BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Citra Tokoh Politik Terhadap Minat Memilih Pada Pemilu Presiden 2014 di Medan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. Pemasaran adalah kegiatan pemasar untuk menjalankan bisnis guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan atau jasa, menetapkan harga, mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan.

  Pemasaran mempunyai peranan yang sangat menentukan karena pemasaran mempunyai kedudukan sebagai perantara antara produsen dan konsumen. Pemasaran merupakan suatu urutan-urutan kegiatan yang saling berkaitan erat dan bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran.

  Dengan demikian perusahaan dalam menjalankan usahanya perlu memperhatikan dan mengembangkan sistem pemasarannya.

  Masalah pemasaran merupakan salahsatu aspek yang sangat penting bagi perusahaan untuk menjalankan roda perusahaannya, karena tidak jarang perusahaan gagal mencapai tujuannya disebabkan sistem pemasaran yang kurang tepat. Untuk lebih jelasnya Kotler (2007:8) menyatakan : “ Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain .” Kegiatan pemasaran tidak dapat dipisahkan dari seluruh rangkaian kegiatan usaha perusahaan karena didalamnya terdapat banyak bagian-bagian yang harus dimengerti dan dilaksanakan khususnya oleh seorang pemasar/lembaga pemasaran. Sedangkan pengertian menurut Stanton (1993:7) yaitu : “ Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial “.

  Saat ini pemasaran juga digunakan oleh para tokoh politik, dan pemasaran politik yang mereka lakukan disebut dengan Marketing Politik. Marketing Politik adalah seperangkat metode yang dapat memfasilitasi kontestan (individu atau partai politik) dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi politik, karakteristik pemimipim partai dan program kerja partai kepada masyarakat, Firmanzah (2007:56). Ilmu marketing mengalami perkembangan dari jaman ke jaman untuk menemukan bentuknya.

  Iklim demokrasi yang berkembang di Indonesia semenjak era reformasi telah membuka kesempatan bagi berbagai partai politik untuk berkembang. Praktek politik di Indonesia sendiri telah berkembang sedemikian pesat dengan memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal ini didorong oleh heterogennya masyarakat Indonesia serta meningkatnya taraf ekonomi dan pendidikan masyarakat yang membuat partai politik harus mengaplikasikan berbagai praktek marketing untuk dapat bersentuhan dengan masyarakat. Semakin banyaknya pilihan media komunikasi juga mendorong kebutuhan aplikasi konsep marketing dalam berpolitik di Indonesia. Political Marketing sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai suatu disiplin ilmu, karena aplikasinya di lapangan memerlukan metodologi yang kuat untuk dapat memberikan hasil yang efektif.

  Sekedar ikut-ikutan saja tidak akan memberikan hasil selain membuang biaya percuma. Dalam hal ini institusi kampus harus mampu mengembangkan dan menawarkan ilmu ini sebagai suatu bidang studi. Ahli-ahli political marketing akan semakin dibutuhkan di Indonesia. Contoh penerapan marketing yang paling nyata di Indonesia adalah positioning dalam kampanye politik. Mengingat keberagaman masyarakat Indonesia, maka positioning seorang kandidat ataupun parpol harus dilakukan secara berbeda untuk setiap segmen masyarakat yang berbeda.

  Pemahaman profil pemilih atau calon pemilih di suatu wilayah menjadi sebuah keharusan bagi parpol untuk bisa sukses. Pesan-pesan politik yang diangkat di satu wilayah harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi wilayah tersebut yang bisa jadi berbeda dengan pesan yang diangkat di wilayah yang lain. Banyak hal yang dapat mendukung kesuksesan kampanye politik di Indonesia, diantaranya adalah popularitas dari seorang kandidat seperti artis yang terbukti cukup efektif sebagai pendongkrak suara.

  Umumnya parpol besar di Indonesia sudah memanfaatkan pula jasa konsultan

  

political marketing untuk membantu dalam meramu pesan yang akan diangkat untuk

setiap segmen pemilih yang dibidik serta memilih media komunikasi yang sesuai.

  Bahkan pilihan warna yang digunakan dalam kampanye juga menentukan kesuksesan.

  Advertising melalui media televisi dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk meningkatkan popularitas kandidat maupun parpol walaupun diragukan apakah dapat efektif pula mendongkrak tingkat elektabilitas seorang kandidat atau parpol tersebut. Tingkat pendidikan masyarakat harus diperhatikan, karena masyarakat berpendidikan tinggi mungkin cenderung merasa muak jika dibombardir dengan pesan-pesan yang sifatnya menonjolkan kandidat atau parpol.

  Black campaign juga dinilai kurang efektif untuk Indonesia. Salah satu cara

  yang sering dipakai adalah soft campaign melalui aksi-aksi sosial seperti perbaikan sekolah, layanan kesehatan, pembangunan tempat ibadah maupun infrastruktur masyarakat. Menurut pengalaman selama ini, cara soft campaign tersebut terbukti paling ampuh dan efektif. Memang diakui banyak parpol yang sifatnya berlebihan untuk meraih suara dalam waktu singkat, namun untuk keberlangsungan sebuah parpol dalam jangka panjang, kontinuitas dalam pemasaran menjadi sebuah keharusan.

  Memang semua aktivitas ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, untuk itu bagi parpol yang keuangannya tidak terlalu kuat akan memilih jalan pemasaran secara gradual dengan cara mempertahankan basis pemilih yang sudah diperoleh melalui aksi-aksi nyata mewujudkan program-program yang diangkat saat kampanye sebelumnya dengan harapan pemilih atau simpatisan baru akan dapat direkrut seiring semakin kuatnya track record parpol dalam mewujudkan program- programnya.

  Saat ini pemasaran politik bisa dilakukan oleh siapa pun, termasuk parpol. Parpol menjanjikan pengharapan kepada para konstituennya, dengan pamrih untuk meraup apresiasi dan dukungan dari mereka. Tiga hal utama yang mereka tawarkan adalah organisasi parpol itu sendiri, sosok tokoh partainya dan acara-acara (events) yang mereka selenggarakan. Tujuan aktivitas pemasaran mereka ada dua, yaitu untuk meraih pendukung baru dan mempertahankan pendukung, baik yang lama maupun baru, setidak-tidaknya sampai pemilu berikutnya.

  Untuk mendukung strateginya, parpol harus melakukan serangkaian langkah yang lazim dalam pemasaran bisnis dan tidak terpisahkan, yaitu segmentation,

  targeting , dan positioning. Sebagai fokus, positioning merupakan

  upaya untuk membangun citra produk sehingga tampak sangat jelas (distinct) di benak konsumen. Positioning yang sukses dibangun dengan menawarkan manfaat (benefit) produk, alih-alih fiturnya, dan mengomunikasikan unique selling

  

proposition (USP) dari produk. Tugas bagi parpol kemudian adalah mengidentifikasi

  manfaat dan USP-nya. Permasalahannya, kehadiran begitu banyak jumlah parpol, caleg, membuat banyak calon pemilih kebingungan dalam memutuskan sosok-sosok yang akan dipilih dalam pemilu kelak. Bagaimanapun juga, calon pemilih memiliki persepsinya sendiri-sendiri terhadap barang dagangan yang dijajakan oleh para parpol, caleg, dan capres.

  Dalam hal citra partai dan pemimpin partainya, yang sangat disayangkan adalah parpol dengan pemimpin partai yang citranya sama-sama rendah. Sepertinya tiada harapan bagi mereka nanti. Oleh karena itu, parpol harus terus bekerja keras dalam melakukan pemasaran politik demi meraih dukungan calon pemilih. Para calon pemilih butuh diyakinkan bahwa janji-janji parpol yang serba manis itu bisa benar- benar terwujud seandainya mereka terpilih nanti terlebih karena para calon pemilih masa kini cenderung kian rasional

  Diperkirakan, sampai beberapa kali pemilu, di Indonesia Pemilu akan senantiasa akan diikuti banyak partai. Dalam kondis seperti itu, para pemilih tak akan mampu mengingat begitu banyak nama partai, proses awal yang penting sebelum pemilih menetapkan pilihannya. Konon lagi untuk mengetahui program-program utama dan nama-nama para kandidat yang ditawarkan partai. Dengan demikian mayoritas partai-partai yang ikut pemilu itu akan sulit dikenal pemilih, apalagi membedakannya dengan partai lain.

  Cukup beralasan untuk mengatakan bahwa partai-partai politik itu tidak gampang mencapai sasaran obyektif (target suara atau kursi) dengan cara-cara mengidentifikasi manfaat dan USP-nya. Permasalahannya, kehadiran begitu banyak jumlah parpol, caleg, membuat banyak calon pemilih kebingungan dalam memutuskan sosok-sosok yang akan dipilih dalam pemilu kelak. Bagaimanapun juga, calon pemilih memiliki persepsinya sendiri-sendiri terhadap barangan dagangan yang dijajakan oleh para parpol, caleg, dan capres. Dalam hal citra partai dan pemimpin partainya,

  Para calon pemilih butuh diyakinkan bahwa janji-janji parpol yang serba manis itu bisa benar-benar terwujud seandainya mereka terpilih nanti terlebih karena para calon pemilih masa kini cenderung kian rasional Diperkirakan, sampai beberapa kali pemilu, di Indonesia Pemilu akan senantiasa akan diikuti banyak partai. Dalam kondisi seperti itu, para pemilih tak akan mampu mengingat begitu banyak nama partai, proses awal yang penting sebelum pemilih menetapkan pilihannya. Konon lagi untuk mengetahui program-program utama dan nama-nama para kandidat yang ditawarkan partai.

  Dengan demikian mayoritas partai-partai yang ikut pemilu itu akan sulit dikenal pemilih, apalagi membedakannya dengan partai lain. Cukup beralasan untuk mengatakan bahwa partai-partai politik itu tidak gampang mencapai sasaran obyektif (target suara atau kursi) dengan cara-cara kampanye dan kegiatan kehumasan konvensional. Tantangan besar khususnya akan dihadapi partai-partai baru. Tanpa langkah-langkah terobosan, partai-partai baru akan sulit meraih suara, bahkan hanya sekedar dikenal baik oleh para pemilih. Langkah-langkah terobosan itu hanya bisa dilakukan dengan strategi yang jitu, termasuk menerapkan political marketing.

  Partai-partai besar sangat diuntungkan oleh publikasi yang luas dan gratis sehingga dikenal para calon pemilih. Bahkan sebagian pemilih sudah “mengidentifikasikan” dan “menyimpatikan” diri mereka kepada partai tertentu. Ini antara lain disebabkan oleh kebijakan suatu partai “mencatelkan” diri dengan organisasi massa di tingkat akar rumput. Citra besar tokoh-tokoh partai yang terbentuk oleh perilaku masa silam, semisal perjuangan mencetuskan reformasi atau tindakan-tindakan lainnya yang diakui oleh masyarakat.

  Sungguhpun partai-partai besar itu memperoleh posisi strategis yang menguntungkan, mereka juga menghadapi tantangan besar. Selain bersaing dengan pendatang baru, mereka juga akan bersaing dengan partai-partai besar lainnya untuk meraih kekuasaan. Karena itu pula, tidak bisa tidak, setiap partai harus melaksanakan strategi yang jitu, termasuk menerapkan political marketing. Salah satu yang menggunakan political marketing adalah Aburizal Bakrie.

  

Tabel 1.1.

Data Pemilu 2009

  2009 2012 KPU 2009 Rasionalisasi1 Rasionalisasi2 Demokrat

  44.2

  12.8

  20.81

  6.0

  3.2 PDIP

  9.4

  9.1

  14.01

  13.6

  7.3 Golkar

  6.2

  6.9

  14.45

  16.1

  8.6 PKS

  3

  2.5

  7.89

  6.6

  3.5 PAN

  2.5

  1.8

  6.03

  4.3

  2.3 Gerindra

  1.5

  6.4

  4.46

  19.0

  10.2 PPP

  1.2

  1

  5.33

  4.4

  2.4 PKB

  0.7

  0.4

  4.95

  2.8

  1.5 Hanura

  0.5

  1

  3.77

  7.5

  4.0 Nasdem

  4.5

  4.5

  2.4 Lainnya

  0.8

  0.2

  18.3

  3.5

  1.9 Tidak Memilih

  15.3

  15.3

  15.3

  15.3 Lupa/Tdk Tahu

  9.9

  30.8

  30.8

  30.8 Rahasia

  4.8

  7.3

  7.3 Sumber : Hasil Litbang Kompas

  Ir. H. Aburizal Bakrie adalah pengusaha ternama Indonesia pemilik usaha Bakrie Group yang bergerak diberbagai sektor mulai bidang pertambangan, kontraktor, telekomunikasi, informasi, industri baja dan media massa. Ia salah satu konglomerat Indonesia yang namanya pernah tercatat sebagai manusia terkaya di Asia Tenggara versi majalah Forbes. Nama Aburizal Bakrie tidak hanya dikenal dalam dunia usaha, namun juga dalam dunia politik Indonesia sejak aktif dalam partai golkar dan kini menjadi ketua umum partai besar tersebut.

  Aburizal Bakrie lahir di Jakarta 15 November 1946, mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (1973). Setelah tamat ia kemudian aktif mengembangkan usaha keluarga (Bakrie and Brathers) yang telah di rintis sejak tahun 1942. Ia pernah menjabat direktur utama PT Bakrie Nusantara Corporation (1989-1992), Dirut PT Bakrie and Brothers (1988-1992), dan komisaris utama Kelompok Usaha Bakrie (1999-2004). Di bawah kepemimpinannya, usaha Bakrie Group makin menggurita di berbagai sektor kehidupan mulai bidang telekomunikasi, media massa, pertambangan, kontraktor, hingga industri manufaktur.

  Aburizal Bakrie adalah sosok enterpreuner terkemuka Indonesia yang pengaruhnya begitu luas tidak hanya di bidang ekonomi namun juga bidang politik dan birokrasi Indonesia. Berbagai jabatan penting baik dalam kaitan dengan dunia usaha, politik hingga pemerintahan pernah disandangnya. Aburizal Bakrie pernah memimpin KADIN (Kamar Dagang dan Industri) selama sepuluh tahun (periode 1994-1999 dan 1999-2004).

  Di bawah Aburizal Bakrie, Kadin menjadi sangat berpengaruh dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah di bidang ekonomi. Di bidang birokrasi, Aburizal Bakrie pernah menjabat sebagai Menko Kesra di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Menko Perekonomian pada kabinet yang sama. Posisinya berubah menjadi Menko Kesra setelah melalui perombakan kabinet tanggal 5 Desember 2005. Sebelum masuk dalam kabinet SBY, Aburizal Bakrie di calonkan sebagai calon presiden dalam konvensi Partai Golkar menjelang Pemilu 2009 oleh organisasi underbow golkar yaitu SOKSI, Kosgoro, dan MKGR, namun kalah bersaing dengan Jusuf Kalla.

  Namun kelompok usaha Bakrie pernah mengalami masalah serius yang hingga kini belum tuntas yaitu semburan lumpur panas di Sidoharjo yang menenggelamkan ribuan rumah warga akibat pengeboran yang di lakukan PT Lapindo Brantas kurang dilengkapi standar keamanan. Perusahaan miliki Bakrie tersebut menjadi penyebab bencana semburan lumpur panas sehingga banyak orang kehilangan tempat tinggal dan mengancam jalannya perekonomian daerah Jawa Timur.

  Banyak politisi di Indonesia yang sibuk membangun citra menuju PILPRES 2014. Aburizal Bakrie juga menunjukan “citra malaikatnya”, dengan mempublikasikan 9 triliun sebagai bentuk ganti rugi terhadap korban Lapindo (korban yang diakibatkan oleh perusahaannya sendiri). Sudah seharusnya hal tersebut tidak perlu digembar gemborkan ke publik melalui media, karena hal tersebut merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan (Lapindo), yang selama ini dituntut oleh korban Lapindo.

  Pola Pikir Aburizal Bakrie adalah memperbaiki kerusakan yang telah dibuatnya di Lapindo. Kerusakan lingkungan dan sosial yang tidak terhitung dengan nominal rupiah, karena kerusakan lingkungan yang bersifat permanen dan membuat banyak masyarakat (12.000) kehilangan tempat tinggalnya. Saatnya Aburizal Bakrie bersama seluruh perusahaannya melakukan intropeksi diri dan lebih mengedepankan etika dalam berbisnis. sehingga dihari-hari mendatang citra Aburizal Bakrie dan perusahaannya akan dipandang baik oleh masyarakat, dan bukan dipolitisir untuk kepentingan tertentu.

  Etika bisnis merupakan tanggung jawab etis perusahaan terhadap masyarakat. Hal ini yang harus dikedepankan, bukannya kepentingan PILPRES 2014. Jika etika dalam berbisnis saja tidak mampu dikedepankan dalam perilaku perusahaannya, apalagi ketika menjadi Presiden, menjadi pemimpin bangsa Indonesia. Etika bukan politik, namun politik harus mengutamakan etika, agar masyarakat sejahtera dan Indonesia yang dicita-citakan terwujud. Indonesia yang besar dan bermatrabat.

  Kesan banyak orang jika ditanya mengenai sosok Aburizal Bakrie maka tidak akan lepas dari kasus Lumpur Lapindo. Bisa jadi niat Aburial Bakrie membenahi negeri ini tidaklah sepenuhnya omong kosong belaka. Bisa jadi Aburizal Bakrie tidak sepenuhnya salah dalam kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo. Bisa jadi pula Aburizal Bakrie tidak seburuk yang disangka orang. Tetapi, persepsi adalah persepsi. Di benak masyarakat yang saya temui di berbagai kesempatan dan di berbagai tempat, termasuk di desa-desa yang katanya telah banyak investasi politik dilakukannya. Hal paling kuat tertancap dibenak mereka adalah Lapindo. Mereka yakin bahwa Aburizal Bakrie adalah penyebab musibah lumpur Sidoarjo.

  Mungkin saja Aburizal Bakrie telah membayar banyak ganti rugi kasus lumpur Sidoarjo, bahkan katanya telah mengeluarkan duit pribadi hingga beberapa triliun untuk ganti rugi tersebut. Masalahnya, benak dan persepsi masyarakat telah kadung menerima dan tertancap informasi yang kuat bahwa Aburizal Bakrie tidak bertanggung jawab. Hal itu tentu saja bisa dipahami karena beberapa kali karena beberapa kali kalimat atau ucapan dari Aburizal Bakrie bahkan lebih menyakitkan daripada apa yang sedang terjadi kepada masyarakat Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

  Seingat dan sepengetahuan saya, tiga kali Aburizal Bakrie telah menjadi pusat berita negatif. Pertama, tentu saja masalah kasus Lumpur Lapindo. Kedua, masalah tuduhan pengemplangan pajak. Dan ketiga, masalah pertikaiannya dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait suspensi saham Bumi Resource di bursa saham. Dalam ketiga kasus tersebut, betapa Aburizal Bakrie telah begitu buruk diberitakan. Belum lagi, komentar atau tanggapan dari Aburizal Bakrie sendiri terhadap kasus yang menderanya yang selalu dengan bahasa yang negatif dan seperti tidak punya perbendaharaan kata dan bahasa yang cukup untuk diucapkan.

  Berbicara soal peluang kemenangannya, ARB memang cukup kuat untuk memenangkan pilpres tahun depan. Selain dukungan dari partai yang dipimpinnya, ia juga mempunyai jaringan yang kuat di kalangan pelaku usaha. Apalagi dalam beberapa survey ia telah masuk dalam kandidat terkuat pemenang pilpres selain Prabowo Subianto. Dalam beberapa survey terbaru, ical bahkan akan memenangkan pilpres jika ia menggandeng Jokowi sebagai wakilnya. Jokowi saat ini merupakan figur yang paling populer di Indonesia berkat gaya kepemimpinannya yang nyentrik dan suka blusukan. meskipun Jokowi sendiri juga masuk dalam beberapa survey, bahkan popularitasnya mengalahkan ARB sendiri. Jika ARB benar menggandeng Jokowi, maka diperkirakan ia mendapat banyak suara dan besar kemungkinan untuk menang.

  ARB dalam beberapa kali kesempatan menekankan bahwa bangsa Indonesia mampu menggapai kesejahteraan ekonomi asalkan berani, sesuai dengan mottonya yaitu 3 keberanian. Pria berjanggut panjang ini juga sangat gencar dan total dalam kampanye, dan bisa jadi ini menjadi faktor yang penting untuk memenangkan pilpres 2014 mendatang. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang rikut adalah ulasannya :

  1. ARB dan Partai Golkar Partai Golkar sebagai pengusung utama ARB dalam pilpres mendatang merupakan partai yang kuat dan memiliki loyalitas tinggi terhadap keputusan partai.

  Itu artinya, sangat wajar jika para simpatisan partai golkar akan memilih ARB di pilpres mendatang. Hanya saja, sempat beredar isu ketika ARB mencalonkan diri sebagai capres dari Golkar, terjadi keretakan di internal partai berwarna kuning tersebut. Di beberapa pemberitaan mengatakan bahwa Akbar Tanjung tidak menyetujui ARB menjadi capres.

  Akbar Tanjung adalah salah satu tokoh senior partai golkar dan memiliki pengaruh yang cukup besar. Meskipun belum jelas bagaimana kebenarannya, yang harus dilakukan ical adalah ia harus segera melakukan rekonsiliasi partai golkar dan menyatukan visi dan misi agar golkar tetap solid dan kuat. Karena apabila terjadi konflik internal di partai pengusungnya, maka berpotensi menjadi ganjalan dalam pemenangan pilpres mendatang.

  2. ARB dan Lapindo Anda mungkin sudah tidak asing mendengar kata lapindo. Ya, lapindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengeboran gas alam yang terletak di Sidoarjo,

  Jawa Timur. Sejak tahun 2006, PT Minarak Lapindo dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas tenggelamnya ribuan hektar sawah dan hilangnya ribuan rumah di tanggul angin dan sekitarnya. Saat ini masih banyak warga yang teraniaya karena tak kunjung cairnya ganti rugi yang telah dijanjikan. Meskipun secara resmi ARB bukan lagi pemilik perusahaan tersebut, tetapi sangat sulit mengilangkan anggapan bahwa ARB ikut bertanggung jawab atas musibah ini. Untuk itu ARB harus segera bergerak untuk ikut berpartisipasi dalam penyelesaian kasus lapindo ini, atau paling tidak memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa ia tidak berhubungan dengan lapindo. Setidaknya ini bisa membersihkan kesan negatif atas dirinya. Jika kedua komponen tersebut dapat dilalui ARB dengan baik dan bijak, maka ia mempunyai peluang yang cukup besar untuk menduduki kursi RI 1. Dan jika ARB menggandeng wakil yang tepat dan disukai masyarakat, maka akan memperbesar peluangnya untuk menang.

  Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Citra Aburizal Bakrie

  Terhadap Minat Memilih Pada Pemilu Presiden 2014 di Medan.”

1.2. Perumusan Masalah

  Latar belakang masalah sebagaimana diuraikan diatas dapat dikatakan bahwa untuk mencapai tingkat minat memilih pada pemilu, diperlukan citra tokoh politik, maka penulis merumuskan masalah yang diajukan adalah : “Apakah citra Aburizal

  

Bakrie berpengaruh signifikan terhadap minat pemilih pada Pemilu presiden

2014 di Medan?”.

  1.3 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui citra Aburizal Bakrie terhadap minat memilih pada Pemilu Presiden 2014 di Medan.

  1.4 Manfaat Penelitian

  a. Bagi Tokoh Politik Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada tokoh politik untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan upaya minat memilih pada Pemilu presiden 2014 di kota Medan.

  b. Bagi Peneliti

  

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah kontribusi bagi pemikiran guna

  memperluas cakrawala wawasan penelitian dalam bidang manajemen pemasaran, khususnya masalah citra tokoh politik dan minat memilih dalam Pemilu presiden 2014 di Medan.

  c. Bagi Pihak lain Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan refrensi yang nantinya akan dapat memberikan perbandingn dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang.

Dokumen yang terkait

Gambaran Simtom Ansietas dan Depresi pada pasien Diabetes Melitus tipe-2 di Instalasi Rawat Jalan Divisi Endokrin dan Metabolik RSUP.H Adam Malik Medan

0 0 18

Implementasi Sistem Informasi Geografis Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra Berbasis Web (Studi Kasus : Tempat Wisata di Kota Banda Aceh)

0 0 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis - Implementasi Sistem Informasi Geografis Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra Berbasis Web (Studi Kasus : Tempat Wisata di Kota Banda Aceh)

0 0 11

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENENTUKAN JARAK TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS WEB (Studi Kasus : Tempat Wisata di Kota Banda Aceh) SKRIPSI TEUKU MUARRIF IKRAMULLAH 101421016

0 0 12

A. Tindak Pidana Penipuan Dalam Hukum Pidana Indonesia a. Pengertian dan unsur –unsur tindak pidana - Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Money Laundering dengan Kejahatan Asal Penipuan (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1329K/PID/2012)

0 0 40

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Money Laundering dengan Kejahatan Asal Penipuan (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1329K/PID/2012)

0 0 38

5 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Infrastruktur Teknologi informasi

0 0 29

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data - Sistem Informasi Perekrutan dan Pendistribusian Asisten Laboratorium D3 Teknik Informatika FMIPA USU

0 0 13

BAB 2 LANDASAN TEORI - Sistem Sistem Informasi Memperbaki Komputer Berbasis Web Menggunakan HTML, PHP Dan MySQL

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Citra - Pengaruh Citra Tokoh Politik Terhadap Minat Memilih Pada Pemilu Presiden 2014 di Medan

0 0 21