Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Budaya Jawa (Wayang) Dalam Program Acara Opera Van Java di Trans 7

LAMPIRAN 1.
Pakem wayang
a. Pertarungan Anak Arjuna
-

Sinopsis
Setelah perang Mahabharatha. Yudhistira dilakukan aswamedha

yaga. Para korban kuda bebas berkeliaran dan siapa saja yang menangkap
itu akan dianggap musuh Yudhistira dan Arjuna harus mengalahkannya.
Kuda itu pergi ke Manipur. Babruvahana, putra Arjuna dan Chitrangada
dan pangeran Manipur mengetahui bahwa ayahnya datang untuk
menerima dia dengan penghargaan jatuh tempo. Tapi Arjuna marah dan
mengatakan kepadanya "saya datang sebagai wakil dari Yudhistira.
Akulah musuh Anda bukan teman Anda, Anda harus melawan saya".
Arjuna memarahi anaknya dengan kata-kata pahit. Ulupi istri Arjuna dan
ibu tiri untuk Babruvahana datang ke babruvahana dan memberitahu dia
untuk melawan ayahnya. Babruvahana bertarung dengan Arjuna. Kedua
pertarungan sengit. Babruvahana menembak panah yang membunuh
Arjuna. Kemudian babruvahana pingsan. Chitrangada datang untuk
mengetahui bahwa suaminya dibunuh dan anaknya terluka. Chitrangada

datang ke medan dan berduka kematian Arjuna. Chitrangada menyalahkan
Ulupi

untuk

membuat

Babruvahana

bertarung

dengan

Arjuna.

Babruvahana mendapatkan kembali kesadaran dan mengetahui bahwa ia
membunuh ayahnya bersiap untuk melakukan bunuh diri. Tapi Ulupi
datang dan berhenti dia dan mengatakan kepadanya "ini adalah ilusi yang
diciptakan oleh saya, Arjuna tidak bisa dikalahkan oleh Indra sendiri.
Kematian Arjuna disebabkan oleh kutukan Vasus sebagai Arjuna telah

membunuh kakeknya Bisma dengan cara yang tidak adil". Ulupi kemudian
menghidupkan Arjuna dengan permata yang dapat menghidupkan kembali
orang mati. Arjuna bangun dan senang melihat kedua, Ulupi dan
Chitrangada dan Ulupi menjelaskan tentang penyebab kematiannya.
Arjuna senang dengan apa Ulupi lakukan. Babruvahana meminta Arjuna

69

untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,
Chitrangada dan Babruvahana. (Ensiklopedia Wayang Indonesia, 1999).
-

Setting

Dalam seni pakem wayang ada beberapa unsur dan hal yang harus ada dan
harus diperhatikan saat pementasan adalah sebagai berikut:
Unsur Garis
Unsur garis sebagai perangkat teraga seni rupa dapat disaksikan pada
gerakan-gerakan wayang melalui tangan yang dimainkan oleh dalang. Garis
juga dapat disaksikan pada keseluruhan boneka wayang yang berfungsi

sebagai hiasan, termasuk garis yang digunakan dalam membentuk kontur
motif-motif ragam hias yang digunakan tokoh wayang.
Unsur Warna
Warna dapat dinikmati dalam busana wayang, boneka wayang, setting
serta tata cahaya, warna tersebut dipakai sebagai symbol-simbol tertentu pada
tokoh-tokoh wayang.
Unsur Wanda/ karakter
Unsur wanda sebagai salah satu unsur medium rupa berperan penting
untuk memantapkan “rasa” suatu tokoh. Kemantapan ini bisa dicapai kerena
ada kesesuaian antara suasana adegan dengan wanda tokoh yang digunakan
wanda. Wanda tersebut menggambarkan watak dasar, lahir batin wayang
pada kondisi mental tertentu.
Unsur Ruang
Unsur ruang jelas tercipta dalam sebuah pertunjukan wayang yang bersifat
tiga dimensi. Melalui semua elemen dasar dan elemen estetis komposisi
wayang tercipta sebuah bentuk dalam ruang yang berpengaruh pada waktu
dan tenaga. Ulangan-ulangan gerak atau musik dalam pertunkjukan wayang
member kesan irama sebagai perangkat tidak teraga seni rupa. Juga peralihan,
kesinambungan, kontras, keselarasan, variasi yng sesuai dengan porsinya
dalam membangun kllimaks sebuah komposisi wayang merupakan irama seni

rupa.

70

Unsur Keseimbangan
Unsur keseimbangan atau simetris yang merupakan perangkat tidak teraga
seni rupa, dalam pertunjukan wayang dapat ditinjau secara menyeluruh. Hal
ini bisa dibuktikan karena pertinjukan wayang umumnya adalah gerakan
tubuh yang dimainkan sang dalang. Dengan demikian pertunjukan wayang
adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti. Keseimbangan juga
menyangkut perimbangan antara unsur gerak dan musik, posisi dan posisi,
karakter (wanda) dan cerita musik, piranti, control gerak dan keseimbangan
komposisi secara keseluruhan.
Unsur Klimaks
Unsur klimaks dalam seni rupa merupakan pusat perhatian atau fokus yang
diperoleh melalui kontras atau variasi warna dan bentuk. Sedang klimaks
dalam pertunjukan wayang dapat dilihat melalui alur dramatic yang menanjak
sejak awal pertunjukan hingga tancap gayon.
Unsur seni rupa yang lebih konkrit bisa disaksikan pada sebuah
pertunjukan wayang kulit Purwa diatas panggung antara lain pada busana

wayang: busana atau kostum yang terdapat dalam boneka wayang adalah
bagaian dari seni rupa ,unsur ini yang pertunjukan wayang paling banyak
dijumpai pada wayang kulit purwa dan merupakan pakaian tokoh tertentu dan
kalau letak tata busananya dirubah ,maka wayang tersebut menjadi berlainan
sifat dan karakternya.
Selain itu busana wayang yang digunakan tokoh tertentu mempunyai
peranan simbolis sebagai alat bantu menghidupkan perwatakan, memberikan
kemungkinan gerak demi kebutuhan sang dalang secara utuh. Tata rias: dalam
wayang membantu mewujudkan ekspresi muka pada tokoh wayang. Rias
tersebut sangat berkaitan dengan warna yang digunakan untuk dalam
menghidupkan suasana pertunjukan. Rias juga dapat mewujudkan ide
pembuat wayang melalui penataan wajah, kepala dan menjaga efek tata lampu
yang kuat. Tata cahaya: pada pertunjukan wayang peranan lampu sangat
penting,karena disamping sebagai alat untuk menghadirkan baying-bayang
wayang dibelakang layar,juga sebagai alat untuk menciptakan suasana

71

pagelaran yang dikehendaki oleh sang dalang berdasarkan lakon dan adegan
cerita.

Dekorasi Panggung
Fungsi dekorasi panggung pada prtunjukan wayang jelas merupakan unsur
seni rupa yang sangat di butuhkan, dan menjadi hal utama yang harus
diperhatikan karena berkaitan dengan penataan-penataan tokoh-tokoh wayang.
(Amir, Hasim, 1994: 91- 92).
-

Tokoh

 Dalang :
Dalang adalah seniman utama dalam pertunjukan wayang. Ia sebagai
pemimpin pertunjukan, sehingga ia dapat sebagai pusat perhatian penonton
dalam memainkan wayang. Pada umumnya dalang adalah pria, karena
pekerjaan sebagai dalang sangat berat. Dalang dalam wayang harus duduk
bersila semalaman suntuk, melaksanakan pertunjukan wayang, dan juga
memimpin seniman- seniwati yang duduk dibelakangnya dengan aba- aba
tersamar, berupa wangsalan atau pertunjukan sasatra yang diselipkan dalam
narasinya, berupa gerak-gerik wayang. Temasuk nyayian, dedongan,
kepyakan. Secara tradisonal ada beberapa kelas dalang, yaitu (a) mereka
yang baru mendalang, (b) yang sudah pandai mendalang, (c) yang sudah

menguasai semua isi pedalangan, (d) yang telang menguasai teknik
pendalangan, (e) dalang sejati disamping telah menguasai isi pendalangan
juga dapat memberi suri teladan kepada masyarakat dalam kehidupan seharihari, seorang yang arif, bijaksana, patut dihormati.


Sinden:
Seorang wanita yang tugsanya sebagai vocal, membawakan gending-

gending Jawa dalam karawitan. Dalam sebuah pertunjukan perwayangan
biasanya terdapat lebih dari satu sinden. Dengan gaya dan ciri khasnya
sendiri seorang sinden bebas mengekspresikan suaranya dipanggung. Tak
jarang seorang Sinden Karawitan tak malu- malu menunjukkan kebolehan
dengan karakter suaranya sendiri.

72



Arjuna :
Arjuna seorang satria yang gemar berkelana, bertapa, dan berguru


menuntut ilmu. Arjuna memilki sifat perwatakan: cerdik, pendiam, teliti,
sopan santun, berani, dan suka melindungi yang lemah. Akhir riwayat
Arjuna diceritakan, ia muksa (mati sempurna) bersama ke-empat
saudaranya.


Ulupi (Istri tua Arjuna)
Dewi Ilupi seorang putri cantik jelita, luhur budinya, bijaksana; sabar,

cinta kasih terhadap sesama, setia dan sangat berbakti baik terhadap suami
maupun orang tuannya.


Babruvahana
Ksatria yang perkasa, tangguh, punya pendirian yang kuat, setia pada

pendirian.



Pendekar Sakti
Pendekar sakti adalah seorang tokoh dalam wayang yang mempunyai

kesaktian yang tinggi dan biasanya muncul dalam sebuah lakon pada saat
goro-goro, biasanya menjadi tokoh yang kerap membantu dalam sebuah
pertarungan.


Chuntranggada
Adalah seorang dewi cantik yang mempunyai watk kalem, mampu

mengayomi dan memberikan ketenangan bagi siapa saja yang berada
didekatnya.


Irawan
Irawan adalah putra Arjuna, salah satu dari lima satria Pandawa, dengan

dewi Ulupi. Irawan lahir di pertapaan Yasarata dan sejak kecil tinggal di
pertapaan bersama ibu dan kakeknya. Ia berwatak tenang, jatmika, tekun,

dan wingit.
 Pengawal Kerajaan
Adalah

seorang

pamomong,dalam

tokoh
cerita

yang

biasanya

juga

wayang

biasanya


pengawal

73

sebagai

seorang

kerajaan

ini

mempunyai watak yang arif, tidak gegabah, serta sering menjadi pelindung/
penjaga bagi si empunya (Amir, Hasim, 1994: 38- 68).
Kostum

-

 Dalang

: kain jarik, slop, keris, kendit, breskap,

blankon, kalung kantil.


Sinden

: jarik, kemben, slendang, kendit, konde.



Arjuna

: Kampuh atau Kain Limarsawo, Ikat

Pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung Candrakanta dan
Cincin Mustika Ampal (dahulunya milik Prabu Ekalaya, raja negara
Paranggelung), keris.


Ulupi (Istri tua Arjuna)

: Jamang, sumping, rambutnya digelung

tekuk, tidak berbusana (tidak pakai baju).


Babruvahana

: jamang, sumping, kelat bahu, sabuk

kamus.dodot (jarik besar)


Pendekar Sakti

: Gelang, dodot(jarik besar), kelat bahu,

cincin.


Chuntranggada

: Gelung keling, kalung, gelang katuk,

sabuk kamus, dodot( jarik besar), sampur, keroncong.


Irawan

: jamang, sumping, gelung, dodot(jarik

besar), sabuk kamus, kelat bahu, gelang, keris,

bermata jaitan,

berhidung mancung, bersanggul kadal menek, bersunting kembang
kluwih, berkalung putran bentuk bulan sabit, bergelang, berpontoh dan
berkeroncong. berkain katongan dan bercelana cindai.


Pengawal Kerajaan
-

: Gelang, dodot(jarik besar), kelat bahu1.

Musik
Karawitan vokal atau lebih dikenal dalam karawitan dengan istilah

Sekar ialah seni suara yang dalam substansi dasarnya mempergunakan
suara manusia. Tentu saja dalam penampilannya akan berbeda dengan
bicara biasa yang juga mempergunakan suara manusia. Sekar merupakan
1

Bedasarkan hasil wawancara langsung dengan Dalang Eyang Ladi pada hari Kamis, 22
Agustus 2013 dikediaman beliau, Krajan Purworejo Suruh.
74

pengolahan yang khusus untuk menimbulkan rasa seni yang sangat erat
berhubungan langsung dengan indra pendengaran. Dia sangat erat
bersentuhan dengan nada, bunyi atau alat-alat pendukung lainnya yang
selalu akrab bertdampingan. Karawitan adalah musik pengiring yang
digunakan saat pertunjukan wayang. Ada beberapa elemen dalam musik
karawitan, seperti :
1. Alat musik
Alat musik tradisional kebanyakan adalah intrumen pukul yang terbuat
dari perunggu yang berkualitas baik atau juga dari besi. Berbagai jenis
gamelan yang saat ini digunakan untuk pergelaran wayang adalah
kendang(besar,sedang, kecil aau ketipung), rebab (intrumen gesek atau
cordophone),

gender,

demung(semacam

gender

besar),

gambang

(intrument pukul dari kayu) , suling (satu-satunya intrument tiup), siter,
kemyang atau kemong (tergantung laras gamelannya), kethuk, kempul,
saron, boning, dan gong.
2. Pesinden
Pesinden atau penyannyi wanita sudah lama dikenal dikalangan seni di
pulau Jawa. Namun sebagai seniwati yang mengiringi pagelaran wayang
purwa, mereka baru dikenal sekitar dasawarsa tiga puluhan abad ini,
sehingga mulai masa itu setiap pergelaran wayang purwa ada
pesindennya,dan dianggap tidak wajar apabila pesindennya tidak ada.
Sebutan lain buat para pesinden yaitu, warangga, widuwatim atau
swarawati. Nyayian para pesinden dan nagaya kebanyakan syair-syair dari
zaman Majapahit, dan syair-syair yang dinyanyikan. Dua elemen ini
adalah unsur terpenting dalam pementasan wayang.
b. Sayembara Drupadi
- Sinopsis
Kisah drupadi diawali dari sayembara yang diadakan oleh ayahnya,
prabu Drupada. Isi sayembara: siapa bisa mengankat busur dan
memanahkan anak panah pada cakra yang terus berputar, dia yang berhak

75

mempersunting drupadi. Pada hari sayembara, banyak para ksatria yang
tidak mampu menjawab tantang itu, sampai kemudian Karna berhasil
melakukannya. Sayang, drupadi enggan bersuamikan seorang anak kusir.
Maka majulah seorang brahmana yang sanggup menjawab tantangan itu,
dia adalah arjuna. Namun karena Arjuna mengikuti sayembara atas nama
Pandawa, akhirnya drupadi menjadi istri bagi kelima pandawa (poliandri).
Dari kelima suaminya itu drupadi beroleh lima orang putra: Pratiwinda,
Sutasoma, Srutakirti, Satanika, Srutakama (Ensiklopedi, 1999).
-

Setting

Dalam seni pakem wayang ada beberapa unsur dan hal yang harus ada
dan harus diperhatikan saat pementasan adalah sebagai berikut:
Unsur Garis
Unsur garis sebagai perangkat teraga seni rupa dapat disaksikan pada
gerakan-gerakan wayang melalui tangan yang dimainkan oleh dalang.
Garis juga dapat disaksikan pada keseluruhan boneka wayang yang
berfungsi sebagai hiasan, termasuk garis yang digunakan dalam
membentuk kontur motif-motif ragam hias yang digunakan tokoh wayang.
Unsur Warna
Warna dapat dinikmati dalam busana wayang, boneka wayang, setting
serta tata cahaya, warna tersebut dipakai sebagai symbol-simbol tertentu
pada tokoh-tokoh wayang.
Unsur Wanda/ karakter
Unsur wanda sebagai salah satu unsur medium rupa berperan penting
untuk memantapkan “rasa” suatu tokoh. Kemantapan ini bisa dicapai
kerena ada kesesuaian antara suasana adegan dengan wanda tokoh yang
digunakan wanda. Wanda tersebut menggambarkan watak dasar, lahir
batin wayang pada kondisi mental tertentu.
Unsur Ruang
Unsur ruang jelas tercipta dalam sebuah pertunjukan wayang yang
bersifat tiga dimensi. Melalui semua elemen dasar dan elemen estetis
komposisi wayang tercipta sebuah bentuk dalam ruang yang berpengaruh

76

pada waktu dan tenaga. Ulangan-ulangan gerak atau musik dalam
pertunkjukan wayang member kesan irama sebagai perangkat tidak teraga
seni rupa. Juga peralihan, kesinambungan, kontras, keselarasan, variasi
yng sesuai dengan porsinya dalam membangun kllimaks sebuah komposisi
wayang merupakan irama seni rupa.
Unsur Keseimbangan
Unsur keseimbangan atau simetris yang merupakan perangkat tidak
teraga seni rupa, dalam pertunjukan wayang dapat ditinjau secara
menyeluruh. Hal ini bisa dibuktikan karena pertinjukan wayang umumnya
adalah gerakan tubuh yang dimainkan sang dalang. Dengan demikian
pertunjukan wayang adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti.
Keseimbangan juga menyangkut perimbangan antara unsur gerak dan
musik, posisi dan posisi, karakter (wanda) dan cerita musik, piranti,
control gerak dan keseimbangan komposisi secara keseluruhan.
Unsur Klimaks
Unsur klimaks dalam seni rupa merupakan pusat perhatian atau fokus
yang diperoleh melalui kontras atau variasi warna dan bentuk. Sedang
klimaks dalam pertunjukan wayang dapat dilihat melalui alur dramatic
yang menanjak sejak awal pertunjukan hingga tancap gayon.
Unsur seni rupa yang lebih konkrit bisa disaksikan pada sebuah
pertunjukan wayang kulit Purwa diatas panggung antara lain pada busana
wayang: busana atau kostum yang terdapat dalam boneka wayang adalah
bagaian dari seni rupa ,unsur ini yang pertunjukan wayang paling banyak
dijumpai pada wayang kulit purwa dan merupakan pakaian tokoh tertentu
dan kalau letak tata busananya dirubah ,maka wayang tersebut menjadi
berlainan sifat dan karakternya. Selain itu busana wayang yang digunakan
tokoh tertentu mempunyai peranan simbolis sebagai alat bantu
menghidupkan perwatakan, memberikan kemungkinan gerak demi
kebutuhan sang dalang secara utuh. Tata rias: dalam wayang membantu
mewujudkan ekspresi muka pada tokoh wayang. Rias tersebut sangat
berkaitan dengan warna yang digunakan untuk dalam menghidupkan

77

suasana pertunjukan . Selain itu rias mewujudkan ide pembuat wayang
melalui penataan wajah, kepala dan menjaga efek tata lampu yang kuat.
Tata

cahaya:

pada

pertunjukan

wayang

peranan

lampu

sangat

penting,karena disamping sebagai alat untuk menghadirkan baying-bayang
wayang dibelakang layar,juga sebagai alat untuk menciptakan suasana
pagelaran yang dikehendaki oleh sang dalang berdasarkan lakon dan
adegan cerita.
Dekorasi Panggung
Fungsi dekorasi panggung pada prtunjukan wayang jelas merupakan
unsur seni rupa yang sangat di butuhkan, dan menjadi hal utama yang
harus diperhatikan karena berkaitan dengan penataan-penataan tokohtokoh wayang. (Amir, Hasim, 1994: 91- 92).


Tokoh
Dalang
Dalang adalah seniman utama dalam pertunjukan wayang. Ia sebagai

pemimpin pertunjukan, sehingga ia dapat sebagai pusat perhatian
penonton dalam memainkan wayang. Pada umumnya dalang adalah pria,
karena pekerjaan sebagai dalang sangat berat. Dalang dalam wayang
harus duduk bersila semalaman suntuk, melaksanakan pertunjukan
wayang,

dan

juga

memimpin

seniman-

seniwati

yang

duduk

dibelakangnya dengan aba- aba tersamar, berupa wangsalan atau
pertunjukan sasatra yang diselipkan dalam narasinya, berupa gerak-gerik
wayang. Temasuk nyayian, dedongan, kepyakan. Secara tradisonal ada
beberapa kelas dalang, yaitu (a) mereka yang baru mendalang, (b) yang
sudah pandai mendalang, (c) yang sudah menguasai semua isi
pedalangan, (d) yang telang menguasai teknik pendalangan, (e) dalang
sejati disamping telah menguasai isi pendalangan juga dapat memberi suri
teladan kepada masyarakat dalam kehidupan sehari- hari, seorang yang
arif, bijaksana, patut dihormati.

78

Sinden



Seorang wanita yang tugsanya sebagai vocal, membawakan gendinggending Jawa dalam karawitan. Dalam sebuah pertunjukan perwayangan
biasanya terdapat lebih dari satu sinden. Dengan gaya dan ciri khasnya
sendiri seorang sinden bebas mengekspresikan suaranya dipanggung. Tak
jarang seorang Sinden Karawitan tak malu- malu menunjukkan kebolehan
dengan karakter suaranya sendiri.


Arjuna

Arjuna adalah putra Prabu Pandudewananta, raja negara Astinapura
dengan Dewi Kunti/Dewi Prita. Ia merupakan anak ketiga dari lima
bersaudara satu ayah, yang dikenal dengan nama Pandawa. Arjuna seorang
satria yang gemar berkelana, bertapa, dan berguru menuntut ilmu. Arjuna
memilki sifat perwatakan: cerdik, pendiam, teliti, sopan santun, berani,
dan suka melindungi yang lemah. Akhir riwayat Arjuna diceritakan, ia
muksa (mati sempurna) bersama ke-empat saudaranya.


Bima

Bima memilki sifat dan perwatakan: gagah berani, teguh, patuh dan
jujur. Ia mempunyai keistimewaan ahli bermain gadah dan memiliki
berbagai senjata, antara lain: kuku pancanaka, gada rujakpala, alugala,
bargawa (kapak besar), dan bagawasta. Sedangkan ajian yang dimiliki: aji
bandungbandawasa, aji ketuk lindu, dan aji belabak pangantol antol.


Dewi Kunti

Sifat Dewi Kunti adalah penuh kasih sayang, setia dan wingit.


Karna
Karna memilki perwatakan: pemberani, tau harga diri, setia, perajurit

ulung, tekuh dalam pendirian. Selain sakti, Karna juga memiliki keahlian
dalam menggunakan senjata panah.


Dewi Drupadi
Dewi Drupadi berwajah sangat cantik, luhur budinya, bijaksana, sabar,

teliti dan setia.


Duryudana
79

Duryudana berwatak jujur, mudah terpengaruh karena dungunya,
dan menyenangi sesuatu yang serba enak dan bergelimang dengan
kemewahan. Selain itu, keahlian lainnya adalah pandai bermain gada dan
kebal dari segala macam senjata berkat daya kesaktian minyak kala yang
membasuhi/ membaluri seluruh tubuhnya. (Amir, Hasim, 1994: 38- 68)
-

Musik
Karawitan vokal atau lebih dikenal dalam karawitan dengan istilah

Sekar ialah seni suara yang dalam substansi dasarnya mempergunakan
suara manusia. Tentu saja dalam penampilannya akan berbeda dengan
bicara biasa yang juga mempergunakan suara manusia. Sekar merupakan
pengolahan yang khusus untuk menimbulkan rasa seni yang sangat erat
berhubungan langsung dengan indra pendengaran. Dia sangat erat
bersentuhan dengan nada, bunyi atau alat-alat pendukung lainnya yang
selalu akrab bertdampingan. Karawitan adalah musik pengiring yang
digunakan saat pertunjukan wayang. Ada beberapa elemen dalam musik
karawitan, seperti :
1. Alat musik
Alat Musik tradisional kebanyakan adalah intrumen pukul yang terbuat
dari perunggu yang berkualitas baik atau juga dari besi. Berbagai jenis
gamelan yang saat ini digunakan untuk pergelaran wayang adalah
kendang(besar,sedang, kecil aau ketipung), rebab (intrumen gesek atau
cordophone),

gender,

demung(semacam

gender

besar),

gambang

(intrument pukul dari kayu) , suling (satu-satunya intrument tiup), siter,
kemyang atau kemong (tergantung laras gamelannya), kethuk, kempul,
saron, boning, dan gong.
2. Pesinden
Pesinden atau penyannyi wanita sudah lama dikenal dikalangan seni di
pulau Jawa. Namun sebagai seniwati yang mengiringi pagelaran wayang
purwa, mereka baru dikenal sekitar dasawarsa tiga puluhan abad ini,
sehingga mulai masa itu setiap pergelaran wayang purwa ada
pesindennya,dan dianggap tidak wajar apabila pesindennya tidak ada.

80

Sebutan lain buat para pesinden yaitu, warangga, widuwatim atau
swarawati. Nyayian para pesinden dan nagaya kebanyakan syair-syair dari
zaman Majapahit, dan syair-syair yang dinyanyikan. Dua elemen ini
adalah unsur terpenting dalam pementasan wayang.
c. Episode Wahyu Cakraningrat
-

Sinopsis
Wahyu Cakraningrat adalah wahyu yang dianggap sebagai syarat untuk

mendapat kekuasaan dan tahta suatu kerajaan. Beberapa dalang sering
mendambahkan, siapa yang dapat menguasai Wahyu Cakraningrat, kelak
keturunannya akan dapat menguasai tanah Jawa. Sebenarnya, Wahyu
Cakranigrat adalah penjelmaan Batara Cakranigrat. Wahyu ini, dalam dunia
pewayangan akhirnya didapat oleh Abimanyu, salah seorang putera Arjuna.
Dalam lakon ini usaha Abimanyu untuk memperoleh Wahyu Cakraningrat
mendapat saingan dari putera Prabu Anomduryudana bernama Lesmana
Mandrakumara, serta putra Prabu Krisna bernama Samba Wisnu Brata.
Karena Samba ternyata gagal mendapat wahyu itu, dan Krisna tahu bahwa
yang berolehnya adalah Abimanyu, Raja Dwarawati itu lalu menikahkan
Abimanyu dengan salah seorang putrinya, Dewi Sti Sundari. Prabu Krisna
berharap dengan perkawinan itu, keturunannya (cucunya) kelak akan
memperoleh kekuasaan. Namun, harapan Krisna itu tidak dapat terlaksana
karena Siti Sundari ternyata mandul, tidak berputra. Abimanyu hanya
berputra tunggal, hasil perkawinannya dengan Dewi Utari, adik Seto, Utara,
dan Weratsangka, putri bungsu Prabu Matswapati dari Wirata. Putra
Abimanyu yang lahir sesudah Abimanyu gugur dalam baratayuda, itu diberi
nama Parikesit. Karena Wahyu Cakraningrat yang diperoleh Abimanyu
itulah maka Parikesit dapat menduduki tahta kerajaan astina kelak, sesudah
baratayuda selesai. Dalam pewayangan Parikesit juga dianggap sebagai
orang yang menurutkan raja-raja yang berkuasa dipulau Jawa. Perkawinan
Abimanyu

dengan

Dewi

Utari

sebenarnya

sesuai

dengan

Wahyu

Cakraningrat yang disandangnya. Dalam pedalangan penyanddang Wahyu

81

Cakaningrat memang harus kawin dengan dengan penyandang Wahyu
Hidayat, yakni Dewi Utari. (Ensiklopedi, 1994)
-

Setting

Dalam seni pakem wayang ada beberapa unsur dan hal yang harus ada
dan harus diperhatikan saat pementasan adalah sebagai berikut:
Unsur Garis
Unsur garis sebagai perangkat teraga seni rupa dapat disaksikan pada
gerakan-gerakan wayang melalui tangan yang dimainkan oleh dalang.
Garis juga dapat disaksikan pada keseluruhan boneka wayang yang
berfungsi sebagai hiasan, termasuk garis yang digunakan dalam
membentuk kontur motif-motif ragam hias yang digunakan tokoh wayang.
Unsur Warna
Warna dapat dinikmati dalam busana wayang, boneka wayang, setting
serta tata cahaya, warna tersebut dipakai sebagai symbol-simbol tertentu
pada tokoh-tokoh wayang.
Unsur Wanda/ karakter
Unsur wanda sebagai salah satu unsur medium rupa berperan penting
untuk memantapkan “rasa” suatu tokoh. Kemantapan ini bisa dicapai
kerena ada kesesuaian antara suasana adegan dengan wanda tokoh yang
digunakan wanda. Wanda tersebut menggambarkan watak dasar, lahir
batin wayang pada kondisi mental tertentu.
Unsur Ruang
Unsur ruang jelas tercipta dalam sebuah pertunjukan wayang yang
bersifat tiga dimensi. Melalui semua elemen dasar dan elemen estetis
komposisi wayang tercipta sebuah bentuk dalam ruang yang berpengaruh
pada waktu dan tenaga. Ulangan-ulangan gerak atau musik dalam
pertunkjukan wayang member kesan irama sebagai perangkat tidak teraga
seni rupa. Juga peralihan, kesinambungan, kontras, keselarasan, variasi
yng sesuai dengan porsinya dalam membangun kllimaks sebuah komposisi
wayang merupakan irama seni rupa.

82

Unsur Keseimbangan
Unsur keseimbangan atau simetris yang merupakan perangkat tidak
teraga seni rupa, dalam pertunjukan wayang dapat ditinjau secara
menyeluruh. Hal ini bisa dibuktikan karena pertinjukan wayang umumnya
adalah gerakan tubuh yang dimainkan sang dalang. Dengan demikian
pertunjukan wayang adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti.
Keseimbangan juga menyangkut perimbangan antara unsur gerak dan
musik, posisi dan posisi, karakter (wanda) dan cerita musik, piranti,
control gerak dan keseimbangan komposisi secara keseluruhan.
Unsur Klimaks
Unsur klimaks dalam seni rupa merupakan pusat perhatian atau fokus
yang diperoleh melalui kontras atau variasi warna dan bentuk. Sedang
klimaks dalam pertunjukan wayang dapat dilihat melalui alur dramatic
yang menanjak sejak awal pertunjukan hingga tancap gayon.
Unsur seni rupa yang lebih konkrit bisa disaksikan pada sebuah
pertunjukan wayang kulit Purwa diatas panggung antara lain pada busana
wayang: busana atau kostum yang terdapat dalam boneka wayang adalah
bagaian dari seni rupa ,unsur ini yang pertunjukan wayang paling banyak
dijumpai pada wayang kulit purwa dan merupakan pakaian tokoh tertentu
dan kalau letak tata busananya dirubah ,maka wayang tersebut menjadi
berlainan sifat dan karakternya. Selain itu busana wayang yang digunakan
tokoh tertentu mempunyai peranan simbolis sebagai alat bantu
menghidupkan perwatakan, memberikan kemungkinan gerak demi
kebutuhan sang dalang secara utuh. Tata rias: dalam wayang membantu
mewujudkan ekspresi muka pada tokoh wayang. Rias tersebut sangat
berkaitan dengan warna yang digunakan untuk dalam menghidupkan
suasana pertunjukan . Selain itu rias mewujudkan ide pembuat wayang
melalui penataan wajah, kepala dan menjaga efek tata lampu yang kuat.
Tata

cahaya:

pada

pertunjukan

wayang

peranan

lampu

sangat

penting,karena disamping sebagai alat untuk menghadirkan baying-bayang
wayang dibelakang layar,juga sebagai alat untuk menciptakan suasana

83

pagelaran yang dikehendaki oleh sang dalang berdasarkan lakon dan
adegan cerita.
Dekorasi Panggung
Fungsi dekorasi panggung pada prtunjukan wayang jelas merupakan
unsur seni rupa yang sangat di butuhkan, dan menjadi hal utama yang
harus diperhatikan karena berkaitan dengan penataan-penataan tokohtokoh wayang. (Amir, Hasim, 1994: 91- 92).
-

Tokoh


Dalang

Dalang adalah seniman utama dalam pertunjukan wayang. Ia sebagai
pemimpin pertunjukan, sehingga ia dapat sebagai pusat perhatian
penonton dalam memainkan wayang. Pada umumnya dalang adalah pria,
karena pekerjaan sebagai dalang sangat berat. Dalang dalam wayang harus
duduk bersila semalaman suntuk, melaksanakan pertunjukan wayang, dan
juga memimpin seniman- seniwati yang duduk dibelakangnya dengan abaaba tersamar, berupa wangsalan atau pertunjukan sasatra yang diselipkan
dalam narasinya, berupa gerak-gerik wayang. Temasuk nyayian,
dedongan, kepyakan. Secara tradisonal ada beberapa kelas dalang, yaitu
(a) mereka yang baru mendalang, (b) yang sudah pandai mendalang, (c)
yang sudah menguasai semua isi pedalangan, (d) yang telang menguasai
teknik pendalangan, (e) dalang sejati disamping telah menguasai isi
pendalangan juga dapat memberi suri teladan kepada masyarakat dalam
kehidupan sehari- hari, seorang yang arif, bijaksana, patut dihormati.


Sinden

Seorang wanita yang tugsanya sebagai vocal, membawakan gendinggending Jawa dalam karawitan. Dalam sebuah pertunjukan perwayangan
biasanya terdapat lebih dari satu sinden. Dengan gaya dan ciri khasnya
sendiri seorang sinden bebas mengekspresikan suaranya dipanggung. Tak
jarang seorang Sinden Karawitan tak malu- malu menunjukkan kebolehan
dengan karakter suaranya sendiri.

84

Abimanyu



Abimanyu memilki daya dalam segala hal, mendapat Wahyu
Cakraningrat. Selain itu sifat Abimanyu yaitu, halus, baik tingkah lakunya,
ucapannya tenang, hatinya keras, besar tanggung jawabnya, dan
pemberani.
Somboputro



Memiliki sifat dan perwatakan ; jujur dan terpercaya, bertanggung
jawab, dan cakap. Karena itu apabila ada masalah yang harus
dirundingkan atau diselesaikan, Bathara Sambolah yang diminta
menyelesaikannya. Ia sangat sakti, dan apabila bertiwikrama dari tubuhnya
akan keluar prabawa hawa yang dapat menundukkan lawannya.
Mandrakumara/ lesmana



Seorang ksatria yang mempunyai sifat tenang, kalem, tapi mempunyai
sifat madat pula (tidak menikah)
Ibunda Abimanyu( Dewi Sumbadra)



Seorang putri anggun, lembut, tenang, setia dan patuh pada suaminya.
Ia merupakan sosok ideal priyayi putri Jawa.
Sri adiknya Mandrakumara



Sri yang nama lainnya adalah lesmanawati memiliki watak yang satun,
lembut, cantik serta penyabar.


Penasehat Mandrakumara

Memiliki

watak

setia,

pamomong

dan

juga

patuh

kepada

mandrakumara. (Amir, Hasim, 1994: 38- 68)
-

Kostum


Dalang

: kain jarik, slop, keris,

kendit, breskap, blankon, kalung kantil.


Sinden

: jarik, kemben, slendang,

kendit, konde.


Abimanyu

: Jamang, sumping, gelung,

dodot (jarik besar), sabuk kamus, kelat bahu, gelang dan keris.

85



Sombroputro

: Jamang, sumping, dodot

(kain besar), sabuk kamus, kelat bahu, gelang, dan keris.


Mandrakumara/ Lesmana

: Jamang, sumping, rambut

terurai samapi punggung, dodot (kain besar), sabuk kamus, kelat
bahu, gelang, cicin, dan keris.


Ibunda Abimanyu(Dewi Sumbrada) : Jamang, sumping, dodot,
cincin.



Sri adiknya Mandrakumara

: Gerudo, gelang, kelat bagu,

kalung, dodot (kain besar), sabuk kamus, keroncong (gelang
kaki), selendang, sumping.


Penasehat Mandrakumara

:

Jamang, sumping, dodot

(kain besar), dan keris. 2
-

Musik
Karawitan vokal atau

lebih dikenal dalam karawitan dengan

istilah Sekar ialah seni suara yang dalam substansi dasarnya
mempergunakan suara manusia. Tentu saja dalam penampilannya akan
berbeda dengan bicara biasa yang juga mempergunakan suara manusia.
Sekar merupakan pengolahan yang khusus untuk menimbulkan rasa seni
yang sangat erat berhubungan langsung dengan indra pendengaran. Dia
sangat erat bersentuhan dengan nada, bunyi atau alat-alat pendukung
lainnya yang selalu akrab bertdampingan. Karawitan adalah musik
pengiring yang digunakan saat pertunjukan wayang. Ada beberapa
elemen dalam musik karawitan, seperti :
1. Alat musik
Alat musik tradisional kebanyakan adalah intrumen pukul yang
terbuat dari perunggu yang berkualitas baik atau juga dari besi. Berbagai
jenis gamelan yang saat ini digunakan untuk pergelaran wayang adalah
kendang(besar,sedang, kecil aau ketipung), rebab (intrumen gesek atau
2

Bedasarkan hasil wawancara langsung dengan Dalang Eyang Ladi pada hari Kamis, 22
Agustus 2013 dikediaman beliau, Krajan Purworejo Suruh.

86

cordophone), gender, demung(semacam gender besar), gambang
(intrument pukul dari kayu) , suling (satu-satunya intrument tiup), siter,
kemyang atau kemong (tergantung laras gamelannya), kethuk, kempul,
saron, boning, dan gong.
2. Pesinden
Pesinden atau penyannyi wanita sudah lama dikenal dikalangan seni di
pulau Jawa. Namun sebagai seniwati yang mengiringi pagelaran wayang
purwa, mereka baru dikenal sekitar dasawarsa tiga puluhan abad ini,
sehingga mulai masa itu setiap pergelaran wayang purwa ada
pesindennya,dan dianggap tidak wajar apabila pesindennya tidak ada.
Sebutan lain buat para pesinden yaitu, warangga, widuwatim atau
swarawati. Nyayian para pesinden dan nagaya kebanyakan syair-syair dari
zaman Majapahit, dan syair-syair yang dinyanyikan. Dua elemen ini
adalah unsur terpenting dalam pementasan wayang.

87