Analisis Fosfor Pada Cacing Tanah (Megascolex sp. dan Fridericia sp.) Secara Spektrofotometri Sinar Tampak
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar SampelGambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp.
Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp.
Lampiran 2. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Fosfor Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif dengan Larutan Ammonium Molibdat 4%
Gambar 4. Hasil Analisis Kualitatif dengan Larutan BaCl
2
Lampiran 3. Bagan Alir Proses Persiapan Sampel
Cacing Tanah Ditimbang ± 750 gram Dibersihkan dari kotoran dan tanah dengan menggunakan air mengalir Dibilas dengan akuabides Dioven pada suhu 100ºC selama 7 jam Ditimbang beratnya
Sampel
Lampiran 4. Bagan Alir Proses Destrusi Basah
Sampel Ditimbang sebanyak ± 5 gram.
Dimasukkan ke dalam kurs porselein. Ditambahkan 5 ml asam nitrat 65% b/v. Didiamkan selama 24 jam. Dipanaskan di atas hotplate pada suhu ±100ºC Ditambahkan asam nitrat 65% b/v secara perlahan-lahan sebanyak 15 ml, waktu pemanasan 6 jam
Hasil Destruksi Basah
Lampiran 5.Bagan Alir Pembuatan Larutan Sampel
Hasil Destruksi Basah Dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu tentukur 25 ml.
Ditambahkan akuabides hingga garis tanda. Disaring dengan kertas saring Whatmann No.42 dengan membuang 2 ml filtrat pertama. Ditampung filtrat yang diperoleh. Filtrat
Dipindahkan ke dalam botol Larutan Sampel
Lampiran 6. Bagan Alir Analisis Kuantitatif Cacing Tanah Megascolex sp.
Larutan Sampel Dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml.
Dicukupkan volume hingga garis tanda dengan akuabides. Dipipet 10 ml dari labu tersebut. Dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml. Dicukupkan volume hingga garis tanda dengan menggunakan akuabides. Dipipet 1 ml larutan tersebut, dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan 5 ml akuabides. Diukur serapan pada panjang gelombang 705 nm pada rentang kerja, yaitu pada menit ke-20.
Hasil
Lampiran 7. Bagan Alir Analisis Kuantitatif Cacing Tanah Fridericia sp.
Larutan Sampel Dipipet 1 ml, dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
Ditambahkan 5 ml akuabides. Ditambahkan 1 ml larutan pengembang warna.
Diukur serapan pada panjang gelombang 705 nm pada rentang kerja, yaitu pada menit ke-20.
Hasil
Lampiran 8. Perhitungan Konsentrasi Larutan Induk Baku KH PO
2
4
mg KH PO × BA P
2
4 Konsentrasi Larutan Induk Baku KH PO =
2
4
V (ml) × BM KH PO2
4
219,5 mg × 31 = 500 ml × 136 = 0,1000 mg/ml = 100
μg/ml
Lampiran 9. Data Penentuan Waktu Kerja pada Panjang Gelombang 705 nm 0.491 0.488 0.489
0.49 0.487 n 0.486 apa 0.485 er
S 0.483 0.484 0.482
1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 Waktu
No. Menit ke- Serapan
1 1 0,485
2 2 0,490
3 3 0,489
4 4 0,490
5 5 0,490
6 6 0,490
7 7 0,490
8 8 0,489
9 9 0,489
10 10 0,488
11 11 0,488
12 12 0,488
13 13 0,488
14 14 0,487
15 15 0,487
31 31 0,487
44 44 0,487
43 43 0,487
42 42 0,487
41 41 0,487
40 40 0,487
39 39 0,487
38 38 0,487
37 37 0,487
36 36 0,487
35 35 0,487
34 34 0,487
33 33 0,487
32 32 0,487
30 30 0,487
16 16 0,488
29 29 0,487
28 28 0,487
27 27 0,487
26 26 0,487
25 25 0,487
24 24 0,487
23 23 0,487
22 22 0,487
21 21 0,487
20 20 0,487
19 19 0,488
18 18 0,488
17 17 0,488
45 45 0,487
46 46 0,487
57 57 0,488
Serapan (Y)
No. Konsentrasi (X)
Sinar Tampak, Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi
Lampiran 10. Data Kalibrasi Fosfor dengan Menggunakan Spekteofotometer
61 61 0,488 Keterangan: Serapan kompleks stabil pada menit ke-20 hinga ke-53.
60 60 0,488
59 59 0,487
58 58 0,487
56 56 0,487
47 47 0,487
55 55 0,487
54 54 0,488
53 53 0,487
52 52 0,487
51 51 0,487
50 50 0,487
49 49 0,487
48 48 0,487
1 2 0,2857 0,161 3 0,5714 0,298 4 0,8571 0,437 5 1,1429 0,590 6 1,4286 0,727
2
2 Konsentrasi Serapan
XY
X Y (X) (Y)
0,2857 0,161 0,0460 0,0816 0,0259 0,5714 0,298 0,1703 0,3265 0,0888 0,8571 0,437 0,3746 0,7364 0,1910 1,1429 0,590 0,6743 1.3062 0,3481 1,4286 0,727 1,0386 2,0409 0,5285
2
2
= = ∑X = 4,2857 ∑Y = 2,213 ∑XY = 2,3038 ∑ X ∑ Y
X � = 0,7143 � = 0,3688 Y 4,4916 1,1823 (
∑XY) − (∑X)(∑Y)/n a =
2
2
( ) /n ∑X − (∑X)
(2,3038) − (4,2857)(2,213)/6 a =
2
(4,4916) /6 − (4,2857)
0,7231 a = 1,4304 a = 0,5055 b = y
� − ax� b = 0,3688 − (0,5055)(0,7143) b = 0,0077
Persamaan Regresi y = ax + b y = 0,5055x + 0,0077
( ∑XY) − (∑X)(∑Y)/n r =
2
2
( (
2 ∑X) 2 ∑Y)
) ) ��(∑X − � �(∑Y − � n n r = (2,3038)
− (4,2857)(2,213)/6 ��(4,4916) −
(4,2857)
2
6 � �(1,1823) −
(2,2130)
2
6 � r =
0,7231 0,7236 r = 0,9993
Lampiran 11. Hasil Analisis Kadar Fosfor pada Sampel A.
Cacing Tanah Megascolex sp.
No. Berat (g) Serapan Konsentrasi ( μg/ml) Kadar (
μg/g) 1. 5,3491 0,290 0,5585 228,3971 2. 5,3095 0,288 0,5545 228,4525 3. 5,1143 0,277 0,5327 227,8477 4. 5,0879 0,275 0,5288 227,3531 5. 5,3252 0,289 0,5565 228,6006 6. 6,0863 0,329 0,6356 228,4434 B.
Cacing Tanah Fridericia sp.
No. Berat (g) Serapan Konsentrasi ( μg/ml) Kadar (
μg/g) 1. 5,1321 0,498 0,6090 33,0727 2. 5,1668 0,530 0,6065 34,9946 3. 5,2183 0,510 0,5924 33,3246 4. 4,9845 0,491 0,5898 33,5676 5. 5,5247 0,548 0,6078 33,8552 6. 5,2802 0,518 0,6589 33,4575
Lampiran 12. Contoh Perhitungan Kadar Fosfor pada Sampel 1.
Contoh Perhitungan Kadar Fosfor pada Megascolex sp
0,290 = 0,5055x + 0,0077 x = 0,5585 µg/ml Kadar =
Berat sampel yang ditimbang : 5,1321 g Serapan (Y) : 0,498 Persamaan Regresi : y = 0,5055x + 0,0077
= Faktor pengenceran W = Berat sampel (g)
P
V = Volume (ml) F
W Keterangan: C = Konsentrasi larutan sampel (µg/ml)
P
C × V × F
0,498 = 0,5055x + 0,0077 x = 0,9699 µg/ml Kadar =
= 228,3971 µg/g Maka kadar fosfor dalam sampel adalah 228,3971 µg/g.
C × V × F
Berat sampel yang ditimbang : 5,3491 g Serapan (Y) : 0,290 Persamaan Regresi : y = 0,5055x + 0,0077
Kadar = 0,5585
= Faktor pengenceran W = Berat sampel (g)
P
V = Volume (ml) F
W Keterangan: C = Konsentrasi larutan sampel (µg/ml)
P
μg/ml × 25 ml × 5 × 2,5 × 7 5,3491 g Kadar = 0,9699
μg/ml × 25 ml × 7 5,1321 g
1,1618
−0,6393 0,6797/
= �
hitung 1
� t
SD/ √6
(x − x�)
= �
hitung
= α/2, dk = 4,0321 t
tabel
= 0,4820 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; dk = 5, maka t
6 − 1
SD = �
= 33,0727 µg/g Maka kadar fosfor dalam sampel adalah 33,0727 µg/g.
n − 1
2
(x − x�)
= 1,1618 SD = �∑
2
∑(X − X�)
X � = 228,1824
∑X = 1369,0944
228,3971 0,2147 0,0461 228,4525 0,2701 0,0730 227,8477 -0,3347 0,1120 227,3531 -0,8293 0,6877 228,6006 0,4182 0,1749 228,4434 0,2160 0,0681
2
(X − X�)
X X − X�
Lampiran 13. Perhitungan Statistik Kadar Fosfor dalam Sampel 1.Cacing Tanah Megascolex sp.
√6 � = 2,3038
1,2826 t =
hitung 2 � � = 4,6210
0,6797/ √6
−0,3874 t =
hitung 3
� � = 1,3960 0,6797/
√6 −0,1444 t =
hitung 4 � � = 0,5204
0,6797/ √6
0,1432 t =
hitung 5 � � = 0,5128
0,6797/ √6
−0,2542 t =
hitung 6 � � = 0,9160
0,6797/ √6
Dari hasil perhitungan di atas terdapat t yang lebih besar dari t , yaitu
hitung tabel
t hitung2 , maka data tersebut tidak diterima. Sehingga dilakukan perhitungan ulang tanpa mengikutsertakan data tersebut.
2 X
X (X − X� − X�)
228,3971 0,0488 0,0024 228,4525 0,1042 0,0109 227,8477 -0.5006 0,2506 228,6006 0,2523 0,0637 228,4434 0,0951 0,0090
2
∑X = 1141,7413 ∑( − �) = 0,3366
� = 228,3483
2
(x − x�)
SD = �∑ n
− 1
0,3366 SD = = 0,2901
�
5 − 1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; dk = 4, maka t tabel = α/2, dk = 4,6401 (x
− x�) t =
hitung � �
SD/ √6
−0,3828 t =
hitung 1 � � = 3,2358
0,2898/ √5
−0,1309 t =
hitung 2 � � = 1,1060
0,2898/ √5
0,1121 t =
hitung 3 � � = 0,9476
0,2898/ √5
0,3997 t =
hitung 4 � � = 3,3787
0,2898/ √5
0,0020 t =
hitung 5 � � = 0,0169
0,2898/ √5
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh semua t hitung < t tabel , maka semua data diterima.
Kadar fosfor pada cacing tanah Megascolex sp. adalah × SD/
μ = x� ± (t ( √n
α/2,dk )
μ = 228,3483 ± (4,6401 × 0,2901/√5) μ = (228,3483 ± 0,6020)μg/g
2.Cacing Tanah Megascolex sp.
2 X
X (X − X� − X�)
33,0727 -0,6393 0,4087 34,9946 1,2826 1,6451 33,3246 -0,3874 0,1501 33,5676 -0,1444 0,0290 33,8552 0,1432 0,0205 33,4575 -0,2545 0,0648
2
∑X = 202,2722 ∑(X − X�)
X � = 33,7120 = 2,3101
2
(x − x�)
SD = �∑ n − 1
2,3101 SD = = 0,6797
�
6 − 1
tabel
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; dk = 5, maka t = α/2, dk = 4,0321 (x
− x�) t =
hitung � �
SD/ √6
0,2147 t =
hitung 1 � � = 1,0910
0,4280/ √6
0,2701 t =
hitung 2 � � = 1,3725
0,4280/ √6
−0,3347 t =
hitung 3 � � = 1,7007
0,4280/ √6
−0,8293 t =
hitung 4 � � = 4,2140
0,4280/ √6
0,4180 t =
hitung 5 � � = 2,1250
0,4280/ √6
0,2610 t =
hitung 6
� � = 1,3262 0,4280/
√6 Dari hasil perhitungan di atas terdapat t hitung yang lebih besar dari t tabel , yaitu t hitung4 , maka data tersebut tidak diterima. Sehingga dilakukan perhitungan ulang tanpa mengikutsertakan data tersebut.
2 X
X (X − X� − X�)
33,0727 -0,3828 0,1465 33,3246 -0,1309 0,0171 33,5676 0,1121 0,0126 33,8552 0,3997 0,1598
−6
33,4575 0,0020 4 × 10
2
∑X = 167,0727 = 0,3360 ∑(X − X�)
� = 33,4555
X
2
(x − x�)
SD = �∑ n − 1
0,3360 SD = = 0,2898
�
5 − 1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; dk = 4, maka t tabel = α/2, dk = 4,6401
(x − x�) t =
hitung
� � SD/
√6 0,0488 t =
hitung 1 � � = 0,3763
0,2901/ √5
0,1042 t =
hitung 2 � � = 0,8034
0,2901/ √5
−0,5006 t =
hitung 3 � � = 3,8597
0,2901/ √5
0,2523 t =
hitung 4
� � = 1,9453 0,2901/
√5 0,0951 t =
hitung 5
� � = 0,7332 0,2901/
√5 Dari hasil perhitungan di atas diperoleh semua t < t , maka semua data
hitung tabel diterima.
Kadar fosfor pada cacing tanah Fridericia sp. adalah × SD/
μ = x� ± (t (
α/2,dk ) √n)
μ = 33,4555 ± (4,6401 × 0,2898/√5) μ = (33,4555 ± 0,6014) μg/g
Lampiran 14. Pengujjian Beda Nilai Rata-rata Kadar Fosfor pada Sampel No. Cacing Tanah Megascolex sp. Cacing Tanah Fridericia sp.
1. X
1 = 228,3483
X
2 = 33,4555
2. S
1 = 0,2901 S 2 = 0,2898
Dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 99% untuk mengetahui apakah variasi kedua populasi sama ( = ) atau berbeda ( ).
1 ≠
1 H : ( = )
σ σ
1 H : ( ) 1 σ ≠ σ
1 Nilai kritis F yang diperoeh dari tabel (F (5,5)) adalah 14,34
0,01/2 Daerah kritis penolakan hanya jika F ≥ 14,34
2 S
1 F = o
2 S
2
2
(0,2901) F = = 1,0021
o
2
(0,2898) Dari hasil ini diketahui bahwa H diterima dan H
1 ditolak, maka dapat
disimpulkan ( = ), simpangan bakunya adalah:
1
2
2
- (n (n
1
1
2
2
− 1)S − 1)S S = �
p
n +n
1
2
− 2
2
2
- (5 (5
− 1)(0,2901) − 1)(0,2898) S =
= 0,2900 �
p
5 + 5 − 2
Kemudian dilanjutkan dengan uji beda rata-rata menggunakan distribusi t dengan menggunakan taraf kepercayaan 99% denga 0,01/2 = 3,3554 untuk n nilai α = 1%, t df = 5+5-2 = 8.
Daerah kritis penerimaan: -3,3554 ≤ t ≤ 3,3554. Daerah kritis penolakan: t < -3,3554 dan t > 3,3554.
�
X
1
2
− X� t =
o
1
1 S �
- n n
1
2
228,3483 − 33,4555 t =
o
0,2900 �1/5 + 1/5
194,8928 t = = 1062,67
o
0,1834 Karena t o = 1062,67 > 3,3554 maka hipotesa ditolak. Berarti terdapat perbedaan signifikan rata-rata kadar fosfor pada Megascolex sp. Dan Fridericia sp.
Lampiran 15. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
y = 0,5055x + 0,0077 Slope = 0,5055
2 −3 −3
Konsentrasi Serapan Y Y (× 10 ) [Y (× 10 )]
i − Y i − Y i
(X) (Y) 0,0077 -7,7 59,29
0,2857 0,161 0,1521 8,9 79,21 0,5714 0,298 0,2965 1,5 2,25 0,8571 0,437 0,4409 -3,9 15,21 1,1429 0,590 0,5854 4,6 21,16 1,4286 0,727 0,7299 -2,9 8,41
2 −3
(× 10 )] ∑[Y − Y i
−6
= 185,53 × 10
2
(Y ) − Y i
SY/X = � n − 2
−6
SY 185,53 × 10
−3
= � = 6,8105 × 10 = 0,0068 μg/ml
X
4
3 × SY/X LOD = a
3 × 0,0068 μg/ml
LOD = = 0,0404 μg/ml
0,5055 10 × SY/X LOD = a
10 × 0,0068 μg/ml
LOQ = = 0,1345 μg/ml
0,5055
Lampiran 16. Hasil Uji Perolehan Kembali Fosfor Setelah Penambahan Larutan
Standar pada Sampel
Sampel Berat Serapan Konsentrasi Kadar Persen Perolehan Sampel ( ( Kembali (%) μg/ml) μg/g) (g)
1 5,7204 0,551 1,0748 411,0071 104,49 2 6,0808 0,606 1,1836 425,7869 120,05 3 5,4738 0,533 1,0392 415,2965 102,23 4 5,7627 0,563 1,0985 416,9866 108,71 5 5,5324 0,541 1,0550 417,1449 104,45 6 5,7727 0,570 1,1124 421,5315 111,52
��������������������������� = %Perolehan Kembali 108,59
Lampiran 17. Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali Fosfor pada Sampel
Berat sampel yang ditimbang : 5,7204 g Serapan (Y) : 0,551 Persamaan Regresi : y = 0,5055x + 0,0077
0,551 = 0,5055x + 0,0077 x = 1,0748 µg/ml C × V × F
P
Kadar = W
Keterangan: C = Konsentrasi larutan sampel (µg/ml) V = Volume (ml)
F P = Faktor pengenceran W = Berat sampel (g)
1,0748 μg/ml × 25 ml × 5 × 2,5 × 7
Kadar = 5,7204 g
= 411,0071 µg/g
- Kadar Larutan Standard yang ditambahkan (C A )
100 μg/ml × 10 ml
∗
C = = 174,8130
A μg/g
5,7204 g Kadar rata-rata sampel (C A ) = 228,3482
μg/g ( )
− % × 100%
=
∗
411,0071 μg/g − 228,3483 μg/g
%Recovery = × 100% = 104,49% 174,8130
μg/g
Lampiran 18. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD)
2 x (%) x (x
− x� − x�) 104,49 11,46 131,3316 120,05 6,26 39,1876 102,33 -4,1 16,8100 108,71 0,12 0,0144 104,45 -4,14 17,1396 111,52 2,93 8,5849
2 ∑x = 651,55 ∑(x − x�) x = 213,0681
� = 108,59
SD RSD = × 100%
X 6,5279
�
RSD = × 100% = 6,01% 108,59
Lampiran 19. Hasil Identifikasi Sampel
Lampiran 20. Tabel Distribusi F
Lampiran 21.Tabel Distribusi t