Analisa Modal Kerja pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 1. Sejarah PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Sejarah listrik di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di

  wilayah Indonesia Tahun 1893 didaerah batavia (Jakarta sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan yang sekarang ada di Jl.

  Listrik No. 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NVIWM) Brastagih dan Tarutung (1929), Tanjung Balai (1931) milik Gemeente – Kotapraja, Labuhan Bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

  Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerja dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu. Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik diseluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu,maka dengan Penetapan Pemerintah NO. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik.

  Sejarah memang membuktikan bahwa dalam suasana yang makin memburuk

  9 dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) UUD 1945.

  Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Lisrik Negara Distributor Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli)yang mula – mula dikepalai R.Sukarno (merangkap kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan diubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Ekploitasi. Tahun 1965, PBU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9/PRT/64 DAN Peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Ekploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

  Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS s009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Sibolga, P.Siantar (Berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

  10 Setelah di keluarkannya peraturan pemerintah No. 23/1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai Persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi listrik yang terus meningkat dewasa ini. Pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit

  

center dan cost center. Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan

  kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT

  II yang tanggungjawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.

  Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi-indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi Pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K/023/DIR/1996 .

  Tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang dipisah dari PT PLN

  11 (Persero) Wilayah II, maka fungsi- fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PT PLN (Persero) Wilayah II terpisah tanggung jawab pengelolaannya ke PT PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PT PLN (Persero) Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik. Pada Tahun 2003 PT PLN (Persero) Wilayah II berubah menjadi PT. PLN (Persero)Wilayah Sumatera Utara.

2. Logo PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

2.1. Bentuk Logo

  Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal: 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.

Gambar 2.1 Logo PT. PLN (Persero)

  Sumber : www.pln.co.id (tahun 2013)

  12

2.2. Elemen Dasar Logo 1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Gambar 2.2 Bidang Persegi Panjang Vertikal

  Sumber : www.pln.co.id (tahun 2013) Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Gambar 2.3 Petir

  Sumber : www.pln.co.id(tahun 2013)

  13 Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT. PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.

3. Tiga Gelombang

Gambar 2.4 Tiga Gelombang

  Sumber : www.pln.co.id(tahun 2013) Memiliki arti gayarambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT. PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

  14

  

3. Visi, Misi, Moto dan Tata Nilai PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera

Utara

  3.1. Visi

  Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

  3.2. Misi 1.

  Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

  2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

  3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

  4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

  3.3. Moto Moto Perusahaan ini adalah “Listrik untuk kehidupan yang lebih baik”.

  3.4. Tata Nilai Perusahaan

  Tata nilai PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara berpedoman pada Tata Nilai Perusahaan yang ditetapkan oleh PLN Pusat meliputi sikap-sikap Saling percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar (SIPP) yang dituangkan dalam Pedoman Perilaku/Code of Conduct (COC).

  15

4. Jaringan Usaha Terkini

  PT. PLN (Persero) Sumatera Utara sesungguhnya merupakan representasi (gabungan) dari beberapa unit yang beroperasi secara bersama di wilayah kerja Propinsi Sumatera Utara. Di dalamnya terdapat 6 unit PLN yang masing- masing memiliki fungsi spesifik yang saling melengkapi dalam satu sistem operasi ketenagalistrikan, yaitu: 1.

  PT. PLN (Persero) Sumut dan Aceh, yang tugas utamanya melakukan pembangunan Pusat Pembangkit, Jaringan Transmisi serta Gardu Induk.

  2. PT. PLN (Persero Pembangkit Sumatera Bagian Utara), bertanggung jawab atas pengoperasian serta pemeliharaan pembangkit untuk memproduksi tenaga listrik dalam jumlah besar yang bersumber dari pemanfaatan berbagai energi primer.

  3. PT. PLN (Persero) P3B Sumatera – Unit Pengatur Beban Sumatera Bagian Utara, bertugas menyalurkan tenaga listrik dalam jumlah besar dari pusat pembangkit listrik ke pusat beban melalui jaringan transmisi bertegangan tinggi, dan pengoperasian sistem tenaga listrik.

  4. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, berfungsi mendistribusikan tenaga listrik dari Gardu Induk sampai ke tangan konsumen melalui Jaringan.

  5. Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR), Gardu Distribusi dan Sambungan Rumah (SR).

  6. PT. PLN (Persero) Udiklat Tuntungan, menyediakan jasa pendidikan dan pelatihan bagi pegawai PLN maupun instansi lain diluar PLN yang membutuhkan.

  16 Secara Umum PLN Regional Sumut ini melayani daerah yang meliputi 20Kabupaten, dan 7 Kota madya se–Propinsi Sumatera Utara. Dalam memberikan layanan PLN didukung oleh 7 unit Kantor Cabang, 11 Rayon, 50 Ranting, 4 Sub Ranting dan 114 Kantor Jaga.

5. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

  Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  Struktur organisasi diharapkan akan dapat memberikan gambaran tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan antar bagian berdasarkan susunan yang ada. Struktur organisasi juga diharapkan dapat menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang menghasilkan tercapainya komunikasi,koordinasi, dan integritas secara efisien dari segenap kegiatan.

  Berdasarkan Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Nomor 257 .K/DIR/2014 Tentang Uraian Fungsi dan Tugas Pokok Pada Organisasi PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara terdiri dari: 1.

   General Manager 2. Bidang Perencanaan, terdiri dari: a.

  Sub Bidang Perencanaan Perusahaan b. Sub Bidang Perencanaan Sistem Kelistrikan c. Sub Bidang Teknologi Informasi

  • Sub Sub Bidang Operasi Infrastruktur dan Aplikasi Teknologi Informasi

  17

3. Bidang Distribusi a.

  Sub Bidang Konstruksi b. Sub Bidang Perencanaan Pola Operasi dan Pemeliharaan Sistem

  Distribusi

  • Sub Sub Bidang Pengelolaan Aset Distribusi c.

  Sub Bidang Efisiensi, Pengukuran dan Mutu Sistem Distribusi

  • Sub Sub Bidang Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik • Sub Sub Bidang Pengendalian Sistem Meter 4.

   Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan a.

  Sub Bidang Mekanisme Niaga b. Sub Bidang Administrasi Niaga

  • Sub Sub Bidang Manajemen Billing • Sub Sub Bidang Pengendalian Piutang c.

  Sub Bidang Strategi Pemasaran d. Sub Bidang Revenue Assurance 5.

   Bidang Keuangan a.

  Sub Bidang Anggaran b. Sub Bidang Keuangan

  • Sub Sub Bidang Pengelolaan Pendapatan • Sub Sub Bidang Verifikasi • Sub Sub Bidang Pembayaran • Sub Sub Bidang Pajak dan Asuransi

  18 c.

  Sub Bidang Akuntansi

  • Sub Sub Bidang Akuntansi Umum dan Biaya • Sub Sub bidang Akuntansi AT dan PDP 6.

   Bidang Sumber Daya Manusia dan Umum a.

  Sub Bidang Pengembangan SDM b. Sub Bidang Administrasi SDM

  • Sub Sub Bidang Pengelolaan Administrasi Pegawai • Sub Sub Bidang Pengelolaan Remunerasi dan Benefit c.

  Sub Bidang Hukum dan Hubungan Masyarakat

  • Sub Sub Bidang Bantuan Hukum • Sub Sub BidangHubungan MAsyarakat, Kemitraan dan Bina Lingkungan d.

  Sub Bidang Administrasi Umum dan Fasilitas

  • Sub Sub Bidang Sekretariat • Sub Sub Bidang Pengelolaan Fasilitas Kantor 7.

   Audit Internal

  Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dapat kita lihat pada gambar 2.3 di samping:

  19

  STRUKTUR ORGANISASI PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Gambar 2.3. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

  Sumber : www.pln.co.id (tahun 2013)

6. Tugas dan Fungsi Komponen Organisasi 1) General Manager

  Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis, pengelolaan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan pelanggan, dan memastikan terlaksananya Good Corporate Governance (GCG) di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. Rincian tugas pokok sebagai berikut:

  a) Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkitan (skala kecil) secara efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan.

  b) Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) wilayah Sumatera Utara.

  c) Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) wilayah Sumatera Utara dilaksanakan sesuai ketetapan direksi.

  d) Menetapkan kebijakan strategis terkait pengelolaan pengusahaan pembangkitan, penditribusian dan penjualan tenaga listrik wilayah Sumatera Utara.

  e) Menjamin pengelolaan kegiatan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang baik dalam upaya peningkatan pelayanan pelanggan. f) Mengelola sistem manajemen kinerja unit dan manajemen mutu termasuk menetapkan target kinerja unit-unit dibawah koordinasinya, memonitor dan mengendalikan pelaksanaannya.

  g) Memastikan pelaksanaan kebijakan pokok pengembangan mekanisme niaga dan operasi yang telah ditetapkan direksi.

  h) Menetapkan kebijakan strategis penyusunan dan pemantauan manajemen resiko wilayah Sumatera Utara.

i) Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota organisasi.

  j) Menetapkan Laporan Manajemen wilayah Sumatera Utara

2) Bidang Perencanaan

  Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan kerja, sistem menajemen kinerja, perencanaan investasi, pengembangan aplikasi sistem informasi, untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang memiliki efisiensi, mutu dan keandalan yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja.

  a.

  Sub Bidang Perencanaan Perusahaan Rincian tugas pokok sebagai berikut:

  a) Memonitor lingkungan eksternal yang berkaitan dengan ketenagalistrikan.

  b) Melaksanakan, koordinasi dan konsolidasi dalam penyusunan RJP dan RKAP.

c) Mengkoordinasikan penyusunan kebutuhan investasi (LKAI).

  d) e) Mereview penetapan target kinerja unit pelaksana.

  f) Mengevaluasi permasalahan kinerja unit-unit pelaksana.

  g) Membuat pedoman penilaian kinerja unit pelaksana.

  h) Membuat laporan kinerja unit sesuai pedoman. i)

  Mengidentifikasi dan mengumpulkan data pihak yang mempunyai potensi kerjasama. j) Membuat laporan manajemen dan statistik. k) Merencanakan pengembangan listrik pedesaan. l) Menyusun laporan konsolidasi keuangan listrik pedesaan. m) Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

  b.

  Sub Bidang Perencanaan Sistem Kelistrikan Rincian tugas pokok sebagai berikut:

  a) Menyusun dan memutakhirkan RPTL.

  b) Membuat perkiraan beban untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

  c) Menyusun kebutuhan investasi untuk penyediaan tenaga listrik.

  d) Membuat desain standar konstruksi jaringan distribusi.

  e) Membuat desain standar konstruksi pembangkit isolated.

  f) Membuat pedoman untuk evaluasi kelayakan investasi.

  g) Melakukan evaluasi sesuai pedoman kelayakan investasi dan penilaian finansial.

  h) Membuat, mengendalikan dan mereview rencana pengembangan sistem ketenagalistrikan. i) Membuat dan mereview standar pengembangan sistem dalam kaitannya dengan kelayakan sistem tenaga listrik untuk PB/PD pelanggan besar diatas 5 Mva. j) Menyusun rencana pengembangan sarana komunikasi dan scada. k)

  Mengendalikan anggaran investasi dengan memperhatikan efisiensi dan kinerja perusahaan. l) Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

  c.

  Sub Bidang Teknologi Informasi Rincian tugas pokok sebagai berikut:

  a) Merencanakanprogram pengembangan aplikasi sistem informasi berdasarkan bisnis proses.

  b) Merencanakan dan mengembangkan sistem multi media.

  c) Mengevaluasi kinerja sistem informasi yang ada.

  d) Mengevaluasi infrastruktur sistem informasi yang ada.

  e) Menyiapkan SOP pengelolaan aplikasi sistem informasi.

  f) Mengendalikan aplikasi-aplikasi teknologi informasi.

  g) Mengelola penyediaan, operasi dan pemeliharaan sistem informasi.

  h) Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

  d.

  Sub Bidang Layanan Database Bertanggung jawab atas rancangan database sesuai kebutuhan dalam rangka pengembangan aplikasi dan sistem aplikasi dari masing- masing user dan pengembangan layanan database serta pengamanannya.

3) Bidang Distribusi

  Bertanggung jawab atas tersusunnya strategi, standarisasi dan penerapan sistem pengelolaan jaringan distribusi dan pembangkit serta penerapan manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja, untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien dengan tingkat mutu dan keandalan yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja.

  a.

  Sub Bidang Konstruksi Rincian tugas pokok sebagai berikut:

  1) Menyusun metoda tata kelola konstruksi dan administrasi pekerjaan. 2) Membuat pedoman manajemen konstruksi. 3)

  Membina penerapan pelaksanaan konstruksi dan rehabilitasi jaringan distribusi, pembangkit dan sarana.

  4) Melaksanakan pembinaan terhadap prosedur pengadaan barang dan jasa. 5) Menyusun analisa harga satuan material dan jasa. 6)

  Mengendalikan pekerjaan pembangunan dan rehabilitasi jaringan distribusi, pembangkit dan sarana.

  7) Melaksanakan koordinasi dan mengurus perijinan dengan pihak terkait. 8) Mengelola administrasi pekerjaan konstruksi. 9) Mengendalikan administrasi material PDP dan pemeliharaan. 10) Mengelola E-Procurement. 11) Menyusun manajemen lingkungan dan keselamatan instalasi. 12)

  13) Merencanakan sistem proteksi yang handal & sistem pengukuran yang benar dan akurat.

  14) Menganalisa dan mengevaluasi unjuk kerja sistem proteksi, pengukuran dan AMR.

  15) Membuat pedoman pemeliharaan sistem proteksi, pengukuran dan AMR. 16)

  Menyusun anggaran biaya pemeliharaan sistem proteksi, pengukuran dan AMR.

  17) Menyusun kebutuhan material dan jasa pemeliharaan sistem proteksi, pengukuran, AMR.

  18) Menyusun kebutuhan peralatan tes / peralatan kerja yang dibutuhkan untuk pemeliharaan sistem proteksi dan pengukuran.

  19) Mengendalikan pelaksanaan pemeliharaan sistem proteksi, pengukuran dan AMR.

  20) Melaksanakan pengawasan mutu material distribusi (baru/operasi) khususnya material untuk sistem proteksi dan pengukuran.

  21) Mengendalikan kegiatan peneraan KWh meter dan pemeliharaan peralatan Tera.

  22) Menyusun data aset / inventarisasi peralatan proteksi dan pengukuran. 23)

  Melakukan penelitian mengenai modus-modus pencurian listrik dan kasus- kasus malfunction pada sistem proteksi.

  24) Melakukan kajian-kajian untuk pengembangan sistem proteksi dan pengukuran.

  25) Membantu peningkatan SDM yang menangani sistem proteksi dan pengukuran.

  26) Menyusun pedoman manajemen APP, dan penyegelan APP. 27) Membuat laporan sesuai bidang tugasnya.

  4) Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan

  Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari penjualan tenaga listrik, pengembangan pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan dan transaksi pembelian tenaga listrik yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan, serta ketersediaan standar pelaksanaan kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana.

  Rincian tugas pokok sebagai berikut: 1) Menyusun rencana pelaksanaan DSM dan SSM. 2)

  Menyusun kebijakan dan pengawasan pelaksanaan manajemen sistem baca meter.

  3) Menyusun kebijakan dan pengawasan pelaksanaan bisnis proses pembuatan rekening.

  4) Menyusun, mengevaluasi dan konsolidasi tingkat mutu pelayanan. 5) Mengendalikan SPJBTL pelanggan besar. 6) Membuat pedoman pembuatan / pemeliharaan DIL dan UMTL/UJL. 7) Mengendalikan pelaksanaan bisnis proses TUL. 8) Merencanakan dan mengendalikan manajemen P2TL. 9)

  Menyusun dan melakukan pengendalian pelaksanaan bisnis proses sistem informasi pelanggan.

  10) Mengawasi pelaksanaan bisnis proses pelaksanaan bisnis proses penagihan.

  11) Menyusun kebijakan dan pengawasan pelaksanaan bisnis proses pengawasan kredit.

  12) Mengevaluasi BPP per titik transaksi. 13) Mengevaluasi komponen biaya yang mempengaruhi BPP. 14) Menyusun mekanisme transfer energi (transfer pricing). 15) Menyusun kontrak jual beli dengan pemasok energi. 16)

  Menyusun kebijakan, pengelolaan dan pengawasan manajemen kwh meter transaksi digital.

  17) Mengendalikan tata kelola PJU dan PPJ. 18) Menyusun kebijakan, pengelolaan dan pangawasan call centre. 19)

  Menyusun kebijakan dan pengawasan pemanfaatan asset perusahaaan 20)

  Mengkaji dan mengusulkan konsep pengembangan Revenue Protection .

  21) Mengkaji kelayakan pemanfaatan aset perusahaan dan pengembangannya.

  22) Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

  a.

  Sub Bidang Strategi Pemasaran Rincian tugas pokok sebagai berikut:

  a) Menyusun rancangan kebijakan dan strategi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan.

  b) Menyusun dan mengendalikan anggaran rutin investasi perluasan jaringan.

  c) d) Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

  e) Menyusun segmentasi pelanggan.

  f) Menyusun rencana penjualan energi dan pendapatan.

  g) Melaksanakan survei kepuasan pelanggan.

  h) Menyusun strategi peningkatan pelayanan pelanggan.

i) Menyusun standar dan produk pelayanan.

  j) Menyusun dan mengevaluasi tingkat mutu pelayanan. k) Membuat pedoman SPJBTL untuk pelanggan. l) Mengevaluasi perkembangan Captive Power. m) Menghitung biaya subtitusi tenaga listrik pada sisi konsumen. n) Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

5) Bidang Keuangan

  Bertanggung jawab atas penyelanggaraan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik, pengelolaan pajak dan asuransi yang efektif serta penyajian laporan keuangan dan akuntansi yang akurat dan tepat waktu.

  a.

  Sub Bidang Anggaran Rincian tugas pokok sebagai berikut:

  a) Menyusun RKAP bersama bidang lain.

  b) Menyusun cash budgeting untuk seluruh aktivitias (Cash in Cash out )

  c) Menetapkan dan melaksanakan pengendalian SKKO dan SKKI.

  d) Memantau realisasi cash budgeting (anggaran tunai).

  e) f) Memantau dan mengendalikan cash in dan cash out.

  g) Memantau dan mengendalikan anggaran investasi dan operasi dengan memperhatikan persediaan material.

  h) Mengevaluasi perubahan alokasi pos anggaran.

i) Mengevaluasi dan mengajukan revisi anggaran.

  j) Mengevaluasi resiko yang timbul dari suatu aktivitas (Risk Management ). k) Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

  b.

  Sub Bidang Keuangan

  a) Mengajukan permintaan dropping anggaran tunai ke PLN Pusat.

  b) Membuat perencanaan aliran kas pembiayaan AO / AI.

  c) Melaksanakan dropping kas pembiayaan ke unit (imprest).

  d) Meneliti kelengkapan dokumen pendukung pembayaran.

  e) Melaksanakan pembayaran atas transaksi sesuai batas kewenangan yang diberikan.

  f) Melaksanakan rekonsiliasi kas, bank imprest.

  g) Melaksanakan pengendalian kas pembiayaan unit.

  h) Melakukan pemungutan dan penyetoran pajak.

i) Melakukan rekonsiliasi piutang pegawai.

  j) Melakukan rekonsiliasi hutang usaha. k) Memantau dan mengendalikan biaya operasional PPJ. l) Mengandalikan arus kas pendapatan. m) Memantau dan mengevaluasi Revenue Protection. n) Memonitor dan mengeavaluasi pelaksanaan transfer otomatis bank receipt . o)

  Melakukan rekonsiliasi penerimaan pendapatan dengan laporan akuntansi. p) Melakukan rekonsiliasi kas, bank pendapatan. q) Membuat laporan dibidangnya. r)

  Melakukan pengadministrasian asuransi dan perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku. s)

  Melaksanakan pelaporan kepada kantor pajak sesuai ketentuan yang berlaku. t)

  Mengkoordinasikan dengan bagian/bidang terkait tentang perlakuan perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku. u) Melaksanakan sosialisasi ketentuan perpajakan kepada unit-unit. v) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan perpajakan di unit-unit. w) Membuat laporan sesuai bidang.

  c.

  Sub Bidang Akuntansi Rincian tugas pokok sebagai berikut:

  a) Menyusun laporan keuangan bulanan, triwulan, semester, dan tahunan.

  b) Menyusun laporan keuangan konsolidasi bulanan, triwulan,semester, dan tahunan.

  c) Menyajikan data laporan proyek selesai ke departemen (APBN).

  d) Melaksanakan sub administrasi persesiaan material dan utang usaha.

  e) Melaksanakan rekonsiliasi utang piutang termasuk iuran pensiun.

  f) g) Menyusun biaya perolehan pokok (BPP) per titik transaksi dan atau per fungsi.

h) Melaksanakan pembinaan tata kelola akuntansi unit.

i) Melakukan analisa dan evaluasi laporan keuangan unit-unit.

  j) Melakukan inventarisasi aset (AT, PDP, persediaan. k)

  Menyusun dan mengkaji pengembangan aplikasi sistem informasi akuntansi termasuk sistem akuntansi manajemen.

6) Bidang Sumber Daya Manusia dan Umum

  Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan manajemen SDM berbasis kompetensi, pengembangan organisasi, evaluasi tingkat organisasi unit, perencanaan tenaga kerja, dan anggaran kepegawaian, pengelolaan data dan administrasi kepegawaian serta hubungan industrial.

  a.

  Sub Bidang Pengembangan dan SDM Rincian tugas pokok sebagai berikut: • Mengelola pola pengembangan karir pegawai.

  • Mengidentifikasi kebutuhan diklat untuk pengembangan kompetensi pegawai, merencanakan dan melaksanakan diklat pegawai.
  • Mengelola proses pelaksanaan penilaian kinerja individu (pegawai) melalui penilaian oleh komite appraisal.
  • Mengevaluasi rencana suksesi jabatan.
  • Mengidentifikasi kompetensi pegawai.
  • Menyusun kebutuhan kompetensi jabatan.

  • Merencanakan sertifikasi kompetensi, mengelola administrasi dan pelaporan sertifikasi.
  • Mengevaluasi efektivitas organisasi.
  • Mengevaluasi tingkat unit organisasi.
  • Menyusun rencana pengembangan organisasi.
  • Menyusun formasi jabatan sesuai kebutuhan dan efektivitas organisasi.

  Menyusun kebutuhan tenaga kerja.

  • Menyusun uraian jabatan bersama bidang terkait.
  • Menyusun rencana kerja anggaran biaya pegawai.
  • Mengelola penerimaan pegawai baru.
  • Mengelola pelaksanaan PSG, PKL.
  • Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

  b.

  Sub Bidang Administrasi SDM Rincian tugas pokok sebagai berikut:

  • Memelihara kesesuaian peraturan internal terhadap ketentuan ketenagakerjaan.
  • Mengelola administrasi penghasilan pegawai dan pensiunan.
  • Mengelola administrasi kesejahteraan dan kesehatan pegawai & pensiunan.
  • Membuat perhitungan pajak penghasilan pegawai dan pensiunan.
  • Mengelola pelaksanaan outsourcing.
  • Memeliharafile/dosier pegawai sesuai sistem informasi kepegawaian.
  • Mengevaluasi dan mengusulkan penyempurnaan PKB.
  • Mengelola administrasi pelaksanaan TP2DP di Kantor Induk dan Unit Pelaksana.
  • Membuat laporan perpajakan dan penyelesaian ke KPP.
  • Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.
  • Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan kearsipan.
  • Mengevaluasi kebutuhan fasilitas dan sarana kantor serta rumah jabatan.
  • Membuat standarisasi sarana pelayanan cabang, ranting/rayon dan payment point .
  • Mengendalikan pengamanan dan kebersihan fasilitas kantor dan instalasi.
  • Mengawasi pelaksanaanoutsourcing SATPAM dan cleaning service.
  • Melaksanakan kegiatan dan pelaporan K3.
  • Mengendalikan pemakaian telepon, listrik, air, ATK, dan kendaraan dinas.
  • Membina pelaksanaan TLSK.
  • Menyediakan kebutuhan ATK dan fasilitas.
  • Membuat standar HPS material peralatan kantor.
  • Mengevaluasi dan melakukan pembayaran Pajak dan Asuransi atas sarana yang dimiliki.
  • Mengelola kegiatan protokoler.
  • Melaksanakan inventarisasi / pendataan aset tanah dan bangunan.
  • Mengelola pemeliharaan gedung, fasilitas, sarana dan prasarana

  • Menyusun kebijakan administrasi.
  • Membuat laporan sesuai bidang tugasnya.

7) Audit Internal

  Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit internal sesuai program kerja pemeriksaan tahunan dan pemantauan tindak lanjut hasil temuan, pembinaan dan penyempurnaan sistem manajemen dan operasional untuk mendukung terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik.

  Rincian tugas pokok sebagai berikut:

  • Menyusun program kerja pemeriksaan tahunan sesuai program kerja perusahaan.
  • Melaksanakan audit internal yang meliputi audit keuangan, teknik, manajemen dan SDM.
  • Memberikan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses manajemen dan operasional.
  • Memonitor tindak lanjut temuan hasil audit internal.
  • Menyusun laporan manajemen sesuai bidang tugas.

A. Laporan Keuangan Perusahaan

  Laporan Keuangan (financial statement) adalah menggambarkan informasi prestasi mengenai keuangan pada masa lalu dan dapat memberikan petunjuk untuk menetapkan kebijakan (policy) pada masa yang akan datang. Penyusunan laporan keuangan pada PT. PLN (Persero) sudah dilakukan yaitu neraca dan laba-rugi. Periode buku ini seperti pada umumnya, yaitu berjalan untuk periode satu tahun.

  Adapun laporan keuangan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara untuk 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut:

  • 1,820,277,918
  • 2,007,246,199

  Piutang Usaha (netto) 62,906,307 95,798,344 728,709,240 Persediaan (netto) 162,471,854 189,207,119 98,850,137

  KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Uang Jaminan Langganan 283,291,856 282,294,975 369,683,710

  PENDAPATAN DITANGGUHKAN 567,044,983 703,447,555 852,504,466

  6,449,441,347 6,379,256,247 - 2,225,633,770

  4,687,438,914 AKUN ANTAR SATUAN ADMINISTRASI

  4,326,128,486

  4,687,438,914 Saldo Laba -

  EKUITAS - 4,326,128,486

  TOTAL AKTIVA 3,097,782,215 3,288,420,662 4,015,491,252 EKUITAS DAN KEWAJIBAN

  Pendek) 13,140,714 10,422,644 15,287,425

  Uang Muka Pajak 84,546 - Piutang Lainnya (jk. Pendek) 2,740,629 1,440,121 3,433,313 Biaya yg Dibayar Dimuka (jk.

  AKTIVA LANCAR 285,183,084 297,005,078 846,283,363 Kas dan Setara Kas 43,923,580 52,304 3,248

  DANA PELUNASAN OBLIGASI - - - AKTIVA PAJAK TANGGUHAN - - -

  Panjang) 3,039,822 - 4,572,690

  Piutang Lainnya (jk. Panjang) 10,371,250 12,186,749 6,687,715 Biaya yg Dibayar Dimuka (jk.

  AKTIVA LAINNYA 13,411,072 12,186,749 11,260,405 Aktiva Tidak Beroperasi - - -

  PEKERJAAN DALAM PELAKSANAAN 98,354,022 26,357,665 53,427,719

  Akumulasi Penyusutan - 1,638,709,711

  AKTIVA TETAP (Netto) 2,700,834,037 2,952,871,170 3,104,519,765 Aktiva Tetap (Bruto) 4,339,543,748 4,773,149,088 5,111,765,964

  Uraian 2011 2012 2013 Aktiva

Tabel 2.1 PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara NERACA

  • 4,326,128,486
  • 4,326,128,486

  Kewajiban Jangka Panjang Lainnya

Utang Usaha 60,687,071 105,526,767 80,760,452 Utang Dana Pensiun 35,443 142,514 75,681

  Utang Pajak 2,405,194 3,378,149 13,345,194 Utang Lain-Lain 44,069,184 48,679,649 92,311,965

  Biaya yang Harus Dibayar 16,935,624 91,823,292 145,004,639 TOTAL PASSIVA 3,097,782,215 3,288,420,662 4,015,491,252

  Sumber: www.pln.co.id (tahun 2013) dan Data Statistik 2013 PT. PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA

LAPORAN LABA RUGI

  Pendapatan Lain-lain 12,976,604 3,755,967 890,953 Susbsidi Pemerintah 4,310,534,888 4,536,367,588 16,770,214,287

  Biaya Operasi Lainnya 178,312,914 158,574,244 175,713,728 LABA & RUGI OPERASI -3,088,394,071 -4,340,337,326 4,659,849,190

  Kepegawaian 233,244,632 332,132,010 339,981,518 Biaya Penyusutan 169,688,908 178,637,588 185,536,676

  Material 77,247,498 113,942,164 105,686,326 Jasa Borongan 149,949,409 170,331,885 182,830,076

  Bahan Bakar & Pelumas 208,265,165 35,718,819 296,496,588 Pemeliharaan 227,196,907 284,274,049 288,516,402

  Sewa Pembangkit 44,458,734

  BIAYA OPERASI (Rp.) 12,508,462,370 14,478,853,383 18,822,297,290 Pembelian Tenaga Listrik 11,491,753,845 13,489,516,674 17,491,593,645

Tabel 2.2 PT.PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA

  Penjualan 5,054,322,938 5,546,414,280 6,651,700,739 Pendapatan BP 42,233,869 51,978,222 59,340,501

  12.47 Rata-rata Penjualan (Rp / kWh) 702.57 710.23 840.15 PENDAPATAN OPERASI (Rp.) 9,420,068,299 10,138,516,057 23,482,146,480

  8.11

  10.07

  Susut Jaringan (%)

  Pemakain Sendiri (MWh) 1,077 1,103 804 Mwh Jual 7,194,040 7,809,320 7,917,238

  Riau 140,606 220,944 146,682 Kirim ke Cabang (MWh ) 119,608 388,380 747,049

  Energi Siap Jual (MWh) 8,288,998 8,920,873 9,213,433 Mwh Transfer Price ke Wil NAD &

  Produksi Sendiri 9,991 15,298 11,951 Diterima dari Unit lain (Transfers) 7,987,040 8,906,677 9,949,027

  Uraian 2011 2012 2013 Energi Loko Sentral (Bruto) (MWh) 8,290,075 8,921,976 9,960,978

  PEND. (BEBAN) DI LUAR OPERASI

  • 62,017,366 14,208,840 27,589,724 Pendapatan 975,984 81,009,176

  Beban Lain-lain & Luar Biasa -11,846,095 -16,875,339 11,095,877 Beban Selisih Kurs -335,039 -23,484,867 -5,340,843

  LABA ( RUGI) BERSIH -3,150,411,437 -4,326,128,486 4,687,438,914 Sumber:tahun 2013) dan Data Statistik PT. PLN (Persero)

  Beban Pinjaman -28,457,073 86,198,293 -41,943,033 Beban Pensiun -22,355,142 -31,629,248 -17,231,453

WILAYAH SUMATERA UTARA

B. Pengertian dan Jenis Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja

  Menurut Ambarwati (2010:112), menyatakan bahwa Modal kerja adalah modal yang seharusnya tetap ada dalam perusahaan sehingga operasional perusahaan menjadi lebih lancar serta tujuan akhir perusahaan untuk menghasilkan laba akan tercapai. Adapun modal kerja itu dapat diperoleh dari modal sendiri ataupun pinjaman dari bank.

  Menurut Kasmir (2011:250), menyatakan bahwa Modal kerja yang digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalm aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.

  Modal kerja adalah modal yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek.

  Modal kerja juga dapat diartikan seluruh aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar yang dinamakan modal kerja bersih, yang setelah itu modal kerja tersebut dialokasikan sebagai investasi perusahaan. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja adalah modal yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek.

  Modal kerja dibagi menjadi beberapa konsep, dalam artian dalam suatu neraca perusahaan, konsep modal kerja dibagi-bagi lagi.

  Menurut Ambarwati (2010:114), bahwa ada tiga konsep modal kerja, yaitu: a)

  Konsep Kuantitatif Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva lancar,dimana aktiva lancar tersebut dalam satu perputaran dapat kembali ke bentuk semula dalam waktu jangka pendek, sehingga disebut modal kerja bruto (gross working capital) karena tidak memperhatikan utang jangka pendeknya. Misalnya kas, efek, piutang, dan persediaan.

  b) Konsep Kualitatif

  Modal kerja dalam konsep ini adalah semua elemen aktiva lancar dikurangi seluruh utang jangka pendek yang harus dibayar perusahaan atau bagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menunggu likuiditas, maka dari itu konsep ini disebut dengan modal kerja netto (net working capital).

  c) Konsep Fungsional

  Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan perusahaan dalam mencapai laba. Misalnya kas, piutang dagang, persediaan barang dagangan, penyusutan mesin, penyusutan bangunan dan gedung. Sedangkan efek, baru menjadi modal kerja jika sudah terjual.

2. Jenis-jenis Modal Kerja

  Mengenai jenis-jenis modal kerja, Ambarwati (2010:112), modal kerja dibedakan menjadi dua, yaitu:

  a. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)

  Modal kerja permanen adalah modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Permanent working capital dapat dibedakan menjadi:

  a) Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)

  Yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

  b) Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)

  Yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. Pengertian normal disini adalah dalam artian dinamis.

  b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

  Modal kerja variable adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara lain:

  1. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.

  2. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) Yaitu modal kerja yang berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konyungtur.

3. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)

  Yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).

C. Unsur-unsur Modal Kerja

  Unsur-unsur modal kerja antara lain terdiri dari:

  1) Kas Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas.

  Perusahaan memegang kas untuk memenuhi kebutuhan transaksi, berjaga- jaga dan spekulatif untuk likuiditas. Kas juga sangat berguna untuk mendapatkan kesempatan usaha yang sekali-sekali dijumpai oleh perusahaan sehingga memerlukan kas untuk menghadapi keadaan darurat.

  2) Piutang Semua perusahaan mempunyai sifat dalam menjual barang ataupun jasa.

  Walaupun sebahagian penjualan ini secara tunai, sebahagian besar melibatkan kredit. Jika penjualan kredit, ia meningkatkan piutang dagang perusahaan, yang sekaligus menambah laba usaha. Walaupun perusahaan harus mengandung sebuah resiko. Masalah yang umum dihadapi oleh perusahaan adalah sering terjadi penagihan piutang yang telah jatuh tempo tidak selalu tertagih seluruhnya, dan jika keadaan ini berlangsung dalam jangka lama maka modal perusahaan akan semakin kecil.

  3) Persediaan

  Setiap perusahaan dagang atau perusahaan industri perlu mengadakan persediaan untuk menjamin kelangsungan perusahaan. Kategori umum persediaan termasuk persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses produksi untuk dijual dalam kegiatan bisnis perusahaan biasa.

  Pentingnya manajemen persediaan bagi perusahaan tergantung pada besarnya investasi persediaan.

  4) Surat-surat Berharga

  Kelebihan danayang dimiliki oleh perusahaan dapat dipergunakan untuk membeli surat-surat berharga. Surat-surat berharga adalah bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan. Biasanya surat-surat berharga itu mudah dipindah tangankan, oleh sebab itu dapat diperbandingkan.

D. Kebijakan Modal Kerja

  Beberapa kebijakan perusahaan yang diambil dapat mempengaruhi tingkat modal kerja baik permanen maupun variabel. Jika perusahaan mengubah kebijakan kredit net 20 menjadi net 50, maka tambahan dana permanen mungkin tertarik pada piutang. Jika perusahaan mengubah kebijaksanaan produksi mungkin akan mempengaruhi kebutuhan persediaan. Kebijakan- kebijakan perusahaan dalam mengelola modal kerja dimaksudkan untuk mencapai 3 (tiga) tujuan, yaitu :

  1. Likuiditas yang Cukup

  Tujuan yang paling penting dalam mengelola modal kerja adalah untuk mencapailikuiditas sedemikian rupa sehingga perusahaan dapat menjalankan kegiatan perusahaan sehari-hari.

  2. Meminimalkan Resiko

  Didalam pemilihan terhadap sumber-sumber dana untuk membelanjai modal kerja, utang dagang dan utang-utang jangka pendek lainnya memerlukan biaya yang relatif lebih rendah dibandingkan sumber dana yang lain. Dengan demikian manajemen harus dapat menjamin bahwa kewajiban-kewajiban jangka pendek ini tidak menjadi berlebihan dan berusaha meminimumkan resiko atau ketidakmampuan membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek atau segera harus dipenuhi.

  3. Memperbesar Nilai Perusahaan

  Perusahaan mempunyai tujuan yang sama didalam mengelola modal kerja maupun aktiva-aktiva lainnya, yaitu berusaha untuk memaksimumkan nilai sekarang atas saham biasa dan nilai perusahaan.

E. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja 1. Sumber Modal Kerja

  Kebutuhan akan modal kerja harus disediakan perusahaan dalam bentuk apapun. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan sumber-sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang tersedia.

  Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari: a) Modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa laporan perhitungan laba dari usaha perusahaan, dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan maka laba tersebut akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan.

  b) Kentungan dari Penjualan Surat-surat Berharga (Investasi Jangka Pendek).

  Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek (Markettable Securities atau Efek) adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan surat berharga yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah menjadi modal kerja, sebaliknya apabila dalam penjualan tersebut terjadi kerugian maka akan menyebabkan berkurangnya modal kerja.

  c) Penjualan Aktiva Lancar

  Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan tersebut.

  d) Penjualan Saham atau Obligasi

  Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya. Disamping itu perusahaan dapat juga mengeluarkan obligasi atau bentuk utang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan utang dalam bentuk obligasi ini harus disesuaikan dengan kebuuhan perusahaan.

2. Penggunaan Modal Kerja

  Penggunaan modal kerja menyebabkan perubahan pada bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, namun penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti oleh berubahnya atau penurunan jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan.

  Penggunaan modal kerja suatu perusahaan meliputi:

  a) Bertambahnya Aktiva Tetap

  Bertambahnya aktiva tetap dapat terjadi karena adanya pembelian aktiva dan pembelian aktiva tetap merupakan penggunaan modal kerja.

  b) Berkurangnya Hutang Jangka Panjang

Dokumen yang terkait

An Analysis Of Codes Used By Students Of Department Of English University Of Sumatera Utara

0 0 11

An Analysis Of Codes Used By Students Of Department Of English University Of Sumatera Utara

0 0 7

An Analysis Of Codes Used By Students Of Department Of English University Of Sumatera Utara

0 0 14

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Tenaga Kerja Terdidik Pada Dunia Perbankan (Studi Kasus : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Unit di Kota Kabanjahe)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Tenaga Kerja Terdidik Pada Dunia Perbankan (Studi Kasus : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Unit di Kota Kabanjahe)

0 1 10

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Tenaga Kerja Terdidik Pada Dunia Perbankan (Studi Kasus : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Unit di Kota Kabanjahe)

0 0 10

1. No. Responden: 2. Nama : 3. Umur : 4. Kelas : - Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

0 0 22

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

0 1 16

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

0 1 10

Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

0 0 14