STRUKTUR TARI DULANG PADA MASYARAKAT MELAYU DI KECAMATAN STABAT, KABUPATEN LANGKAT.

STUKTUR TARI DULANG PADA MASYARAKAT MELAYU
DI KECAMATAN STABAT, KABUPATEN LANGKAT
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

DEA HALIDA
NIM. 2103340011

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang memberikan nikmat kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi yang berjudul “Struktur Tari Dulang pada Masyarakat Melayu di
Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat,” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Banyak kendala yang dihadapi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Namun berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, penulis akhirnya dapat
menyelesaikan penelitian ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakutas Bahasa dan Seni.
3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sendratasik.
4. Nurwani, S.S.T, M.Hum, selaku Ketua Prodi Pendidikan Seni Tari.
5. Dra. Rr RHD Nugrahaningsih, M.Si, selaku Pembimbing Skripsi I.
6. Irwansyah, M.Si, selaku Pembimbing Skripsi II.
7. Bapak/Ibu Dosen serta staf Fakultas Bahasa dan Seni, khususnya Jurusan
Sendratasik Prodi Pendidikan Seni Tari.
8. Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua
orang tua penulis, abah H. Salamuddin dan mamak Hj. Rusperi S.Sos
yang telah melahirkan dan membesarkan penulis, serta senantiasa
memberikan doa yang tulus, kasih sayang dan berjerih payah untuk

mencukupkan segala kebutuhan penulis.
9. Ketiga saudara penulis, yakni Kak Dhita, Kak Desi dan Kak Dilla.

10. Narasumber M Juni Arifin, Zulaiman Zuhdi, Adi, Jamal, serta seluruh
narasumber yang telah memberikan informasi kepada penulis.
11. Sahabat-sahabatku, Riza Utari, Niki Tanura, Ucy Okprita, Antin Lestari,
Fatma Zulikha, Elvi Syahbani, dan seluruh mahasiswa stambuk 2010.
12. Abang Thamrin Samosir, SH, karena telah banyak membantu dan
memberikan motivasi dalam melaksanakan tugas akhir skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya Jurusan Sendratasik.

Medan, September 2014
Penulis

Dea Halida
NIM. 2103340011


ABSTRAK
Dea Halida, NIM. 2103340011. Struktur Tari Dulang pada Masyarakat Melayu
di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat. Skripsi. Jurusan Sendratasik.
Program Studi Pendidikan Seni Tari. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Medan. 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah tari Dulang, untuk mengetahui
struktur tari Dulang, untuk mengetahui perkembangan dan tanggapan masyarakat
suku Melayu di Desa Pantai Gemi, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat tentang
tari Dulang.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sejarah yang menjelaskan
tentang bagaimana dan mengapa tari Dulang diciptakan, serta teori struktur yang
menjelaskan tentang wujud dalam tari Dulang meliputi struktur lahir atau struktur
luar (surface structure), dan struktur batin atau struktur dalam (deep structure).
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Lokasi
penelitian berada di Desa Pantai Gemi, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.
Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah toko budaya dan seniman Melayu yang
aktif melestarikan tari Dulang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa tari Dulang merupakan tari
tradisional suku Melayu yang sudah menjadi adat istiadat bagi suku Melayu,

khususnya suku Melayu yang ada di Kabupaten Langkat dan diturunkan secara turun
temurun secara lisan, yaitu diperkenalkan melalui mulut ke mulut. Namun, tidak ada
yang mengetahui secara pasti mengenai pencipta, kapan, dan dimana tari Dulang
diciptakan. Tarian ini awalnya hanya dipertunjukan kepada kalangan bangsawan dan
keluarga kerajaan. Seiring berjalannya waktu, tarian ini pun mulai dipertontonkan
kepada masyarakat umum. Hal itu dipengaruhi karena sudah berubahnya sistem
pemerintahan dari kerajaan menjadi presidensial. Dalam gerakannya, seorang penari
tari Dulang harus memperhatikan elemen-elemen tari, yakni struktur lahir atau
struktur luar (surface structure) meliputi ragam gerak, tahap pertunjukan, musik
iringan dan busana, serta stuktur batin atau struktur dalam (deep structure) meliputi
makna dari ide gagasan ragam gerak yang ditampilkan dalam gerakan tari Dulang.
Kata Kunci : Struktur, Tari Dulang

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4
C. PembatasanMasalah ........................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian.............................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teoritis ............................................................................... 8
1. Teori Sejarah ................................................................................. 9
2. Teori Struktur ................................................................................ 10
B. Kerangka Konseptual ......................................................................... 11

i

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian ........................................................................ 13
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 14

1. Lokasi Penelitian ........................................................................... 14
2. Waktu Penelitian ........................................................................... 14
C. Sampel dan Populasi .......................................................................... 15
1. Sampel ........................................................................................... 15
2. Populasi ......................................................................................... 15
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 16
1. Observasi ....................................................................................... 16
2. Wawancara .................................................................................... 16
3. Studi Kepustakaan ......................................................................... 17
4. Dokumentasi .................................................................................. 19
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 19

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 21
1. Letak Geografis Langkat ............................................................... 21
2. Penduduk ....................................................................................... 24
3. Suku Melayu ................................................................................. 25
4. Sistem Sosial ................................................................................. 27
B. Sejarah Tari Dulang ........................................................................... 28


ii

C. Struktur Tari Dulang ........................................................................... 29
1. Struktur Luar Tari Dulang ............................................................. 30
a. Ragam Gerak Tari Dulang....................................................... 31
b. Tahap Pertunjukan Tari Dulang .............................................. 51
c. Musik Iringan Tari Dulang ...................................................... 56
d. Busana Tari Dulang ................................................................. 60
2. Struktur Dalam Tari Dulang .......................................................... 62

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 66
B. Saran .......................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 68

iii

DAFTAR TABEL


Tabel 4.1 Ragam Gerak Tari Dulang .................................................................... 31
Tabel 4.2 Tahap Pertunjukan Tari Dulang ............................................................ 51
Tabel 4.3 Musik Iringan Tari Dulang ................................................................... 56
Tabel 4. 4 Struktur Dalam Tari Dulang ................................................................ 62

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Langkat.................................................................... 21
Gambar 4.2 Persentase Etnis di Desa Pantai Gemi ............................................... 24
Gambar 4.3 Ragam Gerak Tari Dulang ................................................................ 31
Gambar 4.4 Busana Tari Dulang ........................................................................... 61

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Iringan dan Partiture Musik Tari Dulang .............................. 70
Lampiran II Biodata Narasumber.............................................................. 71
Lampiran III Daftar Pertanyaan Wawancara Narasumber ........................ 72
Lampiran IV Daftar Riwayat Hidup ......................................................... 74

i


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia dengan beragam
suku dan budaya. Sumatera Utara memiliki delapan suku asli, yaitu suku Batak
Toba, suku Batak Karo, suku Batak Mandailing, suku Batak Pakpak, suku Batak
Pesisir Sibolga, suku Batak Simalungun, suku Melayu, dan suku Nias. Delapan
suku tersebut memiliki bentuk kebudayaan dan bentuk kesenian yang berbedabeda. Ihromi (2000:18), menegaskan bahwa “kebudayaan menunjuk kepada
berbagai aspek kehidupan. Kata itu meliputi cara-cara berlaku, kepercayaankepercayaan, dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas
untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.”
Salah satu hasil kegiatan yang khas pada masyarakat Melayu adalah
kesenian. Kesenian merupakan salah satu cabang kebudayaan yang selalu
menyertakan kehidupan masyarakat. Kesenian terdiri dari berbagai cabang,
diantaranya adalah seni musik, seni lukis dan seni tari.
Sirait (1995:28) menjelaskan bahwa “berdasarkan analisis
persamaan dan perbedaan yang logis atas penginderaan terhadap
berbagai karya seni, maka ditetapkan penggolongan seni yaitu:
1. Seni visual, karya seni yang dapat dihayati melalui penginderaan
mata, contoh: seni rupa
2. Seni auditif, karya seni yang dapat dihayati melalui indra

pendengaran (telinga), contoh seni suara, intrumentalia
3. Seni audio visual, karya seni yang dapat dihayati melalui
campuran indra penglihatan dan pendengaran, contoh: puisi,
tari, drama, dan lain-lain.”

Selanjutnya, Sedyawati (1981:10) menerangkan bahwa “tari tumbuh
dalam rangkaian yang erat atas tiga unsur budaya, yaitu bahasa, adat-istiadat, dan
norma-norma kehidupan.”
Dengan demikian, salah satu tujuan dari tari adalah untuk memperluas
kelangsungan budaya darimana tarian itu berasal. Suku Melayu memiliki identitas
kepribadian pada umumnya yaitu adat-istiadat Melayu. Jika diperhatikan, adat
budaya Melayu tidak lepas dari ajaran agama Islam seperti dalam ungkapan
pepatah, perumpamaan, pantun, syair, dan sebagainya.
Secara struktur fisik dan budaya, suku Melayu Langkat tidak berbeda
dengan suku Melayu lainnya, seperti suku Melayu Deli, Melayu Serdang, Melayu
Asahan, Melayu Labuhan Batu, Melayu Asahan dan Melayu Riau. Karena mereka
semua berasal dan berakar dari satu budaya yang sama, hanya saja karena telah
terpisah-pisah, sehingga terjadi perbedaan-perbedaan kecil yang tidak terlalu
menyolok.
Suku Melayu memiliki kesenian yang terdiri dari berbagai cabang seni

seperti musik, tari, teater, rupa, arsitektur, dan lainnya. Menurut Jaafar Mampak,
tarian melayu asli terbagi dua jenis. Yakni: 1) tarian yang bercorak lemah lembut
seperti tarian mak inang dan siti payung, 2) tarian rancak yang merupakan hasil
daripada pengaruh tarian Portugis seperti tarian Ronggeng, Serampang Laut dan
Singapura Dua1.
Selain itu, Takari (2013:12) menjelaskan, bahwa berdasarkan tema, tarian
Melayu dapat diklasifikasikan sebagai: 1) tarian Melayu yang mengekspresikan

1

2014

http://adhyatnikageusanulun.blogspot.com/ 2009/12/pengertian-seni-tari.html diakses pada tanggal 26 Juni

kegiatan yang berhubungan dengan pertanian, 2) tarian Melayu yang
mengekspresikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan nelayan, 3) tarian
yang meniru atau mimesis kegiatan alam sekitar, 4) tarian yang berkaitan dengan
kegiatan agama Islam, 5) tarian yang fungsi utamanya hiburan, dan menyadur
berbagai unsur budaya seperti Barat, Timur Tengah, India, China, dan lain-lain, 6)
tari yang berkaitan dengan olah raga, 7) tarian yang berkaitan dengan upacara
perkawinan atau khitanan, 8) tarian dalam teater Melayu, dan 9) tarian garapan
baru, yaitu tari-tari yang diciptakan oleh para pencipta tari Melayu pada masamasa lebih akhir dalam sejarah tari Melayu yang berdasarkan kepada
perbendaharaan tari tradisional.
Salah satu tarian yang dimiliki masyarakat Suku Melayu di Kabupaten
Langkat adalah tari Dulang2. Dahulu, tari Dulang hanya dipertunjukan di kalangan
kerajaan dan ditarikan untuk upacara-upacara tertentu. Terjadinya penyebaran tari
Dulang kepada masyarakat melalui lisan ke lisan. Akan tetapi siapa yang
menciptakan dan kapan diciptakan tidak ada seorangpun yang mengetahui. Hal itu
dikarenakan para pelestari hanya terfokus mempelajari gerak tari Dulang. Seiring
dengan perkembangan zaman, tari Dulang mulai dapat dipertunjukan kepada
kalangan masyarakat umum sebagai pertunjukan hiburan. Gerak tari yang saat ini
banyak ditampilkan pada masyarakat umum merupakan gerakan tari yang telah
dimodifikasi oleh masing-masing pelestari tarian tersebut.
Wawancara dengan narasumber (14 Juni 2014), menjelaskan bahwa
jumlah penari dalam tari Dulang tidak dibatasi, tetapi biasanya berjumlah ganjil.

2

Dulang adalah sebangsa talam yang biasanya berbibir pada tepinya dan berkaki

Salah satu penari menjadi penari utama dan selebihnya sebagai penari penggiring.
Seluruh penarinya pria karena gerakannya berasal dari gerak silat. Sebagai sebuah
tari pertunjukan, tari Dulang juga berfungsi sebagai tari penyambutan dan
penghormatan yang mempertunjukan kekuatan silat yang membentuk gaya hidup
masyarakat Melayu.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik dan berkeinginan
untuk meneliti dan mengetahui lebih dalam lagi tentang “Struktur Tari Dulang
pada Masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat” sebagai
bahan kajian yang akan diteliti.

B. Identifikasi Masalah
Dalam setiap penelitian perlu adanya identifikasi masalah. Hal ini
dilaksanakan, agar penulis menjadi lebih terarah dan setiap masalah yang muncul
tidak menjadi terlalu luas. Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, ada banyak hal yang dapat diungkapkan dalam tari Dulang. Karena
setelah penulis melihat suatu wujud tariannya, maka banyak pertanyaan yang
menjadi permasalahan dalam tarian ini. Langkah pertama yang dilakukan penulis
adalah

merangkum

sejumlah

pertanyaan

yang

muncul,

dan

kemudian

mengidentifikasikannya sebagai masalah yang perlu dicari jawabannya. Adanya
identifikasi masalah akan lebih mudah mengenal permasalahan yang diteliti
sehingga penulis akan mencapai sasaran. Adapun identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah :

1. Bagaimana sejarah tari Dulang pada masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat
Kabupaten Langkat?
2. Bagaimana keberadaan tari Dulang pada masyarakat Melayu di Kecamatan
Stabat, Kabupaten Langkat?
3. Bagaimana struktur tari Dulang pada masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat
Kabupaten Langkat?
4. Bagaimana bentuk tari Dulang pada masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat,
Kabupaten Langkat?

C. Pembatasan Masalah
Batasan masalah merupakan batas-batas masalah penelitian yang akan
diteliti untuk mengidentifikasi masalah. Menurut Esther Kuntjara (2006:27)
mengatakan bahwa “Latar belakang pengetahuan yang sudah didapat memberi
penulis gambaran tentang batasan – batasan yang diperlukan untuk mempersempit
masalah.” Maka untuk lebih memfokuskan pembahasan, diperlukan pembatasan
masalah yang akan diteliti agar tercapai hasil yang baik. Dengan demikian dari
identifikasi permasalahan yang ada, pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana sejarah tari Dulang pada masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat
Kabupaten Langkat?
2. Bagaimana struktur tari Dulang pada masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat
Kabupaten Langkat?

D. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas,
maka dapat dijelaskan rumusan masalah penulisan ini. Menurut Abdul dalam
Burhan (2012:43) mengemukakan bahwa “rumusan fokus masalah tidak perlu
diurut sebanyak mungkin, melainkan diusahakan dikemas dalam beberapa poin
penting atau konsep kunci saja yang menunjuk pada inti masalah yang hendak
ditelusuri secara mendalam dan tuntas.” Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana sejarah dan struktur tari Dulang
pada masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat”

E. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian selalu berorientasi pada tujuan. Tanpa tujuan yang jelas,
maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak terfokus karena tidak tahu apa yang
ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Tujuan penelitian menjadi kerangka yang
selalu dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang
akan diperoleh. Tujuan penulis harus benar-benar mengacu pada rumusan masalah
penelitian. Menurut pendapat Abdul dalam Burhan (2012:44) menyatakan,
“tujuan penelitian mesti diletakkan dalam keterkaitan logis dengan fokus kajian
penelitian dan kesimpulan yang berhasil ditarik setelah kegiatan penelitian
selesai.” Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan sejarah tari Dulang pada masyarakat Melayu di Kecamatan
Stabat, Kabupaten Langkat.

2. Mendeskripsikan struktur tari Dulang pada masyarakat Melayu di Kecamatan
Stabat, Kabupaten Langkat.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian diharapkan dapat mengisi kebutuhan segala komponen
masyarakat baik instansi terkait, lembaga-lembaga kesenian maupun praktisi
kesenian. Sebuah penelitian diharapkan dapat menanamkan kesadaran, dan
membangkitkan keinginan pada generasi muda. Pada penelitian ini, penulis
mencakup kegunaan pengembangan ilmu dan manfaat, yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai tari Dulang yang sebelumnya tidak pernah penulis ketahui.
2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat Melayu
di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.
3. Sebagai bentuk pelestarian kebudayaan khususnya seni tari yang tidak dikenal
oleh masyarakat umum.
4. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi penulis lainnya
yang hendak meneliti kesenian ini lebih jauh.
5. Sebagai bahan bacaan bagi generasi muda masyarakat Melayu agar tidak
melupakan kesenian leluhurnya.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tari Dulang merupakan tari tradisional suku Melayu. Tidak ada yang
mengetahui secara pasti kapan, dimana dan siapa yang menciptkan tari
Dulang. Banyak seniman di Desa Pantai Gemi, Kecamatan Stabat,
Kabupaten Langkat, yang aktif melestarikan tari Dulang. Namun,
mereka hanya terfokus dalam mempelajari dan mengembangkan gerak
tarinya saja, tanpa mengetahui sejarah asal-usul tarian tersebut. Dari
sekilas informasi yang didapat dari berbagai sumber, tari Dulang sudah
dikenal masyarakat Melayu pada zaman kerajaan dulu. Tarian ini
dipertunjukan hanya bagi kalangan kerajaan maupun bangsawan pada
acara-acara sakral tertentu yang digelar di kerajaan Melayu. Namun,
seiring perkembangan zaman, tarian ini mengalami perkembangan dan
sudah mulai dipertunjukan bagi masyarakat umum sebagai tari
hiburan. Kendati telah dijadikan sebagai tari hiburan, makna maupun
struktur tari Dulang dari dulu hingga sekarang tetap sama.
2. Sebagian struktur ragam gerak tari Dulang diambil dari gerak jurus
silat. Akan tetapi, penentuan gerak silat yang ditarikan tergantung
keinginan penari tersebut. Tidak ada ketentuan wajib untuk
menetapkan jurus silat yang dapat dijadikan sebagai gerak tari Dulang.
Dalam pertunjukan tari Dulang, properti wajib yang harus disediakan

penari adalah dulang. Namun, properti lainnya seperti piring dan lilin
juga merupakan properti pendukung yang dibutuhkan dalam
pertunjukan tari Dulang. Seseorang yang ingin menarikan tari Dulang
haruslah seorang laki-laki dan berjumlah ganjil, minimal tiga penari.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis
memberi beberapa saran antara lain:
1. Pemerintah Daerah seharusnya ikut berperan aktif dalam melestarikan
kebudayaan setempat. Pemerintah Daerah harus menyediakan dan
membuat dokumen resmi tentang sejarah kebudayaan tersebut agar
masyarakat yang ingin mengetahui tentang sejarah tersebut dapat
dengan mudah mengakses informasi tersebut.
2. Generasi muda khususnya generasi Melayu harus benar-benar
memahami tentang sejarah tarian mereka agar terjaga kelestarian hingga
ke masa-masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Ahimsa-Putra, Heddy Sri. 2001. Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan Karya
Sastra, Galang Printika, Yogyakarta
Arifin, Zainal. 2012. Langkat dalam Sejarah dan Perjuangan Kemerdekaan, CV.
Mitra, Medan.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Rieneke Cipta, Jakarta.
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif (Pemahaman Filosofis dan
Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, PT. Raja Pers, Jakarta.

Datuk OK Abdul Hamid. 2011. Sejarah Langkat Mendai, Badan Perpustakaan,
Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara, Medan.
Djohar Arifin Husin. 2013. Sejarah Kesultanan Langkat, Yayasan Bangun
Langkat, Langkat.
Hadi, Sumandiyo, Y, Prof. Dr. 2005.Sosiologi Tari, Pustaka Jaya, Yogyakarta.
Hawkims, M. Alma. 2003. Bergerak Menurut Kata Hati: Metode Baru dalam
Menciptakan Tari, terjemahan Wayan Dibia, diterbitkan atas kerjasama
Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
I Wayan Dibia, dkk. 2006. Tari Komunal, Ford Foundation, Jakarta.
Ihromi, I. T. O. 2000. Pokok-pokok Antropologi Budaya, Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989. Pengertian Struktur, Balai pustaka, Jakarta.

Khaldun, Ibnu. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Rieneke Cipta, Jakarta
Koentjaraningrat. 1976. Metode Penelitian Kualitatif, Gramedia, Jakarta.
Kuntjara, Esther. 2006. Metode Penelitian Kebudayaan, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
La Meri, 1986, Dance Composition, the Basic Elements, Lagaligo, Russell.
Maleong, LJ. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Margareth, N., 1985. Dance: A Creative Arts. Experience. Medison, University of
Wisconsin Press, Wisconsin.

Murgiyanto, Sal. 2004. Tradisi dan Inovasi Beberapa Tari di Indonesia, PT.
Wedatama Widya Sastra, Jakarta.
Pranoto W,Suhartono. 2010. Teori&Metodologi Sejarah, PT.Graha Ilmu, Yogyakarta.
Rochmat, Saefur. 2009. Ilmu Sejarah dlm Perspektif Ilmu Sosial, Graha Ilmu,
Yogyakarta.

Sasongko, Ibnu. 2009. Pengembangan Konsep Strukturalisme, dari Struktur
Bahasa ke Struktur Ruang Permukiman (Kasus: Pemukiman Sasak di
Desa
Puyung),
http://sastra.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/
Pengembangan-Konsep-Strukturalisme-dari-Struktur-Bahasa-ke-StrukturRuang-Pemukiman-Ibnu-Sasongko.pdf
Sedyawati, Edi. 1981. Tari : Tinjauan Seni Pertunjukan, Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Tuanku Luckman Sinar Basyarsyah, Wan Syaifuddin. 2002. Kebudayaan Melayu
Sumatera Timur, Universitas Sumatera Utara Press, Medan
------- http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_suku_bangsa_di_Indonesia_berdasarkan_
provinsi.com
------- http://hariansib.co/view/Headlines/10392/Tari-Dulang-Peninggalan-KerajaanPedang-Tebingtinggi--Hipnotis--Penonton-di-Open-Stage-PRSU.html

------- http://serilangkatpost.blogspot.com/2011/12/ternyata-melayu-mayoritas-disumut.html
------- http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-melayu-langkat-mayamaya.html

Takari, Muhammad (2013), http://researchgate.net/profile/Muhammad_Takari/
publication/258227194_KESENIANSUMUT/file
Takari, Muhammad (2013), http://researchgate.net/profile/Muhammad_Takari/
publication/258201353_MAKALAHBATAMTAKARI/file
Hadiyati, (2011), http://pointofauthorities.blogspot.com/2011/11/kebudayaanmelayu.html
-------

http://halibitonganomtatok.wordpress.com/2013/11/09/tari-dulang/Ihromi
(2000),
Pokok-pokok
Antropologi
Budaya,
Yayasan
Obor
Indonesia,Jakarta.

------ http://adhyatnikageusanulun.blogspot.com/2009/12/pengertian-seni-tari.html