PERANAN GEREJA BATAK KARO PROTESTANDALAM MELESTARIKAN DAN MEMPERTAHANKAN KEBUDAYAAN SUKU BATAK KARO (STUDI DIKECAMATAN MEDAN SELAYANG).

ABSTRAK

Yolanda Rafella M. Sari, NIM.309122059. Peranan Gereja Batak Karo Protestan
dalam Melestarikan dan Mempertahankan Kebudayaan Suku Batak Karo (Studi di
Kecamatan Medan Selayang). Skripsi, Pendidikan Antropologi. Fakultas Ilmu Sosial.
Universitas Negeri Medan. 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Misi Gereja Batak Karo Protestan yang
berkaitan langsung dengan pelestarian budaya yang menyebabkan orang Karo yang menjadi
jemaat GBKP di Kecamatan Medan Selayang lebih mampu mempertahankan kebudayaannya
daripada yang bukan jemaat GBKP dan kegiatan-kegiatan serta upaya yang dilakukan oleh
Gereja Batak Karo Protestan dalam melestarikan dan mempertahankan budaya Batak Karo.
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, maka peneliti menggunakan metode
penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Kemudian tehnik
untuk mengumpulkan dilakukan dengan cara observasi ke lokasi penelitian yaitu GBKP yang
berada di Kecamatan Medan Selayang. Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan bagaimana misi, kegiatan dan upaya yang dilakukan GBKP dalam
melestarikan dan mempertahankan kebudayaan Suku Batak Karo, dalam hal ini yang
diwawancarai adalah tokoh-tokoh gereja seperti pertua dan seksi budaya, juga dipelajari
dokumen berupa program kerja GBKP, baik GBKP moderamen maupun GBKP setiap Runggun.
Begitu juga dengan buku dan catatan yang digunakan oleh GBKP dalam setiap aktifitasnya,
seperti Tata Ibadah, buku PA, buku Liturgi, dan Kitab Ende-Enden dan Penambahen EndeEnden GBKP.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa GBKP memiliki misi yang berkaitan langsung
dengan pelestarian budaya. Misi ini merupakan upaya yang dilakukan untuk mewujudkan visi
GBKP yaitu “Nggeluh bagi kula Ni Kristus (Berlaku sebagai Tubuh Kristus)”. Misi tersebut
adalah meningkatkan penghargaan terhadap kemanusiaan sehingga muncul rasa solidaritas dan
berbudaya. Misi ini menjadi proritas kerja GBKP pada tahun 2015 yang terumus dalam
peningkatan sosial, ekonomi dan budaya jemaat. Bertahannya budaya Suku Batak Karo pada
Jemaat GBKP di Kecamatan Medan Selayang disebabkan karena kebudayaan yang dilestarikan
tidak bertentangan dengan ajaran GBKP dan masih bertumbuhnya kesadaran jemaat untuk
melestarikan dan mempertahankan kebudayaan tersebut. Kebudayaan yang dilestarikan tersebut
antara lain adalah uis gara dan kampuh, musik tradisional Karo yang dipadukan dengan musik
keyboard/piano gereja, ornamen atau seni ukir Karo dan bahasa Karo.
Untuk melestarikan dan mempertahankan kebudayaan Suku Batak Karo, GBKP di
Kecamatan Medan Selayang melakukan berbagai kegiatan dan upaya. Kegiatan tersebut antara
lain adalah Gendang guro-guro aron, kerja rani, minggu budaya, seminar budaya dan lain
sebagainya. Selain itu jemaat gereja berperan serta dalam setiap kegiatan suka dan duka jemaat
lain dengan membawa dan menggunakan benda budaya khas Karo, serta dalam setiap kegiatan
diupayakan menggunakan bahasa Karo sebagai media komunikasi. Dengan demikian jemaat
GBKP dapat terjun langsung dalam pengalaman dan pengamalan warisan budaya Karo.
Pada akhirnya penulis menyimpulkan bahwa GBKP telah menunjukkan peranannya
dalam melestarikan dan mempertahankan kebudayaan Suku Batak Karo terutama di Kecamatan

Medan Selayang.
Kata kunci : peranan GBKP dan pelestarian budaya Karo
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliah dan skripsi
yang berjudul “Peranan Gereja Batak Karo Protestan dalam Melestarikan
dan Mempertahankan Kebudayaan Suku Batak Karo (Studi di Kecamatan
Medan Selayang)”
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan. Tidak sedikit tantangan yang dihadapi oleh penulis
selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini, namun atas berkat dan
pertolongan Tuhan penulis diberi kekuatan dalam menjalani semua. Sepenuhnya
penulis menyadari atas kekurangan-kekurangan dalam penulisan skripsi ini
sehingga belum dapat dikatakan sempurna..
Dalam kesempatan ini penulis dengan segala ketulusan dan kerendahan
hati mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. IbnuHajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Dr. H. Restu M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta
jajarannya.
3. Ibu Dra. Puspitawati M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Antropologi.

ii

4. Bapak Payerli Pasaribu M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah memberikan banyak bimbingan, saran dan arahan kepada penulis
sejak awal dari pembuatan hingga skripsi ini selesai.
5. Bapak Dr. phil Ichwan Azhari dan Ibu Supsiloani, M.Si selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan banyak masukan dan
arahan selama mengikuti perkuliahan.
6. Ibu Supsiloani, M.Si, Bapak Drs. Tumpal Simarmata M.Si dan Ibu Trisni
Andayani M.Si selaku Dosen Penguji Skripsi yang memberikan banyak
saran dan masukan kepada penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan civitas Program Studi Antropologi Universitas Negeri
Medan.
8. Bapak Pt. Daniel Ginting, Pt. Tamasena Tarigan, Pt. Djosmeri Surbakti

dan seluruh Pimpinan Jemaat Gereja Batak Karo Protestan di Kecamatan
Medan Selayang yang telah memberikan banyak informasi dan membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Camat Zulfakhri Ahmadi S.Sos selaku Camat Medan Selayang.
10. Teristimewa kepada orangtua yang sangat penulis sayangi, Ayahanda Pt.
Drs. Timotius D. Tarigan dan Ibunda Hemmy Fiolina Br. Barus, S.Sos
yang telah melahirkan, membesarkan, merawat serta memenuhi
kebutuhan hidup penulis selama ini. Terimakasih untuk doa, motivasi,
tenaga dan materi yang telah diberikan. Pengorbanan dan kasih sayang
Ayahanda dan Ibunda tidak akan pernah dapat penulis balas dan lupakan,

iii

hanya doa yang penulis panjatkan kepada Tuhan agar memberikan
kesehatan, umur yang panjang dan selalu dalam lindunganNya.
11. Teristimewa juga kepada Adinda Yonatha Kevin Parlindungan Tarigan
yang telah meyanyangi, memberikan motivasi dan semangat serta
mendukung penulis hingga skripsi ini selesai.
12. Kepada seluruh keluarga besar saya yang tidak dapat di sebutkan satu per
satu, terimakasih atas kasih sayang, doa dan dukungannya.

13. Teristimewa kepada sahabat terbaik Zulfina Pasaribu, Marta Sihombing
dan Linda Lestari Bangun. Terima kasih buat dukungan, doa dan
persahabatan yang telah kita jalanai selama ini. Suka dan duka yang telah
kita jalani tidak akan dapat penulis lupakan. Semoga Tuhan yang selalu
melindungi kita, memberikan berkatNya agar segala yang kita cita-citakan
dapat terwujud.
14. Teristimewa kepada Abanganda August Remon Sirait, S.Pd yang telah
meluangkan waktu, mamberikan doa dan motivasi kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
15. Seluruh kerabat Pendidikan Antropologi 2009, Ramika Dewi Saragih,
Devi Windu, Sriyani, Alex B. Panjaitan, Mamopar, Hotnida, Rahyu
Swisty dan seluruh kerabat seperjuangan Pendidikan Antropologi yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
16. Teman-teman PPL-T SMA Negeri 2 Kabanjahe, Ika Valentina, Timawati,
Jelita Panggabean, Nelly C.Lumbangaol, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu. Dan juga kepada siswa-siswa penulis selama PPL,

iv

Damarisa, Alni, Anita Ayu, Yemima, Puput, yang telah memberikan

semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, oleh sebab
itu penulis terbuka terhadap saran yang membangun dari berbagai pihak. Penulis
berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua khususnya di Pendidikan Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. TerimaKasih

Medan, Agustus 2013
Penulis,

Yolanda Rafella M. Sari

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .....................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...................................................................................


ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................

vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

1

1.1 Latar Belakang Penelitian ...........................................................

1

1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................

4

1.3 Pembatasan Masalah ...................................................................


4

1.4 Rumusan Masalah .......................................................................

5

1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................

5

1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................

7

2.1 Kajian Pustaka ............................................................................


7

2.1.1 Kecenderungan Budaya Mengalami Perubahan ...............

7

2.1.2 Upaya Mempertahankan Kebudayaan ..............................

8

2.1.3 Peranan Gereja dalam Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Daerah .................................................................

9

2.2 Kerangka Teori ..........................................................................

11


2.2.1 Kebudayaan .....................................................................

11

2.2.2 Identitas Sosial .................................................................

13

2.2.3 Peranan .............................................................................

14

2.2.4 Pelestarian Budaya ...........................................................

16

2.3 Kerangka Konseptual .................................................................

17


2.3.1 Peranan .............................................................................

17

2.3.2 Gereja Batak Karo Protestan ............................................

18

2.3.3 Pelestarian Budaya ...........................................................

18

2.4 Kerangka Berpikir .......................................................................

19

vi

BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................

21

3.1 Jenis Penelitian ...........................................................................

21

3.2 Lokasi Penelitian.........................................................................

22

3.3 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ......................................

22

3.4 Teknik Pengumpulan Data..........................................................

23

3.4.1 Pengamatan (Observasi) ....................................................

23

3.4.2 Wawancara (Interview)......................................................

24

3.4.3 Studi Dokumen .................................................................

24

3.5 Teknik Analisa Data ..................................................................

21

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN .............................

28

4.1

Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................

28

4.1.1 Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) di Kecamatan
Medan Selayang ................................................................

28

Berdirinya GBKP di Kecamatan Medan Selayang ........

34

4.2

Sejarah Gereja Batak Karo Protestan .......................................

35

4.3

Misi Gereja Batak Karo Protestan yang berkaitan dengan

4.1.2

Pelestarian Budaya ...................................................................

41

4.4

Kebudayaan yang dilestarikan oleh GBKP ..............................

44

4.5

Bertahannya Budaya Suku Batak Karo pada Jemaat GBKP
di Kecamatan Medan Selayang ................................................

46

Upaya GBKP dalam Pelestarian Budaya .................................

51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................

61

A. Kesimpulan ...................................................................................

63

B. Saran ............................................................................................

66

4.6

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Statistik Kecamatan Medan Selayang .............................................

29

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk berdasarkan Suku .........................................

29

Tabel 4.3 Statistik Jemaat GBKP di Kecamatan Medan Selayang ..................

33

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Setiap

suku

bangsa

memiliki

ciri

khas

masing-masing

yang

membedakannya dengan suku lain. Ciri khas inilah yang akan membentuk
identitas suatu suku bangsa. Identitas tersebut tampak dari budaya yang dimiliki
baik yang dapat dilihat secara nyata maupun yang tidak nyata. Secara eksplisit,
budaya suatu suku bangsa lebih banyak tampak dalam hal makanan khas, pakaian
adat khas, bahasa, kegiatan adat dan lain sebagainya. Suku Batak Karo misalnya,
memiliki ciri khas yang menjadi identitas bagi mereka. Cimpa, terites, tasak telu
sebagai makanan khas, ertutur, merga silima, tutur siwalu, rakut sitelu sebagai
sistem organisasi sosial dan kekerabatan, gendang, sarune, ketteng-ketteng,
landek sebagai bentuk kesenian, dan bahasa karo sebagai bahasa khas.
Pada hakikatnya semua suku bangsa berupaya untuk melestarikan dan
mempertahankan kebudayaannya. Hal ini tampak dari masih digunakannya bahasa
khas masing-masing sebagai alat komunikasi pada kegiatan sehari-hari, baik
kegiatan adat maupun keagamaan. Tetapi ada kalanya beberapa suku mengalami
erosi atau pengikisan kebudayaan yang disebabkan oleh kontak dengan budaya
lain, terutama masyarakat di perkotaan. Erosi atau pengikisan kebudayaan yang
dimaksud ditandai dengan kurangnya pemahaman masyarakat suatu suku terhadap
kebudayaannya sendiri.

1

Masyarakat Suku Batak Karo juga mengalami hal yang demikian. Pada
umumnya generasi muda sudah banyak yang tidak mengenal budayanya lagi.
Terutama Suku Batak Karo yang tinggal di daerah perkotaan. Namun, tidak
seluruhnya masyarakat Suku Batak Karo mengalami erosi kebudayaan tersebut,
karena masih ada yang mampu mempertahankan kebudayaannya. Masyarakat
Suku Batak Karo yang masih mempertahankan dan melestarikan kebudayaan
tersebut khususnya adalah masyarakat Suku Batak Karo yang menjadi jemaat di
Gereja Batak Karo Protestan.
Gereja sendiri berasal dari bahasa Protugis igreja, yang berarti kumpulan
orang yang dipanggil ke luar dari dunia. Secara umum gereja diartikan sebagai
persekutuan, perhimpunan dan pertemuan orang Kristen yang memiliki mazhab
atau aliran. Gereja Batak Karo (GBKP) sendiri adalah gereja yang memiliki aliran
calvinis. Gereja Batak Karo Protestan merupakan salah satu wadah perkumpulan
masyarakat Suku Batak Karo yang beragama Kristen Protestan yang dalam
aktifitasnya menggunakan beberapa kebudayaan khas suku tersebut.
Dari pengamatan sehari-hari, dalam berbagai kegiatan masyarakat Suku
Batak Karo yang menjadi jemaat GBKP, masih menggunakan bahasa karo dalam
percakapan dan tegur sapa sehari-hari. Begitu juga dalam ertutur (mencari
hubungan kekerabatan), masyarakat Suku Batak Karo jemaat GBKP lebih paham
dan leluasa dalam menggunakan istilah-istilah untuk mengetahui kekerabatan
dengan orang lain.
Dalam berbagai kegiatan di kehidupan sehari-hari, misalnya pada saat
pesta adat Suku Batak Karo, terlihat jelas perbedaan masyarakat Suku Batak Karo

2

yang jemaat GBKP dan yang bukan jemaat GBKP. Pada kesempatan erbelas ras
mbereken pedah (memberikan nasehat), masyarakat Suku Batak Karo yang GBKP
akan dengan mudahnya berbicara memberikan nasehat dalam bahasa karo.
Berbeda dengan masyarakat Suku Batak Karo yang bukan GBKP, kebanyakan
menggunakan bahasa Indonesia saat diberikan kesempatan untuk memberikan
nasehat.
Tidak hanya bahasa karo, ada beberapa kebudayaan Suku Batak Karo yang
secara kasat mata menjadi identitas dan terus digunakan oleh masyarakat Suku
Karo yang menjadi jemaat GBKP. Benda budaya seperti uis nipes (sejenis ulos
dalam Batak Toba), pakaian adat lengkap, dan kesenian seperti landek (menari)
sering di tunjukkan dalam berbagai kegiatan suka dan duka.. Beberapa
kebudayaan yang disebutkan diatas masih digunakan oleh masyarakat Suku batak
karo yang menjadi jemaat di GBKP. Berbeda dengan beberapa masyarakat Suku
Batak Karo yang bukan jemaat GBKP yang sudah banyak tidak menggunakan
beberapa kebudayaan tersebut sebagai penunjuk identitas dan pelestarian budaya
Batak Karo.
Dari kenyataan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk
mengetahui bagaimana Peranan Gereja Batak Karo Protestan dalam
Melestarikan dan Mempertahankan Kebudayaan Suku Batak Karo (Studi di
Kecamatan Medan Selayang).

3

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan dalam upaya memudahkan penelitian ini sebagai berikut :
1. Ciri khas kebudayaan Suku Batak Karo
2. Gambaran kehidupan dan kebudayaan masyarakat Batak Karo di
Kecamatan Medan Selayang
3. Sejarah Gereja Batak Karo Protestan
4. Perubahan kebudayaan di Kecamatan Medan Selayang
5. Strategi adaptasi sosial dan budaya yang dilakukan masyarakat Batak Karo
secara individu, kelompok dan masyarakat terhadap masyarakat setempat
6. Perubahan-perubahan

yang terjadi dalam

adaptasi

sosial

budaya

masyarakat Etnis Karo di Kota Medan
7. Peranan

Gereja

Batak

Karo

Protestan

dalam

melestarikan

dan

mempertahankan kebudayaan Batak Karo (studi di Kecamatan Medan
Selayang).

1.3 Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, tampak bahwa banyak masalah yang
dihadapi, untuk itu dalam penelitian ini perlu diadakan pembatasan yaitu:
“Peranan Gereja Batak Karo Protestan dalam melestarikan dan
mempertahankan kebudayaan Suku Batak Karo (Studi di Kecamatan Medan
Selayang).”

4

1.4 Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Misi Gereja Batak Karo Protestan yang berkaitan langsung dengan
pelestarian budaya ?
2. Mengapa orang Karo yang menjadi jemaat GBKP di Kecamatan Medan
Selayang lebih mampu mempertahankan budayanya daripada yang bukan
jemaat GBKP ?
3. Bagaimana upaya Gereja Batak Karo Protestan agar para jemaat mampu
melestarikan dan mempertahankan kebudayaan Batak Karo ?

1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah
sebagaimana disebut dibawah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang menjadi Misi Gereja Batak Karo Protestan
yang berkaitan langsung dengan pelestarian budaya.
2. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan orang Karo yang menjadi
jemaat

GBKP

di

Kecamatan

Medan

Selayang

lebih

mampu

mempertahankan budayanya daripada yang bukan jemaat GBKP
3. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan dan upaya yang dilakukan oleh
Gereja Batak Karo Protestan dalam melestarikan dan mempertahankan
budaya Batak Karo.

5

1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini
adalah sebagaimana yang disebut dibawah ini yaitu :
1. Sebagai sumbangan bahan kajian dalam pengembangan ilmu Antropologi
Sosial khususnya mengenai sebab akibat peranan Gereja Batak Karo
Protestan dalam melestarikan dan mempertahankan kebudayaan suku
Batak Karo.
2. Sebagai sumbangan pemikiran untuk penelitian selanjutnya.
3. Sebagai bahan refrensi Ilmiah Antropologi Sosial untuk perpustakaan
Unimed.
4. Bagi pengambil kebijakan khususnya Gereja Batak Karo Protestan hasil
penelitian ini digunakan untuk melestarikan dan mempertahankan
kebudayaan Etnis Batak Karo.
5. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Gereja Kesukuan khususnya Gereja
Batak Karo Protestan tentang bagaimana pelestarian dan kebertahanan
budaya tersebut.

6

63

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan
Gereja Batak Karo Protestan adalah gereja protestan yang melayani
masyarakat Suku Batak Karo. Gereja masyarakat Karo ini berdiri sejak 18 April
1890 di Tanah Karo. Namun seiring perkembangan jemaat, Gereja Batak Karo
Protestan atau yang biasa disebut GBKP ini berkembang ke berbagai daerah baik
desa maupun kota, termasuk di Kecamatan Medan Selayang.
Di kecamatan Medan Selayang sendiri ada tujuh Gereja Batak Karo
Protestan yang tersebar di enam kelurahan. Gereja tersebut adalah GBKP
Runggun Tanjung Sari Medan, GBKP Runggun Pasar Pitu Medan, GBKP
Runggun Pasar IV Selayang II Medan, GBKP Runggun Pasar VI Selayang II
Medan, GBKP Runggun Kampung Susuk Medan, GBKP Runggun Setia Budi
Medan, dan GBKP Runggun Sunggal-Asam Kumbang Medan.
Dari hasil penelitian didapat beberapa kesimpulan yaitu :
1. Gereja Batak Karo Protestan memiliki misi yang berkaitan langsung
dengan pelestarian budaya. Misi ini merupakan upaya yang dilakukan
untuk mewujudkan visi GBKP yaitu “Nggeluh bagi kula Ni Kristus
(Berlaku sebagai Tubuh Kristus)”. Misi tersebut adalah meningkatkan
penghargaan terhadap kemanusiaan sehingga muncul rasa solidaritas dan
berbudaya. Misi ini menjadi proritas kerja GBKP pada tahun 2015 yang
terumus dalam peningkatan sosial, ekonomi dan budaya jemaat.

63

2. Bertahannya budaya Suku Batak Karo pada Jemaat GBKP di Kecamatan
Medan Selayang disebabkan karena kebudayaan yang dilestarikan
merupakan kebudayaan yang tidak bertentangan dengan ajaran GBKP dan
masih

bertumbuhnya

kesadaran

jemaat

untuk

melestarikan

dan

mempertahankan kebudayaan tersebut, sehingga dengan demikian
masyarakat Suku Batak Karo yang menjadi jemaat GBKP lebih mampu
melestarikan dan mempertahankan kebudayaannya. Kebudayaan yang
dilestarikan tersebut antara lain adalah uis gara dan kampuh, musik
tradisional Karo yang dipadukan dengan musik keyboard/piano gereja,
ornamen atau seni ukir Karo dan bahasa Karo.
3. Untuk melestarikan dan mempertahankan kebudayaan Suku Batak Karo,
Gereja Batak Karo Protestan di Kecamatan Medan Selayang melakukan
berbagai kegiatan dan upaya. Kegiatan tersebut antara lain adalah Gendang
guro-guro aron, kerja rani, minggu budaya, seminar budaya dan lain
sebagainya. Selain kegiatan diatas jemaat gereja berperan serta dalam
setiap kegiatan suka dan duka jemaat lain dengan membawa dan
menggunakan benda budaya khas Karo. Selain itu dalam setiap kegiatan
diupayakan menggunakan bahasa Karo sebagai media komunikasi.
Dengan demikian jemaat GBKP dapat terjun langsung dalam pengalaman
dan pengamalan warisan budaya Karo.
Kesemuanya kegiatan tersebut adalah bentuk pelestarian budaya guna
mempertahankan budaya Suku Batak Karo yang dilakukan oleh Gereja Batak
Karo Protestan (GBKP) di Kecamatan Medan Selayang. Kegiatan tersebut

64

menunjukkan dan memperkenalkan identitas sebagai masyarakat Karo yang
berbudaya. Dari berbagai kegiatan yang dilakukan tentunya memiliki kelebihan
dan kekurangan. Kelebihan dalam kegitan dan upaya yang dilakukan tentunya
membawa angin segar bagi pelestarian budaya, namun kekurangan pun tidak luput
dari berbagai kegiatan tersebut. GBKP sendiri kurang mampu mengajarkan
bahasa Karo bagi anak-anak KA-KR dan PERMATA (pemuda gereja). Padahal
sebagai generasi penerus, ujung tombak lestarinya budaya tersebut terletak pada
generasi muda yang ada sekarang ini. Selain itu, apabila anak-anak dan kaum
pemuda kurang bisa atau bahkan tidak bisa berbahasa Karo tentunya identitas
sebagai Masyarakat suku Batak Karo akan terkikis.
Semua kegiatan, upaya dan pelaksanaan kegiatan tersebut menunjukkan
bahwa Gereja Batak Karo Protestan sudah berperan dalam melestarikan dan
mempertahankan kebudayaan Suku Batak Karo.

65

1.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan
beberapa saran, yaitu :
1. Masyarakat Karo agar lebih mencintai budayanya sehingga tumbuh rasa
kesadaran untuk melestarikan dan mempertahankan budaya tersebut.
2. Gereja Batak Karo Protestan sebagai gereja Suku Batak Karo harus lebih
berperan aktif dalam kegiatan pelestarian budaya tersebut karena apabila
GBKP tidak memberikan peranan maka GBKP sendiri akan kehilangan
identitasnya sebagai Gereja Masyarakat Karo.
3. Kaum Ibu (Moria) dan Kaum Bapak (Mamre) dalam kegiatan dan
berkomunikasi di lingkungan gereja, rumah, dan saat kegiatan suka dan
duka diharapkan dapat menggunakan bahasa Karo. Hal ini akan menjadi
contoh bagi anak-anak agar mengerti dan mau menggunakan Bahasa Karo,
terlebih hal ini sangat penting sebagai dasar identitas masyarakat Karo di
masa mendatang.
4. Para generasi muda juga sebaiknya lebih mampu melestarikan dan
mempertahankan kebudayaan terutama di era modernisasi dan globalisasi
agar budaya yang dimiliki tidak hilang dimakan zaman.
5. Seluruh jemaat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pelestarian budaya agar
budaya yang diwariskan kepada masyarakat Suku Batak Karo dapat terus
dilestarikan dan dipertahankan.
6. Perlunya pendokumentasian berbagai kegiatan gereja, khusunya yang
berbau budaya agar ada bukti nyata bahwa Gereja Batak Karo Protestan di

66

Kecamatan Medan Selayang telah dan sudah pernah melakukan kegiatan
serta upaya guna melestarikan dan mempertahankan kebudayaan khas
Suku Batak Karo.

67

DAFTAR PUSTAKA

Damanik, Harry. 2013. Perkembangan Gereja Kristen Protestan Simalungun
(GKPS) Perbaungan (1977-2012). Medan : Unimed
Jenkins, Richard. 2008. Identitas Sosial, edisi kedua. Medan: Bina Media Perintis.
Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
_____________.1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.
_____________. 2004. Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta:
djambatan.
Limbeng, Julianus. 2012. Solidaritas GBKP (Internal-Eksternal). Kabanjahe:
Moderamen Gereja Batak Karo Protestan
Moleong Lexy, J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya Oofsset.
Perret, Daniel. 1995. Kolonialisme dan Etnisitas : Batak dan Melayu di Sumatera
Timur Laut. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
Simandjuntak, BA. 1986. Pemikiran Tentang Batak. Medan: Pusat Dokumentasi
dan Pengkajian Kebudayaan Batak.
Sinuraya, P. 2004. Bunga Rampai Sejarah Gereja Batak Karo Protestan(GBKP)
Jilid II. Medan : Merga Silima.
Sirait, August R. 2010. Peranan Surat Kabar dalam Menyebarkan Ajaran Agama
Kristen Protestan di Tapanuli(1890-1933). Medan: Unimed
Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. _____:_____
Tarigan, Sarjani MSP. 2008. Dinamika Orang Karo, Budaya dan Modernisme.
Medan: Balai Adat Budaya Karo Indonesia.
______,___________. 2011. Kepercayaan Orang Karo. Medan: Balai Adat
Budaya Karo Indonesia.

Sumber lain :
Razali, Ratna. 2012. Kecenderungan Budaya Mengalami Perubahan. avalable at :
http://www.geocities.ws/konferensinasionalsejarah/ratna_razali_jaran_kep
ang.pdf. Diakses19 Mei 2013 pukul 14.25 WIB
Marlina, Santi.2011. Upaya mempertahankan Kebudayaan. avalable at :
http://santimarlina.files.wordpress.com/2011/11/analisis-melestarikankebudayaan.pdf/. Diakses 21 Mei 2013 pukul 20.55 WIB
Anonim, 2013. Pengertian Peranan. avalable at :
http://www.kaghoo.blogspot.com/2010/11/pengertianperanan.html.,
Diakses 12 April 2013, pukul 20.00 wib
Anonim, 2013. Pelestarian Budaya. avalable at :
http://husinpeng.blogdetik.com,teori+pelestarian+budaya/?p=250.
Diakses 10 April 2013, pukul 15.00 wib
Kumenit, Steven. Refleksi Kerja Rani GBKP. avalable at :
http://www.stevenkumenit.blogspot.com/2011/01/kerja-ranipesta-panenimamat-235-24.html. Diakses 18 Juli 2013 pukul 21.45 WIB
Moderamen GBKP.2013. avalable at :
http://gbkp-sejarah.blogspot.com/2012/04/sejarah-masuknya-injil-ketanah-karo.html. Diakses 12 april 2013, 20.00 wib
http://skripsi.uin.ac.id/doc/BabI/2009-1-004690bn%202.pdf/.
Diakses 19 Mei 2013 pukul 12.55 WIB
http://yudhim.blogspot.com/2009/02/dinamika-masyarakat-dan-kebudayaan.html/
diakses 17 April 2013

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Ant

1 91 173

Preposisi Dalam Bahasa Batak Karo

10 100 93

Partikel Dalam Bahasa Batak Karo

1 41 62

Pandangan Suku Batak Karo Tentang Kebiasaan Pada Ibu Pasca Melahirkan Di Desa Sukandebi Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi Tahun 2015

24 221 69

Sistem Informasi Forum Gereja Batak Karo Protestan

0 6 1

PERANAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN DALAM MEMPERTAHANKAN DAN MELESTARIKAN BUDAYA SUKU KARO DI KECAMATAN KABANJAHE.

0 13 22

RUANG SOSIAL BARU PEREMPUAN KARO (STUDI KASUS PEREMPUAN MENJADI PENDETA DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN).

1 5 22

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Anta

0 1 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam

0 1 7

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Anta

0 1 15