Penataan Ruang Perkotaan yang Berkelanju
Tugas Geografi Perkotaan
Nama
: Hesti Rachma Ikhwani
NIM
: 15/377518/GE/07959
Dosen Pengampu
: Dr. Sri Rum Giyarsih S.Si, M.Si
Fakultas Geoografi
Universitas Gadjah Mada
Identitas
Nama Reviewer
Judul
: Hesti Rachma Ikhwani
: Penataan Ruang Perkotaan yang Berkelanjutan, Berdaya Saing,
dan Berotonomi
Penulis
: I Wayan Suweda
Tahun
: 2011
Volume Jurnal
: Jurnal Teknik Sipil Volume 15 , No. 2 Juli 2011
Kota merupakan salah satu tujuan bagi penduduk untuk mengadu nasip demi
mendapatkan perekonomian yang lebih baik. Atas dasar prekonomian ini pula yang
menyebabkan maraknya pembangunan kota-kota besar sehingga perekonomian
Indonesia menjadi lebih baik. Perpindahan penduduk dari desa ke kota sendiri
dinamakan urbanisasi. Namun urbanisasi yang berlebih menyebabkan dampak buruk
pada kota yang dituju. Kecepatan pertumbuhan penduduk yang terjadi tidak diimbangi
dengan didirikannya industri sehingga menyebabkan pengangguran dan kesenjangan
social.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota ini menimbulkan terpusatnya
konsentrasi penduduk, dan persebaran penduduk menjadi tidak merata, dan hanya
sebatas pemadatan pendudul di kawasan kota saja. Bagi penduduk desa yang awam,
kegiatan di perkotaan menimbulkan banyak ketertarikan yang hanya dipikirkan sesaat
saja oleh penduduk desa. Sejatinya tidak semua pengadu nasip mengalami
keberuntungan. Bagi mereka yang kurang beruntung, dan tidak memiliki sanak saudara
maupun tempat tinggal menyebabkan mereka berusaha dan menghalalkan segala cara
untuk bertahan hidup seperti tindakan criminal yang sering terjadi.
Terbentuknya kota yang umum terjadi ialah berasal dari desa. Desa-desa yang
memiliki nilai lokasi strategis dalam hal perdagangan dan sector-sektor lainnya akhirnya
lama kelamaan menjadi ramai dan dikunjungi penduduk dari daerah lain.
Suatu kota sejatinnya tidak selamanya tentram sejahtera namun pasti ada kendala yang
terjadi di kota tersebut. Terdapat tiga faktor yang biasanya terjadi di kota-kota besar
seperti pertambahan penduduk yang melonjak, banyaknya aktivitas di perkotaan, dan
perluasan daerah kota.
Pertambahan penduduk tidak lepas dari kelahiran dan kematian, namun hal
tersebut dapat berjalan sewajarnya karena mmbutuhkan proses namun pertambahan
penduduk dengan cara migrasi atau urbanisasi dapat meningkatkan jumlah penduduk
dalam waktu singkat. Hal ini dapat memicu permasalahan lain seperti bertambah
sedikitnya ruang terbuka hijau akhibat alih fungsi lahan menjadi permukiman. Pada
awalnya desa yang semula memiliki daerah administrasi yang kecil seiring dengan
berjalannya waktu dan pertambahan penduduk yang padat menjadi penuh sesak dan
berakhir pada pemekaran daerah, biasanya pemekaran kabupaten pada daerah pinggiran.
Seperti yang terjadi di Indonesia hingga tahun 2009 sudah terjadi 165 kebupaten baru di
seluruh penjuru nusantara.
Pengalihfungsian lahan terbuka hijau, lahan pertanian dan kawasan pinggiran
tersebut secara umum sering terjadi pada Negara yang sedang berkembang, namun
apabila terus dibiarkan maka akan menimbulkan masalah yang serius dari kota atau
perkotaan tersebut. Beberapa masalah yang umum terjadi di perkotaan seperti :
a. Angka kemiskinan yang terus bertambah, hal ini disebabkan akibat kurangnya
mata pencaharian yang kurang layak dimana gaji atau upah yang di dapat masih
di bawah UMR
b. Kurangnya lapangan pekerjaan yang memadahi, seiring bertambahnya penduduk
membuat lapangan pekerjaan akan semakin berkurang sehingga meningkatkan
angka kemiskinan
c. Tumbuhnya kawasan kumuh di perkotaan disebabkan oleh kurangnya kawasan
layak huni akibat kepadatan penduduk yang meluas dan luas wilayah yang
semakin menyempit.
d. Meningkatnya kebutuhan kawasan sederhana dan murah, hal ini sangat
dibutuhkan untuk mengurangi adanya kawasan kumuh, namun juga megurangi
lahan pertanian yang ada.
e. Kemacetan lalu lintas yang semakin meningkat, transportasi pribadi tentunya
lebih fleksibel untuk menjangkau daerah yang tidak dilewati oleh angkutan
f.
umum.
Terbatasnya akses terhadap air minum/ bersih dan sanitasi, banyaknya limbah
yang dibuang sembarangan dan mencemari air.
g. Ruang terbuka hijau semakin berkurang di perkotaan, diakibatkan adanya
pertambahan lokasi permukiman
h. Kurangnya penanganan masalah
persampahan
yang
kurang
terpadu,
menyebabkan kebersihan lingkungan yang berkurang.
i. Kebijakan pengolakan sector informal yang belum optimal
Sebuah Negara yang ingin maju tentunya harus memperbaiki kondisi kotanya
dengan meninjau ulang pembangunan yang ada diganti dengan pembangunan
berkelanjutan
atau sustainable development dengan mengubah arah kebijakan
pembangunann itu senidiri. Selain itu mewujudkan kota yang layak huni sangat penting,
sebagai paradigma dalam pembangunan. Kota layak huni yang dimaksudkan seperti :
a. Nyaman untuk ditinggali
b. Memenuhi kebutuhan manusia akan kenyamanan hidup fisik, social, budaya, dan
lingkungan
c. Berkelanjutan (sustainable) antisipasi terhadap perubahan iklim dan bencana
alam serta memenuhi ke-perluan hidup manusia kini dengan tanpa mengabaikan
keperluan hidup manusia masa datang
d. Berkeadilan (just), menyediakan ruang hidup dan berusaha bagi seluruh
golongan masyarakat perkotaan
e. Pendorong pertumbuhan (engine of growth)
f. Mampu berkompetisi dalam perkemba-ngan ekonomi global dengan memanfaatkan potensi sosial budaya dan kreati-fitas lokal (ekonomi kreatif); serta mampu
menciptakan hierarki pasar ba-gi kota menengah, kecil, dan perdesaan.
Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk pembangunan yang berkelanjutan
yaitu meliputi :
Bidang Lingkungan:
a. Berlindungan dan konservasi sumber daya alam.
b. pembangunan wilayah pesisir dan laut terpadu.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Peningkatan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian, penegakan hukum,
Peningkatan kelembagaan serta sarana dan prasarana pengawasan.
Peningkatan konservasi dan rehabilita-si sumber daya kelautan dan perika-nan.
Peningkatan adaptasi dan mitigasi ter-hadap dampak perubahan iklim.
Pengembangan peralatan pemantauan kualitas air.
Pelaksanaan Program Langit Biru, pro-gram Proper, Program Kali Bersih
(Prokasih), Pengelolaan Limbah Do-mestik dan Usaha Skala Kecil, Penge-lolaan
Sampah Terpadu, Pengelolaan B3 dan Limbah; penegakan hukum pi-dana dan
perdata serta administrasi lingkungan.
i. Telah disusunnya Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang memuat substansi antara lain (1) Rencana
Perlindungan dan Pengelola-an Lingkungan Hidup, (2) Kajian
Bidang Sosial:
a. Penanggulangan kemiskinan.
b. Pemberdayaan masyarakat sipil.
c. Pelaksanaan musrenbang tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan
nasional.
d. Meningkatkan tingkat pendidikan ma-syarakat Indonesia.
Bidang Ekonomi:
a.
b.
c.
d.
Pengendalian inflasi.
Konsolidasi fiskal.
Stimulus fiscal, dan
Memperkuat ketahanan sektor keua-ngan domestik.
Beberapa Negara telah mengadakan evolusi pembangunan berkelanjutan dunia dan
dengan cara yang berbeda-beda seperti :
a. Ebenezer Howard (1898), abad ke-19 mencetuskan gerakan kota taman dengan
cara menyeimbangkan antara permukiman dengan lahan terbuka hijau, tidak
hanya itu saja namun terdapat pula green belt kota
b. Burgess,pada tahun 1925, mencetuskan teori konsentris dengan adanya CBD
atau Central Business Distric menempatkan kegiatan pusat kehidupan sosisal
ekonomi di tengah kota.
c. Konsep pembangunan berkelanjutan (sustain-able development): (awal 1970-an)
mendorong keseimbangan dalam penyelenggaraan pemba-ngunan, terutama
aspek ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan hidup.
d.
Konsep TOD atau transit Oriented Distric yaitu adanya jalur pejalan kali di
sekitar hunian dan sepanjang jalur kereta api agar memudahkan penduduk kota
untuk menuju angkutan umum, selain itu mengurangi polusi udara akibat adanya
emisi kendaraan berlebih.
e. Konsep eco-town atau green city , yaitu dengan membuang limbah dan
mengelolanya dengan baik dan benar.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Bahan yang dipaparkan dalam isi jurnal cukup lengkap dan disertai
dengan contoh-contoh yang mendukung judul yang dimaksud. Teori-teori yang
dibahas dalam jurnal cukup banyak serta diberi penjelasan singkat padat dan
jelas sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca.
Kekurangan
Pendahuluan yang dipaparkan terlalu bertele-tele dan rumit, sehingga
maksud dari apa yang akan dijelaskan untuk pembukaan kurang menggambarkan
isi. Terdapat kata otonomi dalam judul namun tidak dibahas secaea mendalam.
Beberapa kesimpulan tidak dijelaskan secara detail dalam jurnal. Kelemahan
kota yang berada pada Negara berkembang seperti kesenjangan sosial tidak
dibahas, padahal hal tersebut yang paling tampak dalam pembangunan suatu
kota.
DAFTAR PUSTAKA
Alfana, Muhammad ArifFahruddin. Sri Rum Giyarsih. KanthiAryekti. AyuRahmaningtias.
2016. Fertilitas Dan Migrasi: KebijakanKependudukanUntukMigran Di
KabupatenSleman. NATAPAJA, 3 (1), 2016
Giyarsih, Sri Rum. 1999. MobilitasPenduduk Daerah Pinggiran Kota. MajalahGeografi
Indonesia, 13 (1999), 1999
Giyarsih, Sri Rum. 2002. Dampak Non EkonomiMigrasiTenagaKerjaWanitaKeluarNegeri
Di Daerah Asal: LaporanPenelitian, PenelitianIlmuPengetahuanTerapan,
KajianWanita. LembagaPenelitian, UniversitasGadjahMada, 2002
Giyarsih, Sri Rum. 2010. Urban Sprawl Of The City Of Yogyakarta, Special Reperence To
The Stage Of Spatial Transformation (Case Study At Maguwoharjo). Indonesia
Journal Of Geography, 42 (1), 49 – 60, 2010
Giyarsih,
Sri
Rum.
2011.
Gejala
Urban
Sprawl
SebagaiPemicu
Proses
DensifikasiPermukiman Di Daerah Pingiran Kota (Urban Fringe Area)
KasusPinggiran Kota Yogyakarta.JurnalPerencanaan Wilayah Dan Kota, 12 (1),
39 – 45, 2011
Giyarsih, Sri Rum. Muhammad ArifFachruddinAlfana. 2013. The Role Of Urban Area As
The Determinant Factor Of Population Growth. Indonesian Journal Of
Geography, 45 (1), 2013
Giyarsih,
Sri
Rum.
2015.
DampakTransmigrasiTerhadap
Tingkat
KesajahteraanWargaTransmigranDidesaTanjungKukuhKecamatanSemendawai
Barat
KebupatenOganKomeringUluTimurProvinsi
Sumatera
Selatan.
UniversitasGadjahMada, 2015
Giyarsih, Sri Rum. 2015. PemetaanKelembagaanDalamKajianLingkunganHidupStrategis
DAS Bengawan Solo Hulu. JurnalSains Dan TeknologiLingkungan, 2 (2), 2015
Giyarsih, Sri Rum. 2016. KoridorAntar Kota SebagaiPenentuSinargismeSpasial:
KajianGeografi Yang SemakinPenting. TATALOKA, 14 (2), 90 – 97, 2016
Harini,
Rika.
Sri
Rum
Giyarsih.
Sri
RahayuBudiani.
2005.
Analisis
Sector
UnggulanDalamPenyerapanTenagaKerja Di Daerah Istimewa Yogyakarta.
MajalahGeografi Indonesia, 19 (2005), 2005
Oryza,
Hidayat.
Sri
Rum
Giyaersih.
2012.
Tingkat
PengetahuanMahasiswaUniversitasGadjahMadatentangBahayaPenyakit AIDS.
JurnalBumi Indonesia, 1 (2), 2012
Ridwan,
UcokHeriady.
Sri
Rum
Giyarsih.
2010.
KajianKualitasLingkunganPermukimanMasyarakatPesisirSukuBajo
Di
KabupatenMunaProvinsi Sulawesi Tenggara. UniversitasGadjahMada, 2010
Saputra, IwanAlim. Sri Rum Giyarsih. 2014. StudiKomperatifTransformasi Wilayah
DikabupatenKlaten. UniversitasGadjahMada, 2014
Setyono, JawotoSih. HadiSabariYunus. Sri Rum Giyarsih. 2016. The Spatial Pattern Of
Urbanization And Small Cities Development In Central Java: A Case Study Of
Semarang - Yogyakarta - Surakarta Region. Geoplaning: Journal OfGeomatics
And Planning, 3 (1). 53 – 66, 2016
Yudistira, Mathias Angger. Sri Rum Giyarsih. 2012. Pengaruh Keberadaan Fasilitas
Pendidikan Terhadap Pola Keruangan Lahan Terbangun (Kasus: Kecamatan
Depok, Kabupaten Sleman). Jurnal Bumi Indonesia. 1 (3), 2012
Nama
: Hesti Rachma Ikhwani
NIM
: 15/377518/GE/07959
Dosen Pengampu
: Dr. Sri Rum Giyarsih S.Si, M.Si
Fakultas Geoografi
Universitas Gadjah Mada
Identitas
Nama Reviewer
Judul
: Hesti Rachma Ikhwani
: Penataan Ruang Perkotaan yang Berkelanjutan, Berdaya Saing,
dan Berotonomi
Penulis
: I Wayan Suweda
Tahun
: 2011
Volume Jurnal
: Jurnal Teknik Sipil Volume 15 , No. 2 Juli 2011
Kota merupakan salah satu tujuan bagi penduduk untuk mengadu nasip demi
mendapatkan perekonomian yang lebih baik. Atas dasar prekonomian ini pula yang
menyebabkan maraknya pembangunan kota-kota besar sehingga perekonomian
Indonesia menjadi lebih baik. Perpindahan penduduk dari desa ke kota sendiri
dinamakan urbanisasi. Namun urbanisasi yang berlebih menyebabkan dampak buruk
pada kota yang dituju. Kecepatan pertumbuhan penduduk yang terjadi tidak diimbangi
dengan didirikannya industri sehingga menyebabkan pengangguran dan kesenjangan
social.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota ini menimbulkan terpusatnya
konsentrasi penduduk, dan persebaran penduduk menjadi tidak merata, dan hanya
sebatas pemadatan pendudul di kawasan kota saja. Bagi penduduk desa yang awam,
kegiatan di perkotaan menimbulkan banyak ketertarikan yang hanya dipikirkan sesaat
saja oleh penduduk desa. Sejatinya tidak semua pengadu nasip mengalami
keberuntungan. Bagi mereka yang kurang beruntung, dan tidak memiliki sanak saudara
maupun tempat tinggal menyebabkan mereka berusaha dan menghalalkan segala cara
untuk bertahan hidup seperti tindakan criminal yang sering terjadi.
Terbentuknya kota yang umum terjadi ialah berasal dari desa. Desa-desa yang
memiliki nilai lokasi strategis dalam hal perdagangan dan sector-sektor lainnya akhirnya
lama kelamaan menjadi ramai dan dikunjungi penduduk dari daerah lain.
Suatu kota sejatinnya tidak selamanya tentram sejahtera namun pasti ada kendala yang
terjadi di kota tersebut. Terdapat tiga faktor yang biasanya terjadi di kota-kota besar
seperti pertambahan penduduk yang melonjak, banyaknya aktivitas di perkotaan, dan
perluasan daerah kota.
Pertambahan penduduk tidak lepas dari kelahiran dan kematian, namun hal
tersebut dapat berjalan sewajarnya karena mmbutuhkan proses namun pertambahan
penduduk dengan cara migrasi atau urbanisasi dapat meningkatkan jumlah penduduk
dalam waktu singkat. Hal ini dapat memicu permasalahan lain seperti bertambah
sedikitnya ruang terbuka hijau akhibat alih fungsi lahan menjadi permukiman. Pada
awalnya desa yang semula memiliki daerah administrasi yang kecil seiring dengan
berjalannya waktu dan pertambahan penduduk yang padat menjadi penuh sesak dan
berakhir pada pemekaran daerah, biasanya pemekaran kabupaten pada daerah pinggiran.
Seperti yang terjadi di Indonesia hingga tahun 2009 sudah terjadi 165 kebupaten baru di
seluruh penjuru nusantara.
Pengalihfungsian lahan terbuka hijau, lahan pertanian dan kawasan pinggiran
tersebut secara umum sering terjadi pada Negara yang sedang berkembang, namun
apabila terus dibiarkan maka akan menimbulkan masalah yang serius dari kota atau
perkotaan tersebut. Beberapa masalah yang umum terjadi di perkotaan seperti :
a. Angka kemiskinan yang terus bertambah, hal ini disebabkan akibat kurangnya
mata pencaharian yang kurang layak dimana gaji atau upah yang di dapat masih
di bawah UMR
b. Kurangnya lapangan pekerjaan yang memadahi, seiring bertambahnya penduduk
membuat lapangan pekerjaan akan semakin berkurang sehingga meningkatkan
angka kemiskinan
c. Tumbuhnya kawasan kumuh di perkotaan disebabkan oleh kurangnya kawasan
layak huni akibat kepadatan penduduk yang meluas dan luas wilayah yang
semakin menyempit.
d. Meningkatnya kebutuhan kawasan sederhana dan murah, hal ini sangat
dibutuhkan untuk mengurangi adanya kawasan kumuh, namun juga megurangi
lahan pertanian yang ada.
e. Kemacetan lalu lintas yang semakin meningkat, transportasi pribadi tentunya
lebih fleksibel untuk menjangkau daerah yang tidak dilewati oleh angkutan
f.
umum.
Terbatasnya akses terhadap air minum/ bersih dan sanitasi, banyaknya limbah
yang dibuang sembarangan dan mencemari air.
g. Ruang terbuka hijau semakin berkurang di perkotaan, diakibatkan adanya
pertambahan lokasi permukiman
h. Kurangnya penanganan masalah
persampahan
yang
kurang
terpadu,
menyebabkan kebersihan lingkungan yang berkurang.
i. Kebijakan pengolakan sector informal yang belum optimal
Sebuah Negara yang ingin maju tentunya harus memperbaiki kondisi kotanya
dengan meninjau ulang pembangunan yang ada diganti dengan pembangunan
berkelanjutan
atau sustainable development dengan mengubah arah kebijakan
pembangunann itu senidiri. Selain itu mewujudkan kota yang layak huni sangat penting,
sebagai paradigma dalam pembangunan. Kota layak huni yang dimaksudkan seperti :
a. Nyaman untuk ditinggali
b. Memenuhi kebutuhan manusia akan kenyamanan hidup fisik, social, budaya, dan
lingkungan
c. Berkelanjutan (sustainable) antisipasi terhadap perubahan iklim dan bencana
alam serta memenuhi ke-perluan hidup manusia kini dengan tanpa mengabaikan
keperluan hidup manusia masa datang
d. Berkeadilan (just), menyediakan ruang hidup dan berusaha bagi seluruh
golongan masyarakat perkotaan
e. Pendorong pertumbuhan (engine of growth)
f. Mampu berkompetisi dalam perkemba-ngan ekonomi global dengan memanfaatkan potensi sosial budaya dan kreati-fitas lokal (ekonomi kreatif); serta mampu
menciptakan hierarki pasar ba-gi kota menengah, kecil, dan perdesaan.
Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk pembangunan yang berkelanjutan
yaitu meliputi :
Bidang Lingkungan:
a. Berlindungan dan konservasi sumber daya alam.
b. pembangunan wilayah pesisir dan laut terpadu.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Peningkatan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian, penegakan hukum,
Peningkatan kelembagaan serta sarana dan prasarana pengawasan.
Peningkatan konservasi dan rehabilita-si sumber daya kelautan dan perika-nan.
Peningkatan adaptasi dan mitigasi ter-hadap dampak perubahan iklim.
Pengembangan peralatan pemantauan kualitas air.
Pelaksanaan Program Langit Biru, pro-gram Proper, Program Kali Bersih
(Prokasih), Pengelolaan Limbah Do-mestik dan Usaha Skala Kecil, Penge-lolaan
Sampah Terpadu, Pengelolaan B3 dan Limbah; penegakan hukum pi-dana dan
perdata serta administrasi lingkungan.
i. Telah disusunnya Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang memuat substansi antara lain (1) Rencana
Perlindungan dan Pengelola-an Lingkungan Hidup, (2) Kajian
Bidang Sosial:
a. Penanggulangan kemiskinan.
b. Pemberdayaan masyarakat sipil.
c. Pelaksanaan musrenbang tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan
nasional.
d. Meningkatkan tingkat pendidikan ma-syarakat Indonesia.
Bidang Ekonomi:
a.
b.
c.
d.
Pengendalian inflasi.
Konsolidasi fiskal.
Stimulus fiscal, dan
Memperkuat ketahanan sektor keua-ngan domestik.
Beberapa Negara telah mengadakan evolusi pembangunan berkelanjutan dunia dan
dengan cara yang berbeda-beda seperti :
a. Ebenezer Howard (1898), abad ke-19 mencetuskan gerakan kota taman dengan
cara menyeimbangkan antara permukiman dengan lahan terbuka hijau, tidak
hanya itu saja namun terdapat pula green belt kota
b. Burgess,pada tahun 1925, mencetuskan teori konsentris dengan adanya CBD
atau Central Business Distric menempatkan kegiatan pusat kehidupan sosisal
ekonomi di tengah kota.
c. Konsep pembangunan berkelanjutan (sustain-able development): (awal 1970-an)
mendorong keseimbangan dalam penyelenggaraan pemba-ngunan, terutama
aspek ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan hidup.
d.
Konsep TOD atau transit Oriented Distric yaitu adanya jalur pejalan kali di
sekitar hunian dan sepanjang jalur kereta api agar memudahkan penduduk kota
untuk menuju angkutan umum, selain itu mengurangi polusi udara akibat adanya
emisi kendaraan berlebih.
e. Konsep eco-town atau green city , yaitu dengan membuang limbah dan
mengelolanya dengan baik dan benar.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Bahan yang dipaparkan dalam isi jurnal cukup lengkap dan disertai
dengan contoh-contoh yang mendukung judul yang dimaksud. Teori-teori yang
dibahas dalam jurnal cukup banyak serta diberi penjelasan singkat padat dan
jelas sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca.
Kekurangan
Pendahuluan yang dipaparkan terlalu bertele-tele dan rumit, sehingga
maksud dari apa yang akan dijelaskan untuk pembukaan kurang menggambarkan
isi. Terdapat kata otonomi dalam judul namun tidak dibahas secaea mendalam.
Beberapa kesimpulan tidak dijelaskan secara detail dalam jurnal. Kelemahan
kota yang berada pada Negara berkembang seperti kesenjangan sosial tidak
dibahas, padahal hal tersebut yang paling tampak dalam pembangunan suatu
kota.
DAFTAR PUSTAKA
Alfana, Muhammad ArifFahruddin. Sri Rum Giyarsih. KanthiAryekti. AyuRahmaningtias.
2016. Fertilitas Dan Migrasi: KebijakanKependudukanUntukMigran Di
KabupatenSleman. NATAPAJA, 3 (1), 2016
Giyarsih, Sri Rum. 1999. MobilitasPenduduk Daerah Pinggiran Kota. MajalahGeografi
Indonesia, 13 (1999), 1999
Giyarsih, Sri Rum. 2002. Dampak Non EkonomiMigrasiTenagaKerjaWanitaKeluarNegeri
Di Daerah Asal: LaporanPenelitian, PenelitianIlmuPengetahuanTerapan,
KajianWanita. LembagaPenelitian, UniversitasGadjahMada, 2002
Giyarsih, Sri Rum. 2010. Urban Sprawl Of The City Of Yogyakarta, Special Reperence To
The Stage Of Spatial Transformation (Case Study At Maguwoharjo). Indonesia
Journal Of Geography, 42 (1), 49 – 60, 2010
Giyarsih,
Sri
Rum.
2011.
Gejala
Urban
Sprawl
SebagaiPemicu
Proses
DensifikasiPermukiman Di Daerah Pingiran Kota (Urban Fringe Area)
KasusPinggiran Kota Yogyakarta.JurnalPerencanaan Wilayah Dan Kota, 12 (1),
39 – 45, 2011
Giyarsih, Sri Rum. Muhammad ArifFachruddinAlfana. 2013. The Role Of Urban Area As
The Determinant Factor Of Population Growth. Indonesian Journal Of
Geography, 45 (1), 2013
Giyarsih,
Sri
Rum.
2015.
DampakTransmigrasiTerhadap
Tingkat
KesajahteraanWargaTransmigranDidesaTanjungKukuhKecamatanSemendawai
Barat
KebupatenOganKomeringUluTimurProvinsi
Sumatera
Selatan.
UniversitasGadjahMada, 2015
Giyarsih, Sri Rum. 2015. PemetaanKelembagaanDalamKajianLingkunganHidupStrategis
DAS Bengawan Solo Hulu. JurnalSains Dan TeknologiLingkungan, 2 (2), 2015
Giyarsih, Sri Rum. 2016. KoridorAntar Kota SebagaiPenentuSinargismeSpasial:
KajianGeografi Yang SemakinPenting. TATALOKA, 14 (2), 90 – 97, 2016
Harini,
Rika.
Sri
Rum
Giyarsih.
Sri
RahayuBudiani.
2005.
Analisis
Sector
UnggulanDalamPenyerapanTenagaKerja Di Daerah Istimewa Yogyakarta.
MajalahGeografi Indonesia, 19 (2005), 2005
Oryza,
Hidayat.
Sri
Rum
Giyaersih.
2012.
Tingkat
PengetahuanMahasiswaUniversitasGadjahMadatentangBahayaPenyakit AIDS.
JurnalBumi Indonesia, 1 (2), 2012
Ridwan,
UcokHeriady.
Sri
Rum
Giyarsih.
2010.
KajianKualitasLingkunganPermukimanMasyarakatPesisirSukuBajo
Di
KabupatenMunaProvinsi Sulawesi Tenggara. UniversitasGadjahMada, 2010
Saputra, IwanAlim. Sri Rum Giyarsih. 2014. StudiKomperatifTransformasi Wilayah
DikabupatenKlaten. UniversitasGadjahMada, 2014
Setyono, JawotoSih. HadiSabariYunus. Sri Rum Giyarsih. 2016. The Spatial Pattern Of
Urbanization And Small Cities Development In Central Java: A Case Study Of
Semarang - Yogyakarta - Surakarta Region. Geoplaning: Journal OfGeomatics
And Planning, 3 (1). 53 – 66, 2016
Yudistira, Mathias Angger. Sri Rum Giyarsih. 2012. Pengaruh Keberadaan Fasilitas
Pendidikan Terhadap Pola Keruangan Lahan Terbangun (Kasus: Kecamatan
Depok, Kabupaten Sleman). Jurnal Bumi Indonesia. 1 (3), 2012