Ekspor Impor DAN ID BAB 1

BAB I

A. LATAR BELAKANG
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Dalam prakteknya, perdagangan
internasional yang melibatkan banyak Negara serta pihak ini menyebabkan adanya perhatian
khusus disetiap kegiatannya. Salah satu kegiatan tersebut mengenai perusahaan yang bergerak
dalam jasa ekspor dan impor. Kemudahan dalam praktek di lapangan sangat mendukung kinerja
dari perusahaan jasa ekspor dan impor. Pada era globalisasi sekarang ini, perdagangan
Intenasional semakin berkembang dan bertambah banyak. Aturan-aturan perdagangan
internasionalpun telah diubah untuk mempermudahkan eksportir dan importir. Salah satu
kegiatan terpenting dalam menjalankan perdagangan internasional adalah menyusun kontrak
dagang atau yang disebut Sales Contract. Sales Contract merupakan perjanjian jual beli yang
dituangkan secara tertulis yang menunjukkan hak-hak dan kewajiban-kwajiban antara eksportir
dan importir serta untuk menghilynaangkan salah penafsiran antara kedua belah pihak. Sales
Contract dianggap penting karena memuat kesepakatan kedua belah pihak dan merupakan awal
terjadinya perdagangan yang dilakukan antara eksportir dan importir. Jika saat perdagangan
berlangsung tidak menggunakan Sales Contract, maka kemungkinan yang terjadi adalah salah
satu pihak dapat melakukan kecurangan atau dengan kata lain tidak menjalankan kewajibannya
(wanprestasi). Kemungkinan tersebut dapat berupa barang tidak sesuai dengan pesanan,
terjadinya keterlambatan pengiriman barang, adanya kesalahpahaman antara eksportir dan

importir mengenai barang dan lain sebagainya.
Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari dalam negeri ke luar negeri, dimana
barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri, barang dari luar negeri, barang
bekas atau baru. Barang-barang yang diperdagangkan ke luar negeri atau diekspor terdiri dari
bermacam-macam jenis hasil bumi seperti karet, kopi, kayu, lada rotan dan masih banyak lagi.
Bahkan dari hasil tersebut dalam diekspor dalam bentuk kerajinan, misal saja : kerajinan rotan.
Kerajinan rotan telah memiliki pasar ekspor yang cukup besar, dan akan terus memiliki
peluang pasar yang besar di luar negeri hal ini disebabkan karena Indonesia adalah salah satu
1

negara penghasil rotan terbesar. Diperkirakan 80% bahan baku rotan di seluruh dunia dihasilkan
oleh Indonesia, sisanya dihasilkan oleh Negara lain seperti Philipina, Vietnam, dan negaranegara lainnya. Hanya negara-negara berkembang dan memiliki bahan baku rotan yang akan
selalu menjadi kompetitor Indonesia seperti Vietnam, Myanmar, Thailand dan Philipina. Daerah
penghasil rotan yaitu P. Kalimantan, P. Sumatera, P. Sulawesi dan P. Papua dengan potensi rotan
Indonesia sekitar 622.000 ton/Tahun.

CV. TUNAS JAYA sebagai salah satu perusahaan eksportir mebel rotan di daerah
Sukoharjo dan telah melakukan kegiatan ekspornya selama kurang lebih 14 tahun. CV. TUNAS
JAYA


bergerak dibidang usaha kerajinan rotan dan pengekspor kerajinan rotan yang

menghasilkan pajak bagi negara. Perusahaan ini telah mengekspor produknya ke beberapa
negara di beberapa negara Eropa dan lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin

mengetahui kegiatan nyata yang dilakukan oleh CV, TUNAS JAYA dalam mengekspor
produknya.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah ini dimaksudkan untuk dijadikan sebagai pedoman bagi penulis untuk
melakukan penelitian secara cermat. Dengan perumusan masalah ini, diharapkan agar
tulisan dan ruang lingkup penelitian menjadi terbatas dan terarah pada hal-hal yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dengan melihat latar belakang diatas, maka
masalah yang akan dibahas adalah:
1. Bagaimana hambatan mengenai peraturan pemerintah yang ada dalam CV.
TUNAS JAYA ?


2. Apa saja hambatan yang dihadapi CV. TUNAS JAYA mengenai perubahan situasi
ekonomi ?

2

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, terdapat tujuan agar dapat
memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang dikehendaki. Adapun tujuan dari
penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hambatan mengenai peraturan pemerintah yang ada dalam CV.
TUNAS JAYA.

2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi CV. TUNAS JAYA mengenai
perubahan situasi ekonomi.

D. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan yang ada pada penelitian ini, manfaat dari penelitian ini sebagai

berikut:

1. Tugas peneliti untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah Ekspor Impor I di
program studi D-3 Manajemen Administrasi.

2. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan atau kebijakan
terhadap suatu masalah.
3

3. Sebagai referensi atau sumber informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya
yang berhubungan dnegan perdaganagn internasional dan ekspor barang dan jasa.

4. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis.

E. METODE PENELITIAN

Dalam metode penelitian akan diuraikan sebagai berikut:

1. Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan di perusahaan CV. TUNAS JAYA yang
beralamat di Luwang Gatak Sukoharjo. Dilakukan antara bulan Mei 2015.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, karena
mengambil satu obyek tertentu untuk diteliti secara baik dan mendalam dengan
memfokuskan pada satu masalah.

2. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau
lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati pada CV. TUNAS JAYA.

3. Jenis Data

a. Data Primer Sejumlah data atau fakta yang diperoleh secara langsung melalui
suatu penelitian lapangan dengan wawancara tersusun ataupun spontan kepada
responden dari CV. TUNAS JAYA

b. Data Sekunder Sejumlah data-data keterangan atau fakta-fakta yang diperoleh
secara tidak langsung dan langsung melalui studi pustaka yang berkaitan

4

dengan masalah yang diteliti. Data sekunder ini penulis peroleh dari buku

maupun sumber bacaan yang lain.

4. Observasi Dalam penelitian ini, penulis melihat dan melakukan pengamatan
langsung mengenai kegiatan ekspor yang dilakukan oleh CV. TUNAS JAYA

5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekspor
Banyak orang atau badan hukum yang melakukan penjualan barang ke luar negeri.
Kegiatan tersebut disebut ekspor, dan orang atau badan yang melakukannya dinamakan
eksportir. Tujuan eksportir adalah untuk memperoleh keuntungan. Harga barang-barang
yang diekspor tersebut di luar negeri lebih mahal dibandingkan dengan di dalam negeri.
Jika tidak lebih mahal, eksportir tidak tertarik untuk mengekspor barang yang
bersangkutan. Tanpa kondisi itu, kegiatan ekspor tidak akan menghasilkan- keuntungan.
Dengan adanya ekspor, pemerintah memperoleh pendapatan berupa devisa. Semakin
banyak ekspor semakin besar devisa yang diperoleh negara. Secara garis besar, barangbarang yang diekspor oleh Indonesia terdiri atas dua macam, yaitu minyak bumi dan gas
alam (migas) dan nonmigas. Barang-barang yang termasuk migas antara lain minyak

tanah, bensin, solar, dan elpiji.
Menurut Amir MS (2003:111) pengertian ekspor adalah perdagangan dengan
mengeluarkan barang dari dalam ke luar pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuanketentuan berlaku. Menurut Hamdani (2003:19), secara garis besar, pengertian ekspor
adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia ke luar negeri.
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain
secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah
tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk
memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan
campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah
bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah impor (Dari Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).
Menurut

Samudro

(2007:2),

beberapa

untukmelakukan ekspor antara lain, sebagai berikut :


6

faktor

pendorong

suatu

negara

1. Terbatasnya sumber daya alam di suatu negara.
2. Kegiatan ekspor diharapkan dapat meningkatkan devisa Negara( profit oriented).
3. Mempererat hubungan bilateral maupun multilateral antar pelaku perdagangan
internasional.


Kendala- kendala lain yang perlu mendapatkan perhatian dalam rangka melakukan
transaksi perdagangan internasional adalah :
1. Sistem pemerintahan yang berbeda-beda.

2. Ketentuan hukum yang berlaku di setiap negara.
3. Currency yang digunakan .
4. Perbedaan jarak yang relatif jauh.
5. Adanya retriksi dan proteksi perdagangan dari setiap negara.
6. Adanya conflict of interest.
Pengelompokan barang-barang ekspor tertuang dalam Surat Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Nomor 117/MPP/Kep/II/2003 yang kemudian direvisi
sehingga menjadi Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
02/MDAG/PER/1/2007.



Produk ekspor Indonesia
Produk ekspor Indonesia meliputi hasil produk pertanian, hasil hutan, hasil perikanan,
hasil pertambangan, hasil industri dan begitupun juga jasa.
a. Hasil Pertanian
Contoh karet, kopi kelapa sawit, cengkeh,teh,lada,kina,tembakau dan cokelat.
b. Hasil Hutan
Contoh kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak boleh dalam bentuk kayu
gelondongan atau bahan mentah, namun dalam bentuk barang setengah jadi

maupun barang jadi, seperti mebel.
c. Hasil Perikanan
Hasil perikanan yang banyak di ekspor merupakan hasil dari laut. produk ekspor
hasil perikanan, antara lain ikan tuna, cakalang, udang dan bandeng.
d. Hasil Pertambangan
Contoh barang tambang yang di ekspor timah, alumunium, batu bara tembaga dan
emas.
e. Hasil Industri
Contoh semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi.
f. Jasa
Dalam bidang jasa, Indonesia mengirim tenaga kerja keluar negeri antara lain ke
malaysia dan negara-negara timur tengah.

7



Banyak faktor yang dapat memengaruhi perkembangan ekspor suatu negara. Faktorfaktor tersebut ada yang berasal dan dalam negeri maupun keadaan di luar negeri.
Beberapa Faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1) Kebijakan pemerintah di bidang perdagangan luar negeri

Apabila pemerintah memberikan kemudahan kepada para eksportir, eksportir
terdorong untuk meningkatkan ekspor. Kemudahan-kemudahan tersebut antara
lain penyederhanaan prosedur ekspor, penghapusan berbagai biaya ekspor,
pemberian fasilitas produksi barang-barang ekspor, dan penyediaan sarana ekspor.
2) Keadaan pasar di luar negeri dalam negeri
Kekuatan permintaan dan penawaran dan berbagai negara dapat memengaruhi
harga di pasar dunia. Apabila jumlah barang yang diminta di pasar dunia lebih
banyak dari pada jumlah barang yang ditawarkan, maka harga cenderung naik.
Keadaan ini akan mendorong para ekportir untuk meningkatkan ekspornya
3) Kelincahan eksportir untuk memanfaatkan peluang pasar
Eksportir harus pandai mencari dan memanfaatkan peluang pasar. Dengan
kepandaian tersebut, mereka dapat memperoleh wilayah pemasaran yang luas.
Oleh karena itu, para eksportir harus ahli di bidang strategi pemasaran.



Untuk mengembangkan ekspor, pemerintah dapat menerapkan kebijakan-kebijakan
sebagai berikut.
a) Menambah macam barang ekspor
Misalnya, semula niengekspor kelapa sawit, sekarang mengekspor kelapa sawit dan
minyak kelapa sawit. Adapun penganekaragaman honisontal berarti menambah
macam barang yang diekspor dengan barang yang tidak merupakan produk lanjutan
dan barang lama.
b) Memberi fasilitas kepada produsen barang ekspor
Agar ekspor meningkat, pemenintah perlu membenikan fasilitas kepada produsen
barang ekspor. Misalnya, memperbanyak bahan produksi dengan harga murah. Jika
harga bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi barang ekspor murah, harga
barang ekspor tersebut di dalam negeri juga murah.
c) Mengendalikan harga produk ekspor di dalam negeri
Pemerintah meningkatkan ekspor dengan mengusahakan harga di dalam negeri lebih
murah. Cara yang ditempuh antara lain menekan laju inflasi dan menciptakan tingkat
bunga pinjaman yang nendah.
d) Menciptakan iklim usaha yang kondusif

8

Pemerintah mendorong peningkatan ekspor dengan memberikan kemudahankemudahan misalnya penyederhanaan tata cara atau prosedur ekspor dan penurunan
bea ekspor.
e) Menjaga kestabilan kurs valuta asing
Kestabilan kurs valuta asing mempermudah para pedagang internasional dalam
meramal nilai rupiah dan hasil ekspornya. Dengan kepastian nilai rupiah ini, para
eksportir menjadi lebih mudah dalam menentukan harga tawar menawar di pasar
internasional. Keadaan ini menghilangkan keraguan eksportir untuk melakukan
perdagangan internasional.
f) Pembuatan perjanjian dagang internasional
Beberapa negara sering melakukan perjanjian dagang untuk memperoleh kepastian.
Perjanjian tersebut mencakup kesediaan masing-masing negara untuk menjadi
pembeli atau penjual suatu barang. Dengan peianjian ini, masing-masing negara
memperoleh keuntungan yaitu: penjual dapat mempunyai pasar yang pasti, dan
pembeli dapat mempunyai penjual yang pasti
g) Peningkatan promosi dagang di luar negeri
Untuk mengenalkan produk dalam negeri di pasaran internasional, sering dilakukan
promosi dagang. Pelaksanaan promosi dapat berupa kegiatan pameran dagang,
festival olah raga, seni, maupun kegiatan laiñnya yang dapat berfungsi promosi.
Promosi dagang tersebut dilakukan oleh individu, lembaga swasta, maupun
pemerintah. Selain itu, pemerintah maupun Kamar Dagang dan Industri (KADIN)
menangani promosi dan pusat informasi dagang di luar negeri. Misalnya kantorkantor pusat promosi dagang Indonesia atau Indonesian Trade Promotion Centre
(ITPC ) yang mengusahakan agar produk-produk Indonesia dikenal di luar negeri.
h) Penyuluhan kepada pelaku ekonomi
Untuk meningkatkan ekspor, pemerintah memberikan penyuluhan kepada pengusaha
kecil dan menengah tentang tata cara melakukan ekspor. Banyak produk masyarakat
yang diminati pembeli mancanegara, namun karena banyak pengusaha kecil dan
menengah tidak mengetahui bagaimana cara mengekspornya maka tidak diekspor
produk tersebut


Manfaat Kegiatan Ekspor
Kegiatan ekspor membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Berikut ini beberapa
manfaat kegiatan ekspor sebagai berikut:
a) Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia
9

Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke
luar negeri. Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang
mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik
buatan Indonesia semakin meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar.
Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.
b) Menambah Devisa Negara
Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual barang
kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan devisa
negara. Dengan demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa merupakan
salah satu sumber penerimaan negara.
c) Memperluas Lapangan Kerja
Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan semakin
luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri akan
meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan


kerja semakin luas.
Kebijakan Ekspor
Ekspor suatu negara harus lebih besar daripada impor agar tidak terjadi defisit dalam
neraca pembayaran. Oleh sebab itu pemerintah selalu berusaha mendorong ekspor
melalui kebijakan ekspor dengan cara berikut.
a) Diversifikasi Ekspor/Menambah Keragaman Barang Ekspor
Diversifikasi ekspor merupakan penganekaragaman barang

ekspor

dengan

memperbanyak macam dan jenis barang yang diekspor. Misalnya Indonesia awalnya
hanya mengekspor tektil dan karet, kemudian menambah komoditas ekspor seperti
kayu lapis, gas LNG, rumput laut dan sebagainya. Diversifikasi ekspor dengan
menambah macam barang yang diekspor ini dinamakan diversifikasi horizontal.
Sedangkan divesisifikasi ekspor dengan menambah variasi barang yang diekspor
seperti karet diolah dahulu menjadi berbagai macam ban mobil dan motor atau kapas
diolah dulu menjadi kain lalu diproses menjadi pakaian. Diversifikasi yang demikian
ini disebut diversifikasi vertikal.
b) Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor diberikan dengan cara memberikan subsidi/bantuan kepada eksportir
dalam bentuk keringanan pajak, tarif angkutan yang murah, kemudahan dalam
mengurus ekspor, dan kemudahan dalam memperoleh kredit dengan bunga yang
rendah.
c) Premi Ekspor
10

Untuk lebih menggiatkan dan mendorong para produsen dan eksportir, pemerintah
dapat memberikan premi atau insentif, misalnya penghargaan atas kualitas barang
yang diekspor. Pemberian bantuan keuangan dari pemerintah kepada pengusaha kecil
dan menengah yang orientasi usahanya ekspor.
d) Devaluasi
Devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam
negeri (rupiah) terhadap mata uang asing. Dengan kebijakan devaluasi akan
mengakibatkan harga barang ekspor di luar negeri lebih murah bila diukur dengan
mata uang asing (dollar), sehingga dapat meningkatkan ekspor dan bisa bersaing di
pasar internasional.
e) Meningkatkan Promosi Dagang ke Luar Negeri
Pemasaran suatu produk dapat ditingkatkan dengan mempromosikan produk yang
akan dijual. Untuk meningkatkan ekposr ke luar negeri maka pemerintah dapat
berusaha dengan melakukan promosi dagang ke luar negeri, misalnya dengan dengan
mengadakan pameran dagang di luar negeri agar produk dalam negeri lebih dapat
dikenal.
f) Menjaga Kestabilan Nilai Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing
Kestabilan nilai kurs rupiah terhadap mata uang asing sangat dibutuhkan oleh para
importir dan pengusaha yang menggunakan peroduk luar negeri untuk kelangsungan
usaha dan kepastian usahanya. Bila nilai kurs mata uang asing terlalu tinggi membuat
para pengusaha yang bahan baku produksinya dari luar negeri akan mengalami
kesulitan karena harus menyediakan dana yang lebih besar untuk membiayai
pembelian barang dari luar negeri. Akibatnya harga barang yang diproduksi oleh
pengusaha tersebut menjadi mahal. Hal ini dapat menurunkan omzet penjualan dan
menurunkan laba usaha, yang akhirnya akan mengganggu kelangsungan hidup
usahanya.
g) Mengadakan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Internasional
Melakukan perjanjian kerja sama ekonomi baik bilateral, regional maupun
multilateral akan dapat membuka dan memperluas pasar bagi produk dalam negeri di
luar negeri. serta dapat menghasilkan kontrak pembelian produk dalam negeri oleh
negara lain. Misalnya perjanjian kontrak pembelin LNG (Liquid Natural Gas)
Indonesia yang dilakukan oleh Jepang dan Korea Selatan
B. Isi Laporan
- Barang Ekspor CV. Tunas Jaya
11

Production Division
Produk CV. Tunas Jaya terdiri dari :

-



Patio furniture



Teak Furniture



Rattan & Wicker Furniture



Upholstery



Accessories

Prosedur Ekspor
CV Tunas Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang mebel rotan dan kayu,dan
sudah ekspor produk tersebut ke 5 benua. adapun Negara yang menjadi tujuan ekspor
dari CV Tunas Jaya antara lain : Belanda, Australia, Jerman, Italia dan Spanyol.
Prosedur ekspor yang dilakukan oleh CV Tunas Jaya telah sesuai dengan prosedur
ekspor pada umumnya. Dokumen yang diterbitkan oleh CV Tunas Jaya antara lain :
Commercial Invoice, Packing List, Bill of Lading, Pemberitahuan Ekspor Barang, Surat
Keterangan Asal dan Certificate of Fumigation yang kesemuanya itu dibantu oleh
perusahaan jasa EMKL yaitu Geo Logistik, Depperindag, dan kantor Bea dan Cukai.
Prosedur Ekspor :
Pertama Purchase Order (PO) dari buyer dikirim ke performa invoice, buyer
memilih produk yang diinginkan dan dikirim ke performa invoice setelah itu baru bisa
diturunkan Purchase Order (PO) yang resmi. Setelah diturunkan PO resmi maka dapat
menentukan pembayaran. Karena produk di perusahaan ini tidak ready stok maka di
lakukan freeorder dan DP sekitar 40%. Dari DP 40% tersebut untuk modal produksi dan
juga ikatan pembeli. Selain DP, buyer juga dapat menggunakan L/C.
Setelah barang sudah ready sesuai dengan perjanjian awal maka perusahaan
menghubungi EMKL dan forwarder yang menyediakan jasa kapal. Setelah itu kirim
invoice, packinglist,dll. Perusahaan ini mengirim menggunakan SVL (langsung satu
countainer). Dari EMKL akan memproses serta forwarder member informasi jadwal
kapal, jika setuju jadwal kapal dan sudah dibuka maka perusahaan mendapat DO, setelah
12

mendapat DO akan diproses lagi EMKL. Dari proses itu maka harus memperhatikan
barang agar sesuai dengan pesanan. Jika barang sudah asuk dan sudah sesuai maka
dilakukan fumigasi, fumigasi dilakukan setelah coutainer berangkat dengan menggunkan
waktu 2 hari.
Setelah mengirim final packing list dan invoice maka forwarder mengirim drag
B/L dan dilakukan pengecekan lagi jika ada kesalahan maka dilakukan revisi jika sudah
acc maka dikirim copy B/L dari Copy B/L peruahaan menebus biaya sekitar $210 jika
lebih dari 10 hari maka diberikan denda. Dari Copy B/L akan diproses EMKL dan
adibuat COO dan sertifikat Of FUMIGATION.
Jika buyer belum mengirim DP maka dokumen-dokumen belum boleh dikirim
kebuyer. Dari L/C harus benar-benar sesuai jika sudah benar maka melakukan presentasi
ke bank yang sudah dituju. Jika semua dokumen sudah benar dan buyer sudah melakukan
pembayaran makan countainer dapat masuk kekapal. Perjalanan ke Negara yang dituju
kira-kira memakan waktu 1 bulan- 2 bulan.
-

Dokumen-dokumen Ekspor
Dokumen ekspor merupakan suatu syarat terpenting dalam

proses ekspor barang.

Pengurusan dokumen merupakan hal yang perlu diperhatikan karena tanpa dokumen
yang valid dan benar maka seorang eksportir tidak akan memperoleh pembayaran dari
Bank. Perusahaan menggunakan jasa Forwading Agent untuk mengurus dokumen dan
melakukan pengiriman barang. Dokumen yang diterbitkan oleh CV Tunas Jaya antara
lain : Commercial Invoice, Packing List, Bill of Lading, Pemberitahuan Ekspor Barang,
Surat Keterangan Asal dan Certificate of Fumigation yang semua itu dibantu oleh
perusahaan jasa EMKL yaitu Geo Logistik, Depperindag, dan kantor Bea dan Cukai
Saran yang dapat diberikan untuk CV Tunas Jaya.
-

Commercial Invoice Commercial Invoice adalah faktur (dokumen) yang

dikeluarkan oleh Eksportir bagi Importir yang berisi informasi lengkap mengenai barang
yang diekspor. Dokumen ini dipakai sebagai dokumen pembuktian suatu transaksi.
Informasi yang tercantum dalam dokumen tersebut mencakup :
1). Nama Ekportir dan Importir
2). Nomor dan tanggal L/C
13

3). Jenis dan uraian barang
4). Harga satuan dan total harga
5). Syarat-syarat penyerahan
-

Packing List Packing List adalah perincian lengkap tentang barang yang terdapat dalam
setiap peti. Uraian tersebut meliputi jenis bahan pembungkus/ pengepak dan cara
mengepaknya. Packing List biasanya disiapkan jika barang yang terdapat dalam setiap
peti berbeda jenis, jumlah dan beratnya. Packing List akan mengurangi terjadinya
kekeliruan dalam penyerahan barang. Petugas pabean akan melakukan pemeriksaan isi
peti dengan mengambil beberapa sampel. Jika isi sesuai dengan Packing List, peti-peti

-

yang lain diasumsikan demikian juga.
Bill of Lading (B/L) dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran. maksud B/L adalah suatu
tanda terima penyerahan barang yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran sebagai
tanda bukti pemilikan atas barang yang telah dimuat diatas kapal laut oleh Eksportir
untuk diserahkan kepada Importir. B/L merupakan alat bukti penerimaan dan sekaligus
penyerahan hak milik atas barang sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara Eksportir
dengan Importir. B/L juga merupakan alat bukti adanya kontrak pengangkutan antara

-

Eksportir dengan perusahaan.
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

umumnya setiap pegeksporan barang yang

dilakukan dengan menggunakan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). PEB
ditetapkan sebagai dokumen utama, karena itu dokumen PEB wajib diisi dengan
sebenarnya, diteliti dan ditandatangani oleh Eksportir, Pejabat Bea Dan Cukai dan
Pejabat Bank Devisa yang berwenang untuk itu. Dengan penandatanganan PEB oleh
-

Eksportir, Bank Devisa dan Pejabat Bea dan Cukai maka barang sudah dapat dikapalkan.
Certificate of Origin (COO) Certificate of Origin atau surat keterangan asal (SKA) adalah
surat pernyataan yang menyebutkan negara asal suatu barang. Instansi yang menerbitkan
SKA yaitu :
1). Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan di Propinsi dan Kantor
Departemen Perindustrian dan Perdagangan di Kabupaten/ Kodya. 26
2). PT. Kawasan berikat dan kantor cabangnya.
3). Satuan Pelaksana Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam.
4). Kantor Cabang Lembaga Tembakau (khusus untuk tembakau).
5). Surat pernyataan mutu (SPM) Dokumen ini dibuat oleh laboraturium pengujian mutu
barang milik pemerintah atau pun swasta yang telah di akreditasi. SPM menjelaskan
mutu barang yang di ekspor berdasarkan hasil pengujian di laboraturium. SPM
14

diperlukan untuk jenis-jenis komoditi tertentu yang berdasarkan ketentuan baru
diperkenankan untuk diekspor apabila telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan.

15

BAB III
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN & PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
 Profil perusahaan
Name of Company :

PT TUNAS JAYA PERKASA MANDIRI

Production

:

Natural Rattan, Synthetic Rattan, Wooden and
Combination between Rattan and Wooden Furniture, &
Handicraft

Establish

:

1998

Address

:

Luwang, Gatak,
Sukoharjo 57557
Central Java – Indonesia

Telephone

:

+62 271 782 332

Facsimile

:

+62 271 782 930

E-mail

:

info.tunasjaya@gmail.com | info.creasindo@gmail.com

Website

:

www.tunasjayafurnishing.com;
www.tunasjayarattan.com; www.creasindofurniture.com;
www.indahjayafurniture.com

Owner

:

Mr. Yamdi

Contact Person

:

Ms. Tika Wahyu

NPWP

:

1.505.467.9-525

SIUP

:

001/11.35/PB/I/2007

TDP

:

113535100353

:

Ms. Tika Wahyu

Contact Person
Director/Owner

Production Division
Specialist

:

Natural Rattan, Synthetic Rattan, Wooden and
Combination between Rattan and Wooden Furniture

Weaving Material

:

Rattan Fitrit, Rattan Kubu, Kubu Grey, Banana Leaf,
Seagrass, Waterhyacinth, Synthetic Rattan, etc.

Wood Material

:

Mahogany and Teak wood
16

Wood Condition

:

Kiln Dry

Capacity

:

20 - 30 Containers 40”HC /month

Employees

:

50-100 people

Area Factory

:

8000 m2

Export

:

World Wide



Sejarah

CV Tunas Jaya yang merupakan perusahaan furniture di Sukoharjo. Perusahaan ini
bergerak dalam kegiatan ekspor industri furniture. Perusahaan ini sudah berdiri selama 18
tahun yang didirikan pada tahun 1998. CV. Tunas Jaya memiliki misi kita yaitu dapat
menghasilkan kualitas mebel yang baik dan kualitas kerajinan tangan yang baik pula,serta
kita dapat memenuhi kebutuhan pembeli sesuai yang diinginkan dan menyerahkannya
pada waktu yang sudah ditentukan. Cara perusahaan Tunas Jaya dalam melangsungkan
usahanya yaitu dengan membangun kepedulian terhadap keberlangsungan usaha reksa
hubungan jangka panjang untuk dengan klien.

Selama 18 tahun pengalaman tahun

perusahaan telah melakukan ekspor produk sampai ke 5 benua .Pada tahun 2015 CV.
Tunas Jaya meluncurkan produk sendiri dengan merek decora.
Perusahaan kini menggabungkan mesin atau produk dengan buatan tangan dalam
memproduksi terpadu sistem qc .produk yang dipakai adalah produk rotan , pisang serat
alam ( , waterhtyacinth , seagrass , dll ) , mahoni kayu ( , kayu jati , acasia , dll ) , jok ,
mebel ( sintetis teras meminta rotan ) di standar . CV. Tunas Jaya masih percaya bahwa
perusahaan dapat menawarkan kompetitif harga di tingkat layanan baik.
Cv. Tunas Jaya hanya menggunakan bahan dari sumber hukum dan sekarang
perusahaan sedang dalam proses untuk mendapatkan ( svlk indonesia verifikasi legalitas
kayu ) sistem yang telah diterima dan disahkan oleh eutr 2013.


Lokasi
CV Tunas Jaya yang merupakan perusahaan furniture di Sukoharjo. Tepatnya di
daerah Luwang, Gatak, Sukoharjo 57557, Central Java – Indonesia .



Struktur Organisasi
17

Establish in 1998 by Mr. Suyamdi


Property and Developer



Furniture Manufacturer & Exporter



Retail: Furniture & Furnishing

Director

Marketing
Dept

Relationshi
p Manager

Production
&
Procureme
nts

Financial
Dept

Creative
Manager

Design

R&D

Market
Research

B. Pembahasan
-

Menjelaskan tentang alasan pentingnya pengamatan dan urgensinya terkait dengan mata
kuliah ekspor impor
Berdasarkan kunjungan yang kami lakukan di CV. TUNAS JAYA ada beberapa alasan
yang mendasari pelaksanaan pengamatan atau observasi yang kami lakukan, untuk
18

menambah wawasan atau pengetahuan yang dapat dijadikan pengalaman serta bekal di
masa yang akan datang dan juga sebagai media penerapan prinsip-prinsip dari pelajaran
yang telah diterima selama di Universitas yang berkaitan dengan masalah ekspor, impor,
dan perdagangan internasional. Selain itu, pengamatan ini bisa dijadikan bahan
pertimbangan atau perbandingan antara teori yang di dapat di kelas pembelajaran mata
kuliah Ekspor Impor I selama 1 semester ini dengan kenyataan yang terjadi atau yang
telah kami dapatkan di tempat observasi yakni CV. TUNAS JAYA. Tugas observasi
kunjungan perusahaan ini juga membantu mahasiswa agar dapat mengembangkan daya
fikir yag lebih kreatif. Mahasiswa akan mengetahui apa saja yang diajarkan di kelas
pembelajaran mata kuliah Ekspor Impor I secara nyata disertai contoh dokumen yang
diperlukan. Mahasiswa akan mengetahui paradigma yang terjadi pada kegiatan ekspor
dan perdagangan internasional secara mendalam sehingga ia mengetahui resiko-resiko
yang akan timbul apabila kana menjajaki dunia ekspor dan perdagangan internasional.
Selain itu, apabila di dalam kelasa kita mendapatkan teori maka dalam observasi
kunjungan ini mahasiswa mendapat pelajaran lengkap disertai prakteknya ketika observasi
ini.
-

Rumusan Masalah


Hambatan mengenai peraturan pemerintah yang ada dalam CV. TUNAS JAYA
CV. TUNAS JAYA juga memiliki hambatan akibat terdapatnya peraturan pemerintah dan
kebijakannnya mengenai ekspor yang selalu berubah-ubah dan tidak sesuai serta kadang
menyulitkan. Ada kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh suatu negara yang
merupakan hambatan bagi kelancaran perdagangan internasional. Misalnya, pembatasan
jumlah impor, pungutan biaya impor/ekspor yang tinggi, perijinan yang berbelit-belit.
Beberapa hambatan tersebut sebagai berikut :
-

Pada tahun 2008, PP sangat signifikan karena pada saat itu peran ekspor bahan
baku rotan secara besar-besaran. Jelas rotan illegal pada saat itu diekspor ke
Vietnam dan ke Cina dan hasilnya usaha ekspor di Indonesia pada saat
menunjukan pada tahun 2007 ke tahun 2008 menurun dari 10 Milyar hanya
menjadi 2,7 Milyar. Akibat dari itu pula, Vietnam jadi saingan besar dari
19

pengusaha ekspor di Indonesia karena bahan bakunya yang murah. Keuntungan
yang didapat di Vietnam melonjak menjadi 10 kali lipat dibandingkan usaha
ekspor di Indonesia.
-

Peraturan pemerintah yang mengharuskan kenaikan upah bagi para karyawannya
yang bekerja. Menurut mbak Tika selaku direktur dari CV. TUNAS JAYA
peraturan tersebut tidak sesuai dan memberatkan. Karena baginya kenaikan upah
tidak sesuai jika dibandingkan dengan menaikkan harga poduk yang dijualnya.
Harga jual produknya susah berubah atau dinaikkan tetapi harus menaikkan upah
karyawannya yang notabene tidak sesuai karena gaya hidup pada masa sekarang
yang banyak tuntutan pengeluaran seperti pulsa karena setiap karyawan
dipastikan mempunyai hp dan kebutuhan baru pada masa sekarang. Perusahaan
merasa kesulitan jika harus menaikkan upah karyawan dan menyesuaikan dengan
kebutuhan karyawan dengan gaya hidup jaman sekarang.

-

Akibat kelangkaan bahan baku pada saat itu, maka adanya kebijakan yang
mengharuskan melakukan kegiatan ekspor dengan menggunakan SPLK, semacam
sertifikasi. CV. TUNAS JAYA merasakan begitu sulitnya kebijakan tersebut untuk
pengusaha kecil dan menengah karena membuat SPLK tidaklah murah dengan
biaya pembuatan seharga 30 juta sampai 50 juta. Namun jika tidak membuat
SPLK maka dapat meminjam ke EMKL, namun juga dikenakan tarif peminjaman
sebesar 7 juta per container yang diperkirakan tidak sesuai dengan keuntungan.



Hambatan yang dihadapi CV. TUNAS JAYA mengenai perubahan situasi ekonomi
Krisis global tahun 2008 ratusan dari pengusaha furniture bangkrut.. CV. TUNAS
JAYA juga mengalami grafik penjualan yang tidak stabil saat itu. Pada tahun 1998 kurs
rupiah naik menjadi Rp. 16.000,- sehingga buyer pada keadaan tertarik untuk melakukan
transaksi dengan pengusaha yang ada di Indonesia. Kenaikan kurs ini menguntungkan
bagi buyer karena produk yang akan dibelinya di Indonesia sangat murah dari pada
tahun sebelumnya. Namun keadaan berubah-ubahnya kurs ini nantinya akan membuat
kerugian jika harga bahan baku tidak sesuai dengan harga yang terlanjur disepakati
20

dengan buyer yang melakukan transaksi dengan CV. TUNAS JAYA. Kurs mata uang
asing yang tidak stabil membuat para eksportir seperti CV. TUNAS JAYA mengalami
kesulitan dalam menentukan harga valuta asing. Kesulitan tersebut berdampak pula
terhadap harga penawaran maupun permintaan dalam perdagangan. Hal ini membuat
para pedagang internasional enggan melakukan kegiatan ekspor dan impor.


Solusi dari Hambatan mengenai peraturan pemerintah yang ada dalam CV. TUNAS
JAYA
Perusahaan-perusahaan yang ada tetap menjalankan kebijakan yang berlaku
sesuai yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun juga harus meluapkan aspirasi ke
pemerintah untuk kebijakn yang sesuai yang mendukung pengusaha ekspor di Indonesia
tidak hanya menyultkan. Karena kemajuan usaha ekspor juga nantinya akan berpengaruh
pada pendapatan atau pajak pemerintah yang akan bertambah. Jika pengusaha ekspor
disulitkan maka justru akan memperburuk keadaan ekonomi Indonesia.



Solusi dari Hambatan yang dihadapi CV. TUNAS JAYA mengenai perubahan situasi
ekonomi
Solusi yang mungkin akan mengurangi hambatan tersebut adalah menjaga
kestabilan kurs valuta asing. Kestabilan kurs valuta asing mempermudah para pedagang
internasional dalam meramal nilai rupiah dari hasil ekspornya. Dengan kepastian nilai
rupiah ini, para eksportir menjadi lebih mudah dalam menentukan harga tawar menawar
di pasar internasional. Keadaan ini menghilangkan keraguan eksportir untuk melakukan
perdagangan internasional.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai perumusan masalah di atas maka, Penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Prosedur Ekspor pada CV. TUNAS JAYA sebagai berikut :
21

-

Pertama Purchase Order (PO) dari buyer dikirim ke performa invoice, buyer

-

memilih produk yang diinginkan dan dikirim ke performa invoice.
Menentukan pembayaran
Menghubungi EMKL dan forwarder yang menyediakan jasa kapal
Kirim invoice, packinglist,dll
Setelah mengirim final packing list dan invoice maka forwarder mengirim drag

-

B/L dan dilakukan pengecekan lagi
Diproses EMKL dan adibuat COO dan sertifikat Of FUMIGATION.
Jika buyer belum mengirim DP maka dokumen-dokumen belum boleh dikirim

-

kebuyer.
Jika semua dokumen sudah benar dan buyer sudah melakukan pembayaran makan

countainer dapat masuk kekapal.
2. Hambatan yang dialami CV. TUNAS JAYA berkaitan dengan peraturan pemerintah
yang terkadang justru menyulitkan beberapa pengusaha ekspor dan berkaitan dengan
situasi ekonomi yang tidak stabil terlebih kurs valuta asing yang kadang naik dan
turun. Dengan harga bahan baku yang tidak sesuai jika disesuaikan dengan perubahan
harga jual produk yang ditawarkan.
B. SARAN
Pengusaha pengusaha ekspor seperti CV. TUNAS JAYA harus juga ikut berpasrtisipasi ke
pemerintah seperti meluapkan aspirasi untuk penetuan kebijakan selanjutnya yang sesuai
dan tidak menyulitkan. Keikutsertaan membayar pajak pemerintah akan membantu
perekonomian Indonesia. Selain itu mempererat hubungan dengan buyer yang akan
dilayani.
C. SUMBER DATA


Sumber Data
Director
Owner

/

: Ms. Tika Wahyu
Luwang, Gatak, Sukoharjo
Central Java Indonesia

Address

:

Telephone

: +62 271 782 332

Facsimile

: +62 271 782 930

Email

:

info@tunasjayafurnishing.com;
info.tunasjaya@gmail.com
22

57557

Website

: www.tunasjayafurnishing.com

Telephone

: +62 271 782 332

Facsimile

: +62 271 782 930

23