Abstract Resistensi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang Berdagang di Jalan Dr.Mansyur

ABSTRAK
Asrul Wijaya Saragih, 2015. Judul Skripsi: “Resistensi Pedagang Kaki Lima
(PKL) yang Berdagang di Jalan Dr.Mansyur. Skripsi. Program Sarjana
Departemen Antropologi Sosial Universitas Sumatera Utara.

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu pengaturan dan penertiban di Jalan
Dr.Mansyur dari pedagang kaki lima yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota
Medan Nomor 31 Tahun 1993 masih mendapat perlawanan dari pedagang kaki lima.
Perlawanan pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Dr.Mansyur terhadap Peraturan
Daerah tersebut disebut sebagai resistensi pedagang kaki lima di sepanjang Jalan
Dr.Mansyur. Resistensi ini ditunjukkan masih banyaknya pedagang yang berjualan di
sepanjang Jalan Dr.Mansyur meskipun sudah dilarang.
Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
dan menganalisis (1) bentuk dari resistensi pedagang kaki lima yang berdagang di
sepanjang Jalan Dr.Mansyur Medan; dan (2) aspek-aspek yang menyebabkan resistensi
pedagang kaki lima untuk terus berdagang di sepanjang Jalan Dr. Mansyur Medan.
Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Data dikumpulkan dari 15 pedagang kaki lima yang dipilih secara purposive (sengaja).
Dalam penelitian kualitatif peneliti sekaligus berfungsi sebagai instrumentutama (key
instrument) yang terjun ke lapangan serta berusaha untuk mengumpulkandata melalui
teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Ketiga teknik inidigunakan secara

bertahap, terintegritas atau dapat dilaksanakan pada saat wawancaradan observasi yang
dilakukan secara bersamaan.
Hasil penelitian menunjukkan (1) bentuk resistensi yang digunakan pedagang
kaki lima di sepanjang Jalan Dr.Mansyur yaitu resistensi secara terbuka, secara
terselubung dan negosiasi. Resistensi secara terbuka dilakukan dengan melakukan
perlawanan secara langsung terhadap petugas, ataupun aparatur pemerintah dengan jalan
mengumpat dan sampai bertengkar dengan para Satpol PP. Resistensi terselubung
dilakukan dengan melakukan upaya-upaya secara tidak langsung dengan harapan tidak
diketahui oleh aparat pemerintah; dan (2) resistensi yang dilakukan para pedagang kaki
lima, tidak semata-mata tanpa ada alasan. Ada aspek-aspek khusus yang meliputi aspek
ketidakpuasan terhadap Perda Nomor 31 Tahun 1993, aspek tuntutan kehidupan dan
aspek budaya (gotong royong, bekerja sama dalam bentuk solidaritas antar sesama
pedagang kaki lima), yang memotivasi mereka untuk melakukan perlawanan terhadap
kebijakan pemerintah.
Kata Kunci: Resistensi, Pedagang Kaki Lima, Peraturan Daerah.

ii