BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PENGUJIAN EFISIENSI PASAR MODAL ATAS PERISTIWA PENGUMUMAN STOCK SPLIT PERIODE TAHUN 2011-2013 DI BURSA EFEK INDONESIA - repository perpustakaan

  1 BAB I

  PENDAHULUAN

  Seiring fungsinya yang semakin vital yaitu pasar modal menjadi instrumen penting dalam sistem perekonomian sebagai lembaga investasi dan penghimpun dana. Sebagai lembaga investasi dan penghimpun dana tentu pasar modal akan mempunyai hubungan yang erat dengan investor selaku pihak yang akan berinvestasi (Wijanarko, 2012: 01).

  Pasar modal menjadi tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Pasar modal juga dijadikan suatu usaha dalam penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu perusahaan atau emiten. Dengan demikian pasar modal merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumber-sumber yang umum dikenal, seperti tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri.

  Selain itu pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, yakni fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi

  1 ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana segar dari masyarakat melalui penjualan efek saham melalui prosedur initial public offering (IPO) atau efek bersifat utang (obligasi). Berbagai investasi yang kita tanamkan di salah satu saham yang ada, membuat investor memilih untuk menanamkan investasinya itu di saham yang sudah ditentukan baik oleh Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Dalam hal ini, pasar modal berfungsi sebagai perantara untuk mempertemukan pemilik modal (investor) dengan pihak-pihak yang berupaya memperoleh tambahan dana melalui penjualan sahamnya.

  Fluktuasi harga saham di pasar modal dapat dipengaruhi oleh tingkat permintaan dan penawaran terhadap harga saham. Selain itu, informasi yang masuk ke dalam pasar modal tersebut. Informasi memegang peranan penting terhadap transaksi perdagangan di pasar modal. Para pelaku di pasar modal sangat membutuhkan setiap informasi yang dapat mempengaruhi naik turunnya harga surat berharga atau saham di pasar modal.

  Informasi yang tersedia di pasar modal memiliki peranan yang penting untuk mempengaruhi segala macam bentuk transaksi perdagangan di pasar modal tersebut. Hal ini disebabkan karena para pelaku di pasar modal akan melakukan analisis lebih lanjut terhadap setiap pengumuman atau informasi yang masuk ke bursa efek tersebut. Informasi atau pengumuman-pengumuman yang diterbitkan oleh emiten akan mempengaruhi para (calon) investor dalam mengambil keputusan untuk memilih investasi portofolio yang efisien (Laras, 2012: 2).

  Tingkat kecepatan pasar modal dalam merespon atau menyerap informasi baru telah lama menjadi perhatian para ahli ekonomi keuangan di seluruh dunia. Mereka sepakat bahwa tingkat kecepatan pasar dalam merefleksikan informasi baru ke dalam perubahan nilai sekuritas merupakan salah satu indikator tingkat efisiensi. Semakin cepat pasar modal melakukan reaksi terhadap informasi baru, maka pasar tersebut semakin efisien.

  Konsekuensi dari pasar modal yang efisien adalah sangat sulit atau bahkan hampir tidak mungkin bagi para investor untuk memperoleh tingkat keuntungan abnormal (tingkat keuntungan yang direalisir lebih tinggi dari tingkat keuntungan yang diharapkan) secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan di bursa efek.

  Pasar modal harus bersikap liquid dan efisien dalam upaya menarik penjual dan pembeli berpartisipasi. Suatu pasar modal bisa dikatakan liquid jika pembeli dapat membeli dan penjual dapat menjual surat berharga dengan cepat secara formal. Pasar modal yang efisien diartikan sebagai pasar yang harga-harga sekuritasnya secara cepat bereaksi dan secara penuh mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut.

  Menurut Pandji dan Piji (2003: 83) ”Ciri penting efisiensi pasar adalah gerakan acak (random walk) dari harga pasar saham. Karena pasar modal efisien, maka harga saham secara cepat bereaksi terhadap berita-berita baru yang tidak terduga, sehingga arah gerakannya pun tidak bisa diduga”. Dengan kata lain, apabila harga saham mencerminkan semua informasi yang bisa diperkirakan, maka perubahan harga saham hanyalah mencerminkan informasi yang tidak bisa diperkirakan. Dengan demikian maka rangkaian perubahan tersebut tentunya berpola random (acak).

  Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal

  Return

Return . Abnormal Return merupakan selisih antara actual Return (Return

  sesungguhnya) dengan expected Return (Return yang diharapkan) (Jogiyanto, 2003:556).

  Menurut Tandelilin (2001: 114) “Pada pasar yang efisien harga sekuritas akan dengan cepat terevaluasi dengan adanya informasi penting yang berkaitan dengan sekuritas tersebut sehingga investor tidak akan bisa memanfaatkan informasi untuk mendapatkan Return abnormal di pasar”. Semakin efisien pasar maka peluang untuk mendapatkan mendapatkan

  

abnormal Return semakin kecil atau bahkan tidak mungkin. Pasar dapat

  dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga saham bergerak secara

  

random , sedangkan pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat ditentukan

dengan ada atau tidaknya abnormal Return yang dapat diperoleh investor.

  Ketersediaan informasi yang lengkap menyebabkan investor akan mudah menentukan keputusan. Banyak informasi yang diberikan oleh perusahaan, salah satu informasi yang ada adalah pemgumuman stock split atau pemecahan saham. Menurut Jogiyanto (2003: 561)

  “Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga perlembar saham baru setelah stock split merupakan sebesar 1/n dari harga sebelumnya”. Oleh karena itu, stock split merupakan suatu kosmetika saham yang dilakukan oleh perusahaan sebagai upaya pemolesan saham agar saham terlihat lebih menarik di mata investor, karena dengan adanya stock split harga saham tersebut terlihat menjadi lebih kecil.

  Perusahaan melakukan pemecahan saham disebabkan harga saham yang terlalu tinggi sehingga menurunkan tingkat permintaan dan kemampuan investor untuk dapat membeli saham tersebut. Tingkat harga saham berpengaruh pada tingginya permintaan dan penawaran akan saham tersebut.

  Harga suatu saham yang terlalu tinggi maka akan menyebabkan jumlah permintaan terhadap saham tersebut akan berkurang, sehingga kemampuan investor untuk membeli saham tersebut berkurang. Pemecahan saham merupakan salah satu cara yang dilakukan emiten untuk menjaga agar saham tetap berada berada pada kisaran perdagangan yang maksimal, sehingga para calon investor masih memiliki daya beli terhadap saham tersebut. Pada umumnya perusahaan yang melakukan pemecahan saham merupakan perusahaan yang mempunyai kinerja baik, hal tersebut bisa dilihat dari harga saham yang tinggi (Muharam, 2009). Pemecahan saham akan menyebabkan harga saham menjadi lebih rendah sehingga calon investor kecil dapat menjangkau harga saham sesudah pemecahan saham hal tersebut akan berdampak pada permintaan yang semakin meningkat akibatnya saham akan menjadi lebih likuid.

  Menurut Block dan Hirt (1992) dalam Rahayu (2006) “Bahwa tujuan utama dilakukannya stock split adalah untuk menempatkan saham dalam kisaran perdagangan yang lebih populer (popular trading range), dimana melibatkan banyak pembeli”. Adanya stock split dalam pasar saham dapat mengakibatkan saham emiten akan lebih murah dan jumlahnya pun akan lebih banyak. Dengan harga saham yang terjangkau oleh investor, maka akan mendorong investor untuk melakukan transaksi atas saham tersebut. Semakin meningkatnya transaksi pembelian atas saham tersebut akan menyebabkan saham suatu perusahaan akan kembali aktif dan likuid, sehingga akan membantu perusahaan selaku emiten terhindar dari ancaman delisting.

  Menurut Lukman (2008) apabila harga suatu saham terlalu tinggi, maka kemungkinan saham tersebut dapat dibeli oleh masyarakat semakin kecil.

  Manajemen perusahaan yakin bahwa apabila kepemilikan saham semakin luas, maka hubungan dengan masyarakat lebih baik, sehingga adanya stock

  

split dapat mengurangi nilai pasar saham dan memiliki kemampuan menarik

mayoritas investor potensi.

  Selain berpengaruh terhadap pemegang saham, stock split juga mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Hal ini seperti hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Kadiyala dan Vetsuypens (2002) pada perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split di pasar modal New York. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa stock split mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan khususnya profitabilitas perusahaan, yaitu mempengaruhi Return on asset (ROA). Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Kadiyala dan Vetsuypens (2002) tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

  “PENGUJIAN

EFISIENSI PASAR MODAL ATAS PERISTIWA PENGUMUMAN

STOCK SPLIT

  PERIODE TAHUN 2011-2013 DI BURSA EFEK

INDONESIA ”

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah harga saham bergerak secara acak (random) sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman pemecahan saham (stock split) di Bursa Efek Indonesia?

  2. Apakah terdapat perbedaan abnormal Return sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman pemecahan saham (stock split) di Bursa Efek Indonesia?

  1.3 Pembatasan Masalah

  Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka penulis membatasi penelitian hanya padaperusahaan yang melakukan pengumuman stock split pada periode 2011-2013 dan perusahaan tidak melakukan corporate action lain pada tanggal yang sama secara langsung berpengaruh pada volume perdagangan.

  1.4 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui dan mengevaluasi pergerakan harga saham sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman pemecahan saham (stock split) di Bursa Efek Indonesia.

  2. Untuk mengetahui dan menganalisis tingkat abnormal Return sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman pemecahan saham (stock split) di Bursa Efek Indonesia.

  1.5 Manfaat Penelitian

  Manfaat Akademis:

  1. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan bidang ekonomi.

  2. Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang mengenai reaksi pasar terhadap peristiwa stock split.

  3. Bagi Fakultas Ekonomi UMP, diharapkan dapat menambah atau memperluas khazanah penelitian di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

  Manfaat Praktis:

  1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan, pertimbangan dan informasi dalam mengambil kebijakan dan keputusan pada saat terjadi peristiwa stock split.

  2. Bagi investor, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan dalam mengambil keputusan pada saat melakukan pembelian atau penjualan saham ketika terjadi peristiwa stock split.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERUBAHAN LIKUIDITAS SAHAM AKIBAT PENGUMUMAN STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA

0 6 18

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 6 21

ANALISIS REAKSI PASAR ATAS PENGUMUMAN STOCK REPURCHASE PADA PERUSAHAAN YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 168

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN KEBIJAKAN STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP RETURN PASAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2011 - Perbanas Institutional Repository

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PENGUJIAN FENOMENA MONDAY EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA, SHANGHAI & NEW YORK - Perbanas Institutional Repository

0 0 8

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - REAKSI RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PENGUJIAN JANUARY EFFECT: STUDI KOMPARASI PADA BURSA EFEK INDONESIA DAN BURSA SAHAM SHANGHAI PERIODE 2011-2013 - Perbanas Institutional Repository

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PENGUJIAN DAY OF THE WEEK EFFECT : STUDI KOMPARATIF SAHAM DI INDONESIA STOCK EXCHANGE DAN SINGAPORE STOCK EXCHANGE - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PENGARUH STOCK SPLIT DAN DIVIDEN TERHADAP EARNING GROWTH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DAN TELAH MENGUMUMKAN STOCK SPLIT MINIMAL SATU KALI PADA PERIODE 2000-2010 - Repository Fakultas Ekonomi

0 0 6