BAB V - DOCRPIJM 047ed3a141 BAB VBAB V KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN AKHIR#

BAB V KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

5.1. POTENSI PENDANAAN APBD KABUPATEN SEMARANG

  Perkembangan pendanaan yang bersumber dari APBD Kabupaten bidang cipta karya mengalami perkembangan yang fluktuatif. Prosentase pendanaan dari total belanja APBD untuk bidang Cipta Karya selama kurun waktu 5 (lima) tahun antara 3%-9% dengan rata-rata prosentase kenaikan tiap tahunnya sebesar 6,3%

  Pendanaan Bidang Cipta Karya pada tahun 2015 sebesar Rp. 138.067.079.769,99 atau sebesar 8,27% dari proporsi pembiayaan APBD Kabupaten. Realisasi dan proyeksi pendanaan pembangunan infrastruktur bidang cipta karya Kabupaten Semarang selama kurun waktu 5 (lima) tahun dihitung berdasarkan rencana kebutuhan pembiayaan infrastruktur bidang Cipta Karya yang direncanakan di Kabupaten Semarang. Selengkapnya Matriks Potensi Realisasi dan Proyeksi Pendanaan APBD Bidang Cipta Karya APBD Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut :

  TABEL V.1 MATRIKS POTENSI REALISASI DAN PROYEKSI PENDANAAN APBD BIDANG CIPTA KARYA APBD KABUPATEN SEMARANG Realisasi No Sektor 2015 2014 2013 2012 2011

  

1 Pengembangan Kawasan Permukiman 64.761.380.787,00 21.079.497.070,00 15.727.968.248,93 9.392.606.774,00 5.083.272.799,00

  

2 Penataan Bangunan dan Lingkungan 7.147.164.450,00 4.762.772.300,00 18.446.282.143,90 13.831.802.874,00 4.816.720.600,00

  

3 Pengembangan SPAM 37.406.216.038,99 41.773.834.296,49 31.002.286.851,57 27.501.699.137,00 26.584.208.026,00

  

4 Pengembangan PLP 28.752.318.494,00 47.293.355.417,00 22.798.972.179,32 10.535.741.700,00 4.998.409.250,00

Total Belanja APBD Bidang Cipta 138.067.079.769,99 114.909.459.083,49 87.975.509.423,72 61.261.850.485,00 41.482.610.675,00 Karya Total Belanja APBD 1.669.410.000.000,00 1.505.320.000.000,00 1.333.540.000.000,00 1.215.520.000.000,00 1.042.030.000.000,00 Prosentase 8,27% 7,63% 6,60% 5,04% 3,98%

  Lanjutan Tabel V.1 Proyeksi No Sektor 2017 2018 2019 2020 2021

  97.095.000.000,00 109.545.000.000,00 87.095.000.000,00 80.595.000.000,00 80.595.000.000,00

  1 Pengembangan Kawasan Permukiman 26.999.030.000,00 72.370.500.000,00 81.824.500.000,00 28.924.000.000,00 24.816.000.000,00

  2 Penataan Bangunan dan Lingkungan 22.618.072.000,00 16.944.642.000,00 3.487.000.000,00 87.000.000,00 87.000.000,00

  3 Pengembangan SPAM 58.678.935.110,00 41.246.015.621,00 22.462.488.621,00 32.993.896.621,00 22.903.898.621,00

4 Pengembangan PLP

  Proyeksi Total Belanja APBD Bidang 205.391.037.110,00 240.106.157.621,00 194.868.988.621,00 142.599.896.621,00 128.401.898.621,00 Cipta Karya Sumber : LKPJ Kabupaten Semarang 2015-2011 dan Hasil Analisis, 2016 Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang V-2

  Berdasarkan proyeksi di atas dapat diketahui proyeksi pendanaan APBD infrastruktur Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang sampai dengan tahun 2021 sebesar Rp. 128.401.898.621,00 dengan perincian bidang Pengembangan permukiman sebesar Rp. 80.595.000.000,00 (62,8%) ; bidang PBL sebesar Rp. 24.816.000.000,00 (19,3%); bidang pengembangan SPAM sebesar Rp. 87.000.000,00 (0,1%) dan pengembangan PLP sebesar Rp. 22.903.898.621,00 (17,8%). Selengkapnya mengenai gambaran realisasi dan proyeksi pendanaan APBD Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang dapat dilihat pada gambar berikut :

  Sumber : LKPJ Kabupaten Semarang 2015-2011 dan Hasil Analisis, 2016

Gambar 5. 1 Realisasi Pendanaan APBD Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

Sumber : LKPJ Kabupaten Semarang 2015-2011 dan Hasil Analisis, 2016

  

Gambar 5. 2 Proyeksi Pendanaan APBD Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

5.2. POTENSI PENDANAAN APBN DAN APBD PROVINSI

  Perkembangan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten Semarang selama kurun waktu 5 (lima) tahun yang bersumber dari dana APBN dan APBD Provinsi mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun 2011

  • – 2013 cenderung mengalami peningkatan pendanaan, sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan dan kemudian meningkat kembali di tahun 2015. Pendanaan APBN dan APBD Provinsi pada tahun 2011 sebesar Rp. 19.553.172.815,00 ; tahun 2012 sebesar Rp. 23.117.621.424,00 ; tahun 2013 sebesar Rp. 40.742.421.625,00 ; tahun 2014 sebesar Rp. 37.972.999.050,00 dan tahun 2015 sebesar Rp. 81.231.038.560,00.

  Trend perkembangan pendanaan dari APBN dan APBD Provinsi selama kurun waktu 5 (lima) tahun ini rata-rata prosentase setiap tahun sebesar 26%, sehingga dengan trend ini dapat diketahui proyeksi pendanaan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten Semarang selama kurun waktu 5 (lima) tahun yang bersumber dari dana APBN dan APBD Provinsi. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel Potensi Realisasi dan Proyeksi Pendanaan APBN dan APBD Provinsi berikut ::

  TABEL V. 2 MATRIKS POTENSI REALISASI DAN PROYEKSI PENDANAAN BIDANG CIPTA KARYA APBN DAN APBD PROVINSI

KABUPATEN SEMARANG

  Realisasi No Sektor 2015 2014 2013 2012 2011

  1 Pengembangan Kawasan Permukiman

  • 8.825.559.000,00

  2

  • Penataan Bangunan dan Lingkungan

  3 Pengembangan SPAM

  259.177.000,00 - 259.177.000,00

  4

  • Pengembangan PLP 634.830.000,00 591.204.000,00 3.456.175.300,00 8.610.868.750,00

  Total Alokasi APBN, APBD Prov 634.830.000,00 591.204.000,00 3.715.352.300,00 - 17.695.604.750,00 Lanjutan Tabel V.2

  Proyeksi No Sektor 2017 2018 2019 2020 2021

  

1 Pengembangan Kawasan Permukiman 32.285.000.000,00 114.425.000.000,00 86.135.000.000,00 7.890.000.000,00 7.890.000.000,00

  • 2 Penataan Bangunan dan Lingkungan 3.439.200.000,00 2.921.500.000,00

  3 Pengembangan SPAM 177.066.779.000,00

  • 71.217.098.000,00 19.415.000.000,00

  

4 Pengembangan PLP 7.753.950.000,00 37.971.650.000,00 12.366.150.000,00 102.747.650.000,00 8.287.650.000,00

Total Alokasi APBN, APBD Prov 217.105.729.000,00 227.052.948.000,00 120.837.650.000,00 110.637.650.000,00 16.177.650.000,00

  Sumber : LKPJ Kabupaten Semarang 2015-2011 dan Hasil Analisis, 2016

  Dari perhitungan proyeksi pendanaan di atas, dapat diketahui bahwa proyeksi pendanaan dari APBN dan APBD Provinsi untuk infrastruktur bidang Cipta Karya di Kabupaten Semarang pada tahun 2017 sebesar Rp. 217.105.729.000,00 ; tahun 2018 sebesar Rp. 227.052.948.000,00 ; tahun 2019 sebesar Rp. 120.837.650.000,00 ; tahun 2020 sebesar Rp. 110.637.650.000,00 dan tahun 2021 sebesar Rp. 259.609.703.527, 00 dengan perincian bidang Pengembangan permukiman sebesar Rp.7.890.000.000,00 dan pengembangan PLP sebesar Rp.8.287.650.000,00. Selengkapnya mengenai gambaran realisasi dan proyeksi pendanaan APBN dan APBD Provinsi Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang dapat dilihat pada gambar berikut :

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang V-5

  Sumber : LKPJ Kabupaten Semarang 2015-2011 dan Hasil Analisis, 2016

Gambar 5. 3 Realisasi Pendanaan APBN dan APBD Prov Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

  Sumber : LKPJ Kabupaten Semarang 2015-2011 dan Hasil Analisis, 2016

Gambar 5. 4 Proyeksi Pendanaan APBN dan APBD Prov Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

5.3. ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN

  Alternatif sumber pendanaan merupakan rencana kerjasama pemerintah dengan swasta di bidang Cipta Karya meliputi beberapa kegiatan yang ada di sektor Cipta Karya. Diharapkan, dengan adanya kerjasama ini dapat menjadi sumber alternatif pendanaan yang dapat diterapkan dalam kegiatan sektor Cipta Karya. Beberapa alternatif pembiayaan yang direncanakan untuk membiayai infrastruktur bidang Cipta Karya berasal dari KPS, BUMD, CSR dan masyarakat. Proyeksi pendanaan dari sumber alternatif tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

  TABEL V. 3 MATRIKS ALTERNATIF POTENSI PROYEKSI PENDANAAN BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN SEMARANG Proyeksi No Sektor 2017 2018 2019 2020 2021

  1 Pengembangan Kawasan Permukiman 800.000.000,00 800.000.000,00 150.000.000,00 150.000.000,00 150.000.000,00

  2 Penataan Bangunan dan Lingkungan 450.000.000,00 450.000.000,00 - - -

  • 3 Pengembangan SPAM 5.071.939.500,00 5.651.789.500,00 - -

  4 Pengembangan PLP 11.301.500.000,00 9.011.500.000,00 2.459.250.000,00 2.217.500.000,00 2.222.500.000,00 Total Alokasi KPS/CSR/BUMD, Masyarakat 17.173.439.500,00 15.913.289.500,00 3.059.250.000,00 2.367.500.000,00 2.372.500.000,00

  Sumber : LKPJ Kabupaten Semarang 2015-2011 dan Hasil Analisis, 2016 Sumber : LKPJ Kabupaten Semarang 2015-2011 dan Hasil Analisis, 2016

  

Gambar 5. 5 Proyeksi Alternatif Pendanaan Lainnya Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang V-7

  

TABEL V. 4 POTENSI ALTERNATIF PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG

CIPTA KARYA

No Nama Kegiatan Deskripsi Kegiatan Biaya Kegiatan (Rp)

  1 Pengembangan Kawasan Permukiman  Pengembangan pendanaan (bagi perbaikan permukiman secara partisipatif) Masyarakat ikut aktif dalam pembangunan infrastruktur permukiman yang ada di lingkungannya masing- masing melalui upaya pembiayaan swadaya masyarakat , sehingga diharapkan memiliki sikap ikut andil memiliki dan memelihara infrastruktur yang ada Rp.2.050.000.000,00

  2 Penataan Bangunan dan Lingkungan  Penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan strategis lingkungan industri  Perbaikan kualitas fisik permukiman hunian dengan pendekatan kampung hijau (green settlement) Melalui program CSR dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur di lingkungan sekitar kawasan industri, sehingga pihak swasta ikut andil dalam proses pembangunan Rp.900.000.000,00

  3 Pengembangan SPAM  Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)  Program Penyesuaian Tarif Air  Program Peningkatan Pelayanan Pelanggan  Pembangunan SPAM Perluasan Perkotaan Melalui pembiayaan PDAM selaku BUMD Kabupaten Semarang dalam : - Menyusun dokumen yang diperlukan dalam perencanaan SPAM

- penyesuaian

tarif yang dilakukan secara berkala sesuai dengan hasil perhitungan yang dilakukan - meningkatkan cakupan pelayanan melalui pembangunan jaringan

perpipaan

Rp.10.724.000.000

  4 Pengembangan PLP  Pembentukan Lembaga Pengelola Sistim Pengolah Limbah Terpusat  Pelatihan Pengelolaan Sistem Pengolah Limbah Terpusat  Pembangunan Sarana Air bersih dan Sanitasi di lingkungan sekolah  Sosialisasi pengembangan sumur resapan dan biopori kepada masyarakat  Promosi penggunaan produk daur ulang sampah  Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya  Kampanye tatacara dan gerakan pemilihan sampah dari sumbernya  Pelatihan Pengolahan sampah 3R bagi kader desa dan RT/RW  Pelatihan bagi pengelola TPST 3R  Pembangunan jaringan drainase  Pembangunan sumur resapan dan lubang biopori  Pengelolaan Sampah dari Stasiun Antara sampai TPA  Alat Angkut Stasiun antara dan TPA  Perencanaan Detail (DED) Sistem Pengelolaan Air Limbah terpusat skala Kawasan  Pengadaan Truk Tinja  Operasi dan Pemeliharaan Truck Tinja  Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan berbasis masyarakat  Pengurangan Sampah Berbasis Institusi  Pengurangan Sampah Berbasis Masyarakat Melalui pembiayaan CSR dan masyarakat dalam pengelolaan sanitasi lingkungan. Beberapa kegiatan yang dilakukan

antara lain:

- Swasta dan Masyarakat ikut andil dalam pembentukan kelembagaan dalam pengelolaan sanitasi

lingkungan

- Berperan dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan - Pihak swasta ikut andil dalam pengadaan sarana prasarana pendukung pengelolaan sanitasi sebagai bentuk tanggung jawab sosial - Pihak swasta ikut serta dalam manajeman pengelolaan sanitasi melalui pengadan sarana dan prasarana sebagai modal kerja di bidang pengelolaan sanitasi, Rp.27.212.000.000,00

  Sumber : Hasil Analisis, 2016

5.4. STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA

  Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman.

a. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah

  Dalam usaha meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Semarang untuk tahun 2015 telah dilakukan upaya melalui Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah, melalui: 1) Menambah objek dan subjek Pajak dan atau Retribusi.

  Peningkatan cakupan Pendapatan Asli Daerah dengan meningkatkan jumlah objek dan subjek pajak dan atau retribusi daerah. 2) Meningkatkan besarnya Target Pendapatan.

  Dengan pertimbangan kemungkinan adanya kesenjangan yang disebabkan data potensi kurang tersedia dengan akurat sehingga besarnya penetapan target pajak atau retribusi belum sesuai dengan potensi yang sebenarnya. 3) Mengurangi Tunggakan.

  Peningkatan cakupan dengan mengurangi besarnya tunggakan. Dengan evaluasi dan pemeriksaan terhadap realisasi dari tunggakan pada setiap rekening pendapatan. Kemudian mengambil langkah-langkah konkrit untuk mengurangi tunggakan yang ada maupun mencegah terjadinya tunggakan baru. Hal ini perlu didukung dengan adanya administrasi tunggakan yang lengkap dan rapi. 4) 4) Penyempurnaan regulasi pemungutan Pajak maupun Retribusi.

  b. Strategi Peningkatan DDUB oleh Kabupaten

  Strategi peningkatan pendanaan DDUB oleh Kabupaten Semarang dapat dilakukan melalui peningkatan penerimaan daerah yang dialokasikan untuk DDUB. Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) merupakan dana pendamping kegiatan APBN di Kabupaten Semarang. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya, sehingga dalam upaya peningkatan pendanaan melalui DDUB, Pemerintah Kabupaten Semarang perlu membuat komitmen dalam rencana pengembangan dan investasi antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemeritah Kabupaten Semarang sehingga pengalokasian dana DDUB dapat terealisasi.

  c. Strategi Peningkatan Penerimaan Daerah Dan Efisiensi Pengunaan Anggaran

  Secara umum kebijakan keuangan daerah diarahkan pada peningkatkan kapasitas dan kemandirian kemampuan keuangan daerah disertai dengan efisiensi anggaran yang ditujukan bagi pembiayaan pembangunan. Untuk meningkatkan sumber penerimaan daerah, diperlukan strategi kebijakan keuangan daerah berikut:

  1. Mengoptimalisasikan sumber – sumber pendapatan daerah – khususnya sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah

  • – melalui optimalisasi pendataan dan penerimaan wajib pajak dan restribusi daerah sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

  2. Meningkatkan penyuluhan pada masyarakat untuk kesadaran membayar pajak dan retribusi daerah.

  3. Menyediakan sarana dan prasarana bagi pemungut penerimaan daerah yang bersifat mobilitas maupun pemberian operasional bagi penerimaan pendapatan.

  4. Meningkatkan kualitas pelayanan publik pada bidang-bidang yang berhubungan dengan penerimaan daerah, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola penerimaan daerah. 5. performance budget melalui penataan sistem penyusunan dan pengelolaan

  Penataan anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja secara efisiensi, efektif dan berkesinambungan. Sehingga memberikan hasil yang baik dan biaya rendah.

  6. Peninjauan kembali berbagai kebijakan Pemerintah Kabupaten Semarang, terutama yang terkait dengan atau dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah. Selain melalui optimalisasi penerimaan pendapatan, maka untuk meningkatkan penerimaan daerah dapat dilakukan dengan meningkatkan dana perimbangan. Berlakunya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, membawa perubahan yang mendasar dalam pengelolaan keuangan daerah. Undang-Undang tersebut pada prinsipnya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya keuangan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. Seiring dengan peningkatan pembangunan tersebut, maka pemerintah daerah berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembangunan yang diatur dengan sistem perimbangan keuangan antara pusat dan daerah mendapatkan pembagian dana perimbangan. Untuk itu kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan dana perimbangan antara lain melalui: 1.

  Melakukan upaya koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk untuk lebih mengoptimalkan pendapatan daerah yang bersumber dari APBN dan APBD Provinsi Jawa Tengah guna peningkatan pembangunan sarana prasarana perekonomian dan pelayanan publik.

  2. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak untuk mendukung pendapatan yang bersumber dari dana perimbangan daerah.

d. Strategi Peningkatan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah

  Pemberdayaan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan daerah dapat ditempuh melalui strategi :

  1. Reformasi Misi Perusahaan Daerah

  a) Perusahaan Daerah sebagai salah satu pelaku ekonomi daerah dapat mendayagunakan aset daerah untuk mewujudkan kemakmuran rakyat; b)

  Perusahaan Daerah adalah penyedia pelayanan umum yang menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan; c)

  Perusahaan Daerah mampu berperan sebagai pendukung perekonomian daerah dengan memberikan kontribusi kepada APBD, baik dalam bentuk pajak maupun deviden dan

  multiplier effect

  mendorong pertumbuhan perekonomian daerah melalui yang tercipta dari kegiatan bisnis yang efisien seperti bertambahnya lapangan kerja dan kepedulian sosial;

  countervailing power

  d) terhadap kekuatan

  Perusahaan Daerah mampu berperan sebagai ekonomi yang ada melalui pola kemitraan. Diharapkan berbagai perusahaan swasta dalam dan luar negeri berminat melakukan kerjasama dengan BUMD terpilih untuk Joint Venture/Joint Operation Company (JV/OC). selanjutnya membentuk

  2. Restrukturisasi Perusahaan Daerah

  Langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja dan kesehatan Perusahaan Daerah, yaitu tindakan yang ditujukan untuk membuat setiap Perusahaan Daerah menghasilkan laba termasuk mengubah mekanisme pengendalian oleh Pemerintah Daerah yang semula kontrol secara langsung melalui berbagai bentuk perizinan, aturan, dan petunjuk menjadi kontrol yang berorientasi kepada hasil. Artinya Pemerintah Daerah selaku pemegang saham hanya menentukan target kuantitatif dan kualitatif yang menjadi performance indicator yang harus

  

Return On Equity

  dicapai oleh manajemen, misalnya (ROE) tertentu yang didasarkan kepada

  benchmarking kinerja yang sesuai dengan perusahaan sejenis; Pengkajian secara

  komprehensif terhadap keberadaan Perusahaan Daerah, karena selama ini Perusahaan Daerah dianggap kurang tepat bila disebut sebagai lembaga korporasi, khususnya, dikaitkan dengan upaya pemberdayaan BUMD agar dapat menjadi salah satu sumber keuangan daerah;

  Good Corporate Governance

  Restrukturisasi Perusahaan Daerah dengan prinsip dapat dikelompokkan kedalam 2 (dua) kelompok yaitu : a)

  Kelompok Perusahaan Daerah PDAM dimana tersedia berbagai pilihan restrukturisasi Perusahaan yang dapat dilakukan tergantung permasalahan yang dihadapi dan potensi yang tersedia; dan b)

  Kelompok Perusahaan Daerah Non PDAM, dapat diselesaikan secara kasus per kasus dengan berbagai pilihan sesuai dengan visi pengelolaan Perusahaan Daerah yang bersangkutan.

  3. Profitisasi Perusahaan Daerah

  Profitisasi Perusahaan Daerah dalam rangka menghasilkan keuntungan atau laba serta memberikan kontribusi pada Pemerintah Daerah yaitu dapat dilakukan sebagai berikut : a)

  Melakukan proses penyehatan perusahaan secara menyeluruh dengan meningkatkan kompetensi manajemen dan kualitas Sumber Daya Manusia; b)

  Mengarahkan Perusahaan Daerah untuk dapat berbisnis secara terfokus dan terspesialisasi dengan pengelolaan yang bersih, transparan dan professional; c)

  Bagi Perusahaan Daerah yang misi utama untuk pelayanan publik dan pelayanan sosial, diberikan sasaran kuantitatif dan kualitatif tertentu; d)

  Memberdayakan Direksi dan Badan Pengawas yang dipilih dan bekerja berdasarkan profesionalisme melalui proses fit and proper test ; e)

  Merumuskan kebijakan yang diarahkan kepada tarif yang wajar, kenaikan harga produk (minimal menyesuaikan dengan inflasi, tarif listrik, BBM, dan lain-lain) untuk menghindarkan biaya produksi yang jauh lebih mahal, sehingga profit dapat diraih.

  4. Privatisasi Perusahaan Daerah

  Privatisasi utamanya bertujuan agar Perusahaan Daerah terbebaskan dari intervensi langsung birokrasi dan dapat mewujudkan pengelolaan bisnis yang efisien, profesional dan transparan. Diharapkan setelah melalui tahapan restrukturisasi, pihak perusahaan swasta akan berminat mengembangkan usaha dengan cara melakukan aliansi strategis dengan Perusahaan Daerah, dan bila memungkinkan untuk Perusahaan Daerah yang sehat dan memiliki prospek bisnis dapat menawarkan penjualan saham melalui Pasar Modal yang

  Initial Public Offering

  didahului (IPO). Penataan dan penyehatan Perusahaan Daerah yang usahanya bersinggungan dengan kepentingan umum dan bergerak dalam penyediaan fasilitas publik ditujukan agar pengelolaan usahanya menjadi lebih efisien, transparan, profesional. Hubungan kemitraan dapat dilaksanakan dalam bentuk kerjasama usaha yang saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi, swasta, dan Perusahaan Daerah, serta antara usaha besar, menengah dan kecil dalam rangka memperkuat struktur ekonomi nasional. Bagi Perusahaan Daerah yang usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umum didorong untuk privatisasi melalui pasar modal. Perusahaan Daerah infrastruktur tentunya harus dikelola secara profesional sehingga kinerjanya dapat ditingkatkan dan mampu menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak operator swasta dan Pemerintah Daerah. Aliansi stragis dengan operator swasta sangat dibutuhkan untuk mengisi peluang usaha telekomunikasi yang kompetitif pada segmen pasar tertentu. Sebagai konsekuensi logis implementasi otonomi daerah, maka peranan Pemerintah Daerah sebagai salah satu stakeholder mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam penentuan arah kebijakan publik di daerahnya. Untuk itu perlu dikaji lebih mendalam pengembangan kerjasama Pemerintah Daerah dengan pihak swasta, baik langsung maupun melalui Perusahaan Daerah dalam dalam rangka menjalin hubungan kemitraan yang saling menguntungkan.

  sense of belonging

  Untuk memelihara , daerah/Perusahaan Daerah dan masyarakat dapat diberi peluang untuk memiliki sebagian saham Perusahaan Daerah tertentu yang berusaha di daerahnya sehingga merasa ikut memiliki dan turut bertanggung jawab atas keberhasilan usahanya. Dalam upaya optimalisasi sumber-sumber pembiayaan dan investasi bagi daerah otonom, diperlukan dukungan pemerintah dalam berbagai bentuk pembinaan dan pengawasan di berbagai bidang.

  

e. Strategi Peningkatan Peran Masyarakat Dan Dunia Usaha Dalam Pembiayaan

Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya dapat dilakukan melalui :

  1. Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan pendapatan asli daerah melalui pajak daerah dan retribusi daerah.

  Intensifikasi salah satu cara dari yang dapat dilakukan oleh Pemerintah daerah memaksimalkan mitra kerja (peran masyarakat dan dunia usaha) yang ada saat ini, dimana Pemerintah Daerah mengintensifkan penerimaan melalui pajak dan retribusi yang sudah ada saat ini. Ekstensikasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan Pemerintah Daerah dalam memaksimalkan mitra kerja yaitu dari pihak Dispenda mencari sumber-sumber pajak dan retribusi yang baru sehingga dapat meningkatkan PAD.

  2. Meningkatkan kesadaran hukum para wajib pajak dan wajib retribusi.

  Peningkatan kesadaran hukum dapat dilakukan melalui sosialisasi terhadap Perda Pajak dan Retribusi kepada masyarakat dan dunia usaha sehingga menumbuhkan kesadaran hukum. Selain itu, pemberian insentif kepada masyarakat dan dunia usaha dapat dilakukan untuk memberikan reward kepada masyarakat dan dunia usaha yang taat pajak.

  3. Mengembangkan sistem informasi manajemen di bidang pendapatan.

  Pengembangan sistem informasi manajemen di bidang pendapatan dapat dilakukan sebagai upaya reformasi keterbukaan APBD daerah, sehingga masyarakat dan dunia usaha merasa ikut andil dalam pembangunan.

  

f. Strategi Pendanaan Untuk Operasi, Pemeliharaan Dan Rehabiltasi Infrastruktur

Permukiman Yang Sudah Ada

  Strategi pendanaan yang dapat dilakukan oleh Kabupaten Semarang dalam operasionalisasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur permukiman dapat melalui :

  1. Optimalisasi penyerapan pendanaan melalui APBN dan APBD Provinsi Dalam usaha peningkatan pendanaan melalui APBN dan APBD Provinsi, beberapa upaya yang perlu dilakukan adalah : a.

  Melengkapi semua persyaratan dalam upaya penyerapan pendanaan melalui APBN dan APBD b. Menyiapkan DDUB sesuai kebutuhan fungsional dan rencana pemanfaatan sistem yang akan diajukan dengan pendanaan APBN, APBD Provinsi c.

  Penyiapan MoU antara pengembang dan Pemerintah Kabupaten Semarang untuk pekerjaan bidang Cipta Karya yang memerlukan MoU

  2. Peningkatan penarikan pajak dan retribusi daerah Peningkatan penarikan pajak dan retribusi daerah dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten Semarang. Peningkatan penarikan pajak dapat dilakukan secara intensifikasi maupun ekstensifikasi.