Team work Synergy Leader ship

Berawal Dari Kepemimpinan

  Goals

Strategy

  Team work Synergy Leader ship

Leadership Principles

  Managing “ The “

  • SELF
  • PEOPLE

Sebuah kelompok dapat didefinisikan sebagai dua orang atau lebih

  

berinteraksi satu sama lain dengan cara

sedemikian rupa sehingga setiap orang

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh

orang lain.

  3 catatan

  

Pertama, definisi ini menyatukan konsep

pengaruh resiprok antara pimpinan dan bawahan.

   Kedua, para anggota kelompok saling berinteraksi dan mempengaruhi.

   Ketiga, definisi ini tidak membatasi individu hanya pada satu kelompok.

  Team Effective Leadership Model

   keefektifan tim bisa sangat dipahami dalam bentuk-bentuk input, proses, dan output :

  

Level input berisikan karakteristik

  individual para bawahan; rancangan tim itu sendiri; dan bermacam sistem organisasional yang menciptakan konteks dimana tim akan beroperasi di

   keefektifan tim bisa sangat dipahami dalam bentuk-bentuk input, proses, dan output :

   Level proses terkait dengan cara dimana tim berperilaku ketika melaksanakan tugas mereka.

  Team Effective Leadership Model

  Team Effective Leadership Model

   keefektifan tim bisa sangat dipahami dalam bentuk-bentuk input, proses, dan output :

   level output terkait dengan apakah konsumen atau klien puas dengan produk yang dihasilkan tim, apakah tim lebih baik dan berkembang sebagai

sebuah performing unit, dan apakah

UKURAN KELOMPOK

  

 Ukuran kelompok mempunyai beberapa

  implikasi bagi pimpinan dan bawahan 1.

  Kemunculan pemimpin 2.

  Clique adalah subkelompok para individu

yang sering berbagi tujuan, nilai dan harapan yang sama Ukuran Kelompok Bisa Mempengaruhi Gaya Perilaku Seorang Pimpinan

   Para pimpinan dengan sebuah span

  of control yang lebih besar cenderung

  menjadi lebih reaktif, menghabiskan hanya sedikit waktu dengan para bawahan individual, dan menggunakan pendekatan yang lebih impersonal ketika mempengaruhi Ukuran Kelompok Bisa Mempengaruhi Gaya Perilaku Seorang Pimpinan

   Para pimpinan dengan sebuah span

  of control yang lebih kecil cenderung

  menampilkan lebih banyak perhatian dan menggunakan pendekatan yang lebih personal ketika mempengaruhi para bawahannya.

  

Ukuran Kelompok Bisa Mempengaruhi

Keefektifan Kelompok

social loafing, yang menunjuk pada

fenomena berkurangnya usaha orang-orang ketika mereka secara individu tidak bertanggung jawab pada suatu pekerjaan

Tahap Perkembangan Kelompok

   Forming

   Storming

   Norming

   Performing

Forming

  

dengan percakapan yang sopan,

mengumpulkan informasi dangkal tentang para anggota kelompok lainnya, dan rasa saling percaya yang rendah

Storming

  dengan konflik antar kelompok, tingkat emosional yang

memuncak, dan diferensiasi status

karena para pesaing tetap berjuang untuk membangun aliansi dan memenuhi peran kepemimpinan kelompok

Norming

  seorang pimpinan dan perkembangan norma serta sifat kohesif kelompok merupakan indikator utama

Performing

  

kelompok memainkan peran-peran

fungsional interdependen yang berfokus pada kinerja tugas-tugas kelompok

Peran Kelompok

   Peran kelompok adalah

serangkaian perilaku yang

diharapkan terkait dengan pekerjaan atau posisi khusus

Peran Dalam Kelompok

   TASK ROLE  terkait dengan menyelesaikan tugas

   RELATIONSHIP ROLE  mendukung hubungan di dalam kelompok kerja

TASK ROLE

  

Initiating: Mendefinisikan masalah, menyarankan

kegiatan, memberikan tugas

   Pencarian Informasi: Mengajukan pertanyaan, mencari data atau pandangan yang relevan.

   Berbagi Informasi: Memberikan data, menawarkan opini.

   Merangkum: Meninjau dan mengintegrasikan poin- poin orang lain, memeriksa pemahaman bersama dan kesiapan untuk melakukan tindakan.

   Mengevaluasi: Menilai validitas asumsi, kualitas informasi, masuk akalnya rekomendasi.

  

RELATIONSHIP ROLE

  

Harmonizing: Menyelesaikan konflik-konflik

interpesonal, mengurangi ketegangan

  

Encouraging: Mendukung dan memuji orang

lain, memperlihatkan penghargaan bagi kontribusi orang lain, hangat dan ramah.

  

Gatekeeping: Meyakinkan semua partisipasi

adil semua anggota kelompok, meyakinkan

bahwa semua orang mempunyai kesempatan didengar dan bahwa tidak individu yang

Beberapa Masalah

   dysfunctional roles, dimana perilaku seseorang pada dasarnya egois atau lebih bertujuan egosentris

daripada tujuan kelompok.

Dysfunctional Role

  

Dominating: Memonopoli waktu kelompok,

memaksakan pandangan kepada orang lain

   Blocking: Secara keras kepala merintangi dan

menghalangi kerja kelompok, menetapkan

negativisme.

   Attacking: Meremehkan orang lain,

menciptakan lingkungan yang tidak ramah

atau mengintimidasi

   Distracting: Terlibat dalam perilaku yang tidak

Beberapa Masalah

   role conflict, meliputi penerimaan pesan-pesan yang saling bertentangan tentang perilaku

yang sebenarnya diharapkan dan

sebagai akibatnya bisa berdampak sebaliknya pada

Beberapa Masalah

   role ambiguity, terdapat kurangnya kejelasan tentang apa harapan sebenarnya.

Norma Kelompok

   Norma adalah aturan-aturan informal

  yang diadopsi kelompok untuk menyetel dan mengatur perilaku para anggota kelompok

   Norma tidak mengatur semua perilaku, hanya perilaku yang dirasa penting oleh kelompok

Pengaturan Norma Kelompok

   Memfasilitasi kelangsungan hidup kelompok,

   Menyederhanakan, atau membuat bisa lebih

diprediksinya perilaku apa yang diharapkan

dari para anggota kelompok,

   Membantu kelompok menghindari masalah- masalah interpesonal yang memalukan, atau

   Mengungkapkan nilai-nilai sentral kelompok dan memperjelas apa yang membedakan

Kohesi Kelompok

   Group cohesion adalah lem yang

  tetap menyatukan kelompok terus bersama

   Kumpulan kekuatan yang menarik anggota pada sebuah kelompok, memberi motivasi untuk aktif

  Kohesi Kelompok

  

Kelompok dengan sifat kohesif

tinggi juga bisa mempunyai absenteeisme (angka ketidakhadiran) dan turnover (pergantian pegawai) yang lebih rendah.

  Masalah Dalam Kohesi Kelompok

   Para peneliti (Alderfer; Ginnett) menemukan bahwa beberapa kelompok menjadi sangat kohesif dimana mereka mendirikan sesuatu untuk memagari atau membatasi diri mereka sendiri dengan orang lain, yang disebut dengan overbounding

  Masalah Dalam Kohesi Kelompok

   Janis (1982) menemukan bahwa orang dalam kelompok yang sangat kohesif sering menjadi lebih terkait dengan usaha keras pada kebulatan suara daripada menilai secara obyektif banyak tindakan yang berbeda, yang disebut dengan

  

Pelaksanaan Kepemimpinan Yang Efektif

Kepemimpinan Stratejik yang Efektif

Menentukan Arah Stratejik Memanfaatkan & Mempertahankan Kompetensi Inti Mengembangkan Modal Manusia Mempertahankan Budaya Organisasi yang Efektif Menekankan Praktek Etika Menciptakan Keseimbangan Kontrol Organisasi

  Kepemimpinan Stratejik yang Efektif

Menentukan

  Menciptakan Keseimbangan

  

Menentukan

  Kontrol

  

Arah Stratejik

Arah Stratejik

  Organisasi Mempertahankan Memanfaatkan & Mengembangkan Menekankan Budaya Mempertahankan Modal Praktek Organisasi Kompetensi Inti Manusia Etika yang Efektif

  • Arah Stratejik berarti pengembangan visi jangka panjang maksud stratejik perusahaan.
  • Pemimpin yang kharismatik bisa membantu pencapaian maksud stratejik.
  • Penting untuk tetap mempertahankan kekuatan organisasi ketika perubahan diperlukan oleh arah stratejik yang baru.

  Kepemimpinan Stratejik yang Efektif

Memanfaatkan &

  Menciptakan

  Menentukan

  Keseimbangan

  Arah Stratejik

  Kontrol

Mempertahankan

  Organisasi Mempertahankan

Kompetensi Inti Memanfaatkan & Mengembangkan Menekankan

  Budaya Mempertahankan Modal Praktek Organisasi Kompetensi Inti Manusia Etika yang Efektif

  • Kompetensi inti adalah sumber daya dan kapabilitas yang berguna

  

sebagai sumber keunggulan kompetitif bagi sebuah perusahaan atas

pesaing-pesaingnya.

  • Pemimpin stratejik harus membuktikan bahwa kompetensi perusahaan ditekankan dalam usaha penerapan strategi.
  • Di banyak perusahaan besar, dan yang pasti dalam perusahaan related diversified, kompetensi inti dimanfaatkan secara efektif ketika kompetensi inti tersebut dikembangkan dan diterapkan pada unit-unit organisasi yang berbeda.

  Effective Strategic Leadership

Mengembangkan

  Menciptakan

  Menentukan

  Keseimbangan

  Arah Stratejik

  Kontrol

Modal Manusia

  Organisasi Mempertahankan Menekankan Memanfaatkan & Mengembangkan Budaya Praktek Mempertahankan Modal Organisasi Etika Kompetensi Inti Manusia yang Efektif Practices

  • Modal manusia menunjuk kepada pengetahuan dan ketrampilan keseluruhan tenaga kerja yang dimiliki perusahaan.
  • Pekerja dipandang sebagai sumber daya kapital yang membutuhkan

    investasi.
  • Tidak satupun strategi yang efektif kecuali perusahaan mampu

    mengembangkan dan mempertahankan pekerja yang handal untuk

    melaksanakannya.
  • Pengembangan dan manajemen modal manusia perusahaan bisa

    menjadi penentu utama kemampuan dan keberhasilan perusahaan

  Effective Strategic Leadership

Mempertahankan

  Menciptakan

  Menentukan

  Keseimbangan

Budaya Organisasi

  Arah Stratejik

  Kontrol Organisasi

  yang Efektif

  Mempertahankan Memanfaatkan & Mengembangkan Menekankan Budaya Mempertahankan Modal Praktek Organisasi Kompetensi Inti Manusia Etika yang Efektif

  • Budaya organisasi meliputi kumpulan yang kompleks

  mengenai ideologi, simbol, dan nilai inti yang berlaku dalam perusahaan dan mempengaruhi cara menjalankan usahanya.

  • Mempertajam budaya perusahaan merupakan tugas sentral kepemimpinan stratejik yang efektif.
  • Budaya organisasi yang tepat mendorong pengembangan

    orientasi kewirausahaan pekerja dan kemampuan untuk mengubah budaya jika diperlukan.

  Effective Strategic Leadership

Menekankan

  Menciptakan

  Menentukan

  Keseimbangan

  Arah Stratejik

  Kontrol

Praktek Etika

  Organisasi Mempertahankan Memanfaatkan & Mengembangkan Menekankan Budaya Mempertahankan Modal Praktek Organisasi Kompetensi Inti Manusia Etika yang Efektif

  • Praktek etika meningkatkan efektifitas proses penerapan strategi.

  • Perusahaan yang etis mendorong dan memungkinkan individu

    pada seluruh tingkat organisasi untuk melakukan penilaian etika.

  • Untuk mempengaruhi penilaian etika dan kebiasaan pekerja dengan tepat, praktek etika harus membentuk proses pembuatan keputusan perusahaan dan menjadi bagian integral budaya organisasi.
  • Pemimpin menentukan suasana untuk terciptanya sebuah

  Effective Strategic Leadership

Menciptakan

  Menciptakan

  Menentukan

  Keseimbangan

  Keseimbangan Arah Stratejik

  Kontrol Organisasi

Kontrol

  Mempertahankan Memanfaatkan & Mengembangkan Menekankan Budaya Mempertahankan Modal Praktek Organisasi Kompetensi Inti Manusia Etika yang Efektif

Organisasi

  • Kontrol organisasi menyediakan parameter strategi dan tindakan koreksi mana yang akan diterapkan.
  • Pengawasan keuangan sering ditekankan dalam perusahaan besar dan berfokus pada hasil keuangan jangka pendek.
  • Pengawasan stratejik lebih berfokus pada kandungan tindakan

    stratejik, dari pada hasil-nya.
  • Pemimpin stratejik yang berhasil, menyeimbangkan pengawasan stratejik dan pengawasan keuangan (mereka tidak menghapuskan