manage, 42

Davis, P. 1983. Realizing the potential of

(3): 17-25.

family business. Organizational Dynamics , 12: 47–56.

James, H. (1999), Owner as manager: Extended horizons and family firm. Davis, J. H., Schoorman, F. D., dan

Journal of the Donaldson, L. (1997), Toward a

International

Economics of Business 6: 41–56. stewardship theory of management. Academy Management Review , 22:

Jensen, M. C. dan Meckling, W. H. (1976), 20–47.

Theory of the firm: Managerial behavior,

agency costs, and Eshel, I., Samuelson, L., dan Shaked, A.

ownership structure. Journal of (1998), Altruists, egoists, and

Financial Economics , 3: 305–360. hooligans in a local interaction

La Porta, R., De-Silanes, F. L. dan Shleifer, model. American economic Review,

A. (1999), Corporate ownership

88: 157–179. around the world. Journal of Finance , LIV: 471–517.

Faccio, M. and Lang, L.H.P. (2002), The Ultimate ownership of Western

Lubatkin, M. H., Schulze, W. S., Ling, Y., European Corporations. Journal of

R. N. (2005), Financial Economics , 65: 365–95.

dan

Dino,

Commentary: The effects of parental altruism on the governance of

Febrianto, R. 2005. The Effect of Ownership family-managed firms. Journal of Concentration on the Earnings